Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

FIKIH KONTEMPORER Dr., IbrahimM. Ag.

UNDIAN DAN LOTRE

OLEH
JAMALLUDIN (11910115311)
MUSRI YULIANA ( 11910122681 )

LOKAL AL QUR’AN HADITS


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN NEGERI SULTAN KASIM
RIAU
PEKANBARU
2021

1
KATA PENGANTAR

‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬


ْ ‫ِب‬

Puji syukur kami hanturkan kehadiran Allaah Subhanahu wa


ta’ala yang telah memberikan kekuatan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini dengan judul
“UNDIAN DAN LOTRE ”
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampuh mata kuliah Filsafat pendidikan Islam kami yaitu Dr.,
IBRAHIM M.Ag. dan orang tua kami yang telah memberi bimbingan
dan dorongan semangat kepada saya untuk menyelesaikan makalah
ini.
Serta teman teman seperjuangan yang telah memberikan
partisipasinya kepada penulis dalam menyusun makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini dapat berguna bagi orang yang khususnya
para mahasiswa serta dapat memberikan informasi bagi semua
kalangan dan memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan
serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua

Pekanbaru, 13 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................5
A. Latar belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan masalah................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Pengertian Undian dan Lotere.............................................................................6
B. Jenis-Jenis Undian...............................................................................................7
C. Bentuk-Bentuk Undian........................................................................................8
D. Hukum Undian dan Lotere..................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sangat


banyak masalah yang muncul dalam masyarakat saat ini, bahkan
untuk masa yang akan datang juga sangat mungkin muncul masalah-
maslah yang lebih rumit. Untuk masalah-masalah yang akan datang
mungkin tidak ditemukan hukumnya dalam kitab-kitab lama karena
belum terjadi pada masyarakat dulu dan juga belum terpikirkan oleh
para mujtahid pada saat itu. Oleh karena itu, tidak ada kevakuman
dalam hukum fiqh, karena sepanjang sejarah setiap permasalahan
fiqh yang muncul di kalangan masyarakat selalu ada
penyelesaiannya.
Mengingat kehidupan yang semakin rumit sehingga
banyaknya orang yang menghalalkan segala cara demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam masyarakat sekitar kita marak terjadi
perjudian untuk mengadukan nasib mereka salah satunya dengan
mengikuti undian dan lotere. Untuk itu, dalam paper ini penulis akan
sedikit membahas mengenai masalah undian dan lotre yang nantinya
diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang hukum
melakukan hal tersebut.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Undian dan Lotre?


2. Apa saja jenis- jenis Undian dan Lotre?
3. Apa saja bentuk-bentuk Undian dan Lotre ?
4. Apa hukum Undian dan Lotre ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Undian dan Lotre


2. Untuk mengetahui jenis – jenis Undian dan Lotre

4
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Undian dan Lotre
4. Untuk mengetahui tentang hukum Undian dan Lotre

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Undian dan Lotere

Di dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa lotere


berasal dari bahasa Belanda loterij yang berarti undian berhadiah,
undian nasib dan peruntungan. Sedangkan menurut kamus bahasa
Inggris berasal dari kata lottery yang berarti undian. Dari dua
pengertian tersebut baik undian dan lotere ataupun lotery
peruntungan keduanya sangat ditentukan oleh nasib. Adapun
penyelenggaraannya bisa dilakukan oleh perorangan, perusahaan
ataupun lembaga. Tujuan keduanya biasanya ditunjukkan untuk
mengumpulkan dana dalam upaya peningkatan pemasaran produk
perdagangan.
Sedangkan undian merupakan suatu kebiasaan yang sudah
berlaku jauh sebelum Islam datang, namun undian yang berlaku pada
masa jahiliyyah adalah untuk menentukan nasib baik buruk seseorang
dan dilakukan di depan berhala-berhala mereka. Namun untuk
kondisi saat ini, undian sering dilakukan dalam dunia perdagangan
dengan tujuan agar para konsumen tertarik terhadap barang yang
ditawarkannya.
Dengan demikian pada dasarnya undian dan lotere pada
hakikatnya mempunyai makna yang sama, akan tetapi pengertian dan
praktek yang berkembang di masyarakat sangat berbeda. Lotre
dipandang sebagai judi sedangkan undian tidak. Karena terdapat
perbedaan pendapat mengenai pandangan antara undian dan lotere,
apakah termasuk judi atau tidak, maka ada baiknya jika kita pahami
kembali pengertian dari judi.

6
Judi adalah permaianan yang mengandung unsur taruhan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencari
nasib atau peruntungan. Dalam hal ini tentu akan ada pihak yang
menang dan ada pihak yang kalah.Ketentuannya, Semua taruhan
yang bertujuan untuk mengadu nasib yang sifatnya untung-untungan
dilarang keras oleh agama sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S.
Al-Maidah ayat 90-91: “Hai, orang-orang yang beriman
sesungguhnya khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi
nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan syetan.Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.Sesungguhnya syetan hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran khamar dan
berjudi dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan solat, maka
berhentilah kamu dari pekerjaan itu.” Berdasarkan ayat dan
pernyataan dia atas, maka sudah jelas bahwa judi termasuk perbuatan
yang diharamkan karna didalamnya mengandung unsur kekejian
adanya campur tangan syetan dan dapat merugikan salah satu pihak
yang ikut didalamnya.Judi merupakan perbuatan hukum yang
dilarang dalam syariah berdasarkan Al-Qur’an dan sunah.1

B. Jenis-Jenis Undian

Ditinjau dari sudut manfaat dan mudaratnya ulama madzab


Hanafi, Maliki, Hambali dan Syafi’i membagi undian menjadi atas
dua bagian, yaitu undian yang tidak mengandung mudarat atau
kerusakan dan undian yang mengandung mudarat dan tidak
mengakibatkan kerugian. Adapun undian yang mengandung mudarat
atau kerusakan ada dua macam yaitu :

1
Jaih Mubarok, dkk, Fikih Mu’amalah Maliyah, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media), 2017, hlm. 324

7
a. Undian yang mengandung kerugian finansial pihak-
pihak yang diundi. Dengan kata lain antara pihka-
pihak yang diundi terdapat unsur-unsur untung-rugi,
yakni jika di satu pihak ada yang mendapat
keuntungan, maka dipihak lain ada yang merugi dan
bahkan menderita kerusakan mental, biasanya manfaat
yang diraihnya jauh lebih kecil dari pada kerugiannya.
b. Undian yang hanya menimbulkan kerugian atau
kerusakan bagi dirinya sendiri, yaitu berupa kerusakan
mental.Manusia menggantungkan nasib,
rencana,pilihan dan aktifitasnya kepada para pengundi
nasib atau peramal, sehingga akal pikirannya menjadi
labil kurang percaya diri dan berfikir tidak
realistik.Undian semacam disebutkan dalam Al-
Qur’an disebut azlam (Q.S Al Maidah ayat 90).
Sedangkan undian yang tidak mengandung atau
menimbulkan mudarat dan tidak mengakibatkan kerugian, baik bagi
pihak-pihak yang diundi maupun pihak pengundi sendiri para
pelakunya hanya mendapatkan keuntungan disatu pihak dan pihak
lain tidak mendapat apa-apa akan tetapi tidak menimbulkan kerugian.
Yang termasuk dalam katagori ini ialah segala macam undian
berhadiah. Menurut Ibrahim Hosen undian berhadiah adalah salah
satu cara untuk menghimpun dana yang digunakan untuk proyek
kemanusiaan dan sosial.2 Seperti segala macam undian yang
berhadiah dari perusahaan-perusahaan dengan motif promosi atas
barang produksinya, undian untuk mendapatkan peluang tertentu
(karena terbatasnya peluang tersebut) seperti undian untuk berangkat
ibadah haji dengan Cuma-Cuma dan undian untuk menentukan
2
Ahmad Warson Munawwar, Kamus Munawwar,Yogyakarta;PT al
Munawwir Krapyak,1984,hlm 1194.

8
giliran arisan.Termasuk juga dalam kategori ini bentuk undian dalam
kategori prioritas urutan dalam perlombaan baik olahraga maupun
kesenian

