Laporan Praktikum Sublimasi Dan Rekristalisasi PDF Free
Laporan Praktikum Sublimasi Dan Rekristalisasi PDF Free
PERCOBAAN IX
SUBLIMASI)
OLEH:
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
murni dari suatu zat yang telah tercemar dan tercampur. Dibumi jarang terdapat
materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran. Contohnya, air
laut terdiri dari air dan berbagai zat yang tercampur didalamnya, misalnya garam.
Namun untuk mendapatkan garam industri dari garam krosok tidak dapat
diperoleh hanya dengan jalan pencucian garam saja. Hal ini karena impuritas pada
garam krosok ada di dalam kisi kristal garam bukan hanya pada permukaan kristal
garam saja, sehingga perlu dilakukan pemurnian garam krosok dengan jalan
rekristalisasi.
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau larut dapat digunakan
dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup
besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat
pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Berdasarkan uraian
latar belakang di atas maka dilakukan percobaan pemisahan dan pemurnian zat
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari percobaaan pemisahan dan pemurnian zat
D. Manfaat
Manfaat yang diambil dari percobaan pemisahan dan pemurnian zat padat
Kristal adalah zat padat yang mempunyai susunan atom-atom atau susunan
atau molekul-molekul zat padat, maka kristal dibagi menjadi dua, yaitu;
segala arah dan Polikristal adalah kristal yang memiliki keteraturan, dengan
dalam kristal zat padat. Daerah dengan keteraturan atom-atom ini disebut butiran
(grain). Dalam sistem tiga dimensi kristal dikelompokkan menjadi tujuh sistem
dislokasi dan batas butir. Panas joule besar yang dihasilkan oleh pulsa listrik
Sublimasi adalah proses perubahan fasa dari padat menjadi fase gas.
proses perubahan fase ini terjadi ketika suhu di bawah titik triple dan tekanan
parsial uap lebih rendah dari tekanan saturasi. Dari perspektif modeling,
Rendemen adalah perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat
(berat ekstrak yang dihasilkan) dengan berat awal (berat biomassa sel yang
Yang terakhir ini berubah menjadi 1,2-dihidroksi naftalena dengan aksi cis-
sublimasi) dilakukan pada hari senin, tanggal 16 September 2019, pada pukul
Kendari.
1. Alat
padat (rekristalisasi dan sublimasi) yaitu gelas kimia, bunsen, batang pengaduk,
2. Bahan
zat padat (rekristalisasi dan sublimasi) yaitu kapur barus (C10H8), karbon (C),
1. Rekristalisasi
Asam benzoat
- ditimbang sebanyak 2 gram
- dimasukkan dalam gelas kimia 50 mL
- ditambahkan beberapa 20 mL pelarut
- demi sedikit sambil diaduk hingga larut
- dipanaskan di atas bunsen
- disaring dalam keadaan panas
Filtrat Residu
- ditampung di gelas kimia
- didinginkan dengan Es batu hingga terbentuk kristal
- diamati kristal yang terbentuk
- ditimbang berat kristal yang terbentuk
% Rendamen = 25 %
2. Sublimasi
Naftalena
- diambil 2 gram dalam gelas
kimia
- ditutup permukaan gelas kimia
dengan labu alas bulat
- ditutup bagian yang tertutup
dengan tisu
- dipanaskan(dihentikan
pemanasan ketika semua padatan
telah menempel pada kaca arloji )
Kristal Naftalena
% Rendamen = 35 %
%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
b. sublimasi
naftalena 2 gram + labu alas 0.7 gram
bulat + dipanaskan
2. Analisis data
1. Rekristalisasi
Diketahui:
- Volume pelarut = 20 mL
Ditanyakan:
Penyelesaian:
berat praktek
% rendamen = × 100%
berat teori
0.5 gram
= × 100%
2 gram
= 25 %
2. Sublimasi
Diketahui:
- Volume pelarut = 20 mL
Ditanyakan:
Penyelesaian:
berat praktek
% rendamen = × 100%
berat teori
0.7 gram
= × 100%
2 gram
= 35 %
B. Pembahasan
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Pada prinsipnya
dilarutkan. Perolehan kristal dari larutan dapat dilakukan dengan pemanasan yang
didasari pada perbedaan titik didih dimana zat lain (pengotor) akan menguap
terbentuknya kristal yang baik pula. Diantaranya adalah tidak bereaksi dengan zat
padat yang akan direkristalisasi, zat padatnya harus mempunyai kelarutan terbatas
(sebagian) atau relatif tak larut dalam pelarut, pada suhu kamar atau suhu
rekristalisasi, zat padatnya mempunyai kelarutan yang tinggi (larut baik) dalam
titik didih pelarutnya), titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang
akan direkristalisasi, zat pengotor yang tak diinginkan harus sangat larut dalam
pelarut pada suhu kamar atau tidak larut dalam pelarut panas dan pelarut harus
cukup volatile (mudah menguap) sehingga mudah untuk dihilangkan zat padat
menguap) sehingga pada akhir proses kristalisasi akan membentuk asam benzoat
senyawa organik yang berbentuk padatan. Prinsip sublimasi adalah membuat zat
padat yang ingin dimurnikan dipanaskan yang kemudian menguap dan menjadi
padat kembali karena proses pendinginan. Naftalena atau kapur barus digunakan
dalam proses sublimasi. Naftalen yang masih dalam bentuk kristal dipanaskan
mudah menyublim. Naftalen mudah diisolasi karena senyawa ini menyublim dari
larutan sebagai serpihan kristal tidak berwarna dengan titik leleh 800C. Saat
menyisakan kristal yang menempel didasar gelas kimia berupa jarum dan pipih.
V. KESIMPULAN
bereaksi dengan zat padat yang akan direkristalisasi. Zat padatnya harus
mempunyai kelarutan terbatas (sebagian) atau relatif tak larut dalam pelarut,
pada suhu kamar atau suhu krsitalisasi. Zat padatnya mempunyai kelarutan
yang tinggi (larut baik) dalam suhu didih pelarutnya. Titik didih pelarut tidak
melebihi titik leleh zat padat yang akan direkristalisasi. Sedangkan metode
menguap.
2. Pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi adalah n-heksan, karena memiliki sifat
sebagai penjernih atau penghilang warna dan sebagai penyerap zat pengotor
agar dapat memurnikan dan memisahkan naftalena & asam benzoat dari
murni.
DAFTAR PUSTAKA
Dewitasari, W. F., Leni R., Ismi R. 2018. Rendamen dan Skrining Fitokimia Pada
17(3).
Fiqry, R., Ariswan., Heru K. 2017. Struktur dan Komposisi Kimia Semikonduktor
Science. 145.
State, M. A. M. A., B.Y. Riad., A.A. Bakr dan M. F. Abdel Aziz. 2017.