OLEH
JAMALLUDIN (11910115311)
MUSRI YULIANA ( 11910122681 )
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................5
A. Latar belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan masalah................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Pengertian Undian dan Lotere.............................................................................6
B. Jenis-Jenis Undian...............................................................................................7
C. Bentuk-Bentuk Undian........................................................................................8
D. Hukum Undian dan Lotere..................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
4
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Undian dan Lotre
4. Untuk mengetahui tentang hukum Undian dan Lotre
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Judi adalah permaianan yang mengandung unsur taruhan yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencari
nasib atau peruntungan. Dalam hal ini tentu akan ada pihak yang
menang dan ada pihak yang kalah.Ketentuannya, Semua taruhan
yang bertujuan untuk mengadu nasib yang sifatnya untung-untungan
dilarang keras oleh agama sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S.
Al-Maidah ayat 90-91: “Hai, orang-orang yang beriman
sesungguhnya khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi
nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan syetan.Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.Sesungguhnya syetan hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran khamar dan
berjudi dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan solat, maka
berhentilah kamu dari pekerjaan itu.” Berdasarkan ayat dan
pernyataan dia atas, maka sudah jelas bahwa judi termasuk perbuatan
yang diharamkan karna didalamnya mengandung unsur kekejian
adanya campur tangan syetan dan dapat merugikan salah satu pihak
yang ikut didalamnya.Judi merupakan perbuatan hukum yang
dilarang dalam syariah berdasarkan Al-Qur’an dan sunah.1
B. Jenis-Jenis Undian
1
Jaih Mubarok, dkk, Fikih Mu’amalah Maliyah, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media), 2017, hlm. 324
7
a. Undian yang mengandung kerugian finansial pihak-
pihak yang diundi. Dengan kata lain antara pihka-
pihak yang diundi terdapat unsur-unsur untung-rugi,
yakni jika di satu pihak ada yang mendapat
keuntungan, maka dipihak lain ada yang merugi dan
bahkan menderita kerusakan mental, biasanya manfaat
yang diraihnya jauh lebih kecil dari pada kerugiannya.
b. Undian yang hanya menimbulkan kerugian atau
kerusakan bagi dirinya sendiri, yaitu berupa kerusakan
mental.Manusia menggantungkan nasib,
rencana,pilihan dan aktifitasnya kepada para pengundi
nasib atau peramal, sehingga akal pikirannya menjadi
labil kurang percaya diri dan berfikir tidak
realistik.Undian semacam disebutkan dalam Al-
Qur’an disebut azlam (Q.S Al Maidah ayat 90).
Sedangkan undian yang tidak mengandung atau
menimbulkan mudarat dan tidak mengakibatkan kerugian, baik bagi
pihak-pihak yang diundi maupun pihak pengundi sendiri para
pelakunya hanya mendapatkan keuntungan disatu pihak dan pihak
lain tidak mendapat apa-apa akan tetapi tidak menimbulkan kerugian.
Yang termasuk dalam katagori ini ialah segala macam undian
berhadiah. Menurut Ibrahim Hosen undian berhadiah adalah salah
satu cara untuk menghimpun dana yang digunakan untuk proyek
kemanusiaan dan sosial.2 Seperti segala macam undian yang
berhadiah dari perusahaan-perusahaan dengan motif promosi atas
barang produksinya, undian untuk mendapatkan peluang tertentu
(karena terbatasnya peluang tersebut) seperti undian untuk berangkat
ibadah haji dengan Cuma-Cuma dan undian untuk menentukan
2
Ahmad Warson Munawwar, Kamus Munawwar,Yogyakarta;PT al
Munawwir Krapyak,1984,hlm 1194.
8
giliran arisan.Termasuk juga dalam kategori ini bentuk undian dalam
kategori prioritas urutan dalam perlombaan baik olahraga maupun
kesenian
C. Bentuk-Bentuk Undian
9
2. Bentuk undian yang dilarang
a) Praktik undian berhadiah yang dilarang adalah undian
berhadiah yang mensyaratkan peserta untuk membayar biaya
tertentu, baik langsung maupun tidak langsung seperti
membayar melalui pulsa, telephon premium call (diatas taraf
biasa) dimana pihak penyelenggara akan menerima sejumlah
uang tertentu dari para peserta, lalu hadiah diambilkan dari
sejumlah uang yang terkumpul dari pemasukan premium call,
maka ini termasuk kategori judi dan undian seperti ini haram
hukumnya meski diberi nama apapun letak judinya terlihat
pada harga yang lebih dari tarif SMS biasa.
10
dalamnya.3 Karena hal tersebut lebih banyak mudharatnya
daripada manfaatnya. Sebaliknya apabila undian atau lotre
tersebut dilakukan bukan untuk kepentingan umum, maka
undian atau lotre tersebut diharamkan.
b) Hasan
Beliau berpendapat, bahwa mengadakan lotre atau
membelinya adalah terlarang. Namun menerima atau meminta
bagian dari uang lotre adalah perlu atau bahkan harus. Karena
apabila tidak diambil, uang tersebut akan jatuh ke tangan
orang lain, yang dapat merusak kita. Dari pendapat tersebut,
maka dari satu sisi lotere tersebut dilarang, akan tetapi jika
dilihat dari sisi lain , jika dilaksanakan juga, seperti pada
pemerintahan (Departemen Sosial), maka dama dari lotre
tersebut dapat diambil agar tidak diambil pihak lain yang
pemanfaatannya dapat merugikan masyarakat.
c) Nahdlatul Ulama
Ada sebuah praktik jual beli dalam organisasi yang dilakukan
melalui jalan arisan. Peserta merupakan seluruh anggota
organisasi. Disebut arisan karena pihak yang mendapatkan
barang adalah yang namanya keluar dalam undian (qar’un).
Mekanisme yang dilakukan adalah dengan jalan semua
peserta menyetorkan sejumlah uang ke bendahara, misalnya
5.000 rupiah dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang.
Setelah uang terkumpul semua, lalu ketua organisasi
mengundinya. Nomor yang keluar berperan selaku pihak yang
mendapatkan seluruh uang itu Akan tetapi, uang diberikan
tidak berupa uang, melainkan jenis barang tertentu yang
sudah disepakati oleh peserta sebelumnya. Sebut misalnya
minyak goreng. Harga eceran minyak goreng Merk X adalah
3
https://www.academia.edu.
11
10 ribu rupiah per bungkus dan harga kulaknya sebesar 9 ribu
rupiah per bungkus. Peserta sepakat bahwa pengurus
organisasi yang belanja. Jika pengurus organisasi belanja
dengan harga kulak, maka dia untung sebesar seribu rupiah.
Selisih ini lalu dimasukkan sebagai kas organisasi.4
Dalam menghidupi sebuah organisasi, kadang dibutuhkan
kecakapan dari seorang pemimpin. Salah satu kecakapan itu
adalah berusaha menghasilkan dana organisasi. Akhirnya
dilakukanlah berbagai upaya agar ada pemasukan, syukur bila
dana itu kemudian menjadi dana produktif melalui usaha
produktif seperti jual beli. Perlu diketahui bahwa hukum asal
muamalah jual beli adalah boleh selagi tidak
ditemukan illat (penyebab) keharaman. Hal ini didasarkan
pada ayat hadis dan ayat al-qur’an berikut : “Dari Nabi ﷺ,
beliau bersabda: “Allah ﷻberfirman: ‘Aku adalah pihak
ketika dari dua orang yang bersekutu selagi tidak saling
mengkhianati. Bila salah satunya telah berbuat khianat
kepada sahabatnya, maka Aku keluar dari keduanya.” HR.
Abu Dawud “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-
orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat
sedikitlah mereka ini.” (QS Shâd [38]: 24)
d) Majelis Tarjih Muhammadiyah
4
https://islam.nu.or.id/post/read/110625/hukum-lotre-untuk-kemaslahatan-organisasi
12
itu termasuk masalah musytaihat”.5Membeli lotre
mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya, oleh karena
itu hukumnya haram. Sedangkan mengadakan dan meminta
keuntungan dari lotere, penetapan hukumnya diserahkan
kepada Lajnah Tarjih masing-masing cabang. Dari sini belum
ada kebulatan penadapat dalam penetapan hukum. Sehingga
kemudian Majelis Tarjih Muhammadiyah membicarakan
kembali masalah Lotto dan Nalo, dan kemudian
menghasilkan keputusan bahwa Lotto dan Nalo hukumnya
adalah haram karena lebih banyak madharatnya, walaupun
ada sedikit manfaatnya. Sebagaimna Firman Allah “Mereka
bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan bebrapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosanya tu lebih besar dari manfaatnya ”
(Q.S. al-Baqarah: 219)6
5
M. Ali. Hasan,Masail Fiqhiyah Zakat, Pajak, Asuransi, Dan Lembaga Keuangan,Jakarta:
Pt Raja Grafindo Persada,2000.h.102.
6
Ibid. Hlm.103
13
“pembeli lotere apabila maksud dan tujuannya hanya
menolong dan mengharapkan hadiah, maka tidaklah
terdapat dalam perbuatan itu satu perjudian. Apabila
tujuannya itu tertentu semata-mata mendapatlan hadiah, ini
pun tidak tergolong dalam soal perjudian, sebab kaidah
perjudian sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Syafi’i
ialah kedua belah pihak yang berhadap-hadapan masing-
masing menghadapi kemenangan atau kekalahan”7
7
Ibid.
14
Padahal dukun tersebut tidak membeli lotere dan menjadi
kaya. Apabila lotere dianggap sama dengan judi, maka
hukumnya dalah haram dan dosa ketika melakukannya.
Firman Allah dalam Q.S. al-Maidah 90-91: “menghindari
kerusakan-keruakan harus didahulukan dari pada menarik
kebaikan-kebaikan” “menutup pintu/jalan (kerusakan)”
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17