Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKHLAK MAHMUDAH DAN MADZMUMAH


KEPADA ALLAH SWT (ROJA’)

DISUSUN OLEH:

Dhimas Setya Nugraha (212400274)

Rizki Nurina Aflah (212400296)

Nur Annisa Ariyanti (212300151)

PRODI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Akhlak Mahmudah Dan Madzmumah Kepada Allah SWT (Roja)” ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pemikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Studi
Agama Islam. Selain itu, pembuatan makalah ini bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.

Selama proses penyusunan dan hasil yang disajikan dalam bentuk makalah ini, penulis
menyadari bahwa masih banyak kesalahan. Tidak ada manusia yang sempurna, karena itu penulis
senantiasa memohon maaf kepada pembaca apabila masih menemukan kesalahan dalam penulisan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………..….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..………...iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………….……..……....1


B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………….…………...……1
C. TUJUAN…………………………………………………………….………………..…..2
D. MANFAAT…………………………………………………………….……………..…..2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. APA PENGERTIAN SIFAT ROJA’?................................................................................4


B. APA SAJA DALIL-DALIL MENGENAI SIFAT ROJA’?...............................................4
C. APA SAJA CIRI-CIRI ORANG YANG MEMPUNYAI SIFAT ROJA’?........................6
D. BAGAIMANA PERILAKU ROJA’ DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI?..............6

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………..….…7
B. SARAN………………………………………………………………………...………….7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..8
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia menjalani beberapa proses perjalanan kehidupan. Perjalanan pertamanya
adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya dibangkitkan untuk hidup kembali,
dan kemudian sesudahnya adalah perhitungan amal (hisab). Kelak ada manusia yang
beruntung dan tempat kembalinya adalah syurga, tetapi ada pula manusai yang merugi
sehingga tempatnya adalah neraka. Mereka yang beriman dan beramal shalehlah yang
mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkan bekal untuk
hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai amal
shaleh akan membawa keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat.
Apalagi jika ditambah dengan perilaku terpuji seperti raja’ (menunjukkan sikap
mengharap keridhaan Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu
mengendalikan diri. Bab ini secara khusus akan membahas sifat terpuji Raja’ yang berarti
mengharap ridha Allah SWT. Raja’ termasuk akhlak yang terpuji yaitu suatu akhlak yang
dapat berguna untuk mempertebal iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Sebagai seorang yang beriman tentunya mengharapkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Supaya harapan tersebut dapat tercapai maka harus menjalankan perintah Allah
SWT dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.dan tidak lupa untuk berdo’a. Dalam
surat Al Mukmin (40) ayat 60 dikatakan: Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Q.S. Al Mukmin (40) : 60).

B. Rumusan Masalah
E. Apa pengertian sifat roja’?
F. Apa saja dalil-dalil mengenai sifat roja’?
G. Apa saja ciri-ciri orang yang mempunyai sifat roja’?
H. Bagaimana perilaku roja’ dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar tetap bersemangat dalam ketaatan. Sebab berbuat baik itu berat dan setan
senantiasa mencegahnya. Meski berat, tapi buah dari ketaatan sangat luar biasa; penuh
rahmat dan surga-Nya Allah.
2. Supaya ada proteksi diri. Terutama dari keterjerembaban kemaksiatan dan dosa.
Contoh, nafsu tidak ada kata berhenti dalam menjerumuskan kita. Oleh karena itu, kita
harus membuat nafsu menjadi takut. Seorang ahli hikmah berkata, “Suatu ketika nafsu
mengajak berbuat maksiat, lalu ia keluar dan berguling- guling di atas pasir yang panas
seraya berkata kepada nafsunya, “Rasakanlah! Neraka jahanam itu lebih panas dari
pada yang anda rasakan ini.”
3. Agar tetap tenang dengan berbagai kesulitan hidupnya. Ketika orang benar-benar
menyukai sesuatu, tentu ia sanggup memikul beban beratnya. Bahkan merasa senang
dengan keadaan sulitnya itu. Seperti orang yang mengambil madu di sarang lebah, ia
tidak akan pedulikan sengatan lebah itu, karena ingat akan manisnya madu. Begitu pula
orang-orang yang tekun beribadah, mereka akan berjibaku apabila ia teringat surga
yang indah dengan berbagai kenikmatannya; kecantikan bidadaribidadarinya,
kemegahan istananya, kelezatan makanan dan minumannya, keindahan pakaian dan
keelokan perhiasannya dan semua yang disediakan Allah di dalamnya.
4. Agar tidak ujub atau berbangga diri dan sombong. Sekalipun kita sedang dalam zona
taat, kita harus selalu waspada terhadap nafsu. Perasaan paling suci, paling bersih dan
paling taat adalah di antara siasat halus nafsu. Karena itulah nafsu harus tetap dipaksa
dan dihinakan tentang apa yang ada padanya, kejahatannya, dosa-dosa dan berbagai
macam bahayanya. “Jangan engkau merasa paling suci, karena Aku tahu siapa yang
paling bertakwa.” (QS an-Najm, 53: 32).

