Anda di halaman 1dari 10

HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK

DISUSUN OLEH:
Stheven Nerea Sinambela 20151082

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami, kelompok ii, ucapkan untuk Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah memberikan rahmat, karunia, kemudahan, kelancaran serta hal baik lainnya,
sehingga makalah yang kami buat dengan tujuan sebagai pemenuhan nilai atas tugas
kelompok salah satu mata kuliah, dapat terselesaikan di waktu yang tepat.
Berterima kasih kepada sesama anggota dalam kelompok atas kerja sama yang
telah terlaksanakan. Tidak lupa pula kami berterima kasih kepada para pihak atau
sumber-sumber yang ada dibutuhkan sebagai bantuan guna keberhasilan makalah.
Kami juga berharap dengan adanya makalah ini yang tak lain adalah sebagai
rupa ringkas dari sumber-sumber besar yang telah ada, agar hasilnya dapat
memberikan manfaat dalam tambahan ilmu pengetahuan kepada seluruh pembaca.
Kemudian, kami memohon maaf apabila dalam makalah masih ditemukan
hasil yang tidak sesuai kebenarannya atau terdapat kesalahan pada pengetikan. Untuk
kedepannya, kami akan berusaha lebih giat dalam memaksimalkan karya selanjutnya.

Batam, 25 Oktober 2021

Kelompok II

Hal. 1
DAFTAR ISI

Hal
SAMPUL MAKALAH...........................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................0
C. Tujuan.............................................................................................0
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................0
A. Definisi Negara Hukum..................................................................0
B. Definisi Kekuasaan/politik.............................................................. 00
C. Pendalaman Kasus.......................................................................... 00
D. Tindakan/upaya Atas Kasus............................................................ 00
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 00
A. Kesimpulan..................................................................................... 00
B. Saran............................................................................................... 00
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 00

Hal. 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Blablabla

B. Rumusan Masalah
Sebagai bagian dari pembuatan, ada topik utama mengenai alasan diangkatnya
suatu hal untuk dijadikan sebagai pembahasan dan dituangkan dalam sebuah
karya tulis. Maka atas makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
o Apa definisi dari Negara Hukum & Kekuasaan/politik?
o Bagaimana fakta terkait regulasi mengenai LPG 3kg?
o Tindakan/upaya seperti apa yang tepat untuk dilakukan terhadap
permasalahan yang menjadi pembahasan?

C. Tujuan
Dari isi dalam makalah ini, terdapat tujuan dalam guna pencapainnya, yaitu:
o Guna mengetahui secara rinci dan jelas mengenai suatu Negara
Hukum maupun mengenai sebuah Kekuasaan/politik; dan
o Dapat menganalisa sebuah kasus yang terjadi di kenyataan masyarakat
serta mampu dalam memberikan suatu gambaran atas solusi berupa
seperti apa tindakan/upaya yang baik dan tepat.

Hal. 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Negara Hukum


Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Hukum itu sendiri yang akan
menjadi landasan tindakan di setiap negara.
Ada dua unsur dalam negara hukum, pertama ialah hubungan didalamnya
antara yang memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan,
melainkan berdasarkan suatu norma objektif; dan kedua ialah hal didalam
mengikat pihak yang memerintah dimana norma objektif itu harus memenuhi
syarat yang tidak hanya secara formal, melainkan nantinya dapat dipertahankan
berhadapan dengan ide-ide hukum yang ada bermunculan.
Empat (4) alasan mengapa negara menyelenggarakan dan menjalankan
tugasnya berdasarkan hukum, yaitu:
o Demi kepastian hukum;
o Tuntutan perlakuan yang sama;
o Legitimasi demokrasi; dan
o Tuntutan akal budi.

Negara hukum sebagai alat negara, dengan mempergunakan kekuasaannya


hanya sejauh berdasarkan hukum yang berlaku serta dengan cara yang telah
ditentukan dalam hukum itu sendiri. Di negara hukum, tujuan suatu perkara
adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan kebenarannya. Untuk memastikan
kebenarannya maka semua pihak berhak atas pembelaan/mendapat bantuan
hukum.

Hal. 4
Dari sudut sejarah, pengertian negara hukum berbeda-beda, berdasarkan
sistem, diantaranya yaitu, Negara Hukum Eropa Kontinental dan Negara Hukum
Anglo Saxon(Rule of Law).Namun, negara hukum sebenarnya ada 3 (tiga) tipe,
yaitu:
1. Tipe Negara Hukum Liberal
Tipe ini menghendaki supaya negara berstatus pasif. Artinya
bahwa warga negara harus tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
di dalam negara tersebut. Penguasa didalamnya bertindak sesuai
dengan hukum. Disini, kaum liberal menghendaki agar penguasa dan
yang dikuasai untuk dibuat suatu persetujuannya dalam bentuk hukum.
2. Tipe Negara Hukum Formil (Division of Power)
Bahwa negara hukum yang mendapatkan pengesahan dari rakyat
maka segala tindakan penguasanya memerlukan bentuk hukum
tertentu dan harus berdasarkan dengan Undang-Undang. Tipe ini
disebut juga dengan Negara Demokratis yang berlandaskan Negara
Hukum.
3. Tipe Negara Hukum Materiil (Sparation of Power)
Merupakan perkembangan lebih lanjut dari tipe formil. Tindakan
penguasa didalamnya harus berdasarkan Undang-Undang atau dengan
keberlakuan Asas Legalitas yaitu dalam negara hukum tipe ini,
tindakan dari penguasa dalam hal mendesak demi kepentingan warga
negaranya dibenarkan bertindak menyimpang dari Undang-Undang
atau menjadi berlakunya Asas Opportunitas.

Dasar pijakan Negara Indonesia adalah Negara Hukum yang tertuang pada
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 dengan menyebutkan bahwa
“Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Dimasukkannya ketentuan ini ke
dalam bagian Pasal pada UUD 1945, menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum
serta untuk menjadi sebuah amanat negara.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian
Penjelasan Umum UUD 1945 Tentang Sistem Pemerintahan Negara, yakni:
o Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas Hukum (Rechsstaat)
dan bukan berdasarkan atas Kekuasaan Belaka (Machtsstaat).

Hal. 5
o Sistem Konstitusional yaitu Pemerintah berdasarkan atas sistem
konstitusi (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan
yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, Negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat


yang kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Negara Belanda yang
termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental. Konsepsi negara hukum Indonesia
dapat dimasukkan sebagai negara hukum materiil yang dapat dilihat pada
Pembukaan UUD 1945 Alenia IV (empat).
Dasar lain yang dapat dijadikan sebagai landasan mengenai bahwa Negara
Indonesia adalah Negara Hukum, yakni pada Bab XIV (empat belas), Pasal 33
dan 34 UUD 1945 Tentang Perekonomian Negara Dan Kesejahteraan Sosial,
menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian
negara dan kesejahteraan rakyat.

B. DefinisiKekuasaan/politik
Kekuasaan/politik adalah kemampuan dalam mempengaruhi kebijaksanaan
umum (pemerintah), baik bentuknya maupun akibat-akibatnya yang dengan
tujuan-tujuan dari pemegang kekuasaan itu sendiri.
Terdapat 2 (dua) elemen penting dalam konsep kekuasaan/politik, yakni
pertama, kekuasaan dari akar dengan dari kata “kuasa” dan kedua, politik yang
berasal dari bahasa Yunani “politeia” yang berarti kiat memimpin kota atau polis.
Sedangkan kuasa dan kekuasaan kerap dikaitkan dengan kemampuan untuk
membuat gerakanyang tanpa kehadiran keduanya, tentu tidak akan terjadi.
Dengan demikian kekuasaan/politik adalah kemampuan untuk membuat
masyarakat dan negaranya membuat keputusan yang tanpa kehadiran kekuasaan
tersebut tidak akan dibuat oleh mereka. Bila seseorang, suatu organisasi atau
bahkan suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga menciptakan berbagai
badan negara yang relevan, misalnya membuat aturan yang melarang atau
mewajibkan suatu hal (perkara) maka mereka mempunyai kekuasaan/politik.
Variasi yang dekat dengan kekuasaan/politik adalah kewenangan (authority),
yakni kemampuan untuk membuat orang lain melakukan suatu hal dengan dasar

Hal. 6
hukum atau mandat yang diperolehnya dari suatu kuasa. Apabila tidak sesuai atau
didapati menyalagunakan wewenang, tentu dapat dituntut dan dikenakan sanksi.
Sedangkan kekuasaan/politik yang tidak berdasarkan dari Undang-Undang, tetap
harus dilakukan dalam kerangka hukum yangberlaku sehingga bisa menjadi
penggunaan kekuasaan yang konstitusional.
Ossip K. Flechtheim membedakan 2 (dua) macam kekuasaan/politik, yaitu:
o Bagian dari kekuasaan sosial yang terwujud dalam negara (State
power), seperti lembaga-lembaga pemerintahan: DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat); Presiden; dan lain sebagainya.
o Bagian dari kekuasaan sosial yang ditujukan kepada negara.

C. Pendalaman Kasus
Indonesia merupakan negara demokrasi yang mana pemerintahannya tercipta
dari suara rakyat dengan cara Pemilihan Umum, yaitu menentukan siapa yang
akan dijadikan sebagai pemimpin di Indonesia. Maka dari itu, pemerintahan di
Indonesia tercipta oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat itu sendiri. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pemerintahan tercipta atas kehendak rakyat itu sendiri
yang mana mereka memberikan segala wewenang dan hak serta kewajibannya
kepada suatu parlemen untuk mengayomi masyarakat demi menciptakan
kehidupan yang sejahtera melalui jalan yang adil.
Dari kalimat diatas terlihat jelas singkatnya bahwa pemerintah memiliki
kewajiban atas kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini demi terciptanya sebuah
kehidupan yang sehat, baik itu dari kalangan masyarakat atas, menengah bahkan
hingga kalangan bawah. Tentu saja sampai saat ini, sudah banyak yang dilakukan
pemerintah dalam menangani berbagai kasus kehidupan bermasyarakat demi
terciptanya kehidupan yang sejahtera.
Maka dalam kesempatan kali ini, pendalaman kasus akan kami tekankan pada
pembahasan mengenai:
Regulasi Tabung Gas LPG 3kg Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Namun mengapa hal ini dianggap termasuk kedalam sebuah tindakan untuk
menciptakan kesejahteraan rakyat? Melihat bahwa sudah dengan jelas kita
ketahui mengenai pemakaian bahan bakar minyak tanah telah memasuki fase

Hal. 7
dimana harganya sangat melonjak tinggi dan sangat tidak efisien untuk
kesejahteraan rakyat apabila tetap terus terlaksanakan.
Dalam hal ini pemerintah menciptakan sebuah tabung gas berukuran 3kg demi
memenuhi kebutuhan banyak masyarakat, dinamakan sebagai LPG atau singkatan
dari Liquified Petroleum Gas, ialah bahan bakar atau gas minyak bumi yang
dicairkan untuk kebutuhan wajib dalam rumah tangga atau sebagai kebutuhan
wajib untuk usaha mikro guna memasak atau kebutuhan yang lainnya.
Dalam penggunaantabung gas LPG 3kg tersebut, pemerintah membuat sebuah
peraturan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
104 Tahun 2007 Tentang Penyediaan, Pendistribusian Dan Penetapan Harga
Liquified Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram.
Pada PerPres RI No. 104 Tahun 2007, Pasal 1 Ayat (3), berbunyi “Badan
Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha
bersifat tetap, terus-menerus dan didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, termasuk PT. Pertamina (Persero)”.
Ditegaskan bahwa pemerintah menunjuk sebuah perusahaan yang dimiliki
oleh negara (BUMN) untuk bertanggung jawab atas hal tersebut. Dalam PerPres
RI No. 104 Tahun 2007, Pasal 3 Ayat (1), mengatur bahwa penggunaan LPG 3kg
hanya diperuntukkan untuk rumah tangga dan usaha mikro.
Langkah awal pemerintah dalam menjalankan hal tersebut bisa kita lihat pada
PerPres RI Nomor 104 Tahun 2007, Pasal 4 Ayat (1), yang mana pemerintah
memberikan tabung gas 3kg, kompor gas serta peralatan lain secara gratis kepada
rumah tangga dan usaha mikro guna tercapainya tujuan tersebut.
Segala ketentuan yang ada diatas, telah ditetapkan secara sah oleh Presiden
dan disetujui secara langsung oleh Menteri Perdagangan.

D. Tindakan/upaya Atas Kasus


Blablabla

Hal. 8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Blablabla

B. Saran
Blablabla

DAFTAR PUSTAKA

Hal. 9

Anda mungkin juga menyukai