RPS Keluhan utama: Nyeri sendi Keluhan utama: Nyeri sendi Keluhan utama: Nyeri sendi (nyeri hebat, bengkak,
1. Lokasi: Asimetris. Unilateral. Sendi-sendi 1. Lokasi: Simetris. Bilateral. Poliartikuler. hangat, merah)
besar (lutut, bahu), DIP Persendian kecil di tangan, pergelangan 1. Lokasi: Monoartikuler. Jika sudah manahun
2. Onset: Kronik, progresif tangan (proximalinterphalangeal) dan kaki disertai tofi yang banyak dan poliartikuler.
3. Kuantitas: Intermitten (metatarsophalangeal). Bisa progresif Tofi yang paling sering aurikula, MTP-1,
4. Kualitas: Sakit sedang-berat mengenai persendiran lutut, bahu, pinggul, olecranon, tendon Achilles, dan distal digiti
5. Faktor memperberat: Aktivitas, overuse siku, pergelangan kaki (distal interphalangeal) 2. Onset: Akut, tiba-tiba, bias any timbul pada
sendi, diberi pendingin, 2. Onset: Akut malam hari
6. Faktor memperingan: Istirahat 3. Kuantitas: Hilang timbul (intermitten) 3. Kuantitas: Intermitten
7. Gejala penyerta tergantung pada tingkat peradangan jaringan 4. Kualitas: Nyeri hebat
a. Hambatan gerak sendi 4. Kualitas 5. Faktor memperberat: diet tinggi purin
b. Kaku pagi / morning stiffness <30 5. Faktor memperberat: Aktivitas 6. Faktor memperingan: diberi pendingin
menit 6. Faktor memperingan: diberi pendingin 7. Gejala penyerta
c. Krepitasi (umum pada OA di daerah 7. Gejala penyerta 1. Gejala sistemik (demam, menggigil, cepat
lutut) a. Gejala ekstraartikuler Mudah lelah, lelah)
d. Pembesaran sendi (deformitas) lemas, lesu, takikardia, berat badan 2. Destruksi yang progresif pada sendi dan
e. Pembengkakan sendi yang asimetris menurun, anemia, anoreksia, episkleritis, dapat menimbulkan deformitas
terjadi karena adanya osteofit nyeri dada, perikarditis 3. Jika sudah menahun batu saluran
f. Tanda-tanda peradangan nyeri b. Morning stiffness >30 menit, > 1 jam kemih, penyakit ginjal menahun
tekan, gangguan gerak, rasa hangat c. Tanda-tanda peradangan (hangat,
yang merata, warna kemerahan bengkak, eritema)
g. Perubahan gaya berjalan d. Deformitas kaki
e. Penurunan fungsi sendi
RPD 1. Riwayat OA 1. Riwayat dengan gejala serupa 1. Riwayat dengan gejala serupa
2. Obesitas dislipidemia 2. Penyakit metabolik (hipertensi, diabetes 2. Penyakit metabolik (hipertensi, diabetes
3. Penyakit metabolik (hipertensi, diabetes mellitus) mellitus)
mellitus) 3. Konsumsi obat-obatan
3. Pemakaian obat-obatan diuretik (Golongan
4. Riwayat trauma
tiazid)
RPK 1. Riwayat keluarga (biasanya keluarga tidak 1. Riwayat keluarga 1. Riwayat keluarga
berhubunga dengan OA)
Sosek 1. Pekerjaan berat yang menggunakan sendiri - 1. Diet tinggi purin (udang, daging-dagingan,
terus menerus melinjo, alcohol, rokok)
2. Kebiasaan olahraga 2. Konsumsi alcohol
3. Diet tinggi kolesterol 3. Kebiasaan merokok
Pemeriksaan Fisik
Look DARTO Look Look
Feel 1. Bengkak/efusi sendi 1. Ditemukan artritis monoartikuler, tofus gout
Move Look: 2. Deformitas (swan neck, boutonniere, deviasi 2. Sendi tampak kemerahan, bengkak
ulnar)
Look 1. Pembengkakan sendi yang seringkali Feel
DARTO: asimetris Feel 3. Nyeri tekan sendi
Deformitas, 2. Deformitas sendi yang permanen 1. Nyeri tekan sendi 4. Sendi teraba hangat
Asimetris, 3. Perubahan gaya berjalan 2. Sendi teraba hangat
Rubor, Tumor, Move
Osteofit Feel Move -
1. Krepitasi -
2. Nyeri tekan sendi Pemeriksaan head to toe
1. Vital sign (tekanan darah hipertensi
3. Sendi teraba hangat Pemeriksaan head to toe
ditakutkan konsumsi obat diuretik)
1. Kulit: nodul rheumatoid
Move 2. Soft tissue rheumatism, seperti CTS dan
1. Hambatan gerak sendi frozen shoulder
Diagnosis Kerja
Osteoartritis Rheumatoid artritis Gout Artritis
Differential Diagnosis
Artritis Gout Spondiloartropati seronegatif Sepsis arthritis
Rhematoid Artritis Lupus eritematosus istemik Osteoartritis
Sindrom Sjogren. Rheumatoid arthritis
Tatalaksana
Medikamentosa 1. Analgesik topical 1. Metotrexat 7,5 mg 1x seminggu Serangan akut dengan segera
Diclofenak topical 2. NSAID: Diclofenak 50-100 mg 2x/hari, 1. Kolkisin (efektif pada 24 jam pertama setelah
2. NSAID (oral) meloksikam 7,5-15 mg/hari, celecoxib 200- serangan nyeri sendi timbul. Dosis oral 0,5-0.6
a. Non selective COX1 (Diklofenak, 400 mg/hari mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg., 2
ibuprofen, piroksisam, asmef, 3. Steroid: Prednison atau metil predinisolon kali sehari
metampiron) dosis rendah (bridging therapy) 2. Kortikosteroid sistemik jangka pendek (bila
Asam mefenamat 3 x 500 mg pc NSAID dan kolkisin tidak berespon baik) seperti
Ibuprofen 3 x 200 mg prednisone 2-3x5 mg/hari selama 3 hari
3. NSAID seperti natrium diklofenak 25-50 mg
ESO: magh selama 3-5 hari
Jangan lupa ditambahkan ranitidine 2
x 150 mg ac Program pengobatan untuk cegah serangan
berulang:
1. Analgetik
b. Selective COX2 (Meloksikam)
2. Kolkisin dosis rendah
Pengelolaan hiperurisemia
Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar
asam urat) dan mencegah komplikasi lain
Agen penurun asam urat (tidak digunakan selama
serangan akut). Pemberian Allupurinol dimulai dari
dosis terendah 100 mg, kemudian bertahap
dinaikkan bila diperlukan, dengan dosis maksimal
800 mg/hari. Target terapi adalah kadar asam urat
< 6 mg/dl.
