Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI....................................................................................................

i
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Identitas Mitra............................................................................................ 1
1.2 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.3 Permasalahan Mitra................................................................................... 3
1.4 Solusi yang ditawarkan.............................................................................. 3
1.5 Mata Kuliah Konversi............................................................................... 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA............................. 4
2.1 Kondisi Sosial Budaya............................................................................... 4
2.2 Kondisi Ekonomi....................................................................................... 4
2.3 Kondisi Bentang Alam dan Potensi Sumber Daya Alam.......................... 5
BAB 3. METODE PELAKSANA.................................................................... 5
3.1 Penetapan base-line kegiatan berdasarkan kondisi riil dari mitra............. 5
3.2 Langkah-langkah mengukur permasalahan atau kebutuhan mitra............ 6
3.3 Langkah-langkah strategis untuk merealisasikan kegiatan........................ 8
3.4 Rancangan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil kegiatan................. 8
3.5 Solusi yang akan menjadi inti dari kegiatan yang diusulkan..................... 8
3.6 Peran dan atau kontribusi pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat
membantu kegiatan pengabdian................................................................ 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................ 9
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan.......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10
LAMPIRAN..................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping................ 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan..................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas......... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana............................................... 21
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra.................. 22
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Program, dengan google maps
yang menunjukkan jarak dengan kampus.................................... 23

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Identitas Mitra
Berdasarkan penelusuran dan diskusi yang telah dilakukan kepada calon mitra
identitas yang diperoleh sebagai berikut:
Nama kelompok : Karang Taruna Assamaturuang
Waktu Pendirian : 4 Februari 2022
Pimpinan Mitra : Muh. Ardyanto M.
Bidang Kegiatan : Sosial Kemasyarakatan
Jumlah anggota : 85 orang
Alamat : Desa Pasiang, Kec. Matakali, Kab. Polman, Sulawesi Barat

Gambar 1. Struktur Karang Taruna Assamaturuang


1.2 Latar belakang
Permasalahan sosial merupakan salah satu isu yang dapat dikaitkan dengan
keberadaan sumber daya alam yang dimiliki suatu wilayah. Sehingga dibutuhkan
kelompok masyarakat yang mampu berperan dalam mengatasi dan memberikan
solusi terhadap permasalahan tersebut melalui pendekatan sosial, budaya dan
kearifan lokal. Karang taruna merupakan salah satu kelompok atau lembaga yang
dibentuk pada suatu wilayah desa untuk membantu pemerintah dan stakeholder
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di wilayah tersebut. Menurut
Saneba H. dkk (2021). Melalui karang taruna berbagai macam kegiatan kreativitas
dapat disalurkan termasuk berperilaku positif ke dalam diri pemuda yang ada di
tengah-tengah masyarakat. Di Desa Pasiang terdapat karang taruna yang baru
terbentuk pada awal tahun 2022, berdasarkan umur terbentuknya lembaga
tersebut masih tergolong sangat muda. Sehingga pengalaman dan pengetahuan,
kelompok ini masih sangat membutuhkan pendampingan dan masukan/saran dari
berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari focus group discussion (FGD),
saat ini permasalahan yang menjadi perhatian di Desa Pasiang adalah maraknya
minuman lokal beralkohol (tuak). Keberadaan minuman ini bukan hanya
disebabkan oleh banyaknya potensi tanaman aren tetapi juga diakibatkan hadirnya
trend dikalangan pemuda menjadikan minuman tersebut sebagai minuman energi.
2

Mengkonsumsi minuman tuak dalam volume banyak dan berkepanjangan dapat


menurunkan konsentrasi dan tingkat kesadaran yang bisa menimbulkan tindakan-
tindakan kriminal sehingga merugikan diri sendiri dan orang lain.

Gambar 2. Focus group discussion (FGD) dengan karang taruna assamaturuang


Pada prinsipnya upaya menyeru dan mengajak masyarakat dalam melakukan
suatu hal/kegiatan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Melakukan penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dapat
dilakukan dengan tatap muka secara langsung dapat pula dilakukan secara tidak
langsung. Dewasa ini kesulitan melakukan penyuluhan secara langsung dimana
kita akan terbatas ruang dan waktu, sehingga dengan memanfaatkan teknologi
informasi di Era sekarang ini maka dapat dilakukan penyuluhan dan sosialisasi
secara tidak langsung dengan memanfaatkan sosial media yang ada. Beberapa
informasi yang telah diperoleh hasil focus group discussion (FGD) dengan mitra
sangat sulit mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dan
pelatihan karena aktivitas yang berbeda-beda sehingga sulit menyatukan waktu
luang yang sama, ditambah lagi di masa pandemi Covid 19 ini masyarakat
cenderung takut untuk berkumpul.
Kegiatan observasi yang dilakukan memberikan informasi keberadaan
tanaman aren yang cukup melimpah, dimana dalam setiap areal perkebunan yang
dikelolah petani terdapat 5-10 tanaman aren yang sebagian diantaranya sudah
berproduksi. Selain itu aksesbilitas menuju ke lahan perkebunan relatif mudah.
Hal ini menggambarkan sumberdaya nira aren yang sangat potensial dan akan
menjadi bom waktu terhadap kaum pemuda di Desa Pasiang jika sebagian besar
niranya dikelola menjadi minuman lokal beralkohol (tuak).
3

Gambar 3. Observasi keberadaan tanaman aren


Berdasarkan hal tersebut, maka melalui kegiatan PKM-PM ini akan
melakukan peningkatan kapasitas karang taruna Assamaturuang melalui kegiatan
pelatihan untuk menjawab permasalahan maraknya minuman tuak yang
dikonsumsi pada pemuda Desa Pasiang melalui pendekatan teknologi informasi
media sosial.
1.3 Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan karang taruna assamaturuang
maka dapat diidentifikasi permasalahan yang dihadapi mitra sebagai berikut:
1. Mulai banyaknya minuman lokal beralkohol (tuak) yang dikonsumsi oleh
masyarakat Desa Pasiang, khususnya oleh para pemuda. Hal ini kemudian akan
mengancam masa depan generasi muda yang ada disana. Karang taruna
Assamaturuang yang baru terbentuk di Desa Pasiang dihadapkan pada problem
yang harus mengambil peran sehingga sangat membutuhkan peningkatan
kapasitas dalam melaksanakan perannya di tengah masyarakat.
2. Pada kondisi saat ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
penyalagunaan minuman tuak ini sangat sulit dilakukan melalui kegiatan
penyuluhan dan pelatihan secara luring dan mengumpulkan orang banyak
karena padatnya aktivitas warga dan sulitnya mencocokkan waktu yang sama,
ditambah lagi masa pandemi Covid 19 yang belum berakhir yang menyarankan
kita untuk tidak berkumpul dalam kapasitas besar serta menjaga jarak.
1.4 Solusi yang ditawarkan
Berdasarkan permasalahan dan kondisi faktual mitra maka melalui PKM-PM ini
solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan mitra sebagai berikut:
1. Melakukan pelatihan pembuatan konten video edukasi kepada karang taruna
Assamaturuang secara luring dengan peserta maksimal 5 orang (sesuai
protokol kesehatan)
2. Melakukan pelatihan pengolahan nira aren menjadi produk rendah kadar
alkohol kepada 5 orang anggota karang taruna yang kemudian pelatihan
tersebut dikemas dalam bentuk video tutorial sehingga masyarakat lain dapat
menonton, menyimak dan mengikuti proses pengolahan nira aren tersebut
melalui media sosial.
4

3. Melakukan pendampingan penyusunan rencana kerja kaitanya dengan


keberlanjutan penyampaian informasi terkait teknik pengolahan dan arahan
tidak mengkonsumsi minuman tuak.
1.5 Mata Kuliah Konversi
Berdasarkan integrasi kegiatan MBKM maka kegiatan PKM-PM ini dapat
dikonversi pada daftar mata kuliah berikut;
Tabel 1. Daftar mata kuliah yang dapat dikonversi
No Mata Kuliah SKS Prodi
1 Pengelolaan ekstrak hasil hutan 3 Kehutanan
2 Hukum Ekonomi 2 Hukum
3 Algoritma dan struktur data 3 Teknik Informatika
Kehutanan/ hukum/
4 Kokurikuler 1
Teknik Informatika
Kehutanan/ hukum/
5 Skripsi 6
Teknik Informatika

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA


2.1 Kondisi Sosial Budaya
Desa Pasiang merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Matakali
yang memiliki jumlah penduduk yang cukup sedikit jika dibandingkan dengan
Desa-desa lainnya yang dimana data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Polewali
Mandar kepadatan penduduk yang ada di Desa Pasiang hanya mencapai 206 jiwa
per kilometer persegi sehingga menjadikan Desa Pasiang sebagai desa dengan
jumlah penduduk paling sedikit yang ada di Kecamatan Matakali. Mayoritas
penduduk di Desa Pasiang adalah pemeluk agama islam yang dimana berjumlah
sebanyak 3.851 orang dan kristen protestan hanya sebanyak 487 orang (BPS,
2021). Dengan meningkatnya trend minuman tuak yang mempunyai kadar alkohol
yang cukup tinggi akan berpotensi mengganggu budaya toleransi sehingga perlu
dilakukan antisipasi jauh hari sebelumnya. Ini akan menjadi modal penting bagi
warga Desa Pasiang dalam mempertahankan dan menjaga keberagaman budaya
serta kesetaraan sosial bagi setiap warga Desa Pasiang.
2.2 Kondisi Ekonomi
Salah satu penunjang kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah atau daerah
adalah dimana setiap warga atau masyarakat memiliki mata pencaharian guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu mata pencaharian warga Desa
Pasiang adalah sebagai pekebun yang dimana luas lahan yang digunakan pekebun
berdasarkan data dari BPS Polewali Mandar adalah sebesar 615 Ha dan luas lahan
yang digunakan oleh petani padi hanya sebesar 150 Ha. Dengan lahan perkebunan
yang cukup luas tersebut dibuktikan dengan banyaknya warga Desa Pasiang yang
mengolah nira/tuak menjadi gula aren.
Gula aren merupakan pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan
bunga jantan pohon enau. Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala
5

jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon
dari keluarga palma, seperti kelapa, aren dan siwalan. Selain dari pohon enau,
gula aren juga bisa dibuat dari tandan bunga pohon kelapa.
2.3 Kondisi Bentang Alam dan Potensi Sumber Daya Alam
Berdasarkan sumber dari BPS Polewali Mandar secara geografis Desa
Pasiang adalah desa yang memiliki wilayah terluas di Kecamatan Matakali
dengan luas 23,66 km persegi yang memiliki ketinggian 15 meter dari permukaan
laut dengan jarak ke Ibu kota Kecamatan sejauh 3 km dan jarang ke Ibu kota
Kabupaten Polewali Mandar sejauh 5 km. Dengan wilayah yang cukup luas ini
tentu memiliki sumber daya alam yang cukup banyak. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya warga Desa Pasiang yang bermata pencaharian sebagai petani atau
pekebun.
Selain digunakan untuk pertanian atau perkebunan, juga digunakan sebagai
lahan kolam tambak dan tegalan. Lahan perkebunan juga dimanfaatkan oleh
warga Desa Pasiang sebagai lahan perkebunan pohon enau dimana hasil informasi
yang kami dapatkan dari karang taruna Assmaturuang Desa Pasiang terdapat
1.000 pohon enau. Dari hasil diskusi kami dengan karang taruna Assamaturuang
terdapat banyak sumber daya alam yang dapat dikelolah oleh warga Desa Pasiang,
seperti pohon kelapa yang dimanfaatkan oleh warga untuk dijadikan sebagai gula
aren juga dimanfaatkan oleh warga untuk dijadiakan sebagai usaha kopra. Kopra
merupakan daging buah kelapa yang dikeringkan yang kemudian dijadikan
sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa. Warga Desa Pasiang juga
memanfaatkan sumber daya yang banyak tersebut dimana terdapat warga yang
berprofesi sebagai pengrajin batu bata merah.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


