Anda di halaman 1dari 2

Teori Behavioristik (Behaviorisme)

Teori psikologi pendidikan yang pertama ini menjelaskan tentang pengamatan perubahan tentang
tingkah laku yang di pengaruhi peristiwa di sekitar.

2. Teori Kognitifisme (Bruner)

Teori psikologi pendidikan kognitif mengutamakan bagaimana cara mengembangkan fungsi kognitif
individu sehingga belajar menjadi maksimal.

Fungsi kognitif penting karena dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam proses
pendidikan dan sebagai tolak ukur mensukseskan proses pembelajaran.

3. Teori Humanisme (Carl R. Roger)

Teori ini mengutamakan keterlibatan individual peserta didik secara keseluruhan, sebab belajar tidak
akan berlangsung jika tidak ada keterlibatan emosional peserta didik.

Teori psikologi pendidikan ini menjelaskan bahwa seseorang dapat memilih apa yang ingin dipelajari,
mengusahakan dan menilai proses pembelajarannya sendiri, sehingga di perlukan motivasi dari peserta
didik itu sendiri.

4. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme sebagai teori psikologi pendidikan mengenai filsafat belajar pertama kali sudah
terungkap dalam tulisan ahli filsafat (Giambatista Visco, 1710) yang mengemukakan bahwa orang hanya
dapat benar-benar memahami apa yang dikonstruksikannya sendiri.

Namun, ahli psikologi yang pertama mengembangkan dan mempopulerkan filsafat ini dalam
pembelajaran adalah Jean Piaget.

Secara umum menurut teori Behaviorisme, orang yang belajar adalah orang yang belum memiliki
pengetahuan tentang sesuatu, oleh sebab itu para pengajar harus dapat mentransfer pengetahuan
kepada orang yang belajar.
Interaksionisme merupakan cabang dari sosiologi yang membahas tentang cara seorang individu
berperilaku dan membuat keputusan berdasarkan lingkungan individu tersebut. Kurang lebihnya,
pembahasan dari interaksionisme mengacu pada apa yang mendasari perbuatan seseorang; Sebab, apa
yang dilakukan seseorang tidak semata-mata merupakan respon dari stimuli yang didapatkan orang
tersebut, melainkan juga didasari oleh konteks lingkungan (bisa berupa identitas lawan bicara, hal yang
terjadi di sekitar orang tersebut atau tempat orang tersebut berada).

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari
pengalaman indra manusia. Dalam empirisme, kebenaran hanya dapat diperoleh melalui pengalaman.
Pola pikir empirisme mengandalkan bukti empiris. Empirisme termasuk salah satu jenis aliran ontologi.

Fungsionalisme adalah sebuah pemikiran yang tidak menolak substansi imaterial, tetapi menyatakan
bahwa pada akhirnya semua substansi bersifat material.[2] Fungsionalisme melihat masyarakat sebagai
sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu dengan lainnya.[2] Satu bagian tidak
bisa dipahami terpisah dari keseluruhan.[2] Dengan demikian, dalam perspektif fungsionalisme ada
beberapa persyaratan atau kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar sebuah sistem sosial bisa
bertahan.

Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-
komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt
beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian
sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

strukturalisme adalah metodologi yang unsur budaya manusia harus dipahami dalam hal hubungan
mereka dengan yang lebih besar, sistem secara menyeluruh atau umum disebut struktur. Ia bekerja
untuk mengungkap struktur yang mendasari semua hal yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan, dan
merasa.

Anda mungkin juga menyukai