Dalam pandangan Islam terutama kesehatan jasmani, sehat adalah sebuah kenikmatan (nikmat)
yang sangat besar. Saking nikmatnya bahkan bentuk2 kenikmatan lainnya tidak dapat dinikmati
tanpa nikmat kesehatan. Jadi nikmat kesehatan menjadi prasayarat agar kita dapat menikmati
kenikmatan-kenikmatan lainnya.
Contoh : ketika sakit kita tidak bisa menikmati nikmatnya rasa makanan atau minuman yang kita
makan
Karena begitu besarnya nilai kesehatan dalam sebuah kenikmatan maka kita diminta untuk menjaga
kesehatan. Kita diminta untuk memanfaatkan momentum ketika kita sehat.
Selagi sehat maka gunakan nikmat sehat sebaik-baiknya, sehingga kita harus mensyukurinya.
◦ Aspek hukum
Islam melarang setiap perbuatan yang bersifat merusak/menyakiti diri sendiri dan melarang segala
perbuatan yang bisa mengganggu/merusak kesehatan.
Contohnya :
◦ mengonsumsi miras Islam tidak sekedar melarangnya saja namun melarangnya dengan
keras atau dengan sanksi pidana. Sehingga mengonsumsi miras merupakan tindak pidana (al
jarimah syurbu khamr)
Terlepas dari pendapat ulama tentang rokok, ada pandangan jika rokok itu makruh (lebih baik
ditinggalkan, jika dilakukan tidak berdosa), adapula Muhammadiyah yang memandang bahwa
merokok itu haram, sedangkan NU ada yang berpendapat makruh ada juga yang mubah (boleh)
Pada kenyataannya (hukum positif di Indonesia), merokok menjadi sasaran legislasi (pengaturan
perundang-undangan) di Indonesia. Menurut UU, merokok di tempat tertentu (fasilitas publik
seperti bandara, institusi Pendidikan, RS, kantor pemerintahan, dll) dapat dikenai sanksi pidana yaitu
Pasal 199 ayat (2) UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan