Anda di halaman 1dari 28

+ Modul 2

Nyeri Sendi
Tutor : dr. H. Ahmad Muchlis, MS, MH

Muhammad Rasyid Irawan (2018730063)


Muhammad Alfian Naufal (2018730064)
Muhammad Bobby Suristian (2018730065)
Muhammad Fairuzaki (2018730066)
Luthfiyyah Adelia Sukma (2018730057)
Maynaliza Nurul Aini (2018730060)
Melani Maharani (2018730061)
Mutiara Fellina Maharani (2018730072)
Nabila Jasmine Kusumaning A. (2018730073)
+
Skenario 1

 Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke


poliklinik dengan keluhan nyeri pada jari kaki.
Nyeri dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya bengkak
dan nyeri tekan pada ruas jari kaki. Pada
pemeriksaan antropometri TB 158 cm dan BB 82
kg. Keluhan berkurang setelah minum obat nyeri
yang dibeli di warung. Riwayat jatuh disangkal.
+
1. Kata Sulit
 Antropometri  Studi tentang pengukuran tubuh dimensi
manusia dari tulang, otot, jaringan adiposa atau lemak.

2. Kalimat kunci
 Perempuan, 35 tahun

 Nyeri pada jari kaki

 Sejak 1 tahun

 Bengkak dan nyeri tekan pada ruas jari kaki

 Riwayat jatuh disangkal

 TB 158cm BB 82kg
Klasifikasi
Mind map

Patomekanisme
Nyeri sendi Etiologi

Osteoarthrits
Gangguan anamnesis
Inflamasi
mekanik
Rheumathoid
Arthritis
Diagnosis
Tanda dan banding
gejala Gout

Pemeriksaan
Pemeriksaan Penatalaksana Terapi
fisik Komplikasi
penunjang an

Non terapi
+
1. KLASIFIKASI NYERI
NYERI
SOMATIK
NYERI
NOSISEPTIF

NYERI
VISERAL

NYERI

NYERI
NEUROPATIK
NYERI NON
NOSISEPTIF
NYERI
PSIKOGENIK

Sudoyo, Aru, et all. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed 4. Jakarta: FKUI
+
2. Bagaimana patomekanisme nyeri
sendi trauma dan non-trauma?

1. Nyeri sendi Trauma  Diakibatkan oleh adanya inflamasi

2. Nyeri sendi Non-Trauma  Diakibatkan oleh adanya


patomekanisme
+ Mekanisme Nyeri Sendi Non-
trauma
Terdapat 4 proses

• Transduksi: aktivasi reseptor, adanya stimulus nyeri yang


mengakibatkan stimulasi nosiseptor, disini stimulus noxious dirubah
menjadi potensial aksi

• Transmisi: potensial aksi ditransmisikan menuju neuron susunan saraf


pusat yang berhubungan dengan nyeri. Selanjutnya terjadi hubungan
timbal balik antara thalamus antara pusat yang labih tinggi di otak yang
mengurusi respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri.

• Modulasi: sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut,


tempat modulasi sinyal yaitu kornu dorsalis medulla spinalis

• Persepsi: pesan nyeri di relay menuju ke otak dan menghasilkan


pengalaman yang tidak menyenangkan
+
Mekanisme Nyeri Sendi Trauma
(Inflamasi)

 Rasa nyeri diaktifkan oleh adanya deteksi terhadap inflamasi

 Rasa nyeri di hasilkan oleh terbentuknya mediator2 inflamasi seperti,


prostaglandin dan bradykinin pada sel dan plasma akibat respon
dari luar (inflamasi)

 Prostaglandin dan bradykinin dapat mengaktifkan nosiseptor perifer


yang selanjutkan ke otak (thalamus)
+
3. Apa saja faktor-faktor risiko
nyeri sendi?
Umur

Cedera Jenis
sendi kelamin

Kegemu Suku
kan bangsa

Genetik

Sumber : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi VIII
+ 4. Apa saja tanda dan gejala
nyeri sendi?
 Kaku dan sulit menggerakan area yang terkena

 Biasanya terdapat pembengkakan (tumor)

 Terkadang terasa hangat atau berwarna kemerahan (rubor)

 Terasa nyeri (dolor)

 Kelemahan dan gerakan sendi yang abnormal

 Krepitasi
+
5. Bagaimana pemeriksaan fisik
dan penunjang pada nyeri sendi?
A. Pemeriksaan Fisik
1. Kulit : psoriasis & penebalan kulit.
2. Pemeriksaan sendi : kesimetrisan sendi, kesejajaran
(alignment),deformitas tulang, perubahan kulit, kisaran gerak,
stabilitas sendi, noduli, atrofi otot, dan kreptasi.
3. Pemeriksaan Inflamasi : pembengkakan, kalor, nyeri tekan,
kemerahan (rubor).
+
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Faktor Reumatoid (RF).

2. Pemeriksaan Radiologi (X-ray, MRI,


Artroskopi & Artrografi).

3. Pemeriksaan Analisis Cairan Sendi


(Leukosit, Protein, Glukosa, Monosodium
Kristal)

4. Pemeriksaan Laboratorium (Urine, Darah,


Bakteri, Ginjal, Hati, Kadar TSH).

5. Pemeriksaan Biokimia Tulang (Kadar


Posfor, Kalsium Total, Vitamin D, Ion
Kalsium).

6. Pemeriksaan densinitas masa tulang


(Monitor Terapi & Resiko Fraktur).
Soemasto. S Atiek. (2014). Kapita selekta kedokteran jilid II. Jakarta. Media Aesculapius.
Sudoyo et al. (2006). Ilmu penyakit dalam. Jakarta: FK UI.
Willms, J. L. (2005). Diagnosis fisik: Evaluasi diagnosis dan fungsi di bangsal. Jakarta: EGC.
+ 6. Sebutkan dan jelaskan diagnosis
banding terkait nyeri sendi
1. RHEUMATOID ARTHRITIS
 Penyakit autoimun yang ditandai oleh
inflamasi
sistemik kronik dan progresif.
 Umumnya mengenai sendi kecil
Contoh: PIP, DIP, MCP, MTP
 Umumnya pada perempuan dengan rasio 3 : 1
 Umumnya pada usia 20-45 tahun

Etiologi
 Inflamasi pada membran synovial yang
membungkus
sendi -> erosi permukaan sendi -> deformitas

Tanda dan Gejala


1. Artikular
 Nyeri dan kaku pagi hari di persendian
 Tanda Inflamasi
 Terdapat artritis bersifat simetris
 Adanya nodul reumatoid
+ 2. OSTEOARTHRITIS Tanda dan gejala
 Penyakit sendi degenerative yang berkaitan  Nyeri saat aktivitas
 Umumnya sudah dirasakan
dengan kerusakan kartilago sendi.
lama
 Paling sering di vertebra, panggul, lutut,  Krepitasi, deformitas sendi,
pembengkakan sendi
pergelangan kaki, MTP, CMC, PIP dan DIP.
asimetris, dan perubahan cara
 Di Indonesia: 15,5% Pria dan 12,7% Wanita berjalan
 Nyeri tekan
 Umumnya pada usia >50tahun
 Tanda inflamasi
Etiologi

 Kerusakan pada kartilago sendi.

Faktor Penyebab

 Genetik

 Obesitas

 Cedera sendi/kerja/olahraga akibat


pemakaian sendi terus-menerus pada
pekerjaan berat.
Tanda dan gejala
3. ARTHRITIS GOUT
+
Penyakit akibat penumpukan Kristal monosodium
1. Gout akut
 Sakit saat bangun pagi ; tidak dapat
urat pada sendi. berjalan
 Tanda inflamasi dan gejala sistemik
 Inflamasi pada artikular dan periartikular (demam, menggigil).
 Lokasi paling sering terkena di MTP-
 Umumnya pada laki-laki 1, pergelangan tangan/kaki, lutut dan siku

Etiologi 2. Interkritikal
 Pada aspirasi sendi didapatkan Kristal
 Deposisi Kristal monosodium urat pada urat
jaringan
3. Gout Menahun
 Supersaturasi asam urat dalam cairan  Disertai tofi (deposit Kristal urat)
ekstraseluler.  Umumnya di cuping telinga, MTP-1,
Jari tangan.
Faktor Penyebab

 Kelainan metabolik

 Konsumsi makanan tinggi purin (daging,


kacang tanah, bayam, jeroan, kembang kol.

 Obesitas

 Obat tertentu yang meningkatkan asam urat


7. Terapi Farmakologi dan Non
Farmakologi
Setiati, siti dkk. 2014. Buku ajar ilmu
A. Artritis Reumatoid penyakit Dalam edisi keenam jilid 3.
Jakarta: Interna publishing

Farmakologi Non Farmakologi

1. OAINS 1. Terapi puasa


2. Glukokortikoid 2. Suplementasi asam lemak
 Dosis 10 mg/hari esensial (Contoh. minyak ikan)
 Disertai pemberian; kalsium 3. Latihan
(1500 mg), vitamin D (400- 4. Pembedahan apabila:
800 IU/hari) a) Terdapat nyeri berat yang
3. DMARD berhubungan dengan
 MTX kerusakan sendi yang
 Hidroksiklorokuin ekstensif
 Sulfasalazin b) Keterbatasan gerak yang
 Leflunomide bermakna atau keterbatasan
 Infliximab fungsi yang berat
 Etanercept c) Ada ruptur tendon
+
Preventif Artritis Reumatoid

 Berjemur dibawah sinar matahari pagi

 Melakukan peregangan setiap pagi

 Menjaga berat badan

 Mengonsumsi makanan kaya kalsium

 Memenuhi kebutuhan air tubuh

 Tidak menjadi perokok aktif maupun pasif

Rheumatoid Arthritis oleh Ketut Ayu Manik Masyeni FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
+ B. Osteoartritis

Farmakologi Non Farmakologi

1. Analgesik Oral Non Opiat 1. Penerangan


2. OAINS 2. Terapi Fisik dan Rehabilitasi
3. Chondroprotective Agent 3. Penurunan Berat Badan
 Tetrasiklin 4. Terapi Bedah
 Asam hialuronat
 Glikosaminoglikan
 Kondroitin sulfat

Setiati, siti dkk. 2014. Buku ajar ilmu penyakit Dalam edisi keenam jilid 3. Jakarta:
Interna publishing
+
C. Artritis Gout
Farmakologi Non Farmakologi

1. Kolkisin 1. Memberikan edukasi


 Dosis 0,5-0,6 mg/hari dengan 2. Pengaturan diet
dosis max. 6 mg (3-4 kali) 3. Istirahat sendi
2. OAINS (indometasin)
 Dosis 150-200 mg/hari selama
2-3 hari dan dilanjutkan 75-100
mg/hari sampai peradangan
berkurang
3. Kortikosteroid
4. Hormon ACTH
} Apabila 2 obat
diatas tidak
efektif
Preventif osteoarhtritis

 Penurunan Berat Badan

 Melakukan latihan aktivitas fisik

 Penggunanaan obat-obatan

Jurnal Upaya pencegahan progresifitas osteoarthritis lutut


dirumah oleh Yohanes Edi Setiawan dan Theresia Titin Marlina
Rehabilitasi
a. Perubahan gaya hidup

b. Latihan menggunakan otot-otot

c. Olahraga

d. Alat bantu tongkat, walker, dan “deker”atau suatu alat


pelindung untuk sendi dapat membantu dalam melakukan
aktivitas. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan alat
bantu yang tepat dengan keadaan OA yang diderita.

e. Kompres: Jika sendi sedang bengkak maka pilihannya adalah


kompres dingin, dan jika sudah teratasi atau rasa kaku maka
pilihannya adalah kompres hangat

f. Menjaga berat badan ideal


Promotif (Health Promotion)
+ 8. Sebutkan komplikasi yang
berhubungan dengan nyeri sendi!
A. Komplikasi yang bias terjadi pada rheumatoid
arthritis
- Anemia - Peningkatan infeksi

- Kanker - Deformitas sendi tangan

- Komplikasi kardiak - Deformitas sendi lainnya

- Penyakit tulang belakang - Komplikasi pernapasan


leher
- Nodul rheumatoid
- Gangguan mata
- Vaskulitis
- Pembentukan fistula
+
B. Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita
Osteoarthritis

- Perubahan sendi irreversible dan pembentukan


nodus

- Subluksasi sendi

- Penurunan kisaran gerak sendi

- Rasa nyeri

- Kehilangan kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-


hari

Sumber : Setiati, Siti dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi
keenam jilid 3. Jakarta : Interna publishing.
+
C. Komplikasi yang bias terjadi pada Gout Arthritis

- Erosi, deformitas, dan disabilitas yang akhirnya terjadi


karena inflamasi kronis dan pembentukan tofus

- Hipertensi dan albuminuria

- Kelainan ginjal disertai kerusakan tubulus akibat


penggumpalan kristal urat ; ekskresi asam urat yang semakin
buruk dan disfungsi renal yang kronis

Sumber : Setiati, Siti dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi
keenam jilid 3. Jakarta : Interna publishing.
+
9. Apakah ada hubungan antara pola hidup
dan berat badan dengan nyeri sendi?

3 zat makanan penghasil energi utama:

 Karbohidrat

 Protein

 Lemak

Energi berlebih  menjadi lemak  ditimbun di tempat tertentu

Rubenstein, David.,Wayne, David., Bradley, John. (2007). Kedokteran


Klinis. Jakarta: Erlangga.
Kesimpulan
Dari skenario, kami menyimpulkan bahwa
perempuan 35 tahun dengan TB 158 cm dan BB 82
kg tersebut menderita Gout karena mengeluh
nyeri pada jari kaki sejak satu tahun yang lalu.
Menandakan bahwa nyeri tersebut sudah kronik
dan mengenai sendi-sendi kecil. Ditemukan
adanya bengkak dan nyeri tekan pada ruas jari
kaki. Pasien juga mengalami obesitas, yang mana
dapat memungkinkan pasien menderita
rheumatoid arthtritis ataupun osteoarthtritis.
+

Anda mungkin juga menyukai