Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Penelitian Korelasional Pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri


Lawanggintung 01 Kota Bogor Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Sidang Skripsi

Oleh
Lisda Nurazizah
037115038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
SETIAP BIMBINGAN SELALU GUNAKAN COVER

TULIS DI BUKU BIMBINGAN

8 APRIL 2020

1. PERBAIKI LBM

2. URUTAN LMB : UMUM, DATA PRAPENELITIAN,

PERMASALAHAN, SOLUSI

3. MASALAH UMUM MASIH TERLALU LUAS, COBA

DISEDERHANAKAN

4. BELUM ADA DATA PRAPENELITIAN. TULISKAN DATA

PRAPENELITIAN HASIL BELAJAR SECARA LENGKAP.

TULISKAN BERAPA ORANG (%) YANG MENCAPAI KKM DAN

BERAPA ORANG (%) YG BELM MENCAPAI KKM.

5. PERBAIKI YG DITANDAI DI SKRIPSI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam

kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa dikatakan maju apabila

memiliki kualitas pendidikan yang baik. Pada dasarnya pendidikan

tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar mengajar, kegiatan belajar


merupakan proses pendidikan di sekolah, ini berarti berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa. Seorang guru dikatakan berhasil

menjalankan program pembelajarannya apabila sebagian besar siswa

telah mencapai tujuan pembelajaran yang tercermin dari hasil belajar.

Hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar yang

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang tergolong

dalam suatu perubahan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa. Peningkatan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor salah satunya faktor yang bersumber dalam diri siswa

yakni konsep diri. Seorang siswa yang memiliki konsep diri yang positif

akan memberikan arah untuk menemukan dan menentukan cara-cara

untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan terutama dalam mata

pelajaran matematika.

Kenyataannya sebagian siswa mengeluh ketika pelajaran

matematika berlangsung, umumnya siswa mengatakan bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang rumit karena berhubungan

dengan perhitungan, dan menyebabkan kurangnya antusias siswa

dalam proses pembelajaran matematika. Mata pelajaran matematika

tersebut belum dapat dikatakan berhasil, faktor yang menjadi salah

satu penyebabnya adalah karena siswa memiliki sikap negatif

terhadap mata pelajaran matematika. Hal ini membuktikan bahwa


siswa memiliki konsep diri yang negatif, sehingga mengakibatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran matematika menjadi rendah.

Berdasarkan hasil survey penilaian pearson pada tahun 2014

pencapaian hasil belajar siswa di Indonesia di bidang Sains dan

Matematika menurun, Indonesia menduduki posisi terakhir dari 40

negara. Selain itu pada tahun 2015, berdasarkan hasil survey

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)

kemampuan siswa pada bidang matematika dan ilmu pengetahuan,

mereka menentukan standar global yang lebih luas menggunakan tes

Programme for International Student Assesment (PISA) yang

merupakan studi internasioanl tentang prestasi membaca matematika

dan sains. Dari 76 negara yang ikut berpartisipasi pada tahun 2015,

rangking Indonesia berada pada posisi 69 dalam hal ini Indonesia jauh

lebih dibawah Negara Asia lainnya.

Kemudian hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V

SD Lawanggintung 01 didapatkan hasil nilai ujian tengah semester

matematika kelas V semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 Sekolah

Dasar Negeri Lawanggintung 01 kota Bogor, mendapatkan hasil yang

kurang memuaskan yaitu dari 83 siswa kelas A dan kelas B, serta

standar KKM yang telah diterapkan yaitu 69 hanya 37 siswa yang

mendapatkan nilai diatas KKM sisanya 46 siswa yang memperoleh

nilai dibawah standar KKM. Dari 83 siswa kelas V-A hanya 12 siswa
(30%) dan kelas V-B sebanyak 22 (52,4%) siswa yang mendapat nilai

diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Selain itu, dari hasil wawancara dengan guru SD Negeri

Lawanggintung 01 diperoleh informasi bahwa siswa tidak mau maju

ketika diminta kedepan untuk mengerjakan soal di papan tulis, tetapi

siswa ini malah menunjuk temannya untuk maju mengerjakan soal

tersebut. Selain itu pada kegiatan kerja kelompok ada sebagain siswa

yang hanya mau berkelompok dengan teman sebangku dan teman

dekatnya saja apabila tidak berkelompok dengan teman dekatnya para

siswa ini tidak bisa bekerjasama dengan baik, seperti tidak mau

mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok. Selain itu adanya siswa

yang berpenampilan kurang rapi dibanding teman-temannya yang lain

seperti baju seragam yang kusut, baju tidak masukan dan tidak

memakai ikat pinggang.

Konsep diri seseorang dapat berubah sesuai dengan kondisi

lingkungan termasuk orang-orang disekitarnya yang dapat

mempengaruhi cara pandang orang tersebut. Seseorang yang berada

di lingkungan yang baik, lambat laun cara berpikir dan pandangan

hidupnya akan berubah kearah yang lebih baik. Guru mempunyai

peranan penting dalam hal ini yaitu, untuk menumbuhkan konsep diri

kepada siswa karena konsep diri bukan merupakan faktor yang

dibawa sejak lahir melainkan terbentuk melalui suatu pengalaman

individu dalam berhubungan dengan individu lain.


Semakin positif konsep diri siswa semakin baik pula hasil

belajar matematika yang dicapai. Maka semua pihak yang terlibat

dalam dunia pendidikan termasuk orangtua siswa bersama-sama

membentuk konsep diri yang positif sehingga siswa memiliki sikap

optimis dalam belajar.

Berdasarkan permasalahan yang sudah disebutkan maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan

Konsep Diri dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Matematika

kelas V SD Negeri Lawanggintung 01 Kota Bogor”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah ada maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar Matematika kelas V di SDN Lawanggintung 01

Tahun Pelajaran 2018/2019 yang masih rendah

2. Sebagian siswa berpenampilan kurang rapi sebelum jam

masuk sekolah

3. Siswa hanya mau berkelompok dengan teman sebangku

atau teman dekatnya saja

4. Siswa tidak mau maju ketika diminta guru untuk

mengerjakan soal dipapan tulis


5. Siswa lebih suka menunjuk teman untuk maju kedepan

mengisi soal dipapan tulis

6. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata

pelajaran matematika itu rumit

7. Hasil nilai UTS lebih rendah dibanding dengan standar KKM

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas,

dan menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti,

maka penelitian ini dibatasi oleh dua variabel, yaitu konsep diri

sebagai varibel bebas (X) dan hasil belajar sebagai variabel terikat (Y)

pada siswa kelas V SD Negeri Lawanggintung 01 Kota Bogor.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan

masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah

terdapat hubungan konsep diri dengan hasil belajar kelas V SD Negeri

Lawanggitung 01 Kota Bogor?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori

berupa hubungan konsep diri dengan hasil belajar pada mata

pelajaran matematika, khususnya dibidang pendidikan tingkat

sekolah dasar.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi guru dalam memahami hubungan konsep diri

dengan hasil beajar pada mata pelajaran matematika.

b. Bagi siswa

Membantu siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat

konsep diri dan hasil belajar yang dimilikinya sehingga siswa

dapat memperbaiki konsep diri dan hasil belajar yang

dimilikinya.

c. Bagi sekolah

Memperoleh cara yang tepat dalam memahami hubungan

konsep diri dengan hasil belajar untuk mencapai tujuan yang

lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai