PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Definisi Teori Motivasi (Teori Keadilan J. Stacy Adam)
1.2.2 Uraian Teori Keadilan (J. Stacy Adam)
1.2.3 Aplikasi Teori Keadilan Dalam Dunia Keperawatan
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Definisi Teori Motivasi (Teori Keadilan J. Stacy Adam)
1.3.2 Untuk mengetahui Uraian Teori Keadilan (J. Stacy Adam)
1.3.3 Untuk mengetahui Aplikasi Teori Keadilan Dalam Dunia Keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tersebut akan merubah upaya kerja untuk mencapai keadilan (changing effort to
restore equity) atau merubah cara pandang/kognisi untuk mencapai keadilan
(changing cognitions to restore equity). Menurut Adams, ketidakadilan
menciptakan ketegangan sebanding dengan ketidakseimbangan. Ini adalah
ketegangan yang memotivasi individu untuk mengurangi kesenjangan tersebut.
Akibatnya, semakin tinggi perasaan ketidakadilan, semakin kuat motivasi untuk
mengurangi itu.
Berikut beberapa upaya pemulihan keadilan yang dilakukan individu atau
karyawan (Gibson et al., 1985) :
1. Perubahan masukan. Karyawan dapat menentukan bahwa ia akan
mempergunakan lebih sedikit waktu atau usaha untuk pekerjaan.
2. Perubahan perolehan. Karyawan dapat menentukan untuk memproduksi unit
lebih banyak karena penerapan sistem upah per potong.
3. Perubahan sikap. Karyawan dapat bersikap kurang bersungguh-sungguh
terhadap pekerjaannya.
4. Mengubah/ mengganti orang yang menjadi pembanding. Perubahan orang yang
digunakan sebagai pembanding dalam upaya memulihkan keadilan.
5. Mengubah masukan atau perolehan orang yang dijadikan pembanding. Upaya
ini dapat pula dilakukan untuk memulihkan keadilan.
6. Mengubah situasi. Keluar dari pekerjaan tersebut adalah upaya untuk
mengubah perasaan tidak adil.
Berdasarkan pemulihan keadilan diatas, bila karyawan mempersepsikan suatu
ketidakadilan mereka dapat meramalkan untuk mengambil salah satu dari enam
pilihan tersebut yaitu: mengubah masukan, mengubah perolehan, mendistorsikan
persepsi mengenai diri (merubah sikap), mengubah orang yang menjadi
pembanding, memilih acuan yang berlainan dan meninggalkan medan (Robbin
PS, 2003)
4
pekerjaan dan apa yang kita dapatkan dari itu. Tapi bagaimana kita memutuskan
apakah hal itu adil dan seimbang dengan yang lain?
Jawabannya terletak pada Teori Ekuitas. Mengukur keadilan hendaknya dengan
teori Ekuitas yakni dengan membandingkan antara usaha dan penghargaan, dan
faktor lainnya dalam take and give' - yakni rasio input dan output - serta rasio
kenikmatan oleh orang lain, yang dianggap menjadi titik referensi atau contoh-
contoh yang relevan ('rujukan' orang lain).
Jadi, menurut kelompok kami penerapan teori keadilan di dunia keperawatan juga
tidak bergantung pada rasio input-output saja - melainkan tergantung pada rasio
perbandingan antara kita dan rasio orang lain. Sebagai contoh perawat A dan
perawat B sama-sama bekerja di RS X dan mempunyai waktu kerja yang sama
tetapi output (gaji) antara perawat A dan B berbeda tentu akan memicu perawat
tersebut untuk melakukan upaya pemulihan keadilan. Sehingga perawat tersebut
dapat melakukan salah satu dari enam upaya pemulihan keadilan yaitu: mengubah
masukan, mengubah perolehan, mendistorsikan persepsi mengenai diri (merubah
sikap), mengubah orang yang menjadi pembanding, memilih acuan yang
berlainan dan meninggalkan medan (keluar dari pekerjaan).
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha (input) yang dibuat bagi kepentingan
organisasi dengan imbalan (output) yang diterima. Artinya, apabila seorang
pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai,
maka seseorang tersebut akan melakukan upaya pemulihan menghadapi
ketidakadilan tersebut.
Sekarang ini, penerapan motivasi telah mengalami berbagai modifikasi. Para ahli
yang bergelut dalam bidang praktisi motivasi telah membuat berbagai kiat agar
teori motivasi menjadi mudah digunakan. Namun dasarnya tetap sama, yakni
berdasarkan berbagai teori yang telah dikemukaan di atas.
Teori amat berguna untuk diketahui dalam rangka menerapkan suatu aplikasi
tertentu di lapangan. Namun teori bukanlah segalanya, la masih dapat
diperdebatkan, dipertentangkan dan diabaikan, la tidak bernilai mutlak. Karena
itu, penerapannya perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
6
DAFTAR PUSTAKA