3.1 Penetapan base-line kegiatan berdasarkan kondisi riil dari mitra
Berdasarkan hasil FGD jumlah masyarakat mitra karang taruna
Assamaturuang sebanyak 85 orang yang terdiri atas 51 laki-laki dan 34
perempuan. Secara umum tingkat pendidikan terakhir anggota karang taruna
didominasi tamatan SMA (34 orang) dan sebagian kecil berpendidikan sarjana (8
orang), kuliah (29 orang), dan masih berstatus siswa (14 orang). Pekerjaan mitra
juga tergolong variatif dimana status pekerjaan meliputi pelajar/mahasiswa, petani
dan wiraswasta. Berdasarkan jumlah, dan tingkat pendidikan memberi gambaran
kemudahan dalam mentransfer ilmu teknologi informasi kepada mitra.
Sumber daya alam yang dimiliki mitra didominasi hasil-hasil pertanian dan
perkebunan seperti kelapa, kakao, aren, rambutan, langsat, durian, kopi dan
tambak ikan tawar. Teridentifikasi sumberdaya tanaman perkebunan yang dikelola
petani didominasi kelapa dan aren. Dari kegiatan observasi tim PKM-PM
ditemukan tanaman aren banyak tumbuh di kebun-kebun masyarakat, jumlah
tanaman aren di setiap kebun warga hingga 10 pohon dengan jumlah yang
memproduksi nira rata-rata 4-5 pohon. Informasi yang diperoleh dari warga
6

petani aren, jumlah tanaman aren yang terdapat di Desa Pasiang berkisar 1.000
pohon. Hasil produksi nira aren sebanyak 20-50 liter per hari perpertani aren.
Karena jumlah aren yang cukup banyak potensinya sehingga untuk menghadirkan
produk olahan baru menjadi tantangan intelektual yang akan dilakukan oleh tim
PKM-PM.
Komoditi aren yang dihasilkan oleh pada petani di Desa Pasiang hanya gula
merah dan minuman tuak. Sejauh ini informasi yang diperoleh bahaya sedikitnya
komoditas dari tanaman aren ini karena masyarakat pada umumnya tidak
mengetahui cara mengolah nira menjadi produk selain gula merah dan tuak.
Tercatat produksi gula merah menurun dari 3 ton per minggu menjadi 1 ton per
minggu. Hal ini dikarenakan pasar gula merah yang kurang baik di masa pandemi
dan juga masyarakat mulai banyak yang tertarik menjual nira dalam bentuk tuak
karena mudah dan praktis.
Menurut Kepala Desa Pasiang dalam bincang-bincang tim PKM-PM bahawa
kasus perkelahian antara pemuda di Desa Pasiang meningkat akibat minuman
tuak, bahkan bukan Cuma di Desa Pasiang, para petani aren ini juga menjadi
produsen minuman tuak yang didistribusi ke luar Desa Pasiang. Hal ini memberi
gambaran bahwa dibutuhkan metode untuk menyadarkan masyarakat tentang
dampak buruk minuman tuak dan informasi tentang pengolahan nira aren menjadi
produk kreatif dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
3.2 Langkah-langkah mengukur permasalahan atau kebutuhan mitra
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan beberapa langkah-langkah atau
tahapan kegiatan untuk mengumpulkan informasi dan masalah yang dihadapi
mitra meliputi;
1. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi
masalah/problem yang dihadapi masyarakat Desa Pasiang saat ini. Wawancara
yang dilakukan menggunakan metode langsung. Menurut Mustari, M, Rahman,
M, T. (2012), bahwa wawancara langsung merupakan metode sederhana yang
dilakukan dengan tatap muka langsung kepada orang pemberi informasi yang
dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Melalui kegiatan wawancara pihak pemerintah Desa, Babinsa dan ketua
karang taruna yang dilakukan di kantor Desa Pasiang maka diperoleh beberapa
permasalahan yang karang hadapi karang taruna dalam menyerukan dampak
buruk minuman tuak dan mengajak pemuda Desa Pasiang untuk tidak
mengkonsumsi minuman tuak. Selain itu untuk memberikan alternatif olahan
produk nira aren kelompok karang taruna Assamaturuang bermaksud ingin
memperoleh pelatihan sehingga ilmu yang diperoleh dapat disebar luaskan kepada
masyarakat.
2. Focus group discussion (FGD)
Menindak lanjuti informasi dari hasil wawancara oleh tim PKM-PM
melakukan kegiatan Focus group discussion (FGD) dengan mengundang karang
7

taruna Assamaturuang untuk berdiskusi dan menggali informasi yang dibutuhkan


karang taruna sebagai mitra. Dalam pelaksanaannya kami mengundang 10
perwakilan karang taruna meliputi; ketua, sekretaris, 4 koordinator bidang, dan 3
anggota biasa. Menurut Paramita A, dan Lusi K, (2013), FGD adalah salah satu
teknik dalam mengumpulkan data kualitatif, dimana sekelompok orang berdiskusi
dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator mengenai suatu topik.
Jumlah peserta dalam kelompok cukup 7-10 orang, namun dapat diperbanyak
hingga 12 orang. FGD biasanya dilangsungkan selama 60-120 menit yang dapat
dilakukan beberapa kali dan biasanya tempat pelaksanaan FGD yang
memungkinkan partisipan dapat mengeluarkan pendapatnya secara bebas.
Berdasarkan kegiatan FGD diperoleh beberapa kondisi faktual karang taruna
serta permasalah yang dihadapi. Informasi yang diperoleh menunjukan bahwa
karang taruna saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan maraknya minuman
beralkohol (tuak) dari tanaman aren di kalangan pemuda yang ada di Desa
Pasiang. Sehingga karang taruna memiliki tanggung jawab untuk membantu
pemerintah Desa menyerukan dan mengajak masyarakat untuk menjauhi
minuman tuak. Namun karena karang taruna Assamaturuang baru terbentuk, serta
kopentensi yang dimiliki kelompok masih sangat kurang dalam hal metode
sosialisasi sehingga mereka sangat membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan
kapasitas kelompok dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan.
2. Observasi; kondisi lingkungan Desa Pasiang (tanaman aren)
Sebagai upaya validasi informasi yang dikumpulkan dari kegiatan wawancara
dan FGD maka tim PKM-PM melakukan kegiatan observasi lapangan melihat
kondisi keberadaan aren di Desa Pasiang. Menurut Hasanah. H (2017) Teknik-
teknik observasi sebuah metode pengumpulan data kualitatif observasi merupakan
salah satu kegiatan ilmiah yang bersifat empiris, faktual, dan didasarkan pada teks
yang sebenarnya. Dalam pengaplikasiannya, observasi dilakukan dengan metode
kunjungan dan pengamatan langsung terhadap aktivitas petani aren meliputi cara
pemanenan, pengolahan serta pemasaran. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke
kebun-kebun masyarakat untuk melihat keberadaan tanaman aren.
Informasi yang dari kegiatan observasi menunjukan potensi tanaman aren di
kebun-kebun masyarakat yang cukup banyak keberadaannya, tumbuh dalam spot
wilayah dan hidup soliter, selain itu jarak tempuh masyarakat ke wilayah tanaman
aren yang tidak terlalu jauh. Proses panen dilakukan sangat sederhana begitu pula
dengan proses pembuatan gula merah. Selain itu nira aren juga banyak diolah
menjadi minuman tuak yang siap untuk dipasarkan.
3.3 Langkah-langkah strategis untuk merealisasikan kegiatan
Langkah-langkah strategis yang ditempuh tim PKM-PM dalam melaksanakan
kegiatan ini meliputi;
1. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan mitra berkenan dengan
persiapan kegiatan baik itu dalam bentuk surat izin atau surat rekomendasi.
2. Menyiapkan alat dan bahan kegiatan
8