C. Bentuk-Bentuk Undian

1. Bentuk undian yang diperbolehkan


a) Undian yang diperbolehkan yaitu ketika sebuah toko
menyelenggarakan undian berhadiah bagi pelanggan atau
pembeli yang nilai total belanjanya mencapai Rp 50.000,00
dengan janji hadiah seperti itu, toko bisa menyedot pembeli
lebih besar, misalnya 2 milyar dalam setahun.Pertambahan
keuntungan ini bukan karena adanya kontribusi dari
pelanggan atau pembeli sebagai syarat ikut undian, melainkan
dari bertambahnya jumlah mereka.
b) Hadiah yang dijanjikan sejak awal memang sudah
dipersiapakan dananaya meskipun pihak toko tidak
mendapatkan keuntungan yang lebih, hadiah tetap diberikan
maka dalam masalah hal ini tidaklah disebut sebagai
perjudian karena konsumen atau pembeli sama sekali tidak
dirugikan dimana barang belanja yang mereka dapatkan
dengan uang itu memang sebanding dengan harganya.
c) Sedangkan menurut fiqih madzab Syafi’i terdapat tiga macam
taruhan yang dibenarkan oleh agama Islam yaitu :apabila
yang mengeluarkan barang atau harta yang dipertaruhkan
adalah pihak tiga, taruhan yang bersifat sepihak, dan taruhan
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan ketentuan
siapa saja yang kalah harus membayar atau memberikan
sesuatu kepada yang menang, akan tetapi cara ini harus
dengan mukhallil (yang menghalalkan).

9
2. Bentuk undian yang dilarang
a) Praktik undian berhadiah yang dilarang adalah undian
berhadiah yang mensyaratkan peserta untuk membayar biaya
tertentu, baik langsung maupun tidak langsung seperti
membayar melalui pulsa, telephon premium call (diatas taraf
biasa) dimana pihak penyelenggara akan menerima sejumlah
uang tertentu dari para peserta, lalu hadiah diambilkan dari
sejumlah uang yang terkumpul dari pemasukan premium call,
maka ini termasuk kategori judi dan undian seperti ini haram
hukumnya meski diberi nama apapun letak judinya terlihat
pada harga yang lebih dari tarif SMS biasa.

D. Hukum Undian dan Lotere

1. Terdapat beberapa pendapat mengenai hukum adanya undian dan


lotre
a) Rasyid Ridha
Beliau menerangkan bahwa sebagian bahaya dari perjudian
adalah dapat merusak pendidika dan akhlak, juga dapat
melemahkna potensi akal pikiran, dan juga mendorong
kepada hal negatif. Beliau juga menjelaskan bahwa dalil yang
mengharamkan semua perjudian tidaklah diragukan lagi.
Hanya saja, menurut beliau ada lotre atau undian yang
diselenggarakan pemerintah atau lembaga sosial lainnya yang
semata-mata untuk menghimpun dana demi kepentingan
umum atau kemaslahatan masyarakat. Seperti untuk
mendirikan rumah sakit, sekolah, bahkan unuk meringankan
beban fakir miskin. Jadi, jika dilihat dari pendapat Rasyid
Ridha tersbut beliau tidak mengharamkan undian jika untuk
kepentingan umum, dan tidak ada yang dirugikan di

10
dalamnya.3 Karena hal tersebut lebih banyak mudharatnya
daripada manfaatnya. Sebaliknya apabila undian atau lotre
tersebut dilakukan bukan untuk kepentingan umum, maka
undian atau lotre tersebut diharamkan.
b) Hasan
Beliau berpendapat, bahwa mengadakan lotre atau
membelinya adalah terlarang. Namun menerima atau meminta
bagian dari uang lotre adalah perlu atau bahkan harus. Karena
apabila tidak diambil, uang tersebut akan jatuh ke tangan
orang lain, yang dapat merusak kita. Dari pendapat tersebut,
maka dari satu sisi lotere tersebut dilarang, akan tetapi jika
dilihat dari sisi lain , jika dilaksanakan juga, seperti pada
pemerintahan (Departemen Sosial), maka dama dari lotre
tersebut dapat diambil agar tidak diambil pihak lain yang
pemanfaatannya dapat merugikan masyarakat.
c) Nahdlatul Ulama
Ada sebuah praktik jual beli dalam organisasi yang dilakukan
melalui jalan arisan. Peserta merupakan seluruh anggota
organisasi. Disebut arisan karena pihak yang mendapatkan
barang adalah yang namanya keluar dalam undian (qar’un).
Mekanisme yang dilakukan adalah dengan jalan semua
peserta menyetorkan sejumlah uang ke bendahara, misalnya
5.000 rupiah dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang.
Setelah uang terkumpul semua, lalu ketua organisasi
mengundinya. Nomor yang keluar berperan selaku pihak yang
mendapatkan seluruh uang itu Akan tetapi, uang diberikan
tidak berupa uang, melainkan jenis barang tertentu yang
sudah disepakati oleh peserta sebelumnya. Sebut misalnya
minyak goreng. Harga eceran minyak goreng Merk X adalah

3
https://www.academia.edu.

11
10 ribu rupiah per bungkus dan harga kulaknya sebesar 9 ribu
rupiah per bungkus. Peserta sepakat bahwa pengurus
organisasi yang belanja. Jika pengurus organisasi belanja
dengan harga kulak, maka dia untung sebesar seribu rupiah.
Selisih ini lalu dimasukkan sebagai kas organisasi.4
Dalam menghidupi sebuah organisasi, kadang dibutuhkan
kecakapan dari seorang pemimpin. Salah satu kecakapan itu
adalah berusaha menghasilkan dana organisasi. Akhirnya
dilakukanlah berbagai upaya agar ada pemasukan, syukur bila
dana itu kemudian menjadi dana produktif melalui usaha
produktif seperti jual beli. Perlu diketahui bahwa hukum asal
muamalah jual beli adalah boleh selagi tidak
ditemukan illat (penyebab) keharaman. Hal ini didasarkan
pada ayat hadis dan ayat al-qur’an berikut : “Dari Nabi ‫ﷺ‬,
beliau bersabda: “Allah ‫ ﷻ‬berfirman: ‘Aku adalah pihak
ketika dari dua orang yang bersekutu selagi tidak saling
mengkhianati. Bila salah satunya telah berbuat khianat
kepada sahabatnya, maka Aku keluar dari keduanya.” HR.
Abu Dawud “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-
orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat
sedikitlah mereka ini.” (QS Shâd [38]: 24)
d) Majelis Tarjih Muhammadiyah

Dalam Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam kitab beberapa


masalah cetakan ke -5 Tahun 1373 H/ 1954 M, disebutkan
“Lotere itu terdiri dari tiga unsur: membeli, meminta
keuntungan, dan mengadakannya. Lotre dengan ketigaunsur

4
https://islam.nu.or.id/post/read/110625/hukum-lotre-untuk-kemaslahatan-organisasi

12
itu termasuk masalah musytaihat”.5Membeli lotre
mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya, oleh karena
itu hukumnya haram. Sedangkan mengadakan dan meminta
keuntungan dari lotere, penetapan hukumnya diserahkan
kepada Lajnah Tarjih masing-masing cabang. Dari sini belum
ada kebulatan penadapat dalam penetapan hukum. Sehingga
kemudian Majelis Tarjih Muhammadiyah membicarakan
kembali masalah Lotto dan Nalo, dan kemudian
menghasilkan keputusan bahwa Lotto dan Nalo hukumnya
adalah haram karena lebih banyak madharatnya, walaupun
ada sedikit manfaatnya. Sebagaimna Firman Allah “Mereka
bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan bebrapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosanya tu lebih besar dari manfaatnya ”
(Q.S. al-Baqarah: 219)6

e) Syekh Ahmad Surkati (al-Irsyad)


Beliau berpendapat bahwa lotere bukanlah judi karena
bertujuan untuk menghimpun dana yng akan disumbangkan
untuk kegiatan-kegiatan sosial dan juga kegiatan
kemanusiaan. Beliau berpendapat, bahwa unsur negatifnya
ada, akan tetapi sangat kecil apabila dibandingkan dengan
manfaatnya.
f) DR. Fuad Muchammad Fachruddin
DR. Fuad Muhammad Fachruddin berpendapat bahwa lotere
tidak termasuk dalam kategori judi yang diharamkan. Beliau
juga mengatakan

5
M. Ali. Hasan,Masail Fiqhiyah Zakat, Pajak, Asuransi, Dan Lembaga Keuangan,Jakarta:
Pt Raja Grafindo Persada,2000.h.102.
6
Ibid. Hlm.103

13
“pembeli lotere apabila maksud dan tujuannya hanya
menolong dan mengharapkan hadiah, maka tidaklah
terdapat dalam perbuatan itu satu perjudian. Apabila
tujuannya itu tertentu semata-mata mendapatlan hadiah, ini
pun tidak tergolong dalam soal perjudian, sebab kaidah
perjudian sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Syafi’i
ialah kedua belah pihak yang berhadap-hadapan masing-
masing menghadapi kemenangan atau kekalahan”7

Dari beberapa pendapat tersebut, belum ada kesepakatan dari


argumentasi masing-masing. Berarti masalah tersebut
termasuk dalam kategori masalah ijtihadi. Jika dilihat sepintas
dari tujuan lotre adalah untuk menghimpun dana yang akan
digunakan untuk keperluan sosial memang cukup baik, akan
dampaknya juga perlu diperhatikan dan dipertimbangkan:

Pertama dana hasil penjualan lotre terserap dari anggota


masyarakat yang status ekonominya lemah, seperti tukang
becak, pedagang kecil, sopir, bahkan orang-orang yang tidak
mempunyai penghasilan tetap. Mereka berharap akan menang
undian lotere tersebut. Jadi uang yang mereka hasilkan dari
susah payah justru dihabiskan untuk membeli hal-hal yang
mudharat.

Kedua, lotere dapat merusak jiwa dan pendidikan anak- anak


generasi penerus, dengan cara membiasakan hidup untung-
untungan, mengadu nasib untuk dan menghadapi masa depan
dengan langkah yang tidak pasti.

Selain bahaya tersebut, juga terdapat bahaya yang


menyangkut dengan kerusakan akidah karena tidak sedikit
orang yang datang ke dukun untuk mencari nomor yang tepat.

7
Ibid.

14
Padahal dukun tersebut tidak membeli lotere dan menjadi
kaya. Apabila lotere dianggap sama dengan judi, maka
hukumnya dalah haram dan dosa ketika melakukannya.
Firman Allah dalam Q.S. al-Maidah 90-91: “menghindari
kerusakan-keruakan harus didahulukan dari pada menarik
kebaikan-kebaikan” “menutup pintu/jalan (kerusakan)”

Dari penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa mencegah


perbuatan yang tidak baik atau merusak sebelum terjadi,
adalah lebih baik daripada memperbaikinya ketika sudah
terlanjur terjadi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya lotre dan undian hampir sama, adapun


perbedaan yang mendasar antara keduanya yaitu didalam lotere
terdapat unsur judi yang diharamkan, yaitu menang kalah atau
untung rugi, sedangkan di dalam undian berhadiah yang berkembang
saat ini tidak terdapat unsur rugi yang diharamkan sebagaimaa dalam
judi. Dalam undian berhadiah tidak ada pihak yang dirugikan
sehingga tidak ada istilah pihak satu memakan harta pihak lain secara
tidak sah.
Adapun hukum fiqihnya terkait dengan undian dan lotere
terdapat perbedaan pendapat pada masing-masing kalangan. Dalam
menetapkan hukum tersebut berpedoman pada dalil al-Quran yaitu
pada al-Baqarah: 219, Q.S al- Maidah 90-91 yang menjelaskan
menganai masalah perjudian. Namun dalam kalangan masyarakat
yang berkembang saat ini, lotere sering dianggap sebagai perjudian
sehingga diharamkan, sedangkan undian bukan sebagi judi karena
tidak ada pihak yang dirugikan.

B. Saran

Dalam makalah ini kami berharap bisa menambah wawasan


bagi para pembacanya dan bermanfaat untuk penulis dan pembaca
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Jika ada kesalahan dalam
penulisan serta dalam penjelasan yang tak sesuai, kami mohon maaf
karena manusia tak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-Quran & Terjemah. Semarang: Toha


Putra, 2005 H.Jaih Mubarok,dkk, Fikih Mu’amalah Maliyah, Bandung:
Simbiosa Rekatama, 2017
M. Ali. Hasan, Masail Fiqhiyah Zakat, Pajak, Asuransi, dan Lembaga
Keuangan,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.
Muhammad bin Shalih Al Munajjid, Haram Tapi Disukai,Solo:
Nabawi Publishing, 2012.
Muhammad Yusuf, Masail Fiqhiyyah Memahami Permasalahan
Kontemporer, Jakarta : Gunadarma Ilmu, Cet. II, 2017.
Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah. Cet. ke-IX; Jakarta: PT.Toko
Gunung Agung, 1996.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Edisi Ketiga, Cet. IV; Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Majalah Bulanan Tabligh. Konsultasi: Hukum SMS dan Kuis
Berhadiah.
Jakarta: Majelis Tabligh dan dakwah Khusus PP Muhammadiyah,
September, 2006
Sumber Online : https://islam.nu.or.id/post/read/110625/hukum-lotre-untuk-
kemaslahatan- organisasi diakses tgl 13 maret 2022
Sumber Online : http://eprints.walisongo.ac.id https://www.academia.edu
diakses tgl 13 maret 2022

17

Anda mungkin juga menyukai