Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Proses Penuaan tidak lagi diterima sebagai proses alamiah yang wajar tetapi
sebagai suatu proses yang dapat diperlambat dan bahkan dipulihkan dengan
program anti penuaan. Telah dikembangkan cabang ilmu kedokteran anti
penuaan (anti-aging medicine).
Dalam program anti penuaan termasuk penggunaan hormon untuk pengganti /
sulih dan juga sebagai penambah. Prinsip yang diantu adalah dengan
mengembalikan kadar hormon ke tingkat optimum diharapkan dapat dicapai
kondisi vitalitas optimum pula. Jadi walaupun usia kronologis sudah tua tetapi
usia biologis lebih muda.

Dalam makalah ini dibahas beberapa aspek penggunaan hormon dalam


program anti penuaan umumnya dan peran laboratorium klinik pada program
anti penuaan khususnya serta lebih khusus lagi analisis hormon.

PROSES PENUAAN
Proses Menua
Menjadi tua merupakan proses seumur hidup,yang sudah dimulai sejak awal
kehidupan di masa janin, berkembang ke usia bayi, balita, anak, remaja,
dewasa muda, dewasa tua dan sampai akhir kehidupan. Perubahan dalam
proses penuaan dapat dibagi dalam 2 tahap. Pertama pertumbuhan (tumbuh
kembang) sejak masa janin, lahir sampai usia 40 tahun. Puncak vitalitas dicapai
pada usia 15-25 tahun. Kedua tahap penurunan mulai usia 40 tahun. Proses
dapat terjadi secara lambat tetapi dapat juga terjadi secara dipercepat. 1
Proses menua atau penuaan ditandai dengan kemunduran fungsi organ tubuh
dalam mempertahankan homeostasis, walaupun masih di bawah kondisi stres
fisiologis. Terjadi banyak perubahan, yaitu perubahan komposisi tubuh (rasio
lemak / air meningkat), perubahan tinggi badan, masalah berat badan,
penurunan faal tubuh, penurunan kemampuan adaptasi terhadap stimulus,
penurunan daya ingat, peningkatan kecemasan dan stres, penurunan libido,
penurunan daya tahan tubuh, penurunan imunitas, peningkatan risiko terkena
penyakit, dan akhirnya peningkatan mortalitas. 2,3,4
PERUBAHAN PARAMETER LABORATORIUM
Perubahan hasil uji laboratirum dapat mengenai bermacam jenis uji a.l.
hematologi, kimia klinik, dan hormon.

Parameter biokimiawi yang jelas berubah pada proses penuaan adalah


timbulnya resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa, diabetes melitus,
dislipidemia dan hiperlipidemia, hiperlipoprotein(a)-emia, hiperhomosisteinenia,
faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner dan kardiovaskular lainnya,
gangguan metabolik, penurunan kadar hormon-hormon tertentu dan lain-lain.
Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan usia (lipid, glukosa, fibrinogen,
homosistein, C-reactive protein / CRP, petanda tumor), status oksidasi-reduksi
(status anti-oksidans total, glutation, SOD), status imun (CD4/CD8, natural
killer / NK cell), uji genetik (single nucleotide polymorphism / NSP berbagai gen
pengatur enzim), dan lain-lain. 5,6
Perubahan parameter hormon
Terdapat penurunan hormon pertumbuhan (human growth hormone),
juga insuline-like growth hromone (IGF-1 = somatomedin C). Pada perempuan
pasca menopause juga terdapat kenaikan kadar FSH dan LH (sekunder)
sedangkan estrogen dan progesterone menurun. Pada laki-laki kadar
testosteron menurun disertai kadar FSH dan LH meningkat (sekunder), juga
estron dan estradiol. 2 Produksi dan bersihan kortisol pada lansia lebih rendah
25% daripada dewasa lebih mudah. Ekskresi kortisol dan metabolit 17-hidroksil
melalui urin menurun dengan usia, tetapi stimulasi ACTH tetap normal pada
lansia. Sekresi androgen adrenal (DHEA dan DHEA-S) menurun setelah usia 30
tahun dan pada lansia mencapai kadar prapubertal. 4 Pengukuran thyroid-
stimulating hormone (TSH) berguna untuk uji tapis terhadap hipotiroid. Hormon
paratiroid meningkat. 2
PROGRAM ANTI PENUAAN
Dalam ilmu kedokteran anti penuaan, program anti-penuaan (anti-aging
program) upaya ditujukan untuk deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan
memulihkan disfungsi, kelainan, dan penyakit terkait usia. Deteksi dini ditujukan
guna dapat mencegah penyakit sebelum manifest. Tujuannya untuk
memperlambat proses penuaan dan juga untuk menjaga agar fungsi berada
pada tingkat vitalitas optimum. Dengan demikian diharapkan dapat dicapai
keadaan penuaan berhasil, penuaan sehat, penuaan aktif, penuaan optimal. 7,8
Penggunaan terapi hormon
sebagai bagian dari pengelolaan yang terintegrasi dan holistik, kepada pasien
diberikan hormon. Apabila pada kedokteran konvensional pengobatan ditujukan
kepada defisiensi atau defiensi berat maka pada kedokteran konvensional
pengobatan ditujukan kepada defisiensi atau defiensi berat maka pada
kedokteran anti penuaan pengobatan ditujukan untuk mengembalikan kadar
hormon ke tingkat kadar fisiologis yang optimum sewaktu puncak vitalitas.
Karena itu pada kedokteran anti penuaan tidak hanya diberikan pengobatan
pengganti / sulih (replacement) hormon tetapi penambahan (supplement)
hormon ke tingkat fisiologis. 1,7
PERAN LABORATORIUM
Laboratorium berperan penting untuk melakukan analisis faal organ, status
metabolik dan status hormonal sesorang.

Pada terapi hormon diperlukan analisis kadar hormon untuk data awal, untuk
penilaian status vitalitas, pertimbangan pengobatan hormonal, dan untuk
pemantauan hasil pengobatan.

Panel hormon
Ada bermacam-macam panel hormon dan non hormon yang dianjurkan pada
penilaian status vitalitas sesorang pada awal pemeriksaan. Salah satunya
adalah seperti di bawah ini.

Hormon Laki-laki Perempuan

IGF-1 (Somatomedin-C) + +

IGF-Binding Protein 3 + +

Total testosterone + -

Free testosterone + +

Dihydro testosterone (DHT) + -

Estrogen + -

Estradiol - +

Estriol - +

Estrone - +

Progesterone - +

Dehydroepiandrosterone (DHEA) + +

Sex hormone binding globulin


+ -
(SHBG)

Insulin + +

Cortisol + +

Thyroid TSH + +

Thyroid Free T3 + +

Thyroid Free T4 + +

Hormon Laki-laki Perempuan

Fasting Glucose + +

Total cholesterol + +

LDL-cholesterol + +

HDL-cholesterol + +

Triglyceride + +
Hormon Laki-laki Perempuan

Homocysteine + +

C-reactive protein (CRP) + +

Fibrinogen + +

Total PSA + -

Free PSA (bila total PSA meningkat) + -

*The Milenium Health Centers, Inc. 9


Analisis hormon dapat dilakukan dengan sampel darah (plasma atau serum),
urin dan saliva. Kelemahan yang perlu diperhatikan pada analisis hormon darah
dan saliva adalah adanya variasi diurnal, dimana kadar hormon tidak stabil
sepanjang hari tetapi berfluktuasi. Dalam hal ini analisis hormon dalam urin 24
jam lebih baik mencerminkan aktivitas harian. Akan tetapi cara ini juga
mempunyai kelemahan yaitu sering sukar untuk menampung urin 24 jam, juga
kestabilan menjadi masalah. Analisis hormon saliva dan urin mempunyai
kebaikan yaitu mengukur hormon bioavailabilitas, bentuk aktif hormon. 1,2
Pada analisis hormon juga perlu data tidak hanya kadar masing-masing hormon
tetapi juga rasio antar beberapa hormon, misalnya rasio estrogen / progesteron,
rasio estrogen / testosteron, rasio free testosterone / total testosterone. Rasio
tersebut meningkatkan daya penafsiran hasil. Nilai rujukan tidak hanya satu
rentang nilai tetapi perlu diuraikan secara lebih rinci misalnya dibedakan
berdasarkan dekade usia dan jenis kelamin. 1,5
Uraian singkat beberapa jenis hormon
Di bawah ini diuraikan secara singkat peran masing-masing hormon yang
penting pada program anti penuaan, dilihat dari sudut pandang kedokteran anti
penuaan.
Human Growth Hormone (HGH)
HGH dihasilkan oleh hipofisis oleh sel somatotropes, diperlukan untuk
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Pada pubertas kadarnya meningkat
tajam dan mencapai puncak pada remaja. Sekresi HGH terjadi secara denyut
cepat, pada jam-jam awal tidur yang nyenyak. Setelah usai 21-31 kadarnya
turun 14% per dekade sehingga pada usia 60 tahun kadarnya hanya tinggal
50%.
Kekurangan HGH menyebabkan gangguan berupa kelebihan berat badan,
kendur, lemah, lesu libido menurun, sukar tidur, sukar berkonsentrasi, daya
ingat turun, turun semangat hidup. Dengan pemberian HGH maka gangguan
tersebut di atas dapat dipulihkan, lemak badan berkurang, meningkatkan massa
otot, meningkatkan fungsi dan vitalitas keseluruhan. 10
Analisis memerlukan cara khusus sebab HGH tidak stabil. Oleh karena itu
sering dipantau dengan IGF-1.
Somatomedin-C (IGF-1)
IGF-1 bersifat anti mitotik dan anti apoptotik. Ada kontroversi tentang hubungan
kadar HGH dan IGF-1 dengan keganasan. Pengukuran hormon ini dilakukan
untuk secara tidak langsung memantau kadar HGH. Tinggi rendahnya kadar
IGF-1 sejalan dengan kadar HGH. 11
Dehydroepiandrosterone (DHEA)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal sebagian besar, dan sebagian kecil
di kulit dan otak. DHEA telah dianggap sebagai “induk semua steroid”, berperan
pada pembuatan testosteron, estrogen, progesteron, dan corticosteron. Pada
penuaan kadar DHEA menurun sejalan dengan HGH, sehingga pada usia 65
tahun kadarnya hanya 10-20% dari kadar pada usia 20 tahun.
Dengan menaikkan kadar DHEA banyak yang percaya bahwa akan
memberikan banyak kebaikan. Pada percobaan binatang. DHEA bermanfaat
untuk anti obesitas, anti diabetes, anti kanker, anti penyakit autoimun, anti
penyakit jantung, anti stres, dan anti penyakit infeksi, jadi dapat dikatakan
sebagai anti penuaan. 10
Testosteron
Pada laki-laki defisiensi androgen, pada andropause, disebabkan penurunan
kadar testosteron biovailabilitas. Keadaan ini dikaitkan dengan gangguan
kardiovaskular, penuaan otak, penurunan daya ingat, peningkatan dementia,
penyakit Alzheimer, penurunan fungsi kognitif dan semangat, peningkatan
inflamasi, pengingkatan rasa lelah, depresi, mudah tersinggung, penurunan
libido. Semuanya dianggap disebabkan oleh defiensi testosteron, karena itu
semua keluhan dicoba dihilangkan dengan mengembalikan kadar testosteron ke
tingkat optimal, yang menurut beberapa penelitian memberikan hasil baik. 10,12
Pada perempuan kadar puncak pada usia 21 tahun. Walaupun kadar
testosteron pada perempuan jauh lebih sedikit daripada laki-laki, penurunan
kadar akan memeberikan gangguan rasa lelah, cemas, reaksi emosional
berlebihan, depresi dan turunnya libido; selain itu juga menimbulkan
osteoporosis, selulit, kelemahan otot, dan penyakit jantung koroner dini.
Pemberian testosteron tambahan memperbaiki gangguan. 13,14
Estrogen
Sudah banyak dibahas tentang menopause dan pemberian estrogen sebagai
terapi sulih hormon yang memberikan manfaat mengatasi keluhan menopause,
mengembalikan efek protektif estrogen terhadap pola lipid dan penyakit jantung
koroner, pencegahan osteoporosis, memperbaiki tekstur kulit, dan lain-lain.
Dengan terapi pengganti hormon semua keluhan dan gangguan diperbaiki.
Terdapat laporan yang kontroversial tentang hubungan terapi pengganti
estrogen dengan timbulnya kanker. 10
Pada laki-laki kadar estrogen meningkat dengan usia, dianggap meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular. 10,14
Cortisol
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal, meningkat kadarnya sejalan
dengan penuaan. Peningkatan kadarnya menyebabkan peningkatan kadar
glukosa, resistensi insulin, kolesterol, trigliserida, tekanan darah, risiko
osteoporosis, gangguan sistem imun, dan lain-lain. Kadar tidak normal
berhubungan dengan menopause, andropause, kelelahan kronis, depresi,
infertilitas, dan gangguan tidur. 10,14
Insulin
Insulin bersama dengan hormon lain mengatur kadar glukosa darah dan
memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel. Stress, estrogen rendah,
testosteron tinggi dan progesteron berlebihan, peningkatan DHEA, penurunan
hormon tiroid, serta kurang latihan fisik meningkatkan kadar insulin pada
perempuan. 10,14
Hormon tiroid
Hormon tiroid terdiri dari beberapa hormon, T3 dan T4, berfungsi sebagai
pengatur tubuh. Bila kadar rendah maka dapat menimbulkan gangguan
penambahan berat badan, depresi, penurunan daya ingat, sakit kepala,
gangguan tidur, lelah, tekanan darah rendah, kulit kering, siklus haid tidak
teratur, konstipasi, kerontokan rambut, kejang otot, sindroma terowongan karpal
(carpal tunnel syndrome, dain lain-lain. 10,14
Antara beberapa hormon di atas terdapat keterkaitan yang perlu dipahami
dengan baik agar dapat menafsirkan data laboratorium dengan kondisi
