Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Pada

Lansia Dengan Asam Urat


(Gout Atritis)
- Keperawatan Gerontik -
Nama Anggota Kelompok 4 :

1. Arfani Nurpratiwi NIM 200114006


2. Resti Miftah Nurjanah NIM 200114042
3. Siti Adawiyah NIM 200114048
4. Ulfa Avita NIM 200114055
5. Wulan Sugeng Saputri NIM 200114052
Definisi
Penyakit Asam urat atau penyakit encok(radang sendiencik adalah penyakit yang
disebabkan oleh tinggi asam uratdi dalam darah Kadarasam urat yang tinggi di dalam
darah melebihi batas normal penyebab omong kosong asam urat di dalam persendian
dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat kirim sakit,
nyeri, dan meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa
berjalan persendian tera sasangat sakit jika bergerak mengalamikerusakan pada
kirim, dan cacat (Haryani dan Misniarti 2020).
Tanda Dan Gejala

a) Kesemutan dan linu.


b) Nyeri terutama pada malam atau pagi hari saat bangun tidur.
c) Sendi yangterkena radang sendiasam urat terlihat bengkak,kemerahan, panas dan
nyeri luar biasa.Menyerang satu kirim dan berlangsung selama beberapa hari

d) Urutan kirim yang terkena serangan encok

e) Nyeri hebat dan akan merasakan nyeri pada tengah malam mejelang pagi

f) Gejala lainnya adalah muncul tahudispiral telinga/pinggir send/tendon


Etiologi Patofisiologi
Gangguan metabolik dengan
meningkat konsentrasi asam urat ini Adanya gangguan metabolisme Purin
ditimbulkan dari penimbunan kristal dalam tubuh, pemasukan bahan yang
dikirim oleh monosodium urat (MSU, mengandung Asam Urat tinggi dan
Encok) dan kalsium pirofospat dihidrat sistem ekskresi Asam Urat yang tidak
(CPPD.pseudogout), dan pada tahap adekuat akan mengasilkan menumpuk
yang lebih lanjut terjadi degenerasi Asam Urat yang berlebihan di dalam
tulang rawan sendi Etiologi dari artritis plasma darah (Hiperurisemia), sehingga
encok meliputi kitaaku, jenis jenis akibat Kristal Asam Urat menumpuk
kelamin, cerita pengobatan.obesitas, dalam tubuh. Penimbunan ini
konsumsi parin dan alkohol. menimbulkan iritasi lokal dan
Umur,asupan nutrisi,jenis obat dan menimbulkan respon Inflamasi (Sudoyo,
berat badan bisa menjadi penyebab dkk. 2009)
asam urat.
Komplikasi
 Asam urat kronis beertophus

 Nefropati asam urat kronis

 Nefrolitiasis gout (Batu Ginjal)


Penatalaksanaan
 Sendi yang mengalami kerusakan dan
 Pembatasan purin.
berakibat pada ketidak normlan pada
fungsi sendi seperti sebagaimana  Kalori sesuai dengan
mestinya .
kebutuhan.

 Tinggi karbohidrat

 Rendah protein
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Diagnosa Keperawatan
2. Diagnosa
3. Intervensi 1) Nyeri kronis berhubungan dengan
4. Implementasi
5. Evaluasi gangguan metabolic ditandai dengan
pasien merintih nyeri

2) Gangguan mobillitas fisik


berhubungan dengan nyeri ditandai
dengan rentang gerak pasien menurun
Contoh Kasus

Ny.T Datang Ke Rumah sakit Pada tanggal 7 juli 2020 jam 10.32 didapatkan data subyektif bahwa pasien mengatakan
nyeri pada lutut sebelah kanan , pasien mengatakan nyeri terasa ngilu, susah digunakan utuk berjalan. Dan didapatkan
pula data objektif pasien tampak meringis kesakitan, kadar asam urat 12mg/dl, TD 120/80, nadi 85X/menit, suhu 36,5˚C,
dengan P: nyeri terasa jika digunakan beraktifitas secara berlebihan,dan ketika pola makan tidak dijaga Q: nyeri terasa
seperti tertusuk, R: nyeri terasa pada daerah lutut kaki kanan, S: skala nyeri 8 (berat), T: : nyeri terasa hilang timbul 2
jam, maka dari itu didapatkan diagnose keperawaatan nyeri kronis berhubungan dengan ganguan fungsi metabolic
ditandai dengan pasien merintih nyeri. Lalu pada jam 13.40 adalah data subyektif pasien tidak bisa melakukan aktivitas
jika penyakitnya kambuh,pasien mengatakan lutut sebelah kananya tersa nyeri ketika digunakan untuk bergerak, pasien
mengatakan enggan untuk melakukan pergerakan, dan didapatkan data objyektif nadi 85 kali/menit, suhu 36,5˚C RR 23
kali/menit, rentang gerak pasien menurun, sebagian aktivitas pasien tampak dibantu oleh kluarga, gerakan pasien tampak
terbatas, fisik pasien tampak lemah.
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan nyeri pada lutut sebelah kanan 1. Pasien tampak meringis kesakitan

2. Pasien mengatakan nyeri pada lutut terasa ngilu, 2. Kadar asam urat 12mg/dl
susah digunakan utuk berjalan
3. TD 120/80
3. Pasien mengatakan nyeri terasa jika digunakan
4. Nadi 85X/menit
beraktifitas secara berlebihan
5. Suhu 36,5˚C
4. Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk dan nyeri
6. Skala nyeri 8 (berat)
terasa hilang timbul 2 jam
7. Pasien tampak merintih nyeri
5. Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas
jika penyakitnya kambuh 8. Rentang gerak pasien menurun

6. Pasien mengatakan lutut sebelah kananya tersa 9. Sebagian aktivitas pasien tampak dibantu oleh
nyeri ketika digunakan untuk bergerak keluarga

7. Pasien mengatakan enggan untuk melakukan 10. Gerakan pasien tampak terbatas
pergerakan
11. Fisik pasien tampak lemah.
Analisa Data

Data Problem Etiologi


Data subjektif :
Nyeri kronis ganguan
- mengatakan nyeri pada lutut sebelah kanan fungsi
- pasien mengatakan nyeri terasa ngilu, susah digunakan utuk berjalan
metabolic
Data objektif :
- Pengkajian PQRST :
P: nyeri terasa jika digunakan beraktifitas secara berlebihan dan ketika pola makan tidak
dijaga
Q: nyeri terasa seperti tertusuk,
R: nyeri terasa pada daerah lutut kaki kanan,
S: skala nyeri 8 (berat),
T: : nyeri terasa hilang timbul selama 2 jam
- pasien tampak meringis kesakitan
- kadar asam urat 12mg/dl,
- TD 120/80
- nadi 85X/menit
- suhu 36,5˚C
- RR : 22 x/menit

 
Data Subjektif : Gangguan mobilitas fisik nyeri

- pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas jika penyakitnya kambuh


- pasien mengatakan lutut sebelah kanannya tersa nyeri ketika digunakan untuk
bergerak
- pasien mengatakan enggan untuk melakukan pergerakan

Data Objektif :

- rentang gerak pasien menurun


- sebagian aktivitas pasien tampak dibantu oleh kluarga
- gerakan pasien tampak terbatas
- fisik pasien tampak lemah
- kekuatan otot
5 5
4 5
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan fungsi metabolic yang
ditandai dngan skala nyeri 8 (nyeri berat), pasien meringis
kesakitan, mengatakan nyeri pada area lutut
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri yang ditandai
dengan kekuatan otot menurun, pasien mengatakan lutut sebelah
kanannya tersa nyeri ketika digunakan untuk bergerak
Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi keperawatan
Keperawatan
Nyeri krois Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
Observasi :
b.d gangguan keperawatan selama … x 24 jam 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
fungsi diharapkan nyeri hilang atau 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
metabolic terkontrol dengan kriteria hasil : 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
1. Melaporkan bahwa nyeri 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
berkurang dengan 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
menggunakan manajemen 9. Monitor efek samping pengguna analgetik
nyeri.
Terapeutik
2. mampu mengenali nyeri 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
(skala, intensitas, frekuensi TENS,hipnosis,akupresur,terapi musik,biofeedback,terapi
pijat,aromaterapi,teknik imajinasi terbimbing,kompres hangat/dingin,terapi
dan tanda nyeri). bermain)
3. menyatakan rasa nyaman 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
setelah nyeri berkurang. 3. Fasilitas istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
Gangguan Setelah dilakukan asuhan Dukungan Mobilisasi
Observasi
mobilitas keperawatan selama 4 x 24 jam 1.Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
fisik b.d diharapkan klien mampu 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3.Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
nyeri melakukan rentan gerak aktif 4. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
dan ambulasi secara perlahan
Terapeutik
dengan kriteria hasil : 1.Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
1. Klien meningkat dalam 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
aktivitas fisik.
Edukasi
2. Mengerti tujuan dari 1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
peningkatan mobilisasi. 2. Anjurkan melakukan ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur
3. Memperagaan ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
penggunaan alat bantu
Implementasi Dan Evaluasi

Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi keperawatan


Keperawatan
Nyeri kronis b.d 1. mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S:
gangguan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Klien mengatakan nyeri berkurang menjadi skala 3.
fungsi 2. memantau kadar Asam Urat.
- Klien mengatakan bisa berjalan sedikit-sedikit tanpa rasa
metabolik 3. Indentifikasi respons nyeri non verbal.
nyeri
4. memberikan posisi yang nyaman.
5. memberikan teknik nonfarmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri(mis. Kompres - Kadar Asam Urat 8,1 g/dl.
hangat). - Terlihat sudah tidak meringis kesakitan
6. mengajarkan teknik non farmakologi - Terlihat mampu melakukan aktivitas tanpa mengeluh nyeri
rileksasi napas dalam.
A : Masalah nyeri kronis teratasi.
7. berkaloborasi pemberian Analgetik, jika
perlu. P : Hentikan intervensi.
Gangguan 1. mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S:
mobilitas fisik lainnya
- Klien mengatakan akan melakukan latihan gerak aktif
b.d nyeri 2. mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
pada saat sedang santai.
3. memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
- Klien mengatakan akan melakukan aktivitas dengan
(mis. Tongkat, kruk)
hati-hati.
4. memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
5. melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam O:

meningkatkan ambulasi - Klien kooperatif dan dapat melakukan gerakan ROM


6. menganjurkan melakukan ambulasi dini dengan baik.
7. mengajarkan ambulasi sederhana yang harus - Klien dapat melakukan ADLs nya secara mandiri.
dilakukan (mis. Berjalan dari tempat tidur ke kursi - TD : 130/80 Mmhg. N : 78 x/menit. RR : 20 x/menit.
roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, T : 36,0 oC.
berjalan sesuai toleransi)
A : Masalah gangguan mobilitas fisik teratasi.
 
P : Hentikan intervensi.
Thanks
Do You Have Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai