Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

BERAT BAYI LAHIR RENDAH

(KEPERAWATAN ANAK)

OLEH:

KELOMPOK 2:
1. SYEREN GIOVANI MONINGKA(20011104045)
2. ZEFANYA MEILIANI NONAGUSTI KARIO (20011104058)
3. MELIANUS TAKEGE (18011104054)

KELAS: A2-SEMESTER4

DOSEN PENGAMPUH: Ns. Lenny Gannika, M.Kep

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya sehingga kami
kelompok 2 dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Keperawatan Berat Bayi Lahir Rendah
sesuai dengan yang ditugaskan ini dengan baik. Adapun tujuan penulisan asuhan keperawatan ini
yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen pada bidang studi Keperawatan Anak. Selain itu juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi siapapun yang membaca dan juga bagipenulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ns. Abram Babakal, S.Kep, M.Kes yang sudah
menugaskan asuhan keperawatan ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami
sesuai bidang studi yang sedang kami tekunisaat ini.

Kami menyadari asuhan keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami
menanti kritik dan saran yang membangun guna untuk menunjang kemampuan kami di
kemudianhari.

Manado, 25 Maret 2022


DAFTAR ISI
BABI.............................................................................................................................................................4
KONSEPMEDIS..............................................................................................................................................4

1.1........................................................................................................... LatarBelakang 4

1.2......................................................................................Definisi Berat BayiLahirRendah 4


1.3 Etiologi Berat BayiLahirRendah.........................................................................................................4

1.4................................................................................Patofisiologi Berat BayiLahirRendah 6

1.5........................................................................................................ManifestasiKlinis 7

1.6............................................................................................... PemeriksaanPenunjang 8

1.7........................................................................................................Penatalaksanaan 8

1.8............................................................................................................... Komplikasi 8
BABII..........................................................................................................................................................13
ASUHANKEPERAWATAN.............................................................................................................................13
2.1 Pengkajian........................................................................................................................................13

2.2 Pathway...........................................................................................................................................20

2.3 DiagnosaKeperawatan......................................................................................................................21

2.4 RencanaKeperawatan.......................................................................................................................21

BABIII.........................................................................................................................................................23
PENUTUP....................................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................23
3.2 Saran................................................................................................................................................23
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................................................................24
BAB I
KONSEP MEDIS

1.1 Latar Belakang


Demam merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh terhadap masalah yang terjadi dalam tubuh. Demam pada
umumnya tidak berbahaya, tetapi bila demam tinggi dapat menyebabkan masalah serius pada anak. Masalah yang
sering terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38ºC yaitu kejang demam (Ngastiyah, 2012). Kejang demam
merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi bersamaan dengan demam. Keadaaan ini merupakan salah
satu gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang sekitar 4% anak
(Wong, 2009). Kejang demam terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang biasanya disebabkan oleh proses
ekstrakranium sering terjadi pada anak, terutama pada penggolongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun (Ridha,
2014).

1.2 Definisi Berat Bayi LahirRendah


Kejang demam adalah perubahan aktivitas motorik atau behavior yang bersifat
paroksimal dan dalam waktu terbatas akibat dari adanya aktifitas listrik abnormal di
otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (Widagno, 2012).Kejang demam
merupakan kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi (kenaikkan suhu tubuh diatas
38⁰C) karena terjadi kelainan ektrakranial.Kejang demam atau febrile convulsion adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikkan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium (Lestari,2016).Jadi dapat disimpulkan, kejang demam adalah gangguan
yang terjadi akibat dari peningkatan suhu tubuh anak yang dapat menyebabkan kejang
yang diakibatkan karena proses ekstrakranium
1.3 Etiologi Berat Bayi LahirRendah
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kejang demam. Demam sering disebabkan infeksi
saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, dan infeksi saluran kemih (Lestari, 2016).
Menurut Ridha (2014), mengatakan bahwa faktor resiko terjadinya kejang demam diantaranya :
a. Faktor-faktor prinatal
b. Malformasi otak congenital
c. Faktor genetika
d. Demam
e. Gangguan metabolisme
f. Trauma
g. Neoplasma
h. Gangguan Sirkulasi
1.4 Patofisiologi Berat Bayi LahirRendah
1.5 ManifestasiKlinis
Kebanyakan kejang demam sederhana berlangsung singkat, bilateral, serangan berupa
klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak
tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit
anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf (Paul R.dkk, 2010),
Menurut Behrman (1996), kejang demam terkait dengan kenaikan suhu yang tinggi dan
biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 39 derajat Celcius atau lebih ditandai
dengan adanya kejang khas menyeluruh tonik klonik lama beberapa detik sampai 10
menit. Kejang demam yang menetap lebih dari 15 menit menunjukkan penyebab organik
seperti proses infeksi atau toksik selain itu juga dapat terjadi mata terbalik ke atas
dengan disertai kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan terulang.
Dewanto (2009), mengatakan gambaran klinis yang dapat dijumpai pada pasien dengan
kejang demam diantaranya :
a. Suhu tubuh mencapai >38⁰C
b. Anak sering hilang kesadaran saat kejang
c. mata mendelik, tungkai dan lengan mulai kaku, bagian tubuh anak berguncang (gejala
kejang bergantung pada jenis kejang)
d. Kulit pucat dan membiru
e. Akral dingin

1.6 PemeriksaanPenunjang
1. Jumlah seldarah putih: 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000 24.000/mm3, hari
pertama setelah lahir (menurun bila adasepsis).
2. Hematokrit (Ht): 43% -61% ( peningkatan sampai 65 % atau lebihmenandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisisberlebihan).
4. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12mg/dl pada 3-
5hari.
5. Destrosix: tetesglukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata40-
50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, CI): biasanya dalam batas normal padaawalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gasdarah.

1.7 Penatalaksanaan
Menurut Rukiyah, dkk(2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah:

1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh
sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan denganketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, memperhatikan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegangbayi.
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi dilakukan dengancermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan denganketat
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih, pertahankan
suhu tubuh tetaphangat.
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaanbersih.
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberianASI.

1.8 Komplikasi
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1. Identitas : Usia ibu saat hamil, usia kehamilan, kehamilan dengan penyakit
penyerta
2. Riwayatkesehatan:
a. Keluhan utama: PB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm. Kesadaran apatis,
daya hisap lemah atau bayi tak mau minum, hipotonia letargi, dan
mungkin terjadi kelumpuhan ototekstravaskuler
b. Riwayat penyakitsekarang
Bayi dengan ukuran fisik: UK < 37minggu,BB < 2500 gram, panjang badan
tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak subkutan tipis, daya hisap
lemah atau bayi tak mau minum, tangis yangmelengking.
c. Riwayat penyakitdahulu
Bayi beresiko mengalami BBLR jika ibu mempunyai riwayat penyakit
seperti hipertensi, plasenta previa, kehamilan kembar, malnutrisi, kebiasaan
ibu mengkonsumsi rokok, alcohol, ibu yang menderita penyakit malaria,dll.
d. Riwayat kehamilan danmelahirkan
Adanya riwayat kehamilan sebelumnya, dan pada saat partus siapakah
yang berperan dalam pertolongan partus tersebut. Riwayat pemeriksaan
ANC terpadu termasukdidalamnya.
e. Riwayatimunisasi
Pemberian vaksin tetanus diberikan 2 kali pada ibu hamil, yaitu: TT
(tetanus) I diberikan setelah bulan ke-3 dan TT II diberikan dengan
interval minimal 1 bulan, serta tidakboleh
f. Riwayat nutrisi Masalah pemberian ASI pada BBLR terjadi karena ukuran
tubuh bayi dengan BBLR kecil, kurang energy, lemah, lambungnya kecil
dan tidak dapat menghisap.Bayi dengan BBLR sering mendapatkan
pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tetapi sering.Bayi BBLR
dengan kehamilan ≥35 minggu dan berat lahir ≥2000 gram umumnya bisa
langsung menetek (Proverawati.dkk,2010).
3. Pola ADL (aktivitassehari-hari)
a. Pola makan- minum(nutrisi)
Minum belum mencukupi, terutama pada bayi prematur yang refleks
hisapnya masih lemah. ASI juga belum keluar terutama pada hari – hari
pertama.
b. Pola istirahattidur
Bayi aktif biasanya lebih sedikit dibandingkan anak kalem. Umumnya
pada usia 3-4 bulan sebagian besar bayi telah mengembangkan pola tidur
nocturnal yang berlangsung selama 9 sampai 11 jam. Total waktu tidur
sehari sekitar 15 jam. Jumlah tidur siang dalam sehari bervariasi, namun
bayi dapat tidur siang sebanyak satu atau dua pada akhir tahun pertama.
Bayi yang diberi ASI biasanya tidur dengan periode waktu yang kurang
lama, lebih sering terjaga, terutama selamat malam, dibandingkan dengan
bayi yang mendapat susu botol (Wong,2009).
c. Pola eliminasi Buang Air besar(BAB):
Pengeluaran mekonium harus sudah terjadi dalam 24-48 jam pertama,
meskipun bisa juga terlambat sampai 7 hari pada bayi dengan berat badan
lahir rendah. Buang air kecil (BAK): berkemih terjadi setelah 8 jam
kelahiran, urin tidak berwarna dan tidak berbau (Wong,2009).
d. Pola kebersihan diri/personalhygiene
Menurut teori pola kebersihan diri perhatikan hygiene bayi terkait
kebersihannya: bau tubuh yang tidakbiasa; kondisi rambut, leher, kuku, dan
kaki; dan kondisi pakaian (Wong,2009).
e. Polaaktivitas
Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
(Proverawati.dkk, 2010).
4. Pemeriksaanfisik
a. Keadaan umum Warna kulit yang buruk (sianosisatauikterus),hipotonia, tidak
responsif, apneu (Wong,2009).
b. PemeriksaanABCD
1) Antropometri pada bayi dengan BBLR terutama berat badan
terbagi menjadi 3, yaitu: BBLR berta antara 1500- 2500 gram,
BBLSR berat antara 1000-1500 gram, dan BBLER berat kurang
dari 1000 gram, lingkar dada < 30 cm dan lingkar kepala < 33
cm (Proverawati, 2010).36
2) Biokimia. pada bayi BBLR sering dijumpai adanya peningkatankadar
hemoglobin, eritrosit karena imaturitas dari sel dan belum
sempurnanyaenzim
3) Clinical. Pada BBLR berat badan bayi belum memenuhi standar
yakni 2500 gram. dan pada kasus ini biasanya juga terjadi
kelemahan reflek atau fungsimenghisap
4) Diet MakananataunutrisiyangdiberikanbiasanyahanyaASI dan susu
formula khusus BBLR jika disarankan olehdokter.
c. PemeriksaanKepala
1. Inspeksi:
Bentuk kepala adanya tanda persalinan seperti, caput suksedaneum
atau terjadi moulding sebagai akibat dari efek tekanan di kepala,
ukuran kepala bayi (menandakanadanya makrosefali atau mikrosefali),
pertumbuhan rambut di kepala (pertumbuhan rambut yang pendek
menjadi indikasiabnormalitaskongenital(down sindrom). Bagian
oksipitalyang lunakmenandakan adanya klasifikasi yang tidak sempurna
yang disertai dengan osteogenesis imperfecta, cleidocranial dysostosis
dan kretinisme (Kosim M.S dkk,2010).
2. Palpasi:
Rabasepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan
tampilannya normal (Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran
spontan letak kepala sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding atau moulase. Keadaan ini normal kembali
setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba).
3. Perhatikan ukuran dan keterangannya. Fontanel anterior harus
diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.
Jika fontanel menonjol hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intrakranial sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat dehidrasi,
terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan
posterior hal ini terjadi karena adanya trisomi 12. Fontanel normal
teraba datar, keras dan berbatas terhadap sisi-sisi tulang tengkorak
(Wong,2008).
4. Adanya krepitasi (menandakan adanya fraktur tulang tengkorak),
juga dapat mendeteksicraniotabes.
5. Ada/tidak perdarahansubaponeurotik.
6. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya. Pada bayi BBLR biasanya memiliki
ukuran kepalayangkurangdarinormal,ukurankepalanormal yaitu:
a) Lingkar kepala kecil = 32cm
b) Lingkar kepala sedang = 34cm
c) Lingkar kepala besar = 35cm
d) Diameter biparietal = 9,5cm
e) Diameter bitemporal is = 8cm
f) Diameter = 9,5cm
g) Diameter=Fleksibel
h) Diameter =12cm
i) Diameter = 13,5cm
j) Diameter = 9,5cm
e. Pemeriksaanwajah
Kesimetrisan wajah (terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan
posisi bayi di intrauteri). Wajah yang tidak simetris mungkin juga disebabkan
oleh kelumpuhan saraf ke-7, hipoplasia otot depressor sudut mulut atau posisi
janin yang tidak normal. Perhatikan juga kelainan wajah yang khas seperti down
sindrom/sindrom pierre robin, adanya trauma lahir seperti laserasi (Kosim M.S
dkk,2010).
f. Pemeriksaanmata
Inspeksi : Kesimetrisan mata kanan dan kiri, kesejajaran (jarak normal 3 cm, jarak
yang terlalu dekat menandakan hipertiroidisme), perhatikan kemiringan palpebral,
perhatikan ada nya strabismus (mata juling), konjungtiva kemerahan/pucat, sklera
putih/ikterik, keadaan korneajernih/keruh(bilaadakekeruhankornea,bayi mungkin
mempunyai glaukoma kongenital dan perlu pemeriksaan mata yang lebih
intensif),perhatikanpertumbuhan alis mata dan bulu mata, keadaan lensa mata
(normal jernih tidak berwarna), kondisi pupil (bentuk, ukuran dan gerakan), reflek
pupil isokor, berkontriksi terhadap cahaya, adanya secret pada mata. Seringkali
terlihat pula secret dari mata yang agak lengket, biasanya penyebabnya adalah saluran
nasolakrimal yang belumberfungsi.
g. Pemeriksaanhidung
Terletak pada garis tengah wajah, kaji bentuk dan lebar hidung (pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm), jumlah lubang hidung, adanya kelainan
septum deviasi, adanya pembesaran konka, adannya pernafasan cuping hidung
menunjukkan adanya gangguan pernafasan, adanya perdarahan, adanya secret.
Hidung biasanya datar setelah lahir dan memar seringterjadi.
h. Pemeriksaantelinga
Perhatikan bentuk, ukuran, posisi telinga dan rasakan kartilagonya. Daun telinga
yang letaknya rendah (low-setears)yaituyangbatasatasnyaberadadilebih rendah dari
kantus lateral mata. Hal tersebut terdapat pada bayi engansindrom tertentu antara lain
sindrom PierreRobin. Periksa keadaan lumen dan gendang telinga dan adanya
serumen atau tidak (Kosim M.S dkk,2010).
i. MulutKaji
apakah ada bibir sumbingatau tidak, normalnya langit-langitpadamulut melengkung
tinggi dan agak sempit. Kaji reflek menghisapdengan meletakan putting atau jari
tangan dengan memakai sarung tangan non lateks dalam mulut bayi. Biasanya
reflek menghisap pada bayi BBLR lemah (Wong,2008).
j. Pemeriksaanleher
Kesimetrisan leher, adanya pembesaran kelenjar tiroid atau tidak, perhatikan pula
adanya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan kongenital anatara lain
sindrom turner. Adanya bendungan vena jugularis atautidak.
k. Pemeriksaan dada
1) Paru-paru
Inspeksi : Bentuk thorax, normal ,pigeon chest, funnel chest, barrel chest.
Kaji pernafasan frekuensi (40- 60 x/mnit),kaji kesimetrisan gerakan dada,
ada tidaknya puting susu (pada bayi BBLR puting susu belummenonjol).
Palpasi : Rasakan gerakan diding dada dan vocal fremitus pada saat bayi
menangis.
Perkusi: Bandingkan suara antara suara paru kanan dan suara paru kiri
(normalnya suara terdengar sonor).
Auskultasi: dengarkan suara paru kanan dan kiri, bandingkan suara nafas
pada saat bayi ekspirasi(normalnya suara terdengar vesikuler di seluruh
lapangdada).
2) Jantung
Inspeksi: Kaji adanya ictus cordis di ics IV garis midclavicular/sedikit
lateral.
Palpasi: Raba adanya ictus cordis atau tidak.
Auskultasi: Dengarkan BJ I pada ICS IV linea sternalis kiri (BJ 1
tricuspidalis), ICS V mid clavicula atau apeks (BJ 1 Mitral). 41 Dengarkan
BJ II pada ICS II linea sternalis kanan (BJ II aorta), ICS II linea sternalis
kiri atau ICS III linea sternalis kanan (BJ IIpulmonal).
Perkusi: normalnya suara jantung terdengar redup.
l. Pemeriksaanabdomen
Inspeksi: Kaji bentuk perut, normalnya bulat pot belly. (jika bentuk perut cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, jika buncit kemungkinan karena
hepato/splenomegali atau tumor lainnya ataupun cairan didalam rongga perut, jika
perut kembung kemungkinan ada enterokolitis vesikalis, omfalokel ). Kaji keadaan
tali pusat adakah tanda-tanda infeksi, perhatikan bayangan pembuluh vena (pada bayi
BBLR bayangan vena akanterlihat).
Auskultasi: Dengarkan peristaltic usus dalam 1 menit (normalnya terdengar tiap 10-
30 detik).
Perkusi: Membagi abdomen menjadi 4 kuadran (terdengar suara timpani di semua
lapang abdomen, kecuali daerah hepar dan lien ).
Palpasi:Adanya nyeri tekan, benjolan/massa, turgor kulit (normal <2 detik).
Dengan palpasi yang dalam ginjal dapat diraba posisi bayi terlentang dan tungkai bayi
dilipat agar otot dinding perut dalam keadaan relaksasi. Hati biasanya teraba 2 sampai
3 cm dibawah arkus kosta kanan, sedangkan limpa sering teraba 1 cm dibawah arkus
kosta kiri karena masih terjadi hematopoesis ekstrameduler (Kosim M.S dkk,2010).
m. Ekstremitas
Periksa kesimetrisan ekstremitas, kisaran gerak dan reflek. Hitung jari
tangan dan kaki dan catat adanya kelebihan jari (polidaktil) atau menyatunya jari
(sindaktili). Kaji tonus otot, dengan berusaha mengekstensikan ekstremitas yang
fleksi. Jikaterjadi hipotonia menunjukan adanya hipoksia, gangguan neurologis atau
sindrom down derajat tertentu (Wong,2008).
n. Pemeriksaan genetalia dananus
Bayi perempuan klitoris yang menonjol dengan labia mayora yang belum
berkembang. Sedangkan pada bayi laki-laki skrotum 44 yang belum berkembang
sempurna dengan ruge yang kecil, testis tidak turun ke dalam skrotum (Pantiwati,
2010: 31). Testis biasanya sudah turun ke dalam skrotum pada bayi yang cukup
bulan. Pada bayi yang kurang bulan, tidak jarang terdapat kriptorkismus. Periksa
adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Pengeluaran mekonium biasanya
terjadidalam 24 jam. Apabila setelah 48 jam mekonium belum juga keluar,
pikirkankemungkinan meconium plug syndrome, megacolon atau obstruksi saluran
pencernaan. Bila terdapat darah dalam mekonium perlu dibedakan apakah darah
berasal dari bayi atau dari ibu yang tertelan oleh bayi. Cara membedakannya
adalah dengan uji Apt yaitu dengan meneteskan basa kuat (NaOH atau KOH).
Darah ibu akan mengalamihemolisis sedangkan darah bayi tidak karena resisten
terhadap alkali (Kosim M.S dkk,2010).
o. Pemeriksaanneurologis
1) ReflekMorrow
Reflek morrow adalah timbul oleh rangsangan mendadak/mengejutkan.
Bayi akan menumbuhkan tangannya ke samping dan melebarkan jari-jari
kemudian tangannya ditarik kembali dengan cepat. Reflek ini muncul
sejak lahir. Reflek ini akan mereda 1 atau 2minggudan hilang setelah 6 bulan.
2) Rooting Reflex (reflekmencari)
Kepalabayi akan berpaling memutar ke arahasupandanmencariputing susu
dengan bibirnya. Reflek ini berlanjut sementara bayi masih menyusu dan
menghilang setelah 3-4bulan.
3) Reflek Menghisap (Suckingreflex)
Ditimbulkan oleh rangsangan pada daerah mulut atau pipi bayi dengan
puting/jari tangan. Bibir bayi akan maju ke depan dan lidah melingkar ke
dalam untuk menyedot. Menghilang saat bayi berusia 2-3bulan.
4) ReflekMenggenggam
Timbul bila kita menggoreskan jari melalui bagian dalam atau meletakkan
jari kita pada telapak tangan bayi. Jari-jari bayi akan melingkar ke dalam
seolah memegang suatu benda dengan kuat. Reflek ini menghilang umur 3-
4bulan.
5) Tonic NeckReflex
Tonic neck reflex merupakan refleks mempertahankan posisi leher/kepala.
Timbul bila kita membaringkan bayi secara terlentang.Kepalabayisecara akan
berpaling ke salah satu sisi sementara ia berbaring terlentang. Lengan pada sisi
kemana kepalanyaberpaling akan terlentang lurus keluar, sedangkan tangan
lainnya dilipat. Reflek ini sangat nyata pada 2-3 bulan dan gilang sekitar
4bulan.
6) ReflekGallant
Reflek galant ditimbulkan dengan menggosok satu sisi punggung sepanjang
garis paravertebral 2-3 cm dari garis tengah mulai dari bahu hingga bokong.
Reflek ini secara normal akan hilang setelah 2-3bulan.
7) SteppingReflex
Stepping refleks akan timbul ketika kita memegang bayi pada posisi
berdiri dan sedikit menekan. Bayi akan mengangkat kakinya secara
bergantian seakan-akan berjalan. Reflek ini terlihat setelah 1 minggu dan
akan menghilang setelah 2bulan.
8) SwallowingReflex
Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang
didekatkankemulut,memungkinkanbayimemasukkanmakananada secara
permainan tapi berubah sesuai pengalaman.Terjadi mulai: Usia 0-3 bulan.
Penyebab: Ada benda yang masuk ke mulutnya, maka akan segera dia isap,
lalu dia telan. Refleks ini tidak akan hilang, namun lewat usia 3 bulan, bayi
sudah mulai mengisap secara sadar. Waspada jika Tidak ada refleks,
kemungkinan ada kelainan pada susunan "etikakitamemasukkan puting susu
atau dot dan bayi mulai menghisap kemudianmenelan.
2.2 Pathway

Faktor Ibu ( Penyakit Ibu, Usia
Ibu, Keadaan Sosial Ekonomi

Berat Bayi Lahir Rendah

Pernafasanbelum Reflek menelan dan menghisap belum sempurna


Kulit tipis dan sempurna
lemak

Intake nutrisi tidak adekuat


Tidak dapat Surfaktan dalam paru-
menyimpan paru masih kurang

Asupan gizi kurang


Mudah Kompliance Paru
kehilangan

Sel-sel
kedinginan Ventilasi paru kekurangan
menurun

Kerusakan sel
HIPOTERMIA POLA NAPAS
TIDAK EFEKTIF
Penurunan Berat
DEFISIT NUTRISI
badan
2.3 DiagnosaKeperawatan
1. (D.0005) Pola Napas Tidak Efektif b.d hambatan upayanapas
2. (D.0132) Hipotermia b.d Kekurangan lemaksubkutan
3. (D.0019) Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mencernamakanan

2.4 RencanaKeperawatan
No. Diagnosa SLKI (Outcome) SIKI (Intervensi)
Keperawatan
1. (D.0005) Pola Setelah dilakukan tindakan (I.01011) Manajemen Jalan Napas:
Napas Tidak keperawatan maka (L.01004) Pola
Efektif b.d Napas membaik dengan kriteria Tindakan
hambatan upaya hasil: Observasi:
napas ● Ventilasi semenitmeningkat ● Monitor pola napas (Frekuensi,
● DispneaMenurun kedalaman, usahanapas)
● Penggunaan otot bantu napas ● Monitorbunyi napas tambahan (mis.
menurun Gurgling, mengi, wheezing,
● Frekuensi napasmembaik
ronkhikering)
● Kedalaman napasmembaik

Terapeutik:
● Berikan Oksigenasi, jikaperlu

Edukasi:-

2. (D.0132) Setelah dilakukan tindakan (I.14507) Manajemen Hipotermia:


Hipotermia b.d keperawatan maka (L.14134)
Kekurangan lemak Termoregulasi membaik dengan Tindakan
subkutan kriteria hasil: Observasi:
● MenggigilMenurun ● Monitor suhutubuh
● Kulit MerahMenurun ● Identifikasipenyebabhipotermia (mis.
● BradikardiMenurun terpapar suhu lingkungan rendah,
● Hipoksiamenurun pakaian tipis, kerusakan hipotalamus,
● Suhu TubuhMembaik penurunan laju metabolisme,
kekurangan lemak subkutan)

Terapeutik:
● Sediakan lingkungan yang hangat
(mis. Atur suhu ruangan,inkubator)
● Lakukan penghangatan pasif(mis.
Selimut, menutup kepala, pakaian
tebal)

Edukasi:-
3. (D.0019) Defisit Setelah dilakukan tindakan (I.03119) Manajemen Nutrisi:
Nutrisi b.d keperawatan maka (L.03030)
Ketidakmampuan Status Nutrisi membaik dengan Tindakan
mencerna makanan kriteria hasil: Observasi:
● Berat BadanMembaik ● Identifikasi StatusNutrisi
● Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastric
● Monitor beratbadan

Terapeutik:
● Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastrik jika asupan oral
dapatditoleransi

Edukasi:-
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2500 gram dibandingkan
dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi bayi < 37 minggu. BBLR merupakan salah
satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal danneonatal.

Berat bayi yang kurang pada bayi baru lahir dapat dinilai sebagaikeadaankuranggizi, konsumsi
pangan ibu pada saat hamil kurang baik sehingga memungkinkan bayi yang dilahirkan mempunyai
berat badan yang rendah bahkan bisa sangat rendah.

Diagnosa Keperawatan yang dapat kita ambil berdasarkan Asuhan Keperawatan Berat
Bayi Lahir Rendah ada 3, yaitu: (D.0005) Pola Napas Tidak Efektif b.d hambatan upaya napas,
(D.0132) Hipotermia b.d Kekurangan lemak subkutan, dan (D.0019) Defisit Nutrisi b.d
Ketidakmampuan mencerna makanan. Serta intervensi yang dapat dilakukan yaitu: (I.01011)
Manajemen Jalan Napas, (I.14507) Manajemen Hipotermia, dan (I.03119) Manajemen Nutrisi.
Dengan Kriteria hasil yang diharapkan yaitu: (L.01004) Pola Napas, (L.14134) Termoregulasi,
dan (L.03030) StatusNutrisi.

3.2 Saran
● Diharapkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan agar dapat mengerti,
memahami dan dapat menjelaskan tentang BBLR baik dari pengertian, patofisiologi,
etiologi, manifestasi klinis maupun pencegahan serta penerapan asuhankeperawatannya.
● Mahasiswa diharapkanlebihbanyak menggalikembalitentangBBLR.Ilmuyang didapatkan dapat
diterapkan dalam kehidupanmasyarakat.
● Diharapkan kepada tim kesehatan maupun mahasiswa keperawatan untuk lebih
meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai pencegahan bayi BBLR.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. "Standar diagnosis keperawatan indonesia." (2017).

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. "Standar intervensi keperawatan indonesia." (2018).

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. "Standar luaran keperawatan indonesia." (2019).

NANDA-NIC-NOC EDISI REVISI JILID 1 (Edisi Bahasa Indonesia) 2015.

Awalani Riska. 2019. ASUHAN KEPERAWATAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) PADA
BAYI Ny.U DAN BAYI Ny.H DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPOTERMIA DI
RUANG NEONATUS RSUD dr. HARYOTO LUMAJANG TAHUN 2019. JEMBER

MOWO PANULUH, SATRIYO (2020) STUDI LITERATUR : ASUHAN KEPERAWATAN


PADA BBLR DENGAN MASALAH PEMENUHAN NUTRISI KURANGDARI
KEBUTUHAN TUBUH. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Anda mungkin juga menyukai