Anda di halaman 1dari 5

Nama : Izza Zuhairina Kamila

MAD SMT 3B SIANG


UAS MUNQID MINADLOLAL
Sabtu, 14 November 2020
Ust Hamid

1. Mereka terbagi ke dalam 3 kelompok kelompok materialis naturalis dan


teosentris
Kelompok pertama adalah golongan materialis mereka adalah kelompok filsuf
klasik yang Menolak adanya pencipta dan pengatur yang maha mengetahui lagi maha
kuasa mereka meyakini bahwa Allah itu wujud dengan sendirinya tanpa pencipta
binatang berasal dari setetes air mani dan air mani berasal dari binatang demikian ini
terjadi selamanya merekalah orang-orang zindiq
Kelompok kedua naturalis mereka adalah kelompok filsuf yang banyak mengkaji
tentang alam serta berbagai keajaiban binatang dan tumbuhan Mereka banyak
melakukan pembedahan terhadap anatomi binatang hingga melihat keajaiban-
keajaiban Allah SWT di dalamnya serta keindahan hikmahnya inilah temuan yang
membuat mereka terpaksa mengakui adanya sang Maha Kuasa lagi maha sesama
yang yang melihat tujuan dan maksud dari segala sesuatu
Mereka berpendapat bahwa jiwa itu akan mati dan tak akan kembali mereka Menolak
adanya akhirat serta mengingkari keberadaan surga dan neraka kebangkitan dan
pengumpulan di padang mahsyar serta hari kiamat dan hisab Jadi bagi mereka tak ada
pahala bagi perbuatan taat dan tidak ada hukuman bagi perilaku maksiat karena itu
mereka pun lepas kendali dan tenggelam dalam syahwat layaknya binatang
Demikianlah kelompok ini juga termasuk kaum zindiq karena dasar dan batasan Iman
yaitu percaya pada Allah dan hari akhir sementara mereka Menolak adanya hari akhir
meskipun percaya pada Allah dan sifat-sifatnya
Kelompok ketiga teosentris yaitu kelompok yang lebih belakangan seperti socrates
guru dari Plato dan Plato guru dari Aristoteles yang terakhir ini adalah filsuf yang
telah membangun ilmu logika menyelaraskan berbagai ilmu dan menyeleksi segala
hal yang belum terselesaikan sebelumnya serta mematangkan apa yang masih mentah
dari ilmu-ilmu mereka secara umum kelompok ini menolak kedua kelompok
sebelumnya dalam mengungkap catatan kelompok sebelumnya mereka
mengungkapkan sesuatu yang membuat orang selain mereka tak perlu memerangi
mereka.
Kemudian Aristoteles membantah Plato maupun socrates dan para penganut
mazhab teosentris sebelum mereka dengan penolakan total sehingga ia melepaskan
diri dari mereka semua namun Ia tetap mempertahankan sisa-sisa kerendahan
kekufuran dan bidah mereka yang tak mungkin ia bersihkan karena itu mereka wajib
dianggap kafir demikian pula semua filsuf muslim yang menjadi pengikut mereka
seperti Ibnu Sina Al Farabi dan lain-lain dengan alasan tak seorangpun dari filsuf
muslim yang mengadopsi ilmu Aristoteles sebagaimana dilakukan oleh kedua tokoh
ini
Kesimpulan yang bisa kita baca dari filsafat Aristoteles berdasarkan kutipan
Ibnu Sina dan Al Farabi bisa kita carikan dalam tiga bagian berikut 1 bagian yang
harus dikafirkan dua bagian yang harus dianggap beat a 3 bagian yang sama sekali tak
harus diingkari.
2. Pertama orang yang merenungkan akan mengagumi ketelitian dan kejelasan dalilnya
lalu ia pun akan mempunyai keyakinan yang baik terhadap para filsuf dan menyangka
bahwa semua ilmu para filsuf itu jelas dan seshohih matematika ini. Lalu bisa jadi ia
mendengar tentang kekufuran pengingkaran sifat-sifat Allah dan sifat sikap mereka
yang meremehkan syariat sebagaimana banyak dibicarakan kemudian Ia pun
mengkafirkan taklid total Seraya berkata Andaikan agama itu benar tentu para filsuf
itu bisa melihatnya karena mereka sangat cermat dalam ilmu filsafat Jika ia
mendengar tentang kekufuran dan keingkaran mereka ia akan mengambil kesimpulan
bahwa kebenaran itu berarti menolak dan ingkar terhadap agama.
Jadi ungkapan orang-orang terdahulu tentang matematika merupakan dalil sedangkan
tentang Ketuhanan adalah perkiraan hal ini tidak diketahui kecuali oleh orang yang
memuji dan mene kuninya orang ini memutuskan terhadap