3. Melakukan pelatihan sebanyak 2 kali dengan pertimbangan jarak waktu


pelatihan maksimal 2 minggu yang didahului koordinasi dengan waktu
peserta perwakilan karang taruna.
4. Melakukan pendampingan penyusunan rencana kerja karang taruna
5. Membagikan video konten edukasi dan tutorial pengolahan minuman isotonik
dan gula semut ke anggota karang taruna dan masyarakat melalui jejaring
media sosial.
6. Melakukan monitoring kegiatan sesuai dengan panduan pelaksanaan PKM-
PM.
7. Melakukan evaluasi kegiatan sesuai dengan panduan pelaksanaan PKM-PM.
3.4 Rancangan untuk mengukur dan mengevaluasi hasil kegiatan
Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan 3 metode meliputi;
1. Mengadakan pre test dan post tes pada setiap kegiatan pelatihan
2. Pengamatan dan penilaian kesesuaian prosedur yang telah dilatihkan melalui
demontrasi pembuatan video dan produk olahan nira oleh peserta pelatihan
3. Kuisioner kepada penyimak video konten dan tutorial yang dibuat peserta
pelatihan
3.5 Solusi yang akan menjadi inti dari kegiatan yang diusulkan
Berdasarkan kondisi umum mitra dan permasalahan yang dihadapi mitra maka tim
PKM-PM menawarkan solusi untuk meningkatkan kapasitas SDM karang taruna
Assamaturuang melalui pelatihan dan kegiatan pendampingan meliputi;
1. Pelatihan pembuatan video konten edukasi
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan karang taruna membuat
video edukasi untuk kegiatan penyuluhan yang bermanfaat menyeru kepada
masyarakat pentingnya menjaga generasi muda dari minuman tuak yang
memabukkan. Menurut Siwi, F, dan Puspaningtyas,F,D, (2020) video konten
merupakan media yang digunakan pembelajaran guna memudahkan dalam
memahami materi dan juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Pembuatan
video konten juga dinilai sebagai media pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan pola kreatif dan kognitif.
2. Pelatihan pengolahan nira menjadi produk olahan rendah alkohol
Pelatihan pengolahan nira aren ini bertujuan untuk memberi alternatif produk
yang dihasilkan masyarakat yang dapat meningkatan pendapatan. Pelatihan ini
akan dikemas dalam bentuk video sehingga nantinya dapat dijadikan video
tutorial menjadi solusi terhadap upaya menekan produktivitas minuman tuak dan
menggantikannya menjadi produk minuman rendah alkohol dan produk lain yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk gula semut sendiri baik untuk dilakukan
pelatihannya karena tergolong produk kreatif untuk masyarakat. Menurut Irundu
D, dan Makmur (2020), bahwa pelatihan gula semut merupakan kegiatan yang
dapat meningkatkan keterampilan masyarakat menghasilkan produk dari tanaman
aren yang bernilai ekonomi tinggi.
3. Pendampingan penyusunan rencana kerja
9

