Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Ada berbagai faktor resiko yang meningkatkan kejadian beratnya penyakit dan
kematian karena pneumonia. Yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk resiko
besar), polusi udara dan tingginya prevalensi kolonisasi bakteri pathogen
nasofaring. Selain itu orang yang mudah terkena pneumonia yaitu peminum
alcohol, perokok, diabetes mellitus, penderita gagal jantung, PPOK, Gangguan
system kekebalan. Untuk mencegah efek samping dan resiko lain yang timbul
karena penggunaan obat maka harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pneumonia?
2. Bagaimana Anatomi dan Fisiologi Paru Paru?
3. Apa saja etiologi dari pneumonia?
4. Apa saja tanda dan gejala pneumonia?
5. Bagaimana pathway dari penyakit pneumonia?
6. Bagaimana pemeriksaan Penunjang dari penyakit pneumonia?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit pneumonia?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit pneumonia?
9. Bagaimana pencegahan dari penyakit pneumonia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pneumonia.
2. Mengetahui Anatomi dan Fisiologi Paru Paru.
3. Mengetahui Apa saja etiologi dari pneumonia?
4. Mengetahui Apa saja tanda dan gejala pneumonia?
5. Mengetahui Bagaimana pathway dari penyakit pneumonia?
6. Mengetahui Bagaimana pemeriksaan Penunjang dari penyakit pneumonia?
7. Mengetahui Apa saja komplikasi dari penyakit pneumonia?
8. Mengetahui Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit pneumonia?
9. Mengetahui Bagaimana pencegahan dari penyakit pneumonia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari satu infeksi saluran pernafasan bawah akut, dengan gejala batuk
disertai sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, fungi
(microplasma) dan aspirasi substansi asing berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis
(Nursalam, 2015). Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu
peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan pertukaran gas setempat (Sudoyo, 2015). Pneumonia adalah
penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), dengan
gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat. Penyakit ini
mempunyai tingkat kematian yang tinggi (Kusuma, 2016).
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan dan jaringan intersittel. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan
pneuomonia antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain
adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GER, dan aspirasi
(Daud Dasril, 2013). Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
biasanya terjadi apada anak-anak tetapi terjadi lebih sering pada bayi dan awal
masa kanak-kanak dan secara klinis penumonia dapat terjadi sebagai penyakit
primer atau komplikasi dari penyakit lain (Hockenberry dan Wilson, 2009 dalam
Seyawati Ari, 2018).
2.3 Etiologi
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan sering disebabkan oleh
streptoccus pneumonia, melalui selang infuse oleh staphylococcus aureus
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P. aeruginosa dan enterobacter. Dan
masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan
penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotic yang tidak tepat.
Setelah masuk ke paru-paru organism bermultiplikasi dan, jika telah
berhasil mengalahkan organisme pertahanan paru terjadi pneumonia. Selain diatas
penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu :
1. Bacteria : diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus
hemolyticus, streptococcus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium
tuberkolusis, bacillus freidlander.
2. Virus : respiratory syncytial virus, adeno virus, v.sitomegalitik,
v.influenza.
3. Mycoplasma pneumonia
4. Jamur : hitplasma capsulatem, Cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, ciccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
5. Aspirasi : makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,
benda asing.
6. Pneumonia hipostatik.
7. Sindrom loeffler.
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
2.7 Penatalaksanaan
Oksigen 1-2L/menit
IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCL 10 mEq/ 500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikaqn suhu dan statud dehidrasi
Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan dan jaringan intersittel. Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan
pneuomonia antara lain virus dan bakteri. Beberapa faktor yang dapat
meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lain
adalah defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, GER, dan aspirasi
Etiologi dari pneumonia paling umum ditemukan adalah disebabkan
karena bakteri streptococcus.Dan yang lebih banyak terserang resiko pneumonia
adalah orang tua, anak-anak karena banyak sekali orang tua yang terdapat riwayat
merokok.
3.2 Saran