Laporan Akhir 3 Farmakokinetika Obat Pada Fenomena Inhibisi Enzim
Laporan Akhir 3 Farmakokinetika Obat Pada Fenomena Inhibisi Enzim
DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
3. Inhibisi non-kompetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama
substrat berikatan dengan enzim.
4. Inhibisi campuran
Inhibisis jenis ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, kecuali
kompleks EIS memiliki aktivitas enzimatik residual.
Secara sederhana keempat jenis inhibisi tersebut dapat dirangkum dalam
skema sederhana seperti berikut :
Dev
Dimana dDb/dt adalah perubahan jumlah obat dalam tubuh setiap saat,
Dab adalah jumlah obat di tempat absorbsi, ka dan k berturut-turut adalah tetapan
kecepatan absorbsi dan eleminasi (orde-pertama) obat dari tubuh. Selanjutnya
dengan rekayasa matematis, dari persamaan diturunkan rumus baru yang
digunakan untuk menerangkan perubahan konsentrasi obat di dalam tubuh sebagai
fungsi waktu :
Ct = -
VD =
1.2.2 Model Kompartemen Dua Pemberian Oral
Pada model kompartemen dua pemberian oral, obat mengalami fase distribusi
dan fase post-distribution. Dapat dilihat pada gambar 4.
[AUC] =
Metode Langsung:
b. VD(Volume Distribusi)
Merupakan parameter yang berkaitan dengan konsentrasi plasma
dengan jumlah obat jumlah obat dalam tubuh. Untuk obat yang dianggap
mengikuti model kompartemen dua terbuka, dapat digunakan persamaan :
VD intravena =
VD oral dan intramuskular =
c. Bioavailabilitas
Merupakan pengukuran laju dan jumlah obat yang diabsorbsi dari
suatu produk obat dan tersedia pada site aksi. Availabilitas absolute adalah
availabilitas sistemik suatu obat setelah pemakaian ekstravaskuler seperti
oral, rektal, maupun subkutan yang dibandingkan dengan dosis secara i.v.
Pengukuran dapat dilakukan selama VD dan k tidak bergantung pada rute
pemberian yang dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Availabilitas absolute = F =
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1.1 ALAT
Kalulator Scientific
Laptop
Kertas Semilogaritmik
Alat Tulis
Penggaris
2.1.2 BAHAN
Text Book
2.2 KASUS
Dalam jurnal yang berjudul “The Differential Effects of Steady-State
Fluvoxamine on the Pharmacokinetics of Olanzapine and Clozapine in Healthy
Volunteers” dilakukan sebuah penelitian, dimana dilakukan uji farmakokinetika
interaksi antara clozapine dan fluvoxamine secara in vivo. Penelitian ini dilakukan
terhadap pasien yang sehat, laki-laki 26 tahun dengan berat badan 63,1kg.
Dilakukannya monitoring dosis antara pemberian secara tunggal clozapine dengan
dosis 10mg/hari. Dan monitoring konsentrasi juga dilakukan terhadap pasien sehat
yang diberikan clozapine 10mg/hari dan 100mg/hari fluvoxamine secara oral.
Dimana hasil profil konsentrasi clozapine diberikan secara tunggal dan ketika
diberikan secara kombinasi dapat dilihat dalam kurva berikut : (Chuan-Yue Wang.
Et al, 2004).
Gambar 5. Profil konsentrasi Clozapine tunggal dan kombinasi
Berdasarkan data sekunder yaitu konsentrasi plasma dan waktu yang dapat
diambil pada kurva tersebut, dapat dilakukan penentuan persamaan
farmakokinetika dengan melakukan fitting dengan software scientis. Dilihat dari
kurva profil konsentrasi, nilai Tmax clozapine tunggal dan Tmax clozapine
kombinasi dengan fluvoxamine tidak memiliki perbedaan waktu yang signifikan
sehingga dapat diasumsikan bahwa konstanta laju absorbsi (Ka) tidak memiliki
perbedaan nilai yang signifikan, oleh karena itu pada saat Fitting Variabel Ka, dan
Dosis di fix. Adapun hasil fitting yang diperoleh, adalah sebagai berikut :
Tentukan :
1. Persamaan farmakokinetik masing-masing data tersebut!
2. Parameter farmakokinetika apa saja yang mengalami perubahan?
3. Jelaskan makna perubahan masing-masing parameter tersebut!
B.e(-β.t) – C.e(-Ka.t).
10. Dan tentukan parameter farmakokinetikanya dan hitung persentase
perubahan tiap parameter antara pemberian clozapin tunggal dengan
pemberian clozapin kombinasi dengan fluvoxamine.
BAB III
3.1.1 Diketahui:
Waktu (Cp)
(t) µg/ml
0 0
0.5 6.3
1 16.45
1.5 22.21
2 22.3
3 21.5
12 14.6
18 11.25
22 10.06
55 4.45
78 3.35
3.1.2 Ditanya:
3.1.3 Jawab:
Sehingga diperoleh konstanta laju eleminasi yaitu: y = 14,92 e-0.02x maka nilai
tetapan laju eleminasi (ke) pemberian clozapine tunggal diperoleh 0,02/jam.
Buat kurva absorbsi dengan memplot data waktu dan data cp residual (kuning)
sehingga diperoleh kurva sebagai berikut :
Sehingga diperoleh konstanta laju absorpsi yaitu: y = 17,53 e-2.10x maka nilai
tetapan laju absorpsi (ka) pemberian clozapine tunggal diperoleh 2,10/jam.
c. Persamaan Farmakokinetika
Dari hasil pembuatan kurva yang diperoleh didapatkan persamaan
farmakokinetik yaitu y = 14,92e-0.02x - 17,53e-2.10x
d. Waktu paruh eliminasi
T eliminasi =
T eliminasi =
e. Dosis clozapine = 10 mg
f. (F) fraksi obat terabsorbsi = 0,5
g. Volume distribusi
Volume distribusi =
Volume distribusi =
Tmax = log
Tmax = log
j. Klirens (Cl)
Cl =
Cl =
Cl = 0,00603 mg/jam
AUC =
Waktu (Cp)
(t) µg/ml cp terminal c1 residual absorpsi Auc
0 0 14.92 14.92 17.53 1.575
0.5 6.3 14.77154352 8.47154352 6.134408742 5.6875
1 16.45 14.62456421 1.825435794 2.146661187 9.665
1.5 22.21 14.47904736 7.730952639 0.751197784 11.1275
2 22.3 14.33497843 7.965021568 0.262872462 21.9
3 21.5 14.05112684 7.448873159 0.032190423 162.45
12 14.6 11.73648769 2.863512313 1.99325E-10 77.55
18 11.25 10.40933078 0.840669215 6.72126E-16 42.62
22 10.06 9.609023403 0.450976597 1.51139E-19 239.415
55 4.45 4.966436569 0.516436569 1.20996E-49 89.7
78 3.35 3.135230182 0.214769818 1.27746E-70 -130.65
auc total 661.69
auc 0-tak hingga 829.19
3.2.1 Diketahui:
Waktu
(t) (CP)
0 0
0.5 13.48
1 22.001
2 28.888
5 29.766
6 23.14
12 18.24
24 16.12
48 12.77
72 10.56
120 6.9978
3.2.2 Ditanya:
3.2.3 Jawab:
Sehingga diperoleh konstanta laju eleminasi yaitu: y = 19,18 e-0.008x maka nilai
tetapan laju eleminasi (ke) pemberian clozapine kombinasi dengan fluvoxamine
diperoleh 0,008/jam.
Waktu
(t) (CP) cp terminal c1 residual
0 0 19.18 -19.18
0.5 13.48 19.10343324 -5.62343324
1 22.001 19.02717213 2.973827873
2 28.888 18.875562 10.012438
5 29.766 18.42794144 11.33805856
6 23.14 18.28110604 4.858893964
12 18.24 17.42433983 0.815660172
24 16.12 15.82938574 0.290614262
48 12.77 13.06410077 -0.29410077
72 10.56 10.7818921 -0.2218921
120 6.9978 7.343885553 -0.34608555
Kemudian buat kurva distribusi dengan memplot data waktu dan data cp 1
residual (ungu) sehingga diperoleh kurva sebagai berikut :
Sehingga diperoleh konstanta laju distribusi yaitu: y = 51,46 e -0.34x maka nilai
tetapan laju distribusi (kd) pemberian clozapine kombinasi dengan fluvoxamine
diperoleh 0,34/jam.
Sehingga diperoleh konstanta laju absorpsi yaitu: y = 70,46 e -0.34x maka nilai
tetapan laju absorpsi (ka) pemberian clozapine kombinasi dengan fluvoxamine
diperoleh 0,34/jam.
T eliminasi =
T eliminasi =
T eliminasi = 86,625 jam
Vd =
Vd =
Vd = 0,51971 ml
i. Waktu maksimum
Tmax = log
Tmax = log
j. Klirens
Cl =
Cl =
Cl = 0,00416 mg/jam
AUC =
l. Konsentrasi maksimum
Cp = 19.18e-0,008x + 51,46e-0,348x – 70,79e-0.750x
m. AUC IV
AUC intravena =
AUC intravena =
n. fraksi kombinasi
F kombinasi =
F kombinasi =
F kombinasi = 1,45031
o. kenaikan F
kenaikan F = fraksi kombinasi – fraksi clozapin tunggal
kenaikan F = 1,45031 - 0,5
kenaikan F = 0,95031
p. % kenaikan F
% kenaikan F = (kenaikan F / fraksi clozapine tunggal ) x 100%
% kenaikan F = (190.063/0,5) x 100%
% kenaikan F = 190, 063
BAB IV
PEMBAHASAN
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa enzim berperan dalam proses
biokimia dalam tubuh sebagai katalisator. Kerja enzim dapat dipengaruhi oleh
proses induksi dan inhibisi. Induksi berarti peningkatan sistem enzim metabolisme
pada tingkat transkripsi sehingga terjadi peningkatan kecepatan metabolisme obat
yang menjadi substrat enzim yang bersangkutan. Peningkatan aktivitas enzim
metabolisme obat-obat tertentu atau proses induksi enzim mempercepat proses
metabolisme dan menurunkan kadar obat bebas dalam plasma sehingga efek
farmakologis obat menurun dan masa kerjanya menjadi lebih singkat. Inhibisi
enzim merupakan suatu proses penonaktifan enzim oleh suatu molekul yang
disebut dengan inhibitor. Inhibitor merupakan senyawa yang dapat menghambat
kerja enzim dengan mencegah sisi aktif untuk tidak bekerja. Penghambatan enzim
metabolism kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama
suatu senyawa yang menghambat kerja enzim-enzim metabolisme dapat
meningkatkan intensitas efek obat memperpanjang masa kerja obat dan
kemungkinan juga meningkatkan efek samping dan toksisitas. Inhibisi enzim
menyebabkan berkurangnya metabolisme obat pada fase farmakokinetika,
sehingga obat terakumulasi di dalam tubuh. Jalur metabolisme yang paling sering
dihambat adalah fase I oksidasi oleh isoenzim sitokrom P450.
Pada praktikum ini menggunakan kombinasi clozapine dan fluvoxamine,
dimana kedua obat ini memiliki interaksi yaitu fluvoxamine oral akan
meningkatkan efek clozapine oral dengan mengubah metabolisme obat (Rx list).
Metabolisme obat yang dimaksud dalam hal ini adalah administrasi fluvoxamine
untuk pasien yang menerima terapi clozapine dapat meningkatkan konsentrasi
serum steady-state dari clozapine. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Olesen
dan Linnet, 2000), mereka melakukan penelitian in vitro untuk mengungkapkan
mekanisme dibalik interaksi ini secara klinis. Dalam persiapan mikrosom hati
manusia, fluvoxamine menunjukkan penghambatan ini tergantung konsentrasi
dari clozapine N-demetilasi. Fluvoxamine jauh kurang efektif sebagai inhibitor
clozapine N-oksidasi. Fluvoxamine juga menghambat aktivitas sitokrom P450
(CYP) isoform sebelumnya fluvoxamine mampu mengkatalis demethylation dari
clozapine. Fluvoxamine menghambat CYP1A2 dan 2C19 dengan afinitas tinggi.
Dengan kata lain fluvoxamin menghambat aktivitas konsentrasi dari clozapine N-
demetilasi, sehingga metabolisme dari clozapin ini menjadi lambat dan clozapine
semakin lama berada di dalam tubuh. Fluvoxamine tidak terjadi penghambatan
signifikan pada clozapine N-oksidasi ini karena variabilitas antar individu besar
kuantitas berbagai isoform CYP di jaringan hati dan tidak mungkin untuk
memprediksi peningkatan fluvoxamine-diinduksi dalam konsentrasi plasma dari
clozapine dari seorang pasien.
AUC merupakan parameter yang penting sebagai ukuran yang
menggambarkan jumlah obat di dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan dengan
efek farmakologi suatu obat, sedangkan F menyatakan fraksi terabsorpsi atau
bioavailabilitas (ketersediaan hayati), yaitu sejumlah bahan aktif obat yang
mampu masuk ke sirkulasi darah atau site effect, dimana pada pemberian obat oral
juga diperhitungkan konstanta absorpsi, konstanta distribusi, konstanta eliminasi,
volume distribusi, konsentrasi plasma sampai mencapai kadarnya yang maksimal
dalam hitungan waktu tertentu, serta nilai clearance (diartikan sebagai
pembersihan obat dari volume darah pada pplasma atau serum per satuan waktu).
Bila dikaitkan dengan inhibisi enzim, maka berdasarkan parameter
farmakokinetika tersebut dapat dianalisa bahwa inhibisi enzim terjadi pada fase
distribusi dan eliminasi dimana terjadi perubahan kerja enzim yang diganggu oleh
fluvoxamine sebagai inhibitor pada reseptor enzim yang memetabolisme
clozapine terkait kedua fase tersebut, sehingga terjadi peningkatan kadar
clozapine dalam darah serta waktu yang dibutuhkan untuk clozapine
didistribusikan serta dieliminasi mengalami perpanjangan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan praktikum farmakokinetika terkait studi pengaruh inhibisi
enzim yang kali ini disebabkan akibat interaksi obat, yaitu kombinasi clozapine
dengan fluvoxamine, yang pada dasarnya bertujuan agar dapat membandingkan
pengaruh inhibisi enzim pada pemberian kombinasi clozapine dan fluvoxamine
dengan pemberian clozapine tunggal, serta agar mahasiswa dapat
mempertimbangkan rekomendasi terapi pengobatan pada pasien dengan kasus
interaksi obat yang menyebabkan inhibisi enzim. Berdasarkan hal-hal terkait
inhibisi enzim maka penggunaan kombinasi clozapine dan fluvoxamine bila
dibandingkan dengan penggunaan clozapine tunggal ternyata menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap kadar clozapine dalam plasma karena pengaruh
inhibisi enzim CYP450 oleh fluvoxamine, terutama pada fase distribusi dan
eliminasi obat clozapine. Peningkatan konsentrasi clozapine pada darah atau
plasma sangat berpengaruh terhadap batas minimum efek toksik clozapine,
sehingga interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat
meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi
terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit.
DAFTAR PUSTAKA
Stockley, I.H. (2008). Stockley’s Drug Interaction. Edisi kedelapan. Great Britain:
Pharmaceutical Press. Halaman 1-9.