kesehatan sesorang dan menggunakan pemberian hormon dengan baik dan
tepat. 2,10,14
KESIMPULAN :
Pada program anti penuaan, laboratorium klinik mempunyai peran penting untuk
melakukan analisis terhadap berbagai parameter biokimia umumnya dan
hormon khususnya. Penafsiran hasil memerlukan pengetahuan yang cukup
mendalam dan selalu perlu dikaitkan dengan pemeriksaan klinis.
Perubahan kadar hormon sejalan dengan proses penuaan menimbulkan banyak
gangguan kesehatan dan vitalitas. Pemeriksaan laboratorium berguna untuk
mendapatkan data obyektif vitalitas sesorang sebagai dasar pengobatan
program anti penuaan serta pemantauannya. Penggunaan terapi hormon untuk
mengembalikan kadar optimum ditujukan untuk mencapai kondisi kesehatan
dan vitalitas yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anton B. Laboratory tests for the anti-aging physician. Dalam : Klatz R,
Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol VII. American Academy of
Anti-aging Medicine. 2005 p 17-20.
2. Perlin E. Geriatrics. Pada Noe DA, Rock RC (eds). Laboratory Medicine, the
selection and interpretation of clinical laboratories studies. Ed 1, Baltimore :
Williams & Wilkins, 1994 p 179-81.
3. Hodkinson M (ed) Clinical Biochemistry of the Elderly. Ed 1, 1984, New York:
Churchill – Livingstone. 209-36.
4. Demers L. The adrenal cortex. Dalam : Burtis C, Ashwood ER, Bruns DE.
(eds). Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 4 th ed.
2006 p 2013-14.
5. Beers MH, Jones TV, Berkwits M, Kaplan JL, Porter R (Eds). Merck Manual
of Geriatrics. 3rd ed. New York : Ballantine Books. 2000.
6. Wolf A. Biological markers of aging. Dalam : Klatz R, Goldman R (eds). Anti-
aging therapeutics Vol VII. American Academy of Anti-aging Medicine. 2005
p 275-77.
7. Goldman R. Better, stronger, faster: Human enchancement & augmentation:
Advances via biotechnology and anti-aging medicine. Dalam : Klatz R,
Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol VII. American Academy of
Anti-aging Medicine. 2005 p 1-4.
8. Boedhi-Darmojo R. Determinants of active aging in the elderly. Dalam :
Supartondo, Setiati S, Soejono CH, sari NK (eds) Asuhan
Berkesinambungan pada Usia Lanjut & pasien Geriatri. Continum of care of
healthy elderly and geriatric patient. JakartaL Pusat Informasi dan Penerbitan
bagian ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2004 p 46-55.
9. The Milenium Heath Centers, Inc. Longevity Medicine. Flyer. 2004
10. American Academy of Anti-aging Medicine (A4M). Anti-aging dest reference
2005. Dalam : Klatz R, Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol VII.
American Academy of Anti-aging Medicine. 2005 p 299-318.
11. Gordon M. Testosterone, growth hormone, IGF-1, and the risk for cancer.
Dalam : Klatz R, Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol VII. American
Academy of Anti-aging Medicine. 2005 p 95-100.
12. Rotheberg R. Testosterone replacement therapy : benerfits and risks.
Dalam : Klatz R, Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol VII. American
Academy of Anti-aging Medicine. 2005 p 145-8.
13. Hertoghe T. Testosterone therapy in women : a major anti-aging treatment?
Dalam : Klatz R, Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol VII. American
Academy of Anti-aging Medicine. 2005 p 101-4.
14. Smith P. A comprehensive lookat hormones and the effects of hormone
replacement. Dalam : Klatz R, Goldman R (eds). Anti-aging therapeutics Vol
VII. American Academy of Anti-aging Medicine. 2005 p 229-38.

Penulis : Prof. Marzuki Suryaatmadja

Anda mungkin juga menyukai