Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEBIDANAN COC

Di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

Oleh :

ARDIYANSYAH SURYANI
NIM. 2020080174

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HUSADA JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan COC Di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes telah disahkan oleh
pembimbing pada :
Tanggal : 18 November 2021

Jombang, 18 November 2021


Mahasiswa,

ARDIYANSYAH SURYANI
NIM. 2020080174

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik


Program Studi Profesi Bidan
STIKES Husada Jombang

Lilis Suryawati, SST., M.Kes Ardiyanti Hidayah, SST., M.Kes

Mengetahui,

Ketua STIKES Husada Jombang Ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

Dra.Hj. SOELIJAH HADI, M.Kes.MM ZENY FATMAWATI, SST., M.PH


NPP. 010201001 NPP. 010305020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses alamiah manusia yang dimulai dari bertemunya

sperma dengan sel telur, lalu terjadi pembuahan sampai terbentuk menjadi janin.

Rentang waktu kehamilan pada umumnya yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 9

bulan lebih 10 hari. Kehamilan terbagi menjadi tiga trimester yaitu trimester

pertama, trimester kedua dan terimester ketiga. Pada masa kehamilan trimester

ketiga ibu hamil mengalami ketidaknyamanan salah satunya yaitu sulit tidur.

Gangguan tidur pada wanita hamil bisa berupa penurunan gelombang tidur yang

lamban. Pada trimester III jumlah gangguan tidur lebih tinggi, karena adanya

ketidaknyamanan seperti nyeri pinggang, banyak buang air kecil, spontan bangun

dari tidur, gerakan janin, kelelahan dan kesulitan memulai tidur atau sulit tidur

sampai pagi.

Gangguan tidur selama kehamilan terjadi selama trimester 1 (13%-80%) dan

trimester 3 (66%-97%). Berdasarkan hasil penelitian Mariyam Ulfa Sukorini

(2015) dalam artikelnya didapati di Jatinagor mengenai kualitas tidur ibu hamil

trimester III didapatkan hasil bahwa sebanyak 72,2% dari 54 ibu hamil yang

diteliti memiliki kualitas tidur yang buruk. Adapun berdasarkan hasil penelitian

Wahyuni, dkk (2013) menurut Sharma dan Franco (2004), mengatakan bahwa

97% wanita hamil pada trimester III mengalami gangguan sulit tidur dan hanya

1,9% saja wanita yang tidak terbangun pada malam hari selama kehamilan

trimester III. Berdasarkan survei yang dilakukan penulis di PBM Lilis Suryawati,

SST Sambong Dukuh Jombang pada pada tanggal 10 November 2021, dengan

mengambil data kunjungan ibu hamil pada bulan Desember 2021 didapatkan data

127 ibu hamil, 3 mengalami sulit tidur (3,81%). Salah satunya Ny “Y” pada usia

kehamilan 33 minggu dengan keluhan sulit tidur. Hal ini menyebabkan

ketidaknyamanan pada ibu hamil.


Pada kehamilan trimester tiga, gangguan sulit tidur disebabkan adanya

ketidaknyamanan seperti spontan bangun dari tidur karena gerakan janin yang

lebih aktif dimalam hari. Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat

kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa

pegal, dan cenderung emosional. Hal ini dapat membuat beban kehamilan

menjadi semakin berat ( Bambang BR, 2004 ). Selain itu gangguan tidur juga

dapat menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang

dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut

jantung, namun stres yang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.

Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan

memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Field et al, 2007). Kesulitan tidur pada

ibu hamil disebabkan oleh adanya rasa cemas dan panik yang berkaitan dengan

perubahan tanggung jawab sebagai orang tua.

Upaya-upaya untuk mengatasi sulit tidur ini antara lain dengan olah raga

ringan dipagi hari. Selain upaya tersebut beberapa hal lain yang dapat dilakukan

untuk mengurangi ketidaknyamanan insomia adalah mandi air hangat, minum air

hangat (misal susu, teh tanpa kafein dicampur susu) sebelum tidur, sebelum tidur

jangan melakukan aktifitas yang dapat menimbulkan stimulus, dan lakukan posisi

relaksasi (tidur menyamping dengan satu bantal di kepala dan satu bantal lagi

untuk menyangga satu kaki yang berada di atas dan ditekuk). Adapun cara untuk

mengatasi sulit tidur yaitu dengan latihan pernafasan yang merupakan suatu

metode relaksasi. Secara fisiologis, latihan relaksasi ini akan menimbulkan efek

relaks yang melibatkan syaraf parasimpatik dalam sistem syaraf pusat. Dimana

salah satu fungsi syaraf parasimpatik ini adalah menurunkan produksi hormone

adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan skresi hormone

noradrenalin atau norepinefrin (hormon relaks) sehingga terjadi penurunan

kecemasan serta ketegangan yang mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks.

Dengan demikian ibu hamil dapat tidur dengan mudah dan nyaman.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis pada kesempatan kali ini

menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada masa kehamilan,

persalinan, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan judul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif Pada Ny “Y” dengan Sulit Tidur di PMB Lilis Suryawati, SST

Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas, BBL, naonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan pada Ny “Y’ Kehamilan Normal Dengan Sulit Tidur di PMB Lilis

Suryawati, SST Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “Y” Kehamilan

Normal di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny “Y” G1P0A0

Dengan Sulit Tidur di PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong

Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.

2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “Y” P 1A0 di PMB Lilis

Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang.

3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “Y” P1A0 di PMB Lilis

Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang.

4. Melakukan asuhan BBL pada bayi Ny “Y” di PMB Lilis Suryawati, SST.,

M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.


5. Melakukan asuhan neonatus pada bayi Ny “Y” di PMB Lilis Suryawati,

SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang.

6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “Y” di PMB Lilis Suryawati,

SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang.

1.4 Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi

yang berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil

trimester tiga dengan keluhan sulit tidur dan juga dapat dijadikan sebagai

referensi bahan pustaka atau sumber penelitian berikutnya.

1.4.2. Manfaat Praktik

1. Bagi Bidan

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya konseling tentang sulit tidur.

2. Bagi Ibu Hamil

Mendapatkan asuhan secara komprehensif khususnya untuk menangani

sulit tidur, yang terdapat pada ibu hamil.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan, meningkatkan pemahaman, dan menambah

pengalaman nyata tentang asuhan kebidanan secara komprehensif (contuity of

care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan kontrasepsi dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada kasus sulit tidur pada

kehamilan.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1. Sasaran

Sasaran asuhan contuity of care ini adalah Ny “Y” Dengan Sulit Tidur

di PMB Lilis Suryawati, SST., M.KesDesa Sambong Dukuh Kecamatan


Jombang Kabupaten Jombang. Mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan KB yang dilakukan sesuai standart kebidanan.

1.5.2. Tempat

Asuhan kebidana secara komprehensif (contuity of care) dilakukan di

PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan

Jombang Kabupaten Jombang.

1.5.3. Waktu

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada bulan November 2021.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III

2.1.1 Pengertian kehamilan trimester III

Trimester tiga biasanya disebut periode menunggu kelahiran

bayinya dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai

menyadari keberadaan bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia

tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan khawatir bahwa

bayinya akan lahir sewaktu-waktu (Hani, 2010).

2.1.2 Perubahan anatomi dan fisoiologi pada trimester III

1. Sistem reproduksi

a. Uterus

Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terus besar dalam

rongga pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh

dinding abdominal, mendorong usus ke samping dan ke atas, terus

tumbuh hingga hampir menyentuh hati.

b. Serviks

Pada saat kehsmilsn mendekati aterm, terjsdi penurunan lebih

lanjut dari konsentrasi kolagen.proses perbaikan serviks terjadi setelah

persalinan sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan berulang.

c. Vagina dan Perineum

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan

hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah

panjangnya dinding vagina.


d. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan

di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progresteron

dalam jumlah yang relatif minimal.

2. Sistem payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih luna. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlhat. Puting

payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama

suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar.

3. Kulit

Pada kulit muncul striae gravidarum, linea nigra, chasma

gravidarum (Sarwono, 2014).

2.1.3 Ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III

1. Sakit bagian tubuh belakang

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung, pinggang),

karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang

dapat memengaruhi postur tubuh, sehingga menyebabkan tekanan ke

arah tulang belakang.

2. Payudara

Keluarnya cairan pada payudara, yaitu kolostrum, merupakan

makanan bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada

trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya

kolostrum.

3. Konstipasi

Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan

rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon

progesteron.
4. Pernafasan

Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran

darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil

akan merasa susah bernafas. Hal ini juga didukung oleh adanya

tekanan rahim yang membesar yang berada dibawah diafragma (yang

membatasi perut dan dada).

5. Sering kencing

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul

akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.

6. Masalah tidur

Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam

hari, sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

7. Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan

akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan

vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada

akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah

panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi

faktor keturunan.

8. Kontraksi perut

Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit

dibagian perut yang ringan, tidak teratur dan akan hilang bila ibu

hamil duduk atau istirahat.

9. Bengkak pada kaki

Perut dan bayi yang kian akan membesar selama kehamilan

akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki

19 ibu hamil dan kadang membuat tangan membengkak. Hal ini

disebut edema, khusus yang disebabkan oleh perubahan hormonal

yang menyebabkan retensi cairan.


10. Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun atau

karena kekurangan kalsium.

11. Cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.

Caira biasanya jernih. Pada awal kehamilan, caira ini biasaya agak

kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan, cairan tersebut

akan lebih cair (Ratnawati; 50).

2.1.4 Perubahan psikologis pada trimester III

1. Rasa tidak nyaman timbul kembaali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik

2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya

4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

6. Merasa kehilangan perhatian

7. Perasaan mudah terluka (sensitif)

8. Libido menurun (Ratnawati; 52).

2.2 Konsep Dasar Sulit Tidur

2.2.1 Pengertian sulit tidur

Sulit tidur merupakan gangguan tidur yang berupa tidur gelisah,

kurang tidur atau sama sekali tidak bisa tidur. Sulit tidur dapat juga disebut

sebagai imsomnia. Tanpa alasan yang jelas, gangguan ini sering menyerang

ibu hamil. Biasanya gangguan ini terjadi karena masalah psikis. Misalnya,

perasaan khawatir yang berlebihan ( Harsono, 2013).


2.2.2 Etiologi

Kesulitan tidur umumnya lebih banyak dialami pada awal kehamilan.

Masa trimester pertama ini ibu hamil masih dalam tahap penyesuaian.

Kemudian keluhan sulit tidur ini akan kembali muncul pada akhir

kehamilan. Sulit tidur pada akhir kehamilan biasanya disebabkan oleh rasa

khawatir dan cemas akan hari persalinan yang segera tiba. Selain itu, beban

perut juga semakin besar membuat ibu tidak nyaman. Hal tersebut pun

dapat mengganggu tidur (Harsono, 2013).

2.2.3 Dampak sulit tidur

Sekalipun masalah tidur ini nampak sesuatu hal sepele, namun jika

terjadi terus menerus akan dapat mempengaruhi fisik dan psikis ibu hamil.

Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu karena menjadi mudah lelah, tidak

bergairah, malas dan emosi gampang meledak. Ini semua merupakan akibat

kurang tidur pada ibu hamil. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka

sulit tidur ini akan berakhir pada stres. Stres pada ibu hamil terkadang juga

menimbulkan janin stres. Hal tersebut terkait dengan meningkatnya denyut

jantung pada ubu maupun janin

( Harsono, 2013).

2.2.4 Penatalaksanaan sulit tidur

1. Menurut Toni Harsono, 2013:

a. Carilah penyebab kesulitan tidur. Jika sulit tidur disebabkan oleh

adanya perubahan emosi maka perlu ditekankan pada diri sendiri

bahwa kecemasan dan rasa sedih yang tidak menentu itu tidak baik

bagi perkembangan janin.

b. Berusaha unyuk memikirkan hal-hal yang membuat senang dan

merasa nyaman. Jika perlu, bicarakan perasaan yang membuat resah

dengan pasangan, saudara atau sahabat. Sharing biasanya dapat

mengurangi rasa takut dan khawatir.

c. berolahraga secara teratur. Olahraga akan membuat badan lebih segar.

Malamnya tidur pun akan menjadi nyenyak.


d. ciptakan suasana kamar tidur yang nyaman dengan sirkulasi udara

yang baik.

e. minum segelas susu hangat sebelum tidur. Susu dapat membuat lebih

rileks.

2. Menurut Wahyuni, dkk, 2013:

Latihan pernafasan yang merupakan suatu metode relaksasi. Secara

fisiologis, latihan relaksasi ini akan menimbulkan efek relaks yang

melibatkan syaraf parasimpatik dalam sistem syaraf pusat. Dimana salah

satu fungsi syaraf parasimpatik ini adalah menurunkan produksi

hormone adrenalin atau epinefrin (hormone stress) dan meningkatkan

skresi hormone noradrenalin atau norepinefrin (hormon relaks)

sehingga terjadi penurunan kecemasan serta ketegangan yang

mengakibatkan ibu hamil menjadi lebih relaks. Dengan demikian ibu

hamil dapat tidur dengan mudah dan nyaman.

2.3 Konsep Dasar Persalinan

2.3.1 Pengertian persalinan

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah

cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya placenta

dan selaput janin dari tubuh ibu (Yuni & Widy, 2018).

2.3.2 Sebab-sebab mulainya persalinan

1. Penurunan kadar progesteron

Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar

progesterone dan estrogem di dalam darah.namun, pada akhir kehamilan

kadar progesterone menurun sehingga timbul his.

2.Teori oxytocin

Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga

menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.

3. Ketegangan otot-otot

Sama halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya

teregang oleh karena isinya bertambah maka terjadi kontraksi untuk


mengeluarkan yang ada didalamnya. Demikian pula dengan rahim,

maka dengan majunya kehamilan atau bertambahnya ukuran perut

semakin teregang pula otot-otot rahim dan akan menjadi semakin

rentan.

4. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, diduga menjadi salah

satu sebab permulaan persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya

kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban maupun darah

prefier pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan

(Yuni & Widy, 2018)

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Passage

Faktor jalan lahir atau biasa disebut dengan panggul ibu. Passage

memiliki 2 bagian, yaitu:

a. Bagian keras terdiri dari tulang-tulang panggul (rangka panggul)

b. Bagian lunak terdiri atas otot, jaringan, dan ligament.

2. Power

Kekuatan yang mendorong janin keluar. Power ada 2 yaitu:

a. HIS

His adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim

bekerja dengan baik dan sempurna. Hal-hal yang harus diperhatikan

dari his, yaitu:

1) Frekuensi his, biasanya permenit atau per 10 menit.

2) Intensitas his, adekuat atau lemah.

3) Durasi, lamnya setiap his berlangsung dan ditentukan dengan

detik.

4) Interval his, jarak antara his satu dengan his berikutnya.

5) Datangnya his, apakah sering, teratur atau tidak.


b. Tenaga mengejan

Saat kepala sampai pada dasar panggul, timbul suatu reflek

yang mengakibatkan ibu menutup glottisnya, mengontraksikan otot-

otot perutnya dan menekan diafragmanya kebawah. Tenaga

mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap

dan paling efektif sewaktu ada his.

3. Passanger

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan selain faktor

janin, meliputi, sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian

terbawah, serta posisi janin, juga ada plasenta dan air ketuban (Yuni &

Widy, 2018).

2.3.4 Tahapan persalinan

1. Kala I atau kala pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan

serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I

dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Fase laten

Fase pembukaan yang sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3 cm

yang membutuhkan waktu 8 jam.

b. Fase aktif

Fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi 3,

yaitu:

1) Fase akselerasi (fase percepatan), yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

2) Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari pembukaan

4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalan 2 jam.

3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), yaitu fase pembukaan

dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam.


2. Kala II

Tahap persalinan kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi.

3. Kala III atau kala uri

Tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan

lahirnya plasenta.

4. Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir.

2.3.5 Kebutuhan dasar selama persalinan

1. Kebutuhan cairan dan nutrisi

Asupan makanan yang cukup (makanan utama maupun makanan

ringan), merupakan sumber dari glukosa darah, yang merupakan sumber

utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar gula darah yang rendah akan

mengakibatkan hipoglikemia, sedangkan asupan cairan yang kurang, akan

mengakibatkan dehidrasi pada ibu bersalin.

2. Kebutuhan eliminasi

Anjurkan ibu untuk berkemih secara spontan sesering mungkin atau

minimal setiap 2 jam sekali selama persalinan.

3. Kebutuhan hygiene

Personal hygiene yang baik dapat membuat ibu merasa aman dan

relaks, mengurangi kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan

sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada jaringan, dan memelihara

kesejahteraan fisik serta psikis.

4. Kebutuhan istirahat

Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan

atau minum, atau melakukan hal yang menyenangkan yang lain untuk

melepas lelah, atau apabila memungkinkan ibu dapat tidur.

5. Posisi dan ambulasi

Pada awal persalinan, sambil menunggu pembukaan lengkap, ibu

masih diperbolehkan untuk melakukan mobilisasi atau aktivitas. Hal ini


tentunya disesuaikan dengan kesanggupan ibu. Mobilisasi yang tepat dapat

membantu dalam meningkatkan kemajuan persalinan, dapat juga

mengurangi rasa jenuh dan kecemasan yang dihadapi ibu menjelang

kelahiran janin.

6. Pengurangan rasa nyeri

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik

yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta

penurunan janin selama persalinan (Yuni & Widy, 2018).

2.4 Konsep Dasar Nifas

2.4.1 Pengertian nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum

hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari

(Fitri, 2017).

2.4.2 Tahapan masa nifas

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu.

3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu,

berbulan-bulan atau tahunan (Andina, 2018).

2.4.3 Perubahan fisiologi masa nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

a. Involusi uteri

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena

kontraksi dan retrasi otot-ototnya, sehingga dapat menutup pembuluh

darah besar yangbermuara pada bekas implantasi plasenta.


Table 2.1 Perubahan involusi uterus
Involusi TFU Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gr


1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas 500 gr
simpisis
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum 30 gr
hamil
b. Lochea

Pada bagian pertama masa nifas biasanya keluar cairan dari

vagina yang dinamakan lockhea. Lockhea berasal dari luka dalam

rahim terutama luka plasenta. Jadi, sifat lockhea berubah seperti secret

luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka.

Table 2.2 Macam-macam lockhea


Lockhea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari darah
segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi),
dan sisa meconium
Sanginolenta 4-7 hari Merah kecoklatan Sisa darah bercampur
dan berlendir lendir
Serosa 7-14 hari Kuning kecoklatan Lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum,
juga terdiri dari
leukosit dan robekan
atau laserasi plasenta
Alba ˃14 hari Putih Mengandung leukosit,
berlangsung 2-6 sel desidua, dan sel
postpartum epitel, selaput lendir
serviks serta serabut
jaringan yang mati

Lockhea Terjadi infeksi keluar


purulenta cairan seperti nanah
berbau busuk
Lockheastasis Lockhea tidak lancar
keluarnya

c. Serviks dan vagina

Beberapa hari setelah persalina, osteum eksternum dapat dilalui

oleh 2 jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena

robekan dalam persalinan. Selain itu, disebabkan hiperplasi ini dan


retakan serta sobekan serviks menjadi sembuh. Namun, setelah

involusi selesai osteum eksternum tidak dapat serupa seperti sebelum

hamil. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan lambat laun

mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke 3

postpartum rugae mulai nampak kembali.

2. Perubahan sistem muskuloskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut

dan pulih kembali.

3. Perubahan sistem endokrin

Perubahan pada hormon plasenta, hormon pituitary, hormon

oksitosin, hipotalamik pituitari ovarium.

4. Perubahan tanda-tanda vital

a. Suhu, dalam 24 jam postpartum suhu akan naik sekitar 37,5ºC-38ºC

yang merupakan pengaruh dari proses persalinan dimana ibu

kehilangan banyak cairan dan kelelahan.

b. Nadi, denyut nadi normal pada orang dewasa berkisar

60-80x/menit. Setelah persalinan denyut nadi menjadi lebih cepat.

Denyut nadi yang cepat (˃100x/menit) biasa disebabkan karena

infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.

c. Pernapasan, pernapasan selalu terkait dengan kondisi suhu dan

denyut nadi. Bila respirasi cepat ˃30/menit mungkin diikuti ileh

tanda-tanda shock.

d. Tekanan darah, tekanan darah relatif rendah karena ada proses

kehilangan darah karena persalinan. Biasanya, tekanan darah

normal yaitu ˂40/90 mmHg. Bila tekanan darah menjadi rendah

menunjukkan adanya perdarahan postpartum. Sebaliknya, bila

tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya

pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.


5. Perubahan sitem kardiovaskuler

Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400 cc.

Bila kelahiran melalui sectio sesaria kehilangan darah dapat dua kali

lipat.

6. Perubahan sistem hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen, dan

plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat

(Andina, 2018).

2.4.4 Adaptasi psikologi masa nifas

1. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung

dari hari pertama sampai hari keuda setelah melahirkan.pada fase ini,

ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri.

2. Fase taking hold, yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setalah

melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan

gampang marah.

3 Fase letting go, yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah

mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi (Suherni, dkk,

2009).

2.5 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.5.1 Pengertian bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42

minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000

gram (Muslihatun, 2010)

2.5.2 Ciri-ciri bayi normal

1. Berat badan 2500-4000gram

2. Panjang badan lahir 48-52 cm

3. Lingkar dada 30-38 cm


4. Lingkar kepala 33-35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit,

kemudian menurun sampai 120-140x/menit

6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun

setelah tenang kira-kira 40x/menit

7. kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

terbentuk

8. Rambut lanugo tidak terlihatdan rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),

testis sudah turun (pada laki-laki)

10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

11. Reflek moro sudah baik (bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk)

12. Reflek grasping sudah baik (bila diletakkan suatu benda diatas telapak

tangan, bayi akan menggenggam/ adanya gerakan reflek)

13. Reflek rooring/ mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi

dan daerah mulut sudah terbentuk dengan baik

14. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

2.5.3 Tahapan bayi baru lahir

1. Tahap I: terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar.

2. Tahap II: disebut transisional reaktivitas, dilakukan pengkajian selama

24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.

3. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam

pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

2.6 Konsep Dasar Neonatus

2.6.1 Pengertian neonatus

Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)

sesudah melahirkan. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai


dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7

hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Rahardjo, 2014).

2.6.2 Kunjungan neonatal

1. Pertama pada 6 jam – 48 jam setelah lahir

2. Kedua pada hari ke 3-7 setelah lahir

3. Ketiga pada hari ke 8-28 setelah lahir (Kemenkes RI, 2016).

2.7 Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.7.1 Pengertian keluarga berencana

Istilah keluarga berencana dapat didukung dengan istilah kontrasepsi

yang berarti mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

sperma yang akan mengakibatkan kehamilan (Andina, 2018).

2.7.2 Macam-macam metode kontrasepsi

1. Metode Amenorhea Laktasi (MAL)

Metode ini mengandalkan manajemen laktasi. Syarat MAL dapat

ditetapkan sebagai metode kontrasepsi apabila:

a. Ibu menyusui bayi secara penuh, tanpa susu formula, dan makanan

pendamping

b. Ibu belum haid sejak masa nifas selesai

c. Umur bayi kurang dari 6 bulan

2. Pil progestin (mini pil)

Keuntungan:

a. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

b. Pemakaian dalam dosis yang rendah

c. Sangat efektif bila dilakukan secara benar

d. Tidak menggangu seksual

e. Tidak mempengaruhi produksi ASI

3. Suntikan progestin

Cara kerja dari metode kontrasepsi ini adalah mencegah pembuahan

(ovulasi), mengentalkan lendirleher rahim. Gunanya menurunkan

kemampuan sperma untuk masuk ke dalam rahim, menjadikan dinding


dalam rahim tipis sehingga hasil pembuahan sulit menempel dirahim

serta menghambat perjalanan hasil pembuahan oleh saluran telur.

Keuntungan:

a. Sangat efektif

b. Pencegahan kehamilan jangka panjang

c. Tidak mempengaruhi seksual

d. Tidak mengandung estrogen

e. Tidak berpengaruh terhadap ASI

4. Kontrasepsi implan

Mekanisme kerja kontrasepsi implan adalah disusupkan dibawah

kulit. KB implan ini berisi hormon yang dilepaskan kedalam darah

secara konstan dan berkelanjutan atau terus menerus. Hormon inilah

yang mencegah kehamilan dengan mekanisme.

5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device

(IUD)

Bentuk dari AKDR/IUD ini adalah seperti huruf T dimana kedua

tangannya terdapat benang chromic catgut dengan maksud agar benang

tersebut tertanam dalam endometrium dan menahan IUD ditempatnya

selama involusi uterus. Benang tersebut akan larut dalam waktu 6

minggu.
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III

3.1.1 Kunjungan ANC ke-1

Tanggal : 8 – 4 - 2021

Jam : 07.15 WIB

Tempat : PBM Lilis Suryawati, SST., M.Kes Desa

Sambong Dukuh

Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

Nomor Regristasi : 152.2021

1. Identitas

Nama istri : Ny. Y Nama : Tn. P

suami

Umur : 24 tahun Umur : 29 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMP

Suku/ : Jawa/ Suku/ : Jawa/

Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia

Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan

Swasta Swasta

Penghasilan : ±1.000.000,- Pekerjaan : ± 1.500.000,-

Alamat : dsn. Sariloyo, Alamat : dsn.

Ds. Sambong Sariloyo,

Dukuh, Kec. Ds. Sambong

Jombang, Dukuh, Kec.

Kab. Jombang,

Jombang Kab.

Jombang
2. Prolog

Ny “Y” sekarang hamil ke 1, HPHT: 6-02-2021, HPL: 13-11-

2021. Pada kehamilan sekarang periksa ANC sebanyak 10 kali di

PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes, BB sebelum hamil: 50 kg, TB:

151 cm, LILA: 24,5 cm. Pada tanggal 27 september 2021

didapatkan pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, BB sekarang: 52 kg,

TFU: 21 cm. Pada tanggal 1 juni 2021 dilakukan pemeriksaan

ANC terpadu didapatkan Hb: 11,4 gr/dl, Albumin: negatif,

Reduksi: negatif, Golongan darah: O, HbsAg: nonreaktif. Pada

tanggal 16 Januari 2019 dilakukan pemeriksaan USG didapatkan

janin tunggal, DJJ +, letak kepala, UK 32 minggu, cairan ketuban

cukup, jenis kelamin laki-laki, taksiran persalinan 13 November

2021, taksiran berat janin: 1900 gram.

3. Data Subjektif

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan

mengatakan sulit tidur sejak 5 hari yang lalu dan batuk sejak

kemarin.

4. Data objektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

RR : 23x/menit

N : 80x/menit

S : 36,5ºC

BB sebelum hamil : 50 kg

BB sekarang : 52 kg

Peningkatan BB : 2 kg

LILA : 24,5 cm
b. Pemeriksaan fisik khusus

Muka : Tidak pucat, tidak odem.

Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

Mammae : Simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak

terdapat benjolan abnormal,

hiperpigmentasi areola, dan puting susu

menonjol.

Abdomen : Terdapat linea nigra, tidak ada bekas

operasi, TFU 2 jari diatas pusat (21 cm),

punggung kanan, letak kepala, kepala

belum masuk PAP.

TBJ : (21-12) x 155 =1.395 gram

DJJ : (11+11+12) x 4 = 136x/menit

Ekstremitas : Ekstremitas atas (tangan) dan ekstremitas

bawah (kaki) tidak odem, tidak ada

varises

5. Analisa data

G1P0A0 UK 34 Minggu kehamilan normal dengan sulit tidur

Janin tunggal hidup.

6. Penatalaksanaan

07.30 WIB : Menjelaskan kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan, ibu mengerti.

07.32 WIB : Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup

siang hari ±2 jam dan malam hari ±8 jam serta

tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat,

ibu mengerti.

07.35 WIB : Menjelaskan tentang tanda bahaya kehamilan

trimester III seperti perdarahan pervaginam,

sakit kepala hebat, masalah penglihatan,


bengkak pada muka dan tangan, nyeri

abdomen yang hebat, bayi kurang bergerak

seperti biasa, ibu mengerti.

07.37 WIB : Menganjurkan ibu untuk memperbanyak

minum air putih hangat, ibu mengerti.

07.38 WIB : Memberitahu ibu untuk jalan-jalan santai

dipagi hari dan minum susu hangat dimalam

hari sebelum tidur, ibu mengerti dan bersedia.

07.39 WIB : Mengajarkan kepada ibu tekhnik relaksasi

pernafasan, tarik nafas melalui hidung dan

keluarkan melalui mulut dengan perlahan-

lahan, ibu mengerti dan mau melakukan.

0740 WIB : Menganjurkan ibu untuk makan makanan

yang tinggi akan karbohidrat dan tinggi

protein, ibu mengerti dan mau melakukan.

07.42 WIB : Memberikan tablet gestiamin 10 tablet dengan

cara konsumsi 1x1 tablet serta menganjurkan

ibu untuk mengkonsumsi secara rutin, ibu

mengerti dan bersedia meminumnya.

07.45 WIB : Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2

minggu lagi pada tanggal 10 Februari 2019

atau jika ada keluhan, ibu bersedia.

3.1.2 Kunjungan ANC ke-2

Tanggal : 5 – 6 - 2021

Jam : 07.00 WIB

Tempat : PBM Lilis Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong

Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang


1. Data subjektif

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan

mengatakan sulit tidur namun sudah berkurang daripada

sebelumnya.

2. Data objektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD Terlentang : 120/80 mmHg

TD Miring : 110/70 mmHg

RR : 20x/menit

N : 80x/menit

S : 36,3ºC

BB sekarang : 55 kg

Peningkatan BB dari

Kunjungan ke-1 : 3 kg

ROT : 80-70 = 10 mmHg

MAP : (2(80) + 120)


3
= 93,3 mmHg

IMT : BB : TB2 m

= 55 : 1,512 = 24

b. Pemeriksaan fisik khusus

Muka : Tidak pucat, tidak odem.

Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

Mammae : Simetris, tidak terdapat nyeri tekan,

tidak terdapat benjolan abnormal,

hiperpigmentasi areola, dan puting susu

menonjol, dan colostrum belum keluar.

Abdomen : TFU 4 jari dibawah prosesus xyfoideus

(28 cm), punggung kanan, letak kepala,


kepala belum masuk PAP.

TBJ : (28-12) x 155 =2.480 gram

DJJ : (12+13+12) x 4 = 148x/menit

Ekstremitas : Ekstremitas atas (tangan) dan

ekstremitas bawah (kaki) tidak odem,

tidak ada varises

3. Analisa data

G1P0A0 UK 36 Minggu kehamilan normal dengan sulit tidur

Janin tunggal hidup.

4. Penatalaksanaan

07.30 WIB : Menjelaskan kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan, ibu mengerti.

07.32 WIB : Menganjurkan ibu istirahat yang cukup,

olahraga secara teratur seperti jalan santai,

ibu mengerti.

07.37 WIB : Menjelaskan tentang tanda-tanda

persalinan seperti kenceng-kenceng, keluar

lendir bercampur darah dan keluar cairan

ketuban, ibu mengerti.

07.39 WIB : Menganjurkan ibu untuk minum susu

hangat dimalam hari sebelum tidur, ibu

mengerti dan bersedia.

08.00 WIB : Mengajarkan kepada ibu tekhnik relaksasi,

tarik nafas melalui hidung lalu keluarkan

melalui mulut dengan perlahan-lahan.

Lakukan 2 kali sehari pada pagi hari

setelah bangun tidur dan malam hari

sebelum tidur. Ibu mengerti dan mau

melakukan
08.02 WIB : Memberikan tablet penambah darah

(fermia) 10 tablet dengan cara konsumsi

1x1 tablet pada malam hari, tablet vitamin

C 10 tablet dengan cara konsumsi 1x1

tablet pada pagi hari, serta menganjurkan

ibu untuk mengkonsumsi secara rutin, ibu

mengerti dan bersedia meminumnya.

08.05 WIB : Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2

minggu lagi pada tanggal 24 februari atau

jika ada keluhan, ibu bersedia.

3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 03.10 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

3.2.1 Kala I Fase aktif

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng dan mules serta keluar

lendir bercampur darah sejak jam 23.30 WIB

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD :120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,6 ºC

RR : 21 x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda

Dada : Payudara simetris, tidak terdapat nyeri tekan,

hiperpigmentasi areola mammae, puting susu menonjol, colostrum

belum keluar
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas operasi. TFU 3 jari di

bawah processus xyphoideus (31 cm), puki, kepala sudah masuk

PAP divergen 3/5

DJJ : (11+11+12) x4 = 136 x/menit

Kontraksi : 4 kali selama 40 detik dalam 10 menit

Genetalia : Keluar lendir

VT pembukaan 6 cm, effacement 50%, ketuban (+),

presentasi kepala, denominator : UUK, tidak ada

moulase, hodge II, tidak teraba bagian terkecil janin

(tangan/ tali pusat) disamping kepala

Anus : Tidak ada hemorrhoid

Ekstremitas: Atas dan bawah tidak odema

3. Analisa Data

G1P0A0 UK 40 minggu inpartu kala I fase aktif

4. Penatalaksanaan

03.12 WIB : Menjelaskan kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin

baik, ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.

03.14 WIB : Melakukan observasi TTV, hasil terlampir

pada lembar partograf

03.16 WIB : Menganjurkan kepada ibu untuk

mengosongkan kandung kemih, ibu sudah

BAK

03.17 WIB : Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri, ibu

bersedia

03.18 WIB : Mengajarkan kepada ibu tekhnik relaksasi, ibu

bisa melakukannya

03.20 WIB ; Mengajarkan kepada ibu cara meneran yang

benar, ibu mengerti dan melakukan dengan

benar
03.25 WIB : Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di

sela-sela kotraksi, ibu mengerti dan bersedia.

3.2.2 Kala II

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 07.00 WIB

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan mules semakin sering dan ingin mengejan

2. Data Obyektif

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 85 x/menit

S : 36,5 oC

RR : 22 x/menit

kontraksi : 4 kali selama 50 detik dalam 10 menit

DJJ : (11+12+12) x4 = 140 x/menit

Genetalia : Vulva membuka, perineum menonjol, VT pembukaan

10 cm, effecement 100%, ketubanjernih, presentasi

kepala, denominator: UUK, tidak ada moulase, hodge

IV, tidak teraba bagian terkecil janin, kepala sudah

kroning

3. Analisa Data

G1P0A0 UK 40 minggu inpartu kala II

4. Penatalaksanaan

07.10 WIB : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa

pembukaan sudah lengkap, ibu mengerti.

07.13 WIB : Menyiapkan dan memeriksa kembali

kelengkapan persalinan, dan obat untuk

menolong persalian, alat, dan obat sudah siap.

07.15 WIB : Memakai celemek, mencuci tangan dan

memakai sarung tangan DTT untuk persiapan

menolong persalian, celemek dan sarung


tangan sudah terpakai.

07.16 WIB : Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu

persalinan, suami membantu ibu mengambil

posisi setengah duduk.

07.18 WIB : Membimbing ibu untuk meneran saat ada his,

ibu meneran sesuai anjuran.

07.39 WIB : Menolong kelahiran bayi, bayi lahir spontan

pukul 07.40 WIB,

07.41 WIB Menilai bayi selintas. Bayi menangis kuat,

warna kulit kemerahan, gerak aktif, dan jenis

kelamin laki-laki.

07.42 WIB : Memotong tali pusat dan mengikatnya, tali

pusat sudah terikat.

07.43 WIB : Mengeringkan dan meletakkan bayi tengkurap

di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan bayi,

menyelimuti bayi dengan kain kering, dan

memasang topi dikepala bayi, bayi sudah

diletakkan di dada ibu.

07.45 WIB : Memfasilitasi bayi IMD kepada ibunya, bayi

menyusu selama 1 jam.

3.2.3 Kala III

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 07.45 WIB

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Ibu tampak lemah

Kesadaran : Composmentis
b. Pemeriksaan fisik khusus

Abdomen : TFU setinggu pusat, kontraksi uterus baik, uterus

teraba bulat dan keras, kandung kemih kosong.

Genetalia : Terdapat tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu tali pusat

bertambah panjang dan adanya semburan darah

3. Analisa Data

P1A0 inpartu kala III

4. Penatalaksanaan

07.45 WIB : Mengecek apakah ada bayi kedua, tidak

teraba bayi kembar atau bayi kedua.

07.46 WIB : Memberitahu kepada ibu untuk dilakukan

penyuntikan oksitosin, ibu mengerti dan

bersedia.

07.47 WIB : Melakukan penyuntika oksitosin pada paha

kanan 1/3 bagian luar, oksitosin di suntikan

kontraksi uterus baik

07.48 WIB : Melakukan peregangan tali pusat terkendali,

tali pusat bertambah panjang dan terdapat

semburan darah.

07.50 WIB : Melahirkan plasenta, plasenta lahir spontan

pukul 07.50 WIB

07.51 WIB : Melakukan massase fundus uteri segera

setelah lahir selama 15 detik, uterus

berkontraksi dengan baik dan keras.

07.52 WIB : Mengecek kelengkapan plasenta, selaput

ketuban utuh, kotiledon lengkap, selaput

ketuban menutup sempurna, insersi tali pusat

sentralis.

07.53 WIB : Mengevaluasi adanya laserasi jalan lahir,

tidak terdapat laserasi


07.54 WIB : Mengecek adanya perdarahan, perdarahan

±250cc.

3.2.4 Kala IV

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 07.55 WIB

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan lega atas kelahiran bayinya, dan perutnya masih

terasa mules.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : ibu tampak lemah

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 82 x/menit

S : 36,7 ºC

RR : 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus

Abdomen : TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

uterus teraba keras, kandung kemih kosong.

Genetalia : Perdarahan ± 200cc.

3. Analisa Data

P1A0 inpartu kala IV

4. Penatalaksanaan

07.55 WIB : Mengajarkan ibu dan keluarga cara

melakukan massase, ibu dan keluarga

mengerti dan bisa melakukannya.

07.56 WIB : Membersikan semua peralatan bekas pakai

dalam larutan klorin 0,5%, peralatan sudah

bersih dan rapi.

07.57 WIB : Membersihkan ibu dengan menggunakan

air DTT, membantu ibu memakai pakaian


yang bersih, ibu sudah memakai baju yang

bersih.

07.58 WIB : Dekontaminasi tempat bersalin dengan

larutan klorin 0,5%, tempat bersalin sudah

bersih dan rapi.

07.59 WIB : Memastikan ibu merasakan nyaman,

menganjurkan keluarga untuk memberi

ibu minum dan makanan, ibu sudah

minum air putih 1 gelas dan makan nasi.

08.00 WIB : Melakukan observasi meliputi TD 120/80

mmHg, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan ±200 cc.

08.15 WIB : Melakukan observasi meliputi TD 120/80

mmHg, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan ±200 cc.

08.30 WIB : Melakukan observasi meliputi TD 120/80

mmHg, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan ±200 cc.

08.45 WIB : Melakukan observasi meliputi TD 120/80

mmHg, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan ±200 cc.

09.15 WIB : Melakukan observasi meliputi TD 120/70

mmHg, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan ±150 cc.

09.45 WIB : Melakukan observasi meliputi TD 120/80


mmHg, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi

uterus keras, kandung kemih kosong,

perdarahan ±150 cc.

3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL)

3.3.1 Asuhan pada BBL (1 jam)

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 08.40 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

Data Subyektif

Bayi menangis dan gerak aktif

1. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : baik

TTV :S : 36,8 ºC P : 42 x/menit

N : 140 x/menit

Apgar skor : 8-10

b. Pemeriksaan antropometri

Berat badan : 2500 gram

Panjang badan : 47 cm

Lingkar dada : 32 cm

Lingkar kepala : 33 cm

Lingkar lengan : 10 cm

Sirkum ferensia fronto oksipito : 33 cm

Sirkum ferensia mento oksipito : 34 cm

Sirkum ferensia suboksipito bregmatika : 32 cm

c. Pemeriksaan reflek

Reflek rooting : Cukup

Reflek sucking : Cukup

Reflek swallowing : Cukup

Reflek moro : Cukup


Reflek babinski : Cukup

d. Pemeriksaan fisik khusus

Kepala : Tulang kepala tidak tumpang tindih,

tidak ada cephal hematoma maupun

caput succedaneum.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,

palpebra tidak odema, tidak ada secret

mata.

Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping

hidung.

Mulut : Tidak ada labioskisis maupun labio

palatoskisis

Telinga : Simetris, daun telingga sejajar dengan

mata.

Leher : Pergerakan baik, tidak ada kelainan

pada tulang leher.

Dada : Pernafasan normal, tidak ada retraksi

pada dada.

Abdomen : Tali pusat basah, tidak berbau,

terbungkus kasa steril.

Genetalia : Lubang uretra pada ujung penis, dua

testis sudah turun dalam skrotum.

Anus : Terdapat lubang anus.

Ekstremitas : Jari-jari tangan dan kaki lengkap

2. Analisa Data

Bayi baru lahir usia 1 jam fisiologis

3. Penatalaksanaan

08.41 WIB : Memberitahu ibu bahwa bayi dalam

keadaan baik, ibu mengerti.

08.41 WIB : Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan


mengeringkan, membersihkan, dan

membedong bayi, bayi sudah di bedong

08.42 WIB : Melakukan perawatan tali pusat dengan

kasa steril, tali pusat tidak bau dan tidak

ada perdarahan.

08.43 WIB : Memberikan salep mata detacimin,

salep mata telah diberikan

08.45 WIB : Memberikan suntikan vit K1 1 mg

secara IM di paha kiri, suntikan sudah

diberikan

09.45 WIB : Memberikan imunisasi hepatitis B 0,5

ml secara IM, di paha kanan setelah 1

jam, imunisasi telah diberikan.

09.47 WIB : Memfasilitasi bayi untuk IMD, IMD

sudah terlaksana selama 1 jam.


3.4 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

3.4.1 Kunjungan 1 (6 jam postpartum)

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 14.00 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

1. Data Subyektif

Ibu merasa senang persalinan berjalan lancar, sudah bisa jalan

perlahan, namun mengeluh perut sedikit mules, sudah makan nasi,

minum 1 gelas air putih, sudah BAK 2 kali (kuning, jernih) dan belum

BAB.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5oC

RR : 20 x/menit

BB : 62,5 kg

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Payudara : Kolostrum sudah keluar, tidak ada nyeri tekan

dan benjolan abnormal, putting susu menonjol,

hiperpigmentasi areola.

Abdomen : Perut masih teraba keras, TFU 2 jari dibawah

pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Terdapat pengeluaran lochea rubra (100 cc).

3. Analisa Data

P1A0 6 jam postpartum fisiologis

4. Penatalaksanaan

14.02 WIB : Menjelaskan kepada ibu tentang hasil


pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik,

ibu mengerti

14.03 WIB : Menjelaskan pada ibu tanda bahaya masa

nifas seperti demam, perdarahan

pervaginam, infeksi masa nifas dan

pusing, ibu mengerti.

14.08 WIB : Menganjurkan ibu untuk makan makanan

bergizi dengan menu seimbang dan

minum air putih sesering mungkin serta

ibu tidak boleh ada pantangan makanan,

ibu mengerti dan bersedia.

14.10 WIB : Menganjurkan ibu untuk menjaga

personal hygiene terutama pada bagian

payudara dan genetalia, ibu mengerti.

14.13 WIB : Menganjurkan kepada ibu untuk

pemberian ASI eksklusif kepada bayinya

sesering mungkin, ibu mengerti dan

bersedia.

14.14 WIB : Memberikan terapi amoxcillin 500 mg 1

tablet, Fermia 1x1 tablet, dan ibuprofen

500 mg 1 tablet, ibu bersedia

meminumnya.

14.16 WIB : Menganjurkan ibu untuk kontrol lagi

pada tanggal 17 Nov 2021 atau jika ada

keluhan, ibu bersedia.

3.4.2 Kunjungan II (5 hari postpartum)

Tanggal : 17 Nov 2021 Jam : 07.15 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

1. Data Subektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu sudah bisa BAK 7 kali/hari

(kuning, jernih), BAB 1kali/hari (lembek).

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,7 ºC

RR : 20 x/menit

BB : 61 kg

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih

Payudara : ASI keluar lancar +/+, tidak ada bendungan ASI,

tidak ada nyeri tekan dan benjolan abnormal.

Abdomen :TFU 3 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong, perut teraba keras.

Genetalia :Terdapat pengeluaran lochea berwarna merah

kekuningan ( sanguinolenta).

3. Analisa Data

P1A0 5 hari postpartum fisiologis

4. Penatalaksanaan

07.15 WIB : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan

bahwa keadaan ibu baik, ibu mengerti

07.17 WIB : Menganjurkan ibu untuk makan dan

minum dengan menu seimbang, banyak

serat, istirahat cukup dan menjaga

oersonal hygiene, ibu mengerti dan mau

melakukan

07.19 WIB : Memberitahu ibu tentang perawatan


payudara dan mengajari ibu cara

menyusui yang benar, ibu mengerti dan

bersedia melakukan.

07.23 WIB : Menganjurkan ibu untuk memberikan

ASI eksklusif sesering mungkin, Ibu

bersedia melakukan

07.25 WIB : Memberikan terapi obat fermia 1x1

sehari 10 tablet, ibu bersedia

meminumnya.

07.27 WIB : Menganjurkan ibu untuk kontrol 4

minggu lagi atau jika ada keluhan, ibu

bersedia.

3.4.3 Kunjungan III (33 hari postpartum)

Tanggal : 19 Des 2021 Jam : 15.30 WIB

Tempat : Rumah Ny “Y”

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun. BAK 7 kali/hari (kuning,

jernih), BAB 1kali/hari (lembek).

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5 0C

RR : 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.


Payudara : Putting susu tidak lecet, ASI keluar lancar +/+,

tidak ada bendungan ASI, tidak ada nyeri tekan

dan benjolan abnormal.

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

Genetalia : Lochea berwarna putih (alba).

3. Analisa Data

P1A0 33 hari postpartum fisiologis

4. Penatalaksanaan

15.30 WIB : Memberitahu kepada ibu tentang hasil

pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik,

ibu mengerti

15.33 WIB : Menganjurkan ibu untuk tetap

beristirahat yang cukup, menjaga

personal hygiene, ibu mengerti

15.34 WIB : Mengingatkan ibu untuk tetap

memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya sesering mungkin, ibu mengerti

dan mau melakukannya

15.35 WIB : Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang

apabila ada keluhan, ibu bersedia


3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus

3.5.1 Kunjungan neonatus I (6 jam)

Tanggal : 13 Nov 2021 Jam : 13.35 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik, sudah BAK 3 kali

(kuning jernih), dan sudah BAB 1 kali (hitam).

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

TTV :N : 140 x/menit

S : 37 0C

P : 47 x/menit

BB : 2500 gram

PB : 47 cm

b. Pemeriksaan fisik khusus

Kepala : Tulang kepala tidak tumpang tindih, tidak ada

cephal hematoma, maupun caput succedaneum.

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak

ada secret mata.

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung.

Mulut : Tidak ada labioskisis maupun labio palatoskisis

Dada : Tidak ada retraksi dinding dada.

Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan kasa steril, tidak

berbau, tidak perdarahan.

Genetalia : Bersih.

Anus : Bersih.

Ekstremitas : Normal, tidak ada gangguan pergerakan

ekstremitas atas dan bawah.


3. Analisa Data

Neonatus cukup bulan usia 6 jam fisiologis.

4. Penatalaksanaan

13.35 WIB : Melakukan perawatan tali pusat, tidak ada

tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

13.37 WIB : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan

bayinya dalam keadaan normal, ibu mengerti.

13.38 WIB : Mengevaluasi anjuran yang telah diberikan

kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin, dan tidak memberikan makanan

pendamping ASI apapun kepada bayinya, ibu

bersedia.

13.39 WIB : Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan

bayi, ibu mengerti.

13.40 WIB : Memberitahu ibu untuk kontrol ulang pada

tanggal 19 Maret 2019 atau jika ada keluhan,

ibu bersedia.

3.5.2 Kunjungan neonatus II (5 hari)

Tanggal : 17 Nov 2021 Jam : 07.30 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja dan mau menyusu dengan baik.

Sudah BAK 7-8 kali/hari (kuning, jernih) dan BAB 2 kali/hari

(kuning).

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

TTV :N : 145 x/menit BB : 2600 gr

S : 36,80C PB : 47 cm

P : 43 x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung

Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

Abdomen : Tali pusat sudah lepas hari ke 4

3. Analisa Data

Neonatus cukup bulan usia 5 hari fisiologis.

4. Penatalaksanaan

07.31 WIB : Menjelaskan kepada ibu hasil

pemeriksaan, bahwa bayinya dalam

keadaan baik, ibu mengerti.

07.32 WIB : Melihat keadaan tali pusat dan

memastikan tidak infeksi, tali pusat

terlepas

07.33 WIB : Menjelaskan tanda bahaya pada bayi

seperti infeksi, ikterus, dan diare, ibu

mengerti

07.34 WIB : Mengevaluasi kembali pemberian ASI

dan memastikan kembali bahwa bayi

dapat menyusu dengan baik, bayi

menyusu dengan baik.

07.35 WIB : Memberitahu ibu untuk kontrol ulang

pada 2 minggu lagi atau jika ada keluhan,

ibu bersedia.

3.5.3 Kunjungan neonatus III (13 hari)

Tanggal : 29 Nov 2021 Jam : 07.30 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

1. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja, menyusu dengan baik, BAB

2 kali/hari (kuning), BAK 7 kali/hari (kuning jernih).

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : baik

TTV :N : 140 x/menit

S : 36,90C

P : 48 x/menit

BB : 2900 gram

PB : 48 cm

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung

Dada : Tidak ada retraksi dinding dada

Abdomen : Tidak kembung

3. Analisa Data

Neonatus cukup bulan usia 13 hari fisiologis.

4. Penatalaksanaan

10.01 WIB : Menjelaskan kepada ibu hasil

pemeriksaanbahwa bayinya sehat, ibu

mengerti.

10.02 WIB : Menganjurkan ibu untuk tetap

memberikan ASI ekslusif selama 6

bulan tanpa tambahan makanan lainnya,

ibu mengerti

10.04 WIB : Mengevaluasi tanda bahaya pada bayi

seperti infeksi, ikterus dan diare, bayi

sehat dan ibu mengerti

10.05 WIB : Memberitahu ibu untuk membawa

bayiny akunjungan ulang tanggal 22


april 2019 untuk mendapatkan

imunisasi BCG dan polio, ibu mengerti

dan bersedia.

3.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)

3.6.1 Kunjungan I

Tanggal : 22 Des 2021 Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny “Y”

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,50C

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

BB : 58 kg

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Payudara : Putting susu tidak lecet, ASI keluar lancar +/+,

tidak ada bendungan ASI, tidak ada nyeri tekan

dan benjolan abnormal.

Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan dan

benjolan abnormal, kandung kemih kosong.

Genetalia : Bersih

3. Analisa Data

P1A0 calon akseptor baru KB suntik 3 bulan

4. Penatalaksanaan

16.00 WIB : Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu baik, ibu mengerti


16.02 WIB : Memberitahu ibu macam-macam KB,

keuntungan, kekurangan, cara

penggunaan, waktu penggunaan dan

kontra indikasi, ibu mengerti

16.07 WIB : Membantu ibu dalam memilih alat

kontrasepsi yang ingin digunakan nanti,

ibu memilih KB suntik 3 bulan

16.10 WIB : Menjelaskan pada ibu tentang manfaat

dan efek samping KB suntik 3 bulan, ibu

mengerti.

16.12 WIB : Menjadwalkan ibu untuk kembali pada

tanggal 10 Januari 2022, ibu bersedia.

3.6.2 Kunjungan II

Tanggal : 10 Januari 2022 Jam : 08.30 WIB

Tempat : PMB Lilis Suryawati, SST., M.Kes

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan ingin menggunakan Kb suntik 3 bulan

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum : Baik

TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,6oC

RR : 20 x/menit

BB : 58 kg

b. Pemeriksaan fisik khusus

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Payudara : Putting susu tidak lecet, pengeluaran ASI

lancar +/+, tidak ada bendungan ASI, tidak ada

nyeri tekan dan benjolan abnormal.


Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

3. Analisa Data

P1A0 dengan akseptor baru KB suntik 3 bulan

4. Penatalaksanaan

08.31 WIB : Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti

08.32 WIB : Menjelaskan kembali cara kerja, keuntungan,

kekurangan,waktu penggunaan dan kontra

indikasi KB suntik 3 bulan, ibu mengerti

08.33 WIB : Menanyakan kembali kepada ibu untuk

menggunakan kontrasepsi suntik dan

melakukan inform consent, ibu siap

menggunakan KB suntik 3 bulan.

08.34 WIB : Menyiapkan obat triklofem yang dimasukkan

ke dalam spuit ukuran 3cc, kemudian

menyiapkan kapas yang sudah dibasahi

alcohol, obat sudah disiapkan

08.38 WIB : Menganjurkan ibu untuk berbaring, ibu

bersedia.

08.39 WIB : Memberitahu ibu bahwa akan menyuntikkan

obat, ibu bersedia

08.40 WIB : Melakukan penyuntikan secara IM di 1/3 SIAS

kanan bagian luar, obat sudah disuntikkan

08.42 WIB : Memberikan konseling kepada ibu bahwa

tidak boleh berhubungan terlebih dahulu 7 hari

setelah menggunakan KB suntik 3 bulan, ibu

mengerti.

08.44 WIB : Memberitahu ibu untuk suntik 3 bulan lagi

pada tanggal 9 Maret 2022 atau jika ada

keluhan, ibu bersedia


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan

kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung di antara

fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini yang luas dari peneliti sebagai

pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai

dari asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan

keluarga berencana pada Ny “Y” Kehamilan Normal dengan Sulit Tidur di PMB Lilis

Suryawati, SST., M.Kes Desa Sambong Dukuh Kecamatan Jombang Kabupaten

Jombang.
BAB V

PENUTUP

Asuhan kebidanan pada Ny “Y” telah dilakukan selama kurang lebih tiga

bulan yang dimulai dari masa hamil dengan usia kehamilan 40 minggu. Setelah

penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan menggunakan

pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara SOAP pada Ny “Y”

mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL, neonatus, dan KB yang dimulai

dari bulan Maret – Juni 2019.

1. Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil Ny “Y” G1P00000 Kehamilan

Normal dengan Sulit Tidur.

2. Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin Ny “Y” P10000 dengan

Perslinan Normal.

3. Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu nifas Ny “Y” P10000 dengan Post

Partum Fisioligis.

4. Asuhan kebidanan komprehensif Bayi Baru Lahir pada bayi Ny “Y” dengan

Bayi Baru Lahir Fisiologis.

5. Asuhan kebidanan komprehensif Neonatus pada bayi Ny “Y”dengan

Neonatus Cukup Bulan Fisiologis.

6. Asuhan kebidanan komprehensif Keluarga Berencana pada Ny “Y” dengan

Akseptor Baru KB Suntik 3 bulan.


Saran

1. Bagi Bidan

Diharapkan bidan dapat mempertahankan mutu pelayanan kebidanan

secara komprehensif pada ibu dan anak. Mengadakan penyuluhan kelas ibu

hamil tentang ketidaknyamanan yang fisiologis pada ibu hamil seperti sulit

tidur maupun masalah lainnya yang dilakukan teratur setiap bulan.

2. Bagi STIKes ICMe Jombang

Institusi diharapkan dapat mengembangkan pendidikan kebidanan

yang menghasilkan tenaga kesehatan dengan unggulan terampil dan

profesional dan memperbaiki sistem pembelajaran praktik kebidanan dengan

lebih efektif dan efisien sehingga kedepannya kualitas tenaga kesehatan

memiliki soft kill yang lebih meningkat dilapangan sehingga dapat

membercikan pembekalan tentang ketidaknyamanan pada masa kehamilan

dan resiko yang bisa terjadi pada masa kehamilan.

3. Bagi penulis selanjutnya

Diharapkan penulis selanjutnya dapat meningkatkan keterampilan

dalam mempraktekkan secara langsung manajemen asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil dengan sulit tidur, supaya dapat dijadikan

acuan dalam menghasilakn karya penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

1. Bambang BR. 2006. Upaya Preventif di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak

Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Jurnal Kemas, 1(2):

69-74

2. Fitriana, Yuni, dkk. 2018. Konsep Persalinan Secara Komprehensif dalam

Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

3. Harsono, Toni. 2013. Permasalahan Kehamilan yang Sering Terjadi. Jakarta:

Platinum

4. HI Mutmainah, Annisa. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru

Lahir. Yogyakarta: CV. Andi Offset

5. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

6. Ratnawati, Ana. 2018. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press

7. Retno Yuliani, Diki, dkk. 2017. Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan Ter-

update. Jakarta: CV. Trans Info Media

8. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta. Fitramaya

9. Vita Susanto, Andina. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyususi Teori

dalam Praktik Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

10. Wahyuni, dkk. 2013. Manfaat Senam Hamil untuk Meningkatkan Durasi

Tidur Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(2): 146-147

Anda mungkin juga menyukai