Anda di halaman 1dari 4

Administrasi Keuangan 03

Untuk Tugas 2 silahkan anda kerjakan dengan membuat tulisan mengenai :

1. Makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah!


(Dengan berdasar pada teori. Silahkan pergunakan BMP dan juga teori
dari sumber lain)
2. Berikan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan
bagaimana kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah
daerah tersebut dan bagaimana proses penyusunan anggaran di
daerah tersebut.
3. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda bahwa penyusunan anggaran
tersebut merupakan anggaran berbasis kinerja (dengan menganalisis
berdasarkan teori anggaran berbasis kinerja) tersebut !

(Untuk dapat menjawab soal  ini, anda harus mengemukakan terlebih dahulu
siapa saja pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah beserta
tugasnya, dengan berdasarkan dasar hukum. Selanjutnya, anda kemukakan
contoh di satu pemerintah daerah, kekuasaan pengelolaan keuangan daerah
tersebut dilaksanakan oleh jabatan yang mana)

Petunjuk dalam mengerjakan soal :

Dalam menjawab soal ini, silahkan pergunakan BMP ADPU 4333 Administrasi
Keuangan, teori dari sumber lain (buku atau jurnal) dan juga gunakan dasar
hukum terkini dalam Keuangan Daerah. Untuk selanjutnya dianalisis dengan
contoh kasus dari pemerintah daerah.

JAWAB:

1. Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat (5), pengertian otonomi daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan menurut Suparmoko , otonomi daerah adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Sehingga otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu
kewenangan daerah otonomuntuk mengurus pengelolaan keangan
daerahnya sendiri sesuai dengan peraturan perundang undangan
2.
Pengantar Ilmu Politik 96

Tugas 2 Pasca Reformasi tahun 1998, untuk pertama kalinya setelah 30 tahun rezim Orde Baru,
Indonesia memasuki babak baru dalam kehidupan berdemokrasi. Partai politik mulai banyak
bermunculan, dan tidak ada lagi partai yang setiap pemilu selalu menjadi pemenang mutlak atau dikenal
dengan istilah “mayoritas tunggal”. Pertanyaan: 1. Bila merujuk pada kategori budaya politik Almond
dan Powell, selama tahun 1999 sampai dengan sekarang, Indonesia berada pada kategori budaya politik
yang mana? Uraikan tentang budaya politik tersebut! 2. Terkait contoh kasus diatas, kemukakan alasan
Anda pada pilihan kategori budaya politik dari Almond dan Powell tersebut! Lakukan analisis terhadap
pilihan Anda tersebut. Petunjuk Pengerjaan Tugas: 1. Jawaban dibuat dalam format kertas A4 (MS
Words) dengan tipe file word. 2. Menggunakan huruf Times New Roman, Font 12, spasi 1.5 dan layout
A4. 3. Uraian setiap pertanyaan maksimal 2 halaman dan tidak lebih. 4. Tidak dibenarkan melakukan
copy-paste tanpa mencantumkan sumber. Segala tindakan copy-paste tidak adakan diberi nilai untuk
tugas tersebut dan atau diberi nilai 0. 5. Contoh menggunakan sumber online artikel berita dari portal
media massa yang kredibel. Tidak dibenarkan menggunakan referensi dari wikipedia, blogspot,
wordpress, blogspot. 6. Gunakan e-Resources yang ada di website UT untuk pengayaan materi. 7.
Unggah tugas dengan format .doc atau .docx dengan contoh file sitinurbaya<>NIM<>T2<>ISIP4212 atau
sitinurbaya 1234567 T2 ISIP4212.

Sistem Hukum Indonesia 140

Merujuk pada Pasal 1338 KUHPerdata bahwa Semua perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian itu
tidak dapat ditarik kembali, selain atas kesepakatan kedua belah pihak atau karena
alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.

Diskusikan:
Bagaimanakah jika rekanan dalam perjanjian tersebut menggantung tanpa kepastian
proyek pengerjaan sesuai yang telah dituangkan dalam perjanjian, apakah perjanjian
yang sudah disepakati masih boleh dibatalkan sepihak?

Jawab :

A. Pasal 1338 KUHPerdata bahwa Semua perjanjian yang dibuat secara


sah adalah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Menurut pasal diatas tentunya hal yang telah disepakati
bersama harus diberikan kepastiannya, jika memang salah satu pihak
mengingkari perjanian tetunya akan ada sanksi hukum yang berlaku, apalagi
jika sudah merujuk pada suatu pasal yang mengatur, tentunya sanksi hukum
dapat dijatuhkan kepada pihak yang mengingkari.
B. Perjanjian yang sudah disepakati bisa dibatalkan apabila undang-
undang menyatakan ada cukup alasan untuk pembatalan itu. Undang-undang
memang dalam pasal-pasal tertentu, menyatakan perjanjian tertentu batal
atau memungkinkan salah satu pihak dalam perjanjian untuk menuntut
pembatalannya. Contohnya Pasal 1266, 1267, 1335, 1611, 1646 sub 3, 1688
dan 1813 B.W. Di samping itu, ada yang juga perlu untuk mendapat perhatian
kita, yaitu bahwa benar sekali kalau pengadilan pernah menyatakan, bahwa
tidak ada ketentuan undang-undang yang melarang dimungkinkannya
pembatalan suatu perjanjian, yang telah ditutup untuk jangka waktu yang
tidak tertentu, secara sepihak.
Pembahasan :
Prinsip yang mengatakan perjanjian yang sah pada asasnya tidak bisa
ditarik kembali secara sepihak, merupakan konsekuensi logis dari asas
yang diletakkan dalam Pasal 1338 ayat (1) B.W. di atas, yang mengatakan,
bahwa perjanjian mengikat para pihak yang menutupnya seperti undang-
undang. Atas prinsip itu ada perkecualiannya, sebagaimana disebutkan dalam
anak kalimat terakhir ayat kedua pasal tersebut di atas, yaitu “… atau karena
alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu”, yang
mau mengatakan, bahwa:
Perjanjian tertentu bisa batal atau dibatalkan oleh salah satu pihak
dalam perjanjian, kalau “undang-undang menyatakan ada cukup alasan
untuk itu”

Anda mungkin juga menyukai