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
a. Memperoleh keridhoan Allah SWT
b. Terhindar dari perbuatan dosa
c. Mendekatkan diri pada Allah SWT
d. Memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
e. Tidak mudah berputus asa
f. Menjadikan dirinya tenang, aman, dan tidak merasa takut pada siapapun kecuali
Allah SWT
g. Dapat meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan padanya
h. Menghilangkan rasa hasud, dengki dan sombong
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sifat Roja’

Secara Bahasa roja’ berarti mengharap dan pengharapan. Sedangkan menurut istilah roja’
merupakan sikap yang penuh keyakinan bahwa Allah-lah tempat segala harapan yang akan
memberikan rahmat dan karunia yang paling baik. Raja’ termasuk dalam kategori akhlak
mahmudah atau akhlak terpuji karena raja’ dapat berguna untuk mempertebal iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Sifat raja’ akan membangkitkan sikap optimisme dan sikap tidak putus asa
yang akan mendorong setiap muslim untuk berserah diri kepada Allah SWT dengan alasan untuk
mengharap pertolongan, perlindungan rahmat dan ridho-Nya dalam menghadapi masalah-masalah
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan harus disertai dengan ikhtiar, doa dan tawakkal karena jika tidak disertai dengan
hal tersebut maka harapan itu akan terus menjadi khayalan atau angan angan. Jika hanya berikhtiar
tanpa doa, maka itu adalah orang yang sombong. Sedangkan jika hanya berdoa tanpa disertai
dengan ikhtiar, maka ia adalah orang yang pemalas. Jika ingin mengharap ridha, rahmat serta
pertolongan dari Allah swt maka kita harus mengimbanginya dengan melakukan shalat ataupun
ibadah-ibadah lainnya. Jika tidak tidak pernah melakukan hal tersebut maka jangan berharap untuk
bisa mendapatkannya.

Salah satu contoh perilaku Raja' adalah senantiasa mengharapkan pengampunan dari Allah,
senantiasa mengharapkan pahala dan kemuliaan dari Allah (bukan manusia), mengharapkan
kebahagiaan dunia dan akhirat, serta senantiasa mengharap rahmat dan ridho Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Pada umumnya, setiap harapkan haruslah dibekali dengan ikhtiar yang sesuai agar apa
yang diharapkan tercapai. Kalau seseorang hanya mengharap belaka tanpa disertai dengan usaha
atau ikhtiar, maka sama saja omong kosong.

2. Apa saja dalil-dalil mengenai sifat roja’?

Dalil Raja’ (berharap) dalam Ibadah yaitu firman Allah:


a) QS al-Baqarah, 2: 218

ٰٰۤ ُ
‫ّٰللاُ َفوُ ْو رر َّر ِح ْي ر‬
‫ّٰللاِ ََوو ه‬
‫ولىِٕكَ َي ْر ُج ْونَ َرحْ َمتَ ه‬ ‫ّٰللاِ ۙ ا‬ َ ‫ا َِّن الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َوالَّ ِذيْنَ هَا َج ُر ْوا َو َجا َهد ُْوا ِف ْي‬
‫س ِب ْي ِل ه‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad
dijalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.

b) QS al-Ahzâb/33: 21,

‫ّٰللاَ َك ِثي ًْر َوا‬ ٰ ْ ‫ّٰللاَ َو ْاليَ ْو َم‬


‫اْل ِخ َر َوذَك ََر ه‬ ‫سنَةر ِلِّ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا ه‬
َ ‫ّٰللاِ اُس َْوة ر َح‬ ُ ‫قَدْ َكانَ لَ ُك ْ فِ ْي َر‬
‫س ْو ِل ه‬

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah

c) Al- isra ,17:57

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di
antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan
takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti.”

d) Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda :
Allah berfirman ,” aku bergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku dab Aku akan
bersamanya ketika ia mengiat-Ku “(Mutafaq ‘alaih)

e) Sabda Rasulullah saw.:


Apabila ia berprasangka buruk maka keburukan baginya, adalah indikasi bahwa tuntutan
dalam hadits tersebut bersifat pasti. Artinya perintah untuk senantiasa berharap kepada
Allah dan berbaik sangka kepada-Nya pada ayat-ayat dan hadits-hadits di atas adalah
tuntutan yang bersifat wajib.

3. Apa saja ciri-ciri orang yang mempunyai sifat roja’?


a. Optimis dan tidak pernah putus asa
b. Dinamis, berusaha untuk memperbaiki diri
c. Berpikir kritis, maju dan positif
d. Mengenali kelebihan dan kekurangan dalam diri sendiri
e. Mengawali sesuatu dengan niat karena Allah swt
f. Siap menghadapi resiko yang akan terjadi
g. Sikap pantang menyerah dalam mennghadapi cobaan
h. Selalu bertawakal dan bersyukur kepada Allah swt.

4. Bagaimana perilaku roja’ dalam kehidupan sehari-hari?


a. Melaksanakan ibadah dan membantu orang lain tanpa pamrih semata-mata untuk
mengharap ridho Allah swt
b. Memohon ampun atas segala dosa hanya kepada Allah swt
c. Senantiasa mengharapkan pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah swt
d. Senantiasa mengharapkan keberkahan, ketenangan dan ketentraman hidup dari
Allah swt
e. Senantiasa mengharapkan rahmat dan kasih saying kepada Allah swt
f. Bersedekah dengan mengharap ridha Allah swt
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ketika seseorang ingin mendapatkan sifat Raja' atau ingin selalu mendapatkan
rahmat dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka ia harus rajin dan disiplin dalam
mengerjakan ibadah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik yang telah ditetapkan
dalam Al-Qur'an maupun hadis. Dalam kitab Al Hikam, Raja' merupakan salah satu
kehendak yang harus diikuti dengan amal perbuatan, karena apabila tidak demikian, maka
hal tersebut hanya sebuah angan-angan belaka. Raja' akan memberikan daya hidup bagi
seorang hamba dengan memiliki keinginan positif untuk melaksanakan suatu ibadah
khusus atau ibadah umum.

B. Saran
Kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi di dalam
pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.abusyuja.com/2021/09/pengertian-sifat-raja-dalam-islam.html
http://shentiald.blogspot.com/2013/10/makalah-agama-perilaku-terpuji-
roja.html?m=1
http://karyacombirayang.blogspot.com/2015/10/makalah-akidah-ahlaq-
tentang-raja.html?m=1
https://kanalati.wordpress.com/2014/05/23/akhlak-terpuji-khauf-raja-tauhid-
ikhlas-taubat-dan-tawadhu/
https://www.sodikin.id/2021/05/pengertian-dan-dalil-roja.html
https://www.markombur.com/2021/12/soal-dan-jawaban-hakikat-mencintai-
allah-swt-khauf-raja.html?m=1
https://www.tebardakwah.com/2019/12/macam-macam-roja.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai