Anda di halaman 1dari 4

Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut American College of Cardiology (ACC) / American Heart


Ascociation ( AHA ) 2018 :

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-129 <80
Hipertensi stadium I 130-139 80-89
Hipertensi stadium II >140 >90
Hipertensi stadium III >180 >120

Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee ( JNC ) VIII

Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Optimal < 120 dan < 80

Normal < 130 dan < 85

Normal tinggi 130 – 139 atau 85 - 89

Hipertensi tingkat 1 140 – 159 atau 90 - 99

Hipertensi tingkat 2 160 – 179 atau 100 – 109

Hipertensi derajat 3 ≥ 180 atau ≥ 110

TARGET TEKANAN DARAH

POPULASI TARGET TEKANAN DARAH

< 60 Tahun < 140 / 90 mmHg

>60 tahun < 150/90 mmHg

CKD < 140 / 90 mmHg

Diabetes < 140 / 90 mmHg


Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :

 Hipertensi Essensialatau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)


 Hipertensi SekunderPenyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh
darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme) dll.

Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran darah minimal 2 kali dengan
jarak 1 minggu.

Terdapat dua Faktor Risiko Hipertensi yaitu, 


Faktor Risiko yang tidak dapat diubah
 Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara lain :
 Umur
 Jenis Kelamin
 Genetik

Faktor Risiko yang dapat diubah


 Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :
 Merokok
 Diet rendah serat
 Dislipidemia
 Konsumsi garam berlebih
 Kurang aktivitas fisik
 Stres
 Berat badan berlebih/ kegemukan
 Konsumsi alkohol
Faktor risiko ini bisa dikendalikan dengan melakukan langkah CERDIK, yaitu:

 Cek kesehatan berkala


 Enyahkan asap rokok
 Rajin beraktivitas fisik dan berolahraga minimal 30 menit per hari
 Diet yang sehat dan seimbang
 Istirahat cukup
 Kelola stres

Hipertensi sering disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita
tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah
terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.
Komplikasi :

 Serangan jantung : hipertensi menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding


pembuluh darah arteri ( atherosklerosis ) yang dapat menurunkan aliran darah dan
oksigen ke jantung, sehingga terjadi nyeri dada, serangan jantung , dan gagal jantung
( CHF )
 Stroke : hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah otak melemah dan melebar
yang akan berakibat terjadinya aneurisma dan jika aneurisma tersebut pecah akan
menimbulkan stroke perdarahan. Seperti pada pembuluh darah jantung, hipertensi
juga dapat menyebabkan atherosclerosis pada pembuluh darah yang menyuplai darah
dan oksigen ke otak, sehingga otak mengalami kekurangan oksigen dan
menimbulkan stroke iskemik
 Gangguan ginjal : akibat dari aterosklerosis pembuluh darah ginjal

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) / Diet Pada Hipertensi


Bahan Makanan yang diperbolehkan :
Bahan makanan segar seperti : beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir.Kacang-
kacangan dan hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kolo, tempe, tahu
tawar, oncom.Minyak goreng, margarine tanpa garam, sayuran dan buah-buahan segarBumbu
seperti : bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, salam, sereh, dll

Cara Memasak yang dianjurkan :


Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau margarine yang tidak
mengandung natrium (garam). untuk memperbaiki rasa masakan yang tawar, dapat digunakan
bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, gula, cuka, kunyit, daun salam, dan
asam.Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus atau memanggang juga dapat meninggikan /
menambah rasa masakan sehingga tidak terasa tawar.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengontrol hipertensi , faktor resiko dan komplikasi
yang terjadi akibat hipertensi :

1. Elektrokardiografi : dapat melihat irama jantung, tanda-tanda aterosklerosis dan


iskemik pembuluh darah jantung, pembesaran jantung akibat hipertensi kronis
2. Medical check up dan pemeriksaan profil lipid ( kolesterol total, kolesterol LDL,
kolesterol HDL, Trigliserida )
3. Treadmill untuk menilai tanda-tanda aterosklerosis pembuluh darah koroner dan
tanda-tanda iskemik jantung
4. Echocardiografi untuk menilai fungsi pompa jantung
5. Kateterisasi Jantung untuk menilai aterosklerosis pembuluh koroner dan
penanganannya
6. CT Scan kepala dan MRI untuk memeriksa stroke perdarahan dan stroke iskemik

Anda mungkin juga menyukai