Penyusunan rencana kerja dilakukan untuk tindak lanjut program PKM-PM


kedepannya. Karena karang taruna assamaturuang masih baru sehingga dokumen
rencana kerja lembaganya juga belum ada. Berdasarkan hal tersebut akan
dilakukan pendampingan penyusunan rencana kerja guna keberlanjutan manfaat
pelatihan yang telah diberikan. Terttiaavini, T., dkk (2021), Pada prinsipnya
rencana kerja bertujuan untuk memetakan kebutuhan masyarakat dan menentukan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan potensi Desa.
3.6 Peran dan atau kontribusi pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat
membantu kegiatan pengabdian.
Secara teknis pelaksanaan kegiatan melibatkan beberapa pihak antara lain :
1. Pemerintah desa yang dapat membantu memfasilitasi dan menjelaskan
kebijakan desa, fasilitasi sarana dan prasarana.
2. Babinsa dan bhabinkamtibmas dapat membantu dan berkontribusi pengarahan
dan pengaman kegiatan.
3. Tokoh masyarakat dan imam masjid berkontribusi saran dan masukan terkait
kearifan lokal serta budaya.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
.
Belmawa 3.279.000
1 Bahan Habis Pakai Perguruan tinggi 350.000
Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 480.000
2 Sewa dan Jasa Perguruan tinggi 350.000
Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 1.800.000
3 Transportasi Perguruan tinggi 0
Instansi Lain (jika ada) 0
Belmawa 250.000
4 Lain-lain Perguruan tinggi 100.000
Instansi Lain (jika ada) 0
Jumlah
Belmawa 5.809.000
Perguruan Tinggi 800.000
Rekap Sumber Dana
Instansi lain 0
Jumlah 6.609.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan Ke-
No Jenis Kegiatan Penanggung Jawab
1 2 3 4
1 Survei dan persiapan Ketua dan Semua Anggota
10

alat dan bahan


2 Pelatihan Pembuatan Ketua dan Anggota 1 dan
Konten Edukasi Anggota 2
3 Pelatihan Pembuatan
Produk Nira Aren Ketua dan Anggota 1 dan
Menjadi minuman Anggota 2
isotonic dan gula semut
4 Pendampingan
penyusunan rencana Anggota 3, Anggota 4 dan
kerja karang taruna Anggota 5
Assamaturuang
5 Monitoring kegiatan
Ketua dan Semua Anggota
(laporan kemajuan)
6 Evaluasi hasil kegiatan
Ketua dan Semua Anggota
(Laporan Akhir)

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Polewali Mandar.2021. Kecamatan Matakali
dalam angka 2021. BPS Kabupaten Polewali Mandar. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Polewali Mandar
Hasanah, H., 2017. Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode
pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), pp.21-
46.
Irundu, D. and Makmur, M., 2020. Pkm Bagi Kth Buttu Puang Di Desa Mirring,
Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat. Kommas: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2).
Mustari, M, Rahmat, T, M. 2012. Buku Ajar; Pengantar Metode Penelitian.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UIN Sunan Gunung Djati.
Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Paramita, A. and Kristiana, L., 2013. Teknik focus group discussion dalam
penelitian kualitatif. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 16(2), pp.117-
127.
Saneba, H., Katuuk, D. A., Rotty, V. N., & Lengkong, J. S. 2021. Manajemen
Organisasi Karang Taruna. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 10
(1), 138-142.
Siwi, F., & Puspaningtyas, N. D. (2020). Penerapan Media Pembembelajaran
Kognitif Dalam Materi Persamaan Garis Lurus Menggunakan Video Di
Era 4.0. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 1(1), 7-10.
Terttiaavini, T., Sofian, S. and Saputra, T.S., 2021. Pendampingan Penyusunan
Program Rencana Kerja Badan Usaha Milik Desa Dalam Rangka
Optimalisasi Potensi Desa Serijabo Ogan Ilir Sumatera Selatan. JM
(Jurnal Masyarakat).
11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping
12
13
14
15
16
17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


No Volum
. Jenis Pengeluaran e Harga Satuan Total (Rp)
Pembelian Alat dan Bahan Habis
1 Pakai
Baliho 2 150.000 300.000
Baterai 8 12.000 96.000
ID Card 10 10.000 100.000
Map Jinjing 10 15.000 150.000
Kertas HVS A4 4 50.000 200.000
Kertas Stiker 1 Dus 1 65.000 65.000
Kertas Flipchart 1 65.000 65.000
Bubuk Perasa Minuman (kg) 5 25.000 125.000
Lakban Hitam 1 30.000 30.000
Gunting 3 20.000 60.000
Tinta Print Hitam 2 170.000 340.000
Wajan 1 260.000 260.000
Sendok Kayu 2 20.000 40.000
Tinta Print Warna 2 250.000 500.000
Sampel Nira Aren 30 5.000 150.000
Kayu Bakar 10 15.000 150.000
Gas LPG 3kg 1 28.000 28.000
Plastik Kemasan (Standing Pouch) 5 50.000 250.000
Ayakan 3 25.000 75.000
Baskom 8 20.000 160.000
Jergen 5 15.000 75.000
Spidol Permanent 3 10.000 30.000
Pulpen 1 Box 1 25.000 25.000
Buku Tulis 1 Pack 1 40.000 40.000
Ban Bekas Mobil 2 50.000 100.000
Parang 1 175.000 175.000
Botol Kemasan 20 2.000 40.000
SUB TOTAL 3.629.000
2 Sewa dan Jasa
Sewa Timbangan 2 100.000 200.000
Sewa Tripod Kamera 2 120.000 240.000
Sewa Oven/Tanur Pengering 1 150.000 150.000
Sewa Stabilizer Kamera 2 120.000 240.000
SUB TOTAL 830.000
3 Transportasi
Perjalanan Ke Lokasi Pengabdian 6 300.000 1.800.000
SUB TOTAL 1.800.000
4 Lain-lain
Buku Pedoman Mitra 10 25.000 250.000
Alat Protokol Kesehatan 1 100.000 100.000
19

SUB TOTAL 350.000


GRAND TOTAL 6.609.000
GRAND TOTAL (Enam Juta Enam Ratus Sembilan Ribu Rupiah)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
1 Akbar Kehutanan Kehutanan 20 Berkordinasi
/A0218347 jam/minggu setiap anggota
kelompok
terkait
pelaksanaan
penyusunan
proposal PKM,
pelaksanaan
pengabdian
sampai
Evaluasi akhir
laporan.
2 Muh Hariyanto Kehutanan Kehutanan 18 Berkordinasi
H jam/minggu dengan ketua
/A0218306 kelompok dan
anggota tim
terkait survei,
pelatihan dan
obervasi,
Monitoring
laporan
kemajuan dan
Evaluasi
laporan akhir.
3 Irfan kamajaya Hukum Hukum 18 Berkordinasi
/I0119006 jam/minggu dengan ketua
kelompok dan
anggota tim
terkait survei,
pelatihan dan
obervasi,
Monitoring
Laporan
Kemajuan dan
Evaluasi
20

laporan akhir.
4 Syahril/ Hukum Hukum 18 Berkordinasi
I0119014 jam/minggu dengan ketua
kelompok dan
Anggota tim
terkait Analisis
Data,
Monitoring
laporan
kemajuan dan
Evaluasi
laporan Akhir.
5 Fitrah Dwi Teknik Teknik 18 Berkordinasi
Andira/ Informatik Informatik jam/minggu dengan ketua
D0221510 a a kelompok dan
Anggota tim
terkait Analisis
Data,
monitoring
Laporan
kemajuan dan
Evaluasi
laporan Akhir.
21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


22

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra


23

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Program, dengan google map yang
menunjukkan jarak dengan kampus

Anda mungkin juga menyukai