Anda di halaman 1dari 1

Nama : Ika Sholikhati Ikmah

NIM : 211410000782
1. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan dasar-dasar
hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika, mu’amalah dan
sebagainya. Seorang mufassir harus mengusai syarat dan etika ketika melakukan
tafsir karena Agar tidak terjadi kesalahan atau kerancuan dalam penafsiran.
2. Banyak berkembang metode dan corak penafsiran amAl-Qur’an karena para
mufassir ingin menggali lebih dalam isi kandungan Al-Qur’an yang maha luas dan
mempermudah ketika kita berdakwah kepada golongan orang bukan Islam
terutamanya kaum interlektual dan masyarakat terpelajar. Menurut saya, metode
yang relevan untuk penafsiran pada masa kini adalah metode Maudhu'i karena
metode ini mempunyai peran yang sangat besar dalam penyelesaian suatu tema
dengan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an. Metode maudhi'i dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi umat dewasa ini. Selain itu juga
dalam metode maudhi'i, mufassir berusaha berdialog aktif dengan Al-Qur'an
untuk menjawab tema yang dimaksud secara utuh. Sementara untuk penafsiran
Al-Qur'an dengan metode Tahlili, mufassir justru bersikap pasif sebab hanya
mengikuti urutan ayat dan surat dalam Al-Qur'an.
3. Tafsir bil ma’tsur merupakan salah satu jenis penafsiran yang muncul pertama kali
dalam sejarah khazanah intelaktual Islam. Sedikit sekali terjadi perbedaan
pendapat dalam produk-produk penafsirannya. Sebagian besar perbedaan yang
ditemukan adalah pada aspek pemahaman redaksional terhadap ayat-ayat Al- Qur’
an. Ini disebabkan relativitas kualitas intelektual shahabat dalam memahami
ayat-ayat Al-Qur ’ an tersebut. Sedangkan Tafsir bir-ra ’ yi muncul sebagai sebuah
jenis tafsir pada periode akhir pertumbuhan tafsir bil-ma’tsur sebagai periode awal
perkembangan tafsir. Cara agar tafsir bil ra'y terbebas dari 'pengaruh'/ kepentingan
mufassir adalah menafsirkan Al-Qur’an harus sesuai Dzat yang menfirmankan
Al-Qur’an. Harus berprinsip kehati-hatian.
4. Kegunaan kaidah tafsir adalah sebagai Alat Bantu dalam memahami dan
menafsirkan Al-Qur’an. Sebab tanpa penafsiran yang benar, Al-Qur’an akan sulit
dipahami untuk kemudian diamalkan. Untuk memudahkan para mufassir
menemukan makna ungkapan yang terdapat dalam redaksi Al-Qur’an. Dengan
adanya ayat-ayat yang muhkamah dan mutasyabihat kaum muslimin akan berpikir
sesuai batas-batas yang di berikan Allah. Ada yang dapat dipikirkan secara
mendalam dan ada pula yang sukar dipikirkan, lalu diserahkan kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai