Oleh :
FAKULTAS SYARI'AH
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ucapan syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin,
dengan harapan makalah ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui tentang
hasil diskusi yang telah kami lakukan.
Sebagai manusia kami menyadari bahwa manusia tidak luput dari salah dan
lupa sehingga kami adalah manusia yang tidak sempurna, karena kesempurnaan
seluruhnya hanya milik Allah SWT . Oleh karena itu, kami meminta maaf atas
segala kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam makalah yang telah kami buat ini.
Yang kami hormati Ibu Nur Janani,S.HI., M.H. selaku dosen pengampu, mohon
kemakluman dan keterbukaan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah yang
telah kami buat ini, dengan harapan makalah yang kami buat di masa mendatang
lebih baik dari makalah yang kami buat sebelumnya.
Akhirnya, kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu Nur Janani,S.HI., M.H. dan teman - teman yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Dan semoga makalah yang telah kita buat ini
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
Page|i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
1. Bentuk Luar.........................................................................................
2. Penanaman Judul.................................................................................
3. Pembukaan...........................................................................................
4. Batang Tubuh.......................................................................................
5. Penutup.................................................................................................
6. Penjelasan dan Lampiran......................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
P a g e | ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Page|1
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Page|2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bentuk Luar
Salah satu bentuk keputusan Penguasa yang berwenang dimana dapat diketemukan
hukum positif adalah Undang-Undang. Agar dapat memenuhi fungsinya sebagai
sumber hukum, bentuk luar Undang-Undang atau Bagian luar Undang-Undang pada
umumnya terdiri atas :
2. Penanaman Judul
Page|3
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG
KEIMIGRASIAN
Page|4
berapa kali perubahan tersebut telah dilakukan, tanpa merinci perubahan
sebelumnya. Contoh:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2007
TENTANG
PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
24 TAHUN 2004 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN
KEUANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
3. Pembukaan
a. Konsideran Menimbang
Page|5
dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;) pada setiap akhir kalimat. Pada poin
terakhir konsideran menimbang dicantumkan. Konsideran diawali dengan kata
Menimbang. Konsideran memuat uraian singkat mengenai pokok pikiran yang
menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan Peraturan Perundang–Undangan.
Pokok pikiran pada konsideran Undang–Undang, Peraturan Daerah Provinsi, atau
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis
yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya yang penulisannya
ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis. Adapun uraian
dari setiap unsur sebagai berikut :
i. Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang
meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber
dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
ii. Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
iii. Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang
akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, setiap pokok pikiran
dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian. Tiap-
tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad, dan dirumuskan dalam satu kalimat
yang diawali dengan kata bahwa dan diakhiri dengan tanda baca titik koma. Jika
konsiderans memuat lebih dari satu pertimbangan, rumusan butir pertimbangan
terakhir berbunyi sebagai berikut: Contoh 1: Konsiderans Undang-Undang
Menimbang:
a. bahwa…;
b. bahwa ...;
c. bahwa …;
Page|6
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang ...;
Konsiderans Peraturan Pemerintah cukup memuat satu pertimbangan yang
berisi uraian ringkas mengenai perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau
beberapa pasal dari Undang Undang yang memerintahkan pembentukan Peraturan
Pemerintah tersebut dengan menunjuk pasal atau beberapa pasal dari Undang–
Undang yang memerintahkan pembentukannya.
Konsiderans Peraturan Presiden cukup memuat satu pertimbangan yang
berisi uraian ringkas mengenai perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau
beberapa pasal dari Undang–Undang atau Peraturan Pemerintah yang
memerintahkan pembentukan Peraturan Presiden tersebut dengan menunjuk pasal
atau beberapa pasal dari Undang–Undang atau Peraturan Pemerintah yang
memerintahkan pembentukannya.
b. Konsideran Mengingat
Konsideran mengingat berisi dasar hukum yang mengatur materi muatan
dalam keputusan. Konsideran mengingat disusun dengan angka sesuai tata urutan
perundangundangan. Konsideran menimbang dikenal sebagai dasar hukum
merupakan suatu landasan yang bersifat yuridis bagi pembentukan peraturan
perundang-undangan tersebut. Dasar hukum memuat:1
i. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Perundang-undangan
ii. Peraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum hanya
peraturan perundang-undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi. Peraturan
perundang-undangan yang akan dicabut dengan peraturan perundang-undangan
yang akan dibentuk atau peraturan perundang-undangan yang sudah diundangkan
tetapi belum resmi berlaku, tidak dicantumkan sebagai dasar hukum.
Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum
lebih dari satu, urutan pencatuman perlu memperhatikan tata urutan peraturan
1
Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-undangan Proses dan Teknik Pembentukannya,
(Yogyakarta. Kanisius, 2007), 110
Page|7
perundang-undangan, dan jika tingkatannya sama disusun secara kronologis
berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
Dasar hukum yang diambil dari pasal (-pasal) dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditulis dengan menyebutkan pasal atau
beberapa pasal yang berkaitan. Frase Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ditulis sesudah penyebutan pasal terakhir dan kedua huruf u
ditulis dengan huruf kapital. Contoh:
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang - Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
4. Batang Tubuh
i. Ketentuan Umum
ii. Materi Pokok yang Diatur
iii. Ketentuan Pidana (jika diperlukan)
iv. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)
v. Ketentuan Penutup
Page|8
d. Substansi yang berupa sanksi administratif atau sanksi keperdataan atas
pelanggaran norma tersebut dirumuskan menjadi satu bagian (pasal) dengan
norma yang memberikan sanksi administratif atau sanksi keperdataan.
e. Jika norma yang memberikan sanksi administratif atau keperdataan terdapat
lebih dari satu pasal, sanksi administratif atau sanksi keperdataan dirumuskan
dalam pasal terakhir dari bagian (pasal) tersebut. Dengan demikian tidak
merumuskan ketentuan sanksi yang sekaligus memuat sanksi pidana, sanksi
perdata, dan sanksi administratif dalam satu bab.
f. Sanksi administratif dapat berupa, antara lain, pencabutan izin, pembubaran,
pengawasan, pemberhentian sementara, denda administratif, atau daya paksa
polisional. Sanksi keperdataan dapat berupa, antara lain, ganti kerugian. 67.
Pengelompokkan materi muatan Peraturan Perundang-undangan dapat disusun
secara sistematis dalam buku, bab, bagian, dan paragraf.
g. Jika Peraturan Perundangan-undangan mempunyai materi muatan yang ruang
lingkupnya sangat luas dan mempunyai banyak pasal, pasal atau beberapa
pasal tersebut dapat dikelompokkan menjadi: buku (jika merupakan
kodifikasi), bab, bagian, dan paragraf.
h. Urutan pengelompokan adalah sebagai berikut:
bab dengan pasal atau beberapa pasal tanpa bagian dan paragraf;
bab dengan bagian dan pasal atau beberapa pasal tanpa paragraf; atau
bab dengan bagian dan paragraf yang berisi pasal atau beberapa pasal.
i. Buku diberi nomor urut dengan bilangan tingkat dan judul yang seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital.
5. Penutup
2 Khalid, Ilmu Perundang undangan, (Medan: CV MANHAJI dengan FAKULTAS SYARIAH IAIN Sumatera Utara, 2014), 84.
Page|9
b. Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Perundang-undangan;
Pengundangan Peraturan Perundang-undangan; dan
c. Akhir bagian penutup.Rumusan perintah Pengundangan dan penempatan
Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
yang berbunyi sebagai berikut;
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan … (jenis
Peraturan Perundang-undangan) … ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia.
d. Rumusan perintah Pengundangan dan penempatan Peraturan Perundang-
undangan dalam Berita Negara Republik Indonesia yang berbunyi sebagai
berikut;
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan … (jenis
Peraturan Perundang-undangan) … ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
e. Rumusan perintah Pengundangan dan penempatan Peraturan Perundang-
undangan dalam Lembaran Daerah atau Berita Daerah yang berbunyi sebagai
berikut;
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan … (jenis
Peraturan Perundang-undangan) … ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah (Berita Daerah).3
3 Ibid, 85.
P a g e | 10
Contoh untuk pengesahan:
Disahkan di Jakarta
pada tanggal …
tanda tangan
Diundangkan di Jakarta
AMIR SYAMSUDDIN
Jika dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari Presiden tidak menandatangani
rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama antara Dewan Perwakilan
Rakyat dan Presiden, maka dicantumkan kalimat pengesahan setelah nama pejabat
yang mengundangkan yang berbunyi :
4 Ibid, 86.
P a g e | 11
Undang-Undang ini dinyatakan sah berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (5)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Contoh:
Fungsi dan peran dari suatu lampiran memang tidak dijelaskan UU 12/2011,
namun disebutkan dalam Angka 192 Lampiran I UU 12/2011 bahwa dalam hal
Peraturan Perundang-undangan memerlukan lampiran, hal tersebut dinyatakan dalam
batang tubuh bahwa lampiran dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Perundang-undangan. Lalu, menurut Angka 193 Lampiran I UU
12/2011, lampiran dapat memuat antara lain uraian, daftar, tabel, gambar, peta, dan
sketsa.
Contoh pasal dalam batang tubuh peraturan perundang-undangan yang
menyatakan bahwa lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan
5 Ibid, 87.
6 Ibid, 88.
P a g e | 12
perundang-undangan adalah pengaturan Pasal 44 ayat (2) UU 12/2011 yang
menentukan bahwa:
P a g e | 13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
P a g e | 14
DAFTAR PUSTAKA
P a g e | 15