Biasanya allopurinol 3 x 100 mg (tidak boleh
diberikan saat serangan hipourisemia ekstrem
meningkatkan rekurensi penyakit)
Komplikasi
1. Deformitas permanen 2. Deformitas sendi (boutonnierre, swan neck, 1. Terbentuknya batu ginjal
deviasi ulnar). 2. Gagal ginjal.
3. Sindrom terowongan karpal (TCS).
4. Sindrom Felty (gabungan gejala RA,
splenomegali, leukopenia, dan ulkus pada
tungkai; juga sering disertai limfadenopati
dan trombositopenia).
PF:
Pemeriksaan sendi meliputi inspeksi sendi, palpasi sendi, dan ruang gerak sendi. Alur ini disebut “look - feel - move”.
1. Inspeksi (look)
a. Lihat simetris tidaknya sendi yang sakit dibanding sisi sebelahnya (asimetri; atrofi otot)
b. Lihat ada tidaknya tanda peradangan (kemerahan dan atau bengkak).
c. Lihat ada tidaknya deformitas sendi (kelainan bentuk).
d. Lihat ada tidaknya bekas luka.
e. Lihat ada tidaknya benjolan yang diduga sebagai tofi atau osteofit.
f. Periksa sendi mana saja yang mengalami kelainan (monoartikuler/poliartikuler).
2. Palpasi (feel)
Melakukan perabaan pada daerah sendi yang mengalami kelainan. Cari tanda tanda peradangan seperti teraba hangat dan nyeri. Cari ada tidaknya nyeri tekan,
krepitasi dan kestabilan sendi (dikonfirmasi dengan pemeriksaan khusus).
3. Ruang gerak sendi (move)
Melakukan pemeriksaan range of motion (ROM) baik secara aktif maupun pasif. Secara aktif artinya, pasien mampu menggerakkan sendi sendiri. Sedangkan secara
pasif artinya pemeriksa yang menggerakkan sendi pasien karena pasien tidak mampu menggerakkan sendi karena suatu hal. Pemeriksaan ROM menilai seberapa luas
ruang gerak sendi. Pada pasien nyeri sendi, seringkali ROM menjadi terbatas karena nyeri, kontraktur ataupun penurunan fungsi yang lain. Pada beberapa kasus, dapat
terjadi ROM menjadi lebih luas dari normal karena ketidakstabilan sendi.
Penegakan Diagnosis RA
NO VARIABEL SKOR
A Keterlibatan Sendi
1 sendi besar 0
2 – 10 sendi besar 1
1 – 3 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) 2
4 – 10 sendi kecil (dengan atau tanpa sendi besar) 3
Lebih dari 10 sendi (minimal 1 sendi kecil) 5
B Serologi (minimal 1 hasil lab diperlukan untuk klasifikasi)
RF dan ACPA negatif 0
RF atau ACPA positif rendah 2
RF atau ACPA positif tinggi 3
C Reaktan Fase Akut (minimal 1 hasil lab diperlukan untuk klasifikasi)
LED dan CRP normal
LED atau CRP abnormal 0
1
D Lamanya sakit
Kurang 6 minggu 0
6 minggu atau lebih 1
Keterangan Trauma Sendi Lesi Meniskus
Anamnesis
RPS Riwayat cedera dengan mekanisme cedera yang diduga dapat Keluhan utama: nyeri tiba-tiba. cedera pada lutut dengan
mengakibatkan cedera pada sendi. mekanisme cedera yang diduga dapat mengakibatkan cedera
meniscus.
Strain: Nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak, hematom di
sekitar daerah yang cedera. Lokasi
Onset
Sprain: nyeri, bengkak, hematoma, tidak dapat menggerakkan Kuantitas
sendi, kesulitan untuk menggunakan extrimitas yang cedera. Kualitas
Derajat I: terjadi over-streched ligamen, cedera secara Faktor memperberat
mikroskopik,tapi tidak terjadi suatu robekan. Faktor memperingan
Derajat II: terjadi robekan parsial dari ligament. Gejala penyerta
Derajat III: terjadi robekan total dari ligamen. Ini merupakan
derajat terparah dari suatu sprain.
Pemeriksaan Penunjang
X-ray untuk melihat apakah ada fraktur di sekitar sendi. X-ray untuk melihat apakah ada fraktur di sekitar sendi lutut.
MRI dapat membantu melihat cedera ligament. MRI dapat membantu melihat cedera bantalan sendi (meniskus).
Penegakan Diagnosis
Diagnosis Kerja