19600019
1. Sebutkan salah satu proses pengolahan pangan yang banyak diakukan manusia,
kemudian sebutkan pengaruh yang terjadi pada produk pangan dengan adanya proses
tersebut. Mengapa bisa terjadi pengaruh tersebut.
2. Jelaskan secara rinci mengapa iklim suatu tempat, makanan yang diberikan dan usia
dari sapi akan sangat berpengaruh terhadap komposisi gizi dari susu yang dihasilkan
oleh sapi tersebut?
3. Jelaskan secara rinci jenis protein yang ada di telur dan bagaimana proses kerusakan
telur serta bagaimana cara mengawetkannya.
5. Faktor apa saja yang penting dan memengaruhi sifat fisik daging? Jelaskan!
Jawab:
1. Salah satu proses pengolahan pangan yang sering dilakukan adalah penggorengan
dimana pada proses ini mengakibatkanpenurunan kandungan gizi yang sangat
signifikan karena menggunakan suhu lebih dari 1600 C, sehingga protein mengalami
kerusakan. Sedangkan proses menggoreng menyebabkan kandungan lemak bahan
pangan mengalami kenaikan disebabkan oleh adanya minyak goreng yang terserap
pada bahan pangan tersebut yang mengakibatkan kadar lemak bertambah.
2. Karena iklim sendiri akan mempengaruhi kandungan gizi pada makanan yang akan
diterima dan dicerna oleh sapi yang akan diperah, dan umur sapi akan mmpengaruhi
kemampuan untuk menyerap kandungan gizi dari pakan yang diberikan serta jumlah
intensitas perahan yang berbeda stiap umur sapi.
Raymondous CV
19600019
a. Green rot. Pada keadaan ini isi telur menjadi encer, kadang-kadang
dijumpai warna kehijauan. Kuning telur tertutup oleh lapisan berwarna
merah jambu keputih-putihan. Putih telur kadang-kadang menjadi
hitam. Telur berbau busuk dan rasanya agak asam. Penyebabnya
adalah bakteri dari genus Pseudomonas.
b. Red rot. Bakteri-bakteri Pseudomonas dapat pula menyebabkan
pewarnaan merah pada kuning telur. Putih telurnya sendiri menjadi
encer dan berwarna keabu-abuan mendekati merah.
c. Black rot. Telur menjadi berbau sangat busuk. Apabila telur dipecahkan
isinya berwarna coklat kehijauan, encer dan berair. Kuning telur
berwarna hitam. Penyebabnya adalah bakteri-bakteri Aloaligenes,
Escherichia dan bakteri-bakteri pemecah protein.
d. Tumbuhnya jamur pada bagian dalam kulit telur atau pada selaput
tipis kulit. Kenampakan jamur ini keabu-abuan atau hitam. Kadangkadang
agak merah jambu.
3.3 penyimpanan
Telur segar mempunyai daya simpan yang pendek. Sesudah 5-7 hari telur sudah tidak
baik kesegarannya, ditandai dengan kocak isinya (kopyor) atau apabila dipecah isinya sudah
tidak utuh lagi. Penurunan kesegaran telur tersebut terutama disebabkan oleh adanya
kontaminasi mikrobia dari luar, masuk melalui pori-pori kerabang, kemudian merusak isi
telur. Oleh karena itu pada dasarnya untuk memperpanjang daya simpan telur adalah dengan
menutup pori-pori kerabang. Ada beberapa cara yang dapat dikerjakan, yaitu dengan melapisi
bagian luar kerabang dengan bahan yang kedap udara air, melapisi bagian dalam kerabang
dengan cara pemanasan, atau menyimpan pada ruangan khusus. Sebelum dikerjakan cara-
cara tersebut kulit harus dibersihkan.
5. a.) Nilai pH. penurunan pH otot Longissimus dorsi pada ternak bervariasi, hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik antara lain adalah spesies, tipe otot, glikogen otot, dan variabilitas
diantara ternak, sedangkan faktor ekstrinsik antara lain adalah temperatur lingkungan,
perlakuan adanya bahan tambahan sebelum pemotongan dan stress sebelum
pemotongan. Perbedaan nilai pH ini juga disebabkan oleh perbedaan kandungan
glikogen dari setiap jenis daging sehingga kecepatan glikolisisnya berbeda. Semakin
rendah kadar glikogen daging, makin lambat proses glikolisis dan pH semakin rendah.
b.) Daya mengikat air. Perlakuan jenis ternak dan lama postmortem berpengaruh
nyata (P<0,05) terhadap daya mengikat air daging, tetapi tidak terdapat interaksi
antara kedua perlakuan. Makin tinggi daya mengikat air, maka nilai mgH2O makin
rendah. Rataan mgH2O daging dapat dilihat pada Tabel 2. Daging segar
akan mempunyai daya mengikat air yang tinggi dibandingkan dengan daging yang
tidak segar.
6. Nilai pH akan terus menurun ketika tejadi penambahan jam postmortem selama 24
jam