Anda di halaman 1dari 22

DERMATOMIKOSIS

Non dermatofita

Pitiriasis Versikolor Piedra hitam Piedra Putih Tinea Nigra Palmaris/Plantaris


Etiologi Malasezia furfur, Ptyriosporum orbicular, Piedraia hortae Trichosporum Hortae Wernickii
Ptyriosporum ovale beigelii/asahii
Gambaran Makula dan plak >>dirambut kepala, Diselain kepala Makula plak hiperpigmentasi/kecoklatan
Klinis hipopigmentasi/hipopigmentasi/eritema nosul2 yang bisa pada telapak tangan/kaki
berbatas tegas disertai squama digerakkan, metalic Gatal
sound, rambut mudah
patah
Diagnosis 1. Wood Lamp  keemasan KOH 10% rambut yang KOH 10%  yeast dengan septa
Penunjang 2. Lab: KOH  sphagetti and meatball sakit  ukuran benjolan kecoklatan, hifa bercabang
berbeda2, terpisah2,
terdiri atas hifa bersepta
Terapi 1. Ketokonazol 1x200mg selama 10 hari 1. Terbinafin Antifungal topikal 2-4minggu
2. Shampo Ketokonazol 2% untuk 2x125mg
mandi (diamkan 5-15mnt lalu bilas) selama 2mgg
selama 2-4minggu 2. Shampo
ketokonazol
2%/Selenium
sulfide 2%
3. cukur

DD Dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis, morbus Dermatitis kontak, tinea versikolor,


hansen/kusta, pitiriasis alba, vitiligo nevus pigmentosus

Dermatofita

Tinea Kapitis Tinea Korporis Tinea unguium Tinea Pedis/Manus Tinea kruris Tinea barbe
Etiologi Trichophyton,
Microsporum (Zoofilik)
Gambaran 1. Alopesia Plak eritem berbatas Distrofi lempeng kuku, Plak eritem berbatas Pada lipatan paha, Pada dagu dan jenggot
Klinis 2. Pul test + tegas dengan tepi aktif , duskolorisasi, detritus tegas, tepi aktif, sentral anus, perineum
Black dot  patah central healing 1. Sub ungual healing
tepat di muara Pada selain kapitis, proksimal 1. Hiperkeratotik
folikel unguinum, pedis/manus, 2. Subungual 2. Interdigitalis
Grey Patch  barbe distal 3. Vesikuler sub
patah di atas 3. Leukonikia akut
muara folikel trikofita Didapati
Cerion celsi  vesikel, blua
abses, nyeri tekan, pada sela2 jari
demam, yang meluas
pembesaran KGB ke punggung
Tinea Favosa  dan telapak
maousy odor, kakipecah
krusta kuning, dan
ulkus dangkal meninggalkan
susuk yang
berbentuk
lingkaran
(koleret)
Terjadi pada kaki,
terutama sela2 jari dan
telapak kaki
Diagnosis 1. Wood lamp 
Penunjang berpendar kining
2. KOH  hifa
panjang bersepta
Terapi 1. Griseofulvin 20- 1. Itraconazol
25 mg/kgBB/hr Pulsed Therapy :
slm 6-8mgg 400mg/hr slm 7
2. Itraconazol 3- hari pd minggu
5mg/kgbb/hr – pertama setiap
100mg/hr (4- bulan
6mgg) Jari tangan 4bln
3. Terbinafin 3- Jari kaki 6bln
6mg/kgbb/hr (2- 2. Topikal : Cat
4mgg) Kuku
4. Shampoo Cyclopiroxolami
Ketokonazol 2% n (Loprox)
untuk keramas
(didiamkan 5-
15menit sebelum
dibilas) - 2-
4mgg
5. Topikal :
Azol/Terbinafin cr
DD
Kandidiasis

 Menyerang intermediet
 Plak eritem berbatas tegas disertai lesi papul eritem disekelilingnya (satelit)
 Pseudomembran
 Predisposisinya: endogen (kegemukan karena keringat>>, DM, hamil karena perubahan pH dalm vagina, AIDS, keganasan, leukimia, TB, penggunaan
antibiotik>>, usia org tua dan bayi >>) dan eksogen (higienitas yang rendah, lembab, pekerjaan yang berhubungan dengan air, kontak langsung)
 KOH: pseudohifa dan yeast
 Terapi :
a. Medikamentosa
1. Fungisidal (azol)
• Ketokonazol 200mg 1-2x/hr (3-4mgg)
• Fluconazol 150mg seminggu sekali (2-4mgg)
• Itraconazol 100mg (2mgg)
• Griseofulvin micronized 10mg/kgBB/hr (2-3mgg)  anak2
• Preparat topikal : ketokonazol, miconazol, clotrimazol
2. Fungistatik (alilamin)
 Terbinafin 250mg/hr (2mgg)
 Terbinafin topikal
3. Antihistamin
 Loratadin 1x10mg
 Cetirizine 1x10mg
 CTM 3x4mg
i. Nonmedika :
1. Sanitasi yang baik  mandi 2-3x sehari, pakai pakaian yg menyerap keringat, menjaga tubuh ttp kering
2. Hentikan pemakaian obat yg tdk penting
3. Mengobati penyakit sistemik yg mendasari
 Klasifikasi
1. Kandidiasis selaput lendir
a. Oral / thrush
b. Perleche
Pad sudut mulut, mengalami maserasi, erosi, bsash, dasarnya eritematods
c. Vulvovaginitis
Hiperemis pada vulva, introitus vagina, bercak kekuningan, flous albus kekuningan
d. Balanitis
Erosi, pustul dengan dinding yg tipis di gland penis dan sulkus koronarius glandis
e. Mukokutan kronik
f. bronkopulmonar
2. Kandidiasis kutis
a. Lokalisata
b. Generalisata
c. Paronikia dan onikomikosis
d. granulomatosa
3. Kandidiasis sistemik
a. Endokarditis
b. Meningitis
c. Pielonefritis
d. septikemia
4. Reaksi id.

INSECTS BITE AND ZOONOSIS

ARHTROPODA

Pedikulosis
Penyakit Scabies
Capitis Korporis Pubis
Etiologi Pediculus humanus capitis Pediculus humanus corporis Pthirus pubis Sarcoptes scabei
Memiliki mata, 3 pasang Morfologinya hampir sama  tungau berbentuk oval, putih kotor, tdk
kaki hanya lebih kecil dan pipih bermata, 4 pasang kaki
Menghisap darah siklus hidup 12 hari(telur-dewasa)
Telurnya menempel di
rambut, semakin distal,
semakin matang
Patogenesis Gatal diakibatkan liur dan Kutu menempel pada Penyakit menular seksual, Transmisi : kontak langsung dan tdk
ekskreta dari kutu yang permukaan baju. dapat pula menyerang langsung
masuk ke kulit saat Gatal diakibatkan liur dan jenggot dan kumis, alis Betina yang hamil akan membentuk
menghisap darah. ekskreta dari kutu yang masuk atau bulu mata terowongan pd stratum korneum lalu
ke kulit saat menghisap darah. bertelur kemudian akan terus membentuk
terowongan.

Klasifikasi Varian klinik :


• S. in a clean
Pada org2 yang bersih, ditemukan 2
keluhan namun lesi tdk tampak
• S. incognito
Gambaran klinis tdk tampak karena
penggunaan obat kortikosteroid
• S. in eldery
Predileksinya meluas, karena pada
lansia dan bayi, kulitnya tipis
• S. nodularis
Timbul nodul2 karena
hipersensitivitas tungau
• S. in infant & children
• Norwegian scabies
Higienitas buruk, jorok, imun rendah,
bisa jadi ulseratif dan kematian
• Scabies yg ditularkan oleh binatang

Gejala klinis Gatal Gatal di daerah pubis • Gatal malam hari


Ekskoriasi, erosi, infeksi Macula serulae (bercak • Predileksi lesi yg khas, menemukan
sekunder bila digaruk abu2 atau kebiruan) tungau
Bisa jg menyebabkan Black dot • Keterlibatan klrg/org yg tinggal satu
pembesaran atap
KGB(retroaurikuler, oksiput) • Kanalikuli  jrg ditemukan (burrow
ink test)
Diagnosis Menemukan kutu atau telur Menemukan telur, kutu pada Menemukan 2 dari 4 cardinal sign
Telur abu2mengkilat pakaian Dx pasti : ditemukan tungau, telur / feses

DD Tinea kapitis, piedra, Dermatomikosis


pioderma(impetigo (kandidiasis??)
krustosa), dermatitis Dermatitis seboroika
seboroika
pengobatan Sebaiknya rambut kelamin Preparat anti-tungau :
dicukur • Permethrin 5%
 Lebih aman digunakan
 Bisa untuk ibu hamil, anak2
dibawah 10 tahun
 Pemakaian 1x sebelum tidur
diseluruh tubuh
• Gamexan 1%
 1minggu sekali
 Tdk boleh untuk ibu hamil dan
anak2 dibwh 10 tahun
• Salep 24 (As salisilat 2%, Sulfur
4%) 3x23 jam
• Benzil-benzoat 20-25%
 3 hari berturut-turut

o Chrotamiton 10%
Pencegahan :
 hindari kontak
 pemakaian barang pribadi
 menjaga kebersihan
 1 keluarga yang diterapi
 Baju pakaian dipanaskan terlebih
dahulu

NEMATODA
PROTOZOA

Amubiasis Trikomoniasis
Etiologi Entamoeba histolytica Thrichomonas vaginalis
Insidens Banyak pada pria homoseksual, turis, imigran, pasien terisolasi Pada org dengan akt seksual yg tinggi, bayi, menopause
Umumnya terjadi di negara berkembang
Patogenesis Amubiasis kutis primer  tanpa adanya amubiasis Menginvasi urogenital sampai mencapai jaringan epitel dan
intestinal/ekstraintestinal, akibat inokulasi langsung tropozoit subepitel
pada kulit yang terluka
Amubiasis kutis sekunder  akibat perluasan abses amubiasis
intestinal, perluasaan melalui kateter, kolostomi, diare
Gejala klinis ulkus bts tegas, tepi teratur, dasar berwarna merah seperti Pada wanita
daging mentah, bau busuk, purulen, progresif dpt mengalami  Flour albus berwarna kuning kehijauan, berbusa
destruksi hingga otot & tulang, limfadenopati  Berbau busuk
 Pruritus
 Strawberry appearance
 Dispareunia
 Vaginitis
 Uretritis
Pada laki2
 Disuria
 Poliuria
 Sekret uretra mukoid atau mukopurulen
 Urin kadang2 jernih tapi berbenang halus, bisa pula
keruh dipagi hari
 Gatal pada uretra
Diagnosis Px sekret fornix posterior
DD
pengobatan Metronidazol 3x500-750mg selama 10 hari Metronidazole 2x500mg selama 7 hari
Anjuran :
1. Pemeriksaan dilakukan juga pada pasangannya
2. Tdk melakukan hubungan seksual selama
pengobatan
3. Hindari barang2 yang mudah menimbulkan
transmisi
VIRAL DERMATOSIS

Measles/ morbili/ rubeola Rubella/ German Measles Erythema infectiosum


Etiologi Measles virus (paramyxovirus) Togavirus Parvovirus
Masa inkubasi 8-12 hari
5 hari sblm sampai 2 minggu stlh
Masa Infeksius 2 hari sblm gejala, 4 hari pasca erupsi kulit
eksanthema
 Prodormal: demam tinggi,  Menimbulkan imunitas seumur hidup
konjunctivitis, malaise, bapil
 Airbone droplet infeksius
 Enantem : Bercak Koplik  makula
 Prodormal
eritem miliar disertai bintik putih  Slapped cheek ( pipi seperti
 Pembesaran KGB servikal,
kebiruan di mukosa buchal dekat ditamparr)
retroaurikular, oksipital
molar 2, 1-2 hari sblm muncul erupsi  Makula eritematosa retikuler ada
Gambaran klinis  Enantem  Forschheimer spots
kulit ekstremitas
(makula eritem milier) pada uvula
 Eksantema dimulai dr blkng telinga,  Papular purpuric gloves and
dan palatum mole
wajah, leher baru ke seluruh tubuh  stocking syndrome
makula papul eritem miliaris  Eksantem  muncul diseluruh badan,
generalisata lebih terang, mereda dlm 2 hari
 3C  conjuntivitis, cough, coryza  Athralgia pada wanita
Otitis media, pneumonia, bronkhitis, diare Encephalitis  jarang
Hepatitis, trombositopenia, ensephalitis Ibu hamil trimester 1  Rubella
Komplikasi SSPE(subacute scleroting congenital syndrome (microcephaly,
panencephalitis), degenerasi SSP, kejang, congenital heart disease, neurosensory
perubahan perilaku, penurunan intelektual deafness)
Rubella, drug eruption ( ada riwayat obat
DD
kalo inii)
Lini pertama : suportif
Antibiotik bila ada infeksi bakteri
sekunder Terapi suportif – self limiting disease
Terapi
Vit A 1x200.000. IU slm 2 hr Vaksin MMR
Vaksin
Forsch heimers spots  makula eritem Slapped cheek
milier pada palatum mole dan uvula
Bercak koplik
Makula papul eritematosa miliaris
generalisata

HFMD herpangina Acute lymphonodular pharyngitis


Coxsackievirus
Tipe A5, A7, A10, B2, B5 dan
Etiologi Epstein barr virus (EBV) enterovirus 71(paling ganas, Coxsackievirus Coxsackievirus
meningitis)
Fekal oral
Masa inkubasi 3-6 hari
Masa Infeksius
Gambaran klinis Demam, malaise, anoreksia, Demam, nyeri tenggorokan dan Lesi oral tdk berkembang menjadi
nyeri tenggorokan, lesi mukosa sakit sakit menelan, mual, ulserasi
oral, lesi di telapak tangan kaki muntah, anoreksia, nyeri perut 
lesi vesikular pd faring post
Lesi oral  makula eritem 
plak  vesikuler  ulserasi
Lokasi: palatum mole, uvula,
tonsil
Komplikasi
DD
Terapi

Veruka/kutil Kondiloma Akuminata Moluskum kontangiosum Variola/ cacar/ small pox


Etiologi Human Papilloma virus Papilloma virus Pox virus Pox virus
Masa inkubasi 1-2 minggu
Masa Infeksius
4 stadium:
1.inkubasi erupsi
Nyeri kepala, nyeri tulang, sendi,
demam, menggigil, lemas,
muntah2
Papul/ plak hiperkeratotik Papul bentuk kubah (dome 2.makulo-papular
Papul/ plak hiperkeratotik verukosus shaped) dgn cekungan/delle Makula eritematosa yang dgn cpt
verukosus multipel Bertangkai dan papilomatosa ditengahnya berubah jadi papul terutama di
Gambaran klinis Varian: palmaris/plantaris, Pada daerah lipatan yg lembab Berisi badan moluskum muka dan ektremitas, suhu tubuh
plana, vulgaris, Wanita : vulva, introitus vagina Muka, ektremitas, org dewasa kembali normal
akuminatum Laki2: anus, sulkus koronarius, kadang2 di pubis dan genitalia 3.vesikulopustular
korpus, pangkal penis eksterns 5-10 hari timbul vesikel2
kemudian jadi pustul, suhu
meningkat lagi
4.resolusi
Dlm waktu 2 minggu, timbul
krusta2, suhu tubuh turun
Komplikasi
Inokulasi pada korioalantoik,
Diagnosis pemeriksaan virus, deteksi
antigen
Veruka vulgaris :
Tdk bertangkai, kering, abu2
atau sama dgn kulit
Kondiloma latu : plakat erosif
DD
Karsonoma sel squamosa:
seperti bunga kol, mudah
berdarah, berbau

1. Kemoterapi : Antiviral : ansiklovir atau


• Podofilin 20 –25%, seminggu 2x valasiklovir
• asam triklor asetat (TCA) 50%
• 5 fluorourasil 1 – 5%
• Podofilotoksin 0,5%
2. Interferon Bedah listrik, laser, ekstrak
Terapi 3. Bedah skalpel komedo, jarum suntik, kuret
4. Bedah listrik ekstraksi badan moluskum
5. Bedah beku
6. Laser CO2
7. Imunoterapi
8. Radioterapi
Varisela/ cacar air/ chicken Sarcoma kaposi
Herpes simplex Herpes zoster/ cacar ular
pox
Herpes simplex virus Varisela zoster virus Infeksi akut varisela zoster HHV 8 HHV 4
Etiolo
HSV 1  herpes labialis Reaktivasi virus setelah
gi
HSV 2  herpes genitalis mengalami varisela
Berdiam di ganglion posterior
SST dan kranialis, kadang di
anterior juga.
Patoge
Diawali dengan gejala prodormal
nesis
 eritem  vesikel dengan dasar
eritem dan edema  pustul,
krusta
Masa 14-21 hari
inkuba
si
Masa
Infeksi
us
Gamb Vesikel berkelompok diatas kulit 1. Penyakit intraokuler Gejala prodormal : demam yg Banyak pada HIV Mononukleos
aran eritem Vesikel di puncak tdk terlalu tinggi, malese, Berasal dr is
klinis hidung (hutchinson) nyeri kepala disusul erupsi pembuluh darah Hairy
2. Sindroma ramsay hunt kulit  papul eritematosa Makula plak leukoplakia
N VII, VIII vesikel tear drops merah keunguan
Gejala : Nyeri pustulkrusta Awal  tatoo
mandibula, faring, amalgam
laring, telinga, tuli, >> di palatum,
tinitus, vertigo, nausea, ginggiva, lidah,
vomitus, nistagmus area tonsilar
Tanda : lesi di telinga
luar, lubang telinga,
paralisis fasialis
3. Herpes zoster diseminata
Lesi diluar dermatom,
bula hemoragik
Hiperestesi pda daerah yang
terkena
Lesi unilateral sesuai dermatom
• Tes Tzanck  ditemukan sel • Tes Tzanck  ditemukan
Tzacnk (sel datia berinti banyak) sel Tzacnk (sel datia
• Biakan jaringan → sulit berinti banyak)
• Deteksi Ag : Elisa,
imunoperoksidase
• Deteksi Ab : IgM / IgG anti HSV-
2; Elisa
Pemeri • Tes Tzanck  ditemukan sel
• IgM (+); IgG (-) → Inf primer
ksaan Tzacnk (sel datia berinti
• IgM (-); IgG(+) → sdh pernah
pemba banyak)
terinfeksi; subklinis
ntu
• IgM (+); IgG (+) →
eksaserbasi / rekuren
• Penentuan DNA virus : PCR
• Pemeriksaan Ab monoklonal dari
kerokan lesi (mikroskop elektron
indirek)

Keratitis, uveitis, neuritis optik,


Kompl paralisis motorik, ke organ dalam
ikasi paru, hepar, otak
Post herpetic neuralgia
DD Herpes simpleks Variola
• Herpes labialis/genitalis primer 
• Infeksi berat  rawat 
asiklovir 5-10 mg/kg BB/8
jam IV ( 2-7hr / klinis
membaik) → diteruskan
asiklovir oral 3 x 400mg/hr • Asiklovir 5x800mg
atau 5 x 200mg hingga hr selama 7 hr sediaaan
ke-10 total tx. 200 dan 400mg
• Asiklovir 5x200mg selama 7- • Valasiklovir 3x1000mg
10hr selama 7hr
• Asiklovir 3x400mg selama 7 • Terapi NPH
– 10hr • Analgetik : as
Terapi • Valasiklovir 3x500mg selama mefenamat
7-10hr 3x500mg dll
• Herpes labialis/genitalis rekuren • Antidepressan
• Asiklovir 5x200mg selama trisiklik :
5hr amitriptilin
• Asiklovir 3x400mg selama • Gabapentin
5hr 2x300mg
• Valasiklovir 3x500mg
selama 5hr
• Terapi Supresif Kronik  bila
kekambuhan >6x/th
• Asiklovir 2x400mg slm 1 th
BACTERIAL DERMATITIS

PYODERMA

Infeksi kulit akibat bakteri yang menghasilkan PUS, bisa karena Staphylococcus, Streptococcus, Corynebacterium
Pyoderma Primer

Staphylococcus aureus
Folikulitis Furunkel Karbunkel Abses Impetigo bullosa Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S4)
Definisi Radang pada Radang pada Gabungan Akumulasi pus Akibat eksfoliatin A-D Akibat epidermolytic toxin A dab B,
folikel rambut folikel dan furunkel atau di kulit Staphylococcus menyebar lewat pembuluh darah.
Ada yg superfisal daerah sampai ke Hal pertama yang dipikirkan bila
dan deep sekitarnya hipodermis  pasien neonatus dan kurang 6 tahun
(deep ulkus
folikulitis) karbunkel
Tanda dan Papul dan pustul Vesikel dan bula Demam, iritabilitas, kemerahan yang
gejala eritem diatas kulit hipopion  putih ke luas, blister formation, dehidrasi
eritem kuningan Karakter :
1. Kukit seoerti tisue, ada bula
 ketiak, pangkal paha,
telinga, hidung
2. Ruam merah menyebar dari
lengan, kaki, badan
3. Pengelupasan kulit
4. Nikolsky sign +
Faktor Maserasi dan oklusi, waxing, pakaian ketat, dermatitis atopik, Imun yang kurang, immatur ginjal,
predisposisi kortikesteroid topikal, antibiotik jangka panjang, DM, HIV/AIDS, penyakit ginjal
hepatitis, kanker, penyakit kronik, berendam air hangat namun ngga
bersih
penanganan  Kompres air hangat : supaya gatal menurun, sakit menurun dan  Aspirasi  Rs
matang  Antibiotik  Balance cairan
 Analgesik topikal:  Antibiotik sistemik : gol
 Antiseptik cleansers : hydrogen peroxide, chlorhexidine, mupirocin, penicilin (neonatus),
triclosan) fucidic acid cephalosporin (dewasa)
 Insisi dan drainase hanya setelah matang yaa  Sistemik : kalau  Parasetamol kalau panas
 Topikal antibiotik tidak boleh diberiklan lbh dari 1minggu parah  Intake elektrolit jika perlu
(erytromicin, clindamycin, mupirocin, fusidic  Perawatan luka, usahakan
 Antibiotik oral atau IV untuk yang severe lembab
 Photodynamic therapy  Bayi disimpan diinkubator
 Laser hair removal  KONTRAINDIKASI
KORTIKOSTEROID
komplikasi Pneumonia, kematian, sepsis, cellulitis
DD Bedakan dengan SJS ada riwayat
penggunaan obat

Streptococcus pyogens Corynebacterium


Cellulitis Erysipelas Impetigo crustosa Echtyma Erytrasma
Definisi Infiltrat di subkutis dengan Batas tegas Anak>> Anak dan dewasa Penyakit bakteri yg mneyerang
tanda radanga akut Lower ekstremitas dan st korneum
gambaran Batas tdk tegas wajah Lesi eritem dan skuama di
Kaki>> Pruritus, terbakar, Muka Tungkai daerah ketiak dan lipatan paha
4 cardinal sign: eritem, sakit, bengkak, sakit otot dan berlihatmerah kecoklatan
hangat, bengkak sendi Dasarnya erosi Ulkus dangkal
Regional limpadenopaty + Limfadenopati,
limfangitis
Sama2 krusta kekuningan

Diagnosis Wood lampcoral red


DD Ectyma Impetigo krustosa Pitiriasis versikolor  beda
di Wood lampnya
Pengobata Pengobatan :  1st line : erythromycin
n  Jumlahya sedikitkrusanya diangkat lal kasih 4x250mg/hari 2-3 minggu
antibiotik topikal co: mupirocin  Others : penicillins,
 Banyak : antibiotik sistemik penicilin cephalosporine, ofloxacin,
Pencegahan penularan clarithromycin,
 Hindari kontak azithromycin
 Isolasi  Topical : Fucidic acid
 Gunakan alat pribadi
 Ganti baju tiap hari
Mencegah kambuh
 Gunakan antibiotik ointment
 Mandi dengan sabun antibakterial

PYODERMA SEKUNDER

Hidradenitis supurativa Intertrigo Ulcers


etio Staphilococcus aureus
Radang di kelenjar apokrin (ketiak, areola
mamae, genital)

Anda mungkin juga menyukai