N
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH [BBLR]
Dosen Pembimbing :
Marwansyah,s.kep.,Ners,.M.kes
Disusun Oleh :
Muhammad Hasyimi P07120122019
Muhammad Akbar Fahlefi P07120122017
Septia Ayu putri P07120122036
Sofembia Eka Nur Putri Anggraini P07120122038
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
A. Konsep Dasar Teori ...................................................................... 5
1. BBLR ..................................................................................... 5
a. Definisi............................................................................. 5
b. Klasifikasi ........................................................................ 5
c. Etiologi............................................................................. 6
d. Manifestasi Klinis ............................................................ 7
e. Penatalaksanaan ............................................................... 8
2. Hipotermi pada BBLR ........................................................... 9
a. Definisi............................................................................. 9
b. Mekanisme Kehilangan Panas ......................................... 9
c. Klasifikasi ........................................................................ 10
d. Patofisiologi ..................................................................... 12
e. Pengelolaan ...................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan stabil berkisar 36˚C sampai dengan 37˚C. setelah bayi lahir dihadapkan
pada suhu lingkungan yang umumnya rendah. Suhu yang berdeda ini
suhu tubuh, luas permukaan tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan
(Pantiawati, 2010).
Hipotermia pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh bayi di bawah
yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung, paru dan
hipotermia(Maryunani, 2013).
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipotermia adalah suhu inti tubuh yang
4
berada di bawah kisaran normal karena terjadi kegagalan termolegulasi pada
basah atau selaput mukosa. Evaporasi terjadi jika bayi lahir tidak segera
dikeringkan.
2) Konduksi, terjadi apabila bayi diletakan di tempat dengan alas yang dingin
3) Radiasi, terjadi saat panas berpindah dari bayi ke benda yang lebih padat
4) Konveksi, terjadi saat bayi berada didalam ruangan ada aliran udara karena
panas yang terjadi dari kulit bayi ke udara yang bergerak (Maryunani,
2013).
1) Kerusakan hipotalamus
5) Malnutrisi
5
9) Efek agen farmakologis
a. Faktor ibu :
1) Faktor ibu hamil pada umur Kurang dari umur 20 tahun atau lebih dari
umur 35 tahun
b. Faktor janin :
1) Hidramnion
2) Kehamilan ganda
3) Kelainan kromosom
c. Faktor lingkungan:
2) Radiasi
6
4. Klasifikasi BBLR
c. Bila usia kehamilan tidak diketahui atau terjadi pada bayi besar pada
d. Bayi berat badan lahir amat sangat rendah yaitu bayi yang lahir dengan
e. Bayi berat badan lahir sabgat rendah yaitu bayi yang lahir dengan
f. Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang lahir dengan berat
badan 1500 sampai dengan 2500 gram (Asrining, Siti, & Heni, 2003).
a. Proses terjadinya BBLR dipandang dari usia kehamilan dan dari segi ibu :
Usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur disamping itu
disebabkan oleh dismatur disebut dengan bayi dengan BBLR. Hal ini terjadi
kandungan. Hal ini disebabkan oleh penyakit yang dialami ibu seperti adanya
suhu tubuh :
yang disebabkan oleh produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan
7
panas dalam tubuh. Tidak adanya jaringan adiposa coklat yang mempunyai
pada bayi. Pernafasan pada bayi dengan BBLR yang lemah dengan adanya
suatu pembakaran oksigen yang buruk, dan masukan makanan yang rendah.
permukaan tubuh bayi yang relatif besar dan tidak adanya lemak subkutan
pada bayi, tidak adanya pengaturan panas bayi sebagian disebabkan oleh
panas immature pada bayi dari pusat pengatur panas dan sebagian akibat
kegagalan untuk memberikan respon terhadap stimulus dari luar tubuh bayi
dengan BBLR. Keadaan pada bayi dengan BBLR ini disebabkan oleh adanya
mekanisme keringat yang cacat, demikian juga tidak adanya lemak subkutan
(Maryunani, 2013)
2) Objektif :
b) Menggigil
2) Objektif :
a) Akrosianosis
b) Bradikardi
8
c) Dasar kuku sianotik
d) Hipoglikemia
e) Hipoksia
h) Ventilasi menurun
i) Piloereksi
j) Takikardiaa
k) Vasokontriksi perifer
a. Sistem Pernafasan: pada bayi dengan BBLR yang terjadi yaitu Sindrom
c. Termoregulasi: Hipotermia,
9
8. Penatalaksanaan pada BBLR
hari
i. Menjelaskan pada ibu tentang pemberian ASI, makanan bergizi bagi ibu,
2011).
care
perawatan bayi baru lahir. Kebutuhan dasar bayi seperti air susu ibu,
saying dapat dipenuhi dengan metode kangguru. Hal hal yang berkaitan
tegak vertical di dada antara kedua payudara ibu dalam keadaan telanjang
10
9. Pencegahan pada BBLR
langkah yang penting. Hal yang dapat dilakukan untuk pencegahannya yaitu :
tanda tanda bahaya selama kehamilan agar ibu dapat menjaga kesehatan
gizi ibu selama hamil merupakan dukungan dari sector lain (Pantiawati,
2010).
1. Pengkajian
paling kritis. Tanpa pengkajian yang benar dan tepat, tidak akan ada diagnosis
dilakukan hanya untuk mengisi ruang yang kosong pada formulir atau layar
Pengkajian dasar bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ini
perlu dilakukan, karena pengkajian ini apabila dilakukan dengan benar dapat
menjadi sumber informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berlaitan dengan kondisi pasien atau bayi serta keluarga. Dalam melakukan
11
pengkajian dasar, data dapat dikelompokan menjadi data subjektif dan data
a. Data subjektif
3) Riwayat ibu :
c) Rendahnya gizi
4) Riwayat kehamilan :
a) Kehamilan kembar
b. Data objektif :
12
Data yang menggambarkan hasil dari pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus yaitu
data objektif.
pada bayi BBLR, dan masalah masalah yang sering terjadi pada bayi yang
BBLR. Oleh karena itu, pengkajian dapat dilakukan secara sistematik berawal
d) Auskultasi bunyi pernafasan bayi seperti stridor, ronchi, area yang tidak
berbunyi, mengorok
menghitung denyut jantung, dan menilai pengisian kembali kapiler pada bayi.
13
a) Tentukan frekuensi, irama jantung, dan tekanan darah
c) Observasi warna kulit bayi seperti adanya sianosis, pucat, dan ikterik pada
bayi
perawat adalah mengkaji adanya tanda tanda perdarahan dan observasi gejala
Masalah pada sistem perkemihan yaitu ginjal bayi pada BBLR tidak dapat
cairan.
Pada BBLR terutama yang prematur dan BBLR sangat rentan terjadi injuri
14
ekstensi, reflex hisap, tingkat respon, respon pupil, gerakan tubuh dan posisi
bayi.
Banyak faktor yang menyebabkan suhu tidak stabil pada bayi BBLR salah
satunya yaitu kurangnya lemak subkutan pada bayi. Pengkajian suhu yang
dapat dilakukan adalah tentukan suhu kulit melalui aksila bayi, tentukan
Dalam pengkajian kulit bayi yang dikaji yaitu monitor adanya perubahan
warna kulit, area kulit yang kemerahan, tanda iritasi, mengkaji tekstur atau
Respon orangtua yang bayinya dengan BBLR biasanya merasa sedih, cemas,
dan takut kehilangan bayinya. Hal hal yang dapat dikaji perawat adalah
2013).
2. Diagnosis keperawatan
15
diagnosis keperawatan menggunakan format problem, etiologi, sign and
symtomp.
merupakan suhu tubuh yang berada dibawah rentang normal tubuh. Terjadinya
2) Objektif:
b) Menggigil
2) Objektif:
16
a) Akrosianosis
b) Bradikardi
d) Hipoglikemia
e) Hipoksia
h) Ventilasi menurun
i) Piloereksi
j) Takikardia
k) Vasokontriksi perifer
l) Kutis memorata pada bayi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
3. Intervensi keperawatan
menjadi dua jenis, yaitu luaran negatif dan luaran positif. Kondisi, perilaku
atau persepsi yang tidak sehat menunjukan luaran negatif sehingga penetapan
17
Tabel 1
Intervensi Keperawatan pada Bayi BBLR dengan Hipotermia di Ruang
Perinatologi BRSUD Tabanan Tahun 2020
19
1 2 3
Intervensi Pendukung
Edukasi
Termoregulasi
1. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan orang
tua bayi menerima
informasi
2. Sediakan materi
dan media
Pendidikan
kesehatan
3. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
4. Berikan
kesempatan
20
untuk bertanya
5. Ajarkan cara
pengukuran
suhu tubuh
6. Anjurkan
menciptakan
lingkungan yang
nyaman
7. Anjurkan ibu bayi
memberikan
banyak minum
ASI
Sumber : Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016) (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2016), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (2019) (Tim pokja
SIKI DPP PPNI, 2019) , Standar Luaran Keperawatan Indonesia (2019) (Tim
pokja SLKI DPP PPNI, 2019).
21
4. Pelaksanaan keperawatan
laju, memonitor tanda dan gejala akibat yang ditimbulkan dari hipotermia
ruangan dan inkubator), mengganti pakaian atau linen yang basah, melakukan
22
oksigen hangat, lavase peritoneal dengan cairan hangat), menganjurkan
untuk memberikan bayi banyak minum ASI (Tim pokja SIKI DPP PPNI,
2019).
5. Evaluasi keperawatan
23
menurun, pucat menurun, takikardia menurun, takipnea menurun, bradikardi
membaik, ventilasi membaik, tekanan darah membaik (Tim pokja SLKI DPP
PPNI, 2019).
24