Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS

OLEH

NAMA : JONIUS PALEGE

NIM : 1905030337

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

KUPANG

2022
SOAL/JAWABAN

MODUL I-VI

 SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan beberapa bahan pakan yang terdapat dalam ransum unggas?
2. Jelaskan salah satu faktor penyakit yang dapat menyebabkan pakan sulit dicerna?
3. Apa sajah yang perlu diperhatikan dalam manajemen perkandangan?
4. Jelaskan dari dua tipe kandang berdasarkan kontruksinya?
5. Sebutkan bentuk-bentuk polusi limbah peternakan?
6. Jelaskan cara penanganan unggas yang mati?
7. Penetasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu penetasan secara alami dan penetasan
buatan. Jelaskan?
8. Jelaskan cara pengelolaan telur didalam inkubator?
9. Apa definisi dan fungsi cahaya dalam manajemen pemeliharaan unggas?
10. Jelaskan bagaimana respons unggas terhadap intensitas cahaya?
11. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit pada
unggas?
12. Jelaskan apa penyebab terjadinya penyakit pada unggas?
 JAWABAN
1. Bahan pakan yang terdapat dalam ransum unggas yaitu :
- Dedak padi
Menurut definisinya dedak padi merupakan hasil sampingan proses penggilingan padi
yang dihasillkan pada proses pengupasan kulit gabah dan penyosohan beras pecah.
Kandungan gizi dedak padi bervariasi tergantung pada jenis padi, cara memproses
dan tempat tumbuhnya. Dedak padi banyak mengandung protein (± 13%), lemak (13-
15%) dan vitamin B.
- Jagung
Merupakan sumber energi untuk unggas, bagian endospermanya banyak mengandung
pati terutama amilopektin. Kandungan energi metabolis jagung berkisar antara 3014-
3313 kcal/kg pada bahan kering 85%. Selain itu jagung merupakan sumber asam
lemak esensial (asam linoleat) dan mudah dicerna.
2. Penyakit yang menyebabkan pakan sulit dicerna yaitu penyakit radang usus (NeCrotik
enteristis, NE), penyakit disebabkan oleh bakteri C. Perfringens. Saluran usus merupakan
tempat tinggal sekelompok besar bakteri yang penting selama bakteri ini berfungsi secara
normal. Tetapi apabila terjadi ketidak seimbangan mikflora ini, maka dapat menyebabkan
penyakit, sehingga unggas tidak dapat menyerap pakan dengan baik.
3. Yang perlu diperhatikan dalam manajemen perkandangan yaitu :
a. Fungsi kandang
- Melindungi ternak dari perubahan iklim
- Mempermudah tatalaksana pemeliharaan
- Hemat tempat
- Tidak mengganggu lingkungan
b. Lokasi dan layout
- Lokasi kandang, jauh dari pemukiman penduduk (sekitar 500 m) dan sinar matahari
cukup
- Letak antar kandang 6-7 meter
- Arah : utara-selatan
- Kepadatan kandang : disesuaikan dengan umur/strain.
c. Tipe kandang
- Kontruksi
- Penempatan ayam dalam kandang
- Fase pemeliharaan ayam
4. Terdapat dua tipe kandang berdasarkan kontruksinya
- Kandang terbuka (open house) adalah jenis kandang yang memiliki dingding terbuka.
Bahan kontruksi utama untuk membuat tipe kandang open house adalah kayu dan
bambu.
- Kandang tertutup (closed house) adalah kandang yang dibuat agar keadaan
lingkungan luar (suhu, hujan, angin, sinar matahari) dapat dikontrol sehingga tidak
banyak mempengaruhi dalam kandang. Kandang tertutup dibuat dari tembok, seng,
metal dan bagian sisinya digunakan untuk inlet (udara masuk) dan sisi satunya untuk
outlet udara keluar.
5. Bentuk-bentuk polusi limbah peternakan unggas yaitu :
- Suara dan bau
- Feses, litter
- Debu (gudang pakan, bulu, litter)
- Air yang terkontaminasi (gas, debu, bahan kimia)
- Unggas mati
- Limba penetasan
- Limba pemotongan (RPA)
- Asap dari penggunaan mesin internal
- Residu bahan kimia dalam daging dan telur
6. Cara penanganan unggas yang mati adalah
- Dikubur : disposal pit sedalam 3 m, jarak minimal dari kandang 8 m, 60 m dari
tempat tinggal, 90 m dari aliran air
- Dibakar : lambat, mahal, menimbulkan polusi udara
- Didaur ulang : direbus, dikeringkan

7. Penetasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu


- Penetasan alami banyak dijumpai di desa-desa, dimana peternak menetaskan telur
ayam dengan menggunakan induk ayam yang sedang dalam masa mengeram.
- Penetasan buatan, dilakukan dengan menggunakan inkubator atau alat penetasan
buatan yang pada prinsipnya harus memperhatikan suhu, kelembaban dan ventilasi.
8. Cara pengelolaan telur didalam inkubator yaitu :
1. Suhu optimum untuk inkubasi
Suhu adalah pertimbangan lingkungan yang paling penting selama inkubasi untuk
perkembangan embrio.pada 18 hari pertama dari inkubasi (fase pengaturan) kisaran
suhu inkubasi adalah 37.2%℃-38.2℃. pada 3 hari terakhir (fase penetasan) suhu
lebih rendah antara 37℃ dan 37.5℃ besarnya suhu tergantung pada mesin inkubator.
2. Kelembaban relatif selama inkubasi
Kelembaban selama inkubasi menentukan kecepatan hilangnya kelembaban dari telur
apabila kandungan telur kering terlalu cepat, maka embrio akan gagal menetas atau
anak ayam lebih kecil dari normal dan tidak berpenampilan baik. Pada umumnya,
kelembaban relatif selama inkubasi berkisar antara 55 dan 60%. Setelah telur
dipindahkan hatcher, kebutuhan kelembaban relatif meningkat menjadi 65%
3. Ventilasi
Ventilasi yang cukup, penting untuk pernafasan embrio didalam telur, sehingga harus
diatur agar cukup ada sirkulasi udara dengan memperhatikan penurunan tingkat
kelembaban udara.
4. Posisi dan pemutaran telur selama inkubasi
Inkubasi telur sebaik nya ujung tumpul diatas, ini membuat kepala anak ayam
berkembang diujung tumpul dekat dengan kantung udara. Apa bila telur diinkubasi
dengan ujung lancip diatas, kira-kira 60% embrio akan berkembang dengan kepala
dekat dengan ujung lancip. Sehingga, ketika anak ayam siap ditetaskan, paruhnya
tidak dapat mematuk kantung udara untuk memulai respirasi.
5. Peneropongan/candling
Telur dengan kulit yang putih seperti telur ayam kampung akan lebih mudah dilihat
dari pada telur yang warna kulitnya coklat.
9. Definisi cahaya yaitu sebagai suatu bagian dari spektrum gelombang elektromagnet yang
dipancarkan oleh sumber cahaya. Fungsi cahaya dapat mempengaruhi tingkah laku,
kecepatan metabolik, aktivitas fisik dan dan faktor fisiologis seperti yang terlibat dalam
sistem reproduksi. Ketika mata menerima cahaya, tingkah laku dan aktivitas dapat
dimodifikasi, dimana hal ini penting bagi ayam petelur dan untuk produksi daging.
10. Ternak unggas sangat responsif terhadap sinar yang diterimanya. Selain berpengaruh
terhadap produksi hormonal, cahaya dapat merangsang tingkat konsumsi ayam.
Berdasarkan penelitian, ayam cenderung memilih pakan dengan warna kuning. Jika
warna bisa selalu tampak pada pakan, maka efek warna tersebut dapat mengelabui
penglihatan ayam sehingga terangsang untuk makan.
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit yaitu :
- Genetik
- Lingkungan
- Suhu lingkungan yang ekstrim
- Stress
- Malnutrisi
- Keracunan
12. Penyebab terjadinya penyakit pada unggas yaitu :
- Bakteri, penyakit yang disebabkan oleh bakteri berjumlah diantaranya yaitu pullorum,
coryza dan cholera
- Virus, contoh penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu new castle disease
(ND/tetelo), flu burung, cacar, bronchitis, mareks dan leukosis.
- Protozoa, contoh penyakit yang disebabkan oleh protozoa adalah koksidiosis yang
dapat ditreatmen dengan berbagai obat-obatan untuk mencegah koksidiosis yaitu
dengan pemberian vaksin pada ayam mudah.
- Jamur, pada umumnya jamur tumbuh dan memproduksi racun diluar tubuh ayam.
Jamur dapat juga menyebabkan penyakit menular pada ayam. Penyakit-penyakit ini
dapat mempengaruhi pernafasan, kulit dan saluran pencernaan. Cohtoh : Aspergillosis

Anda mungkin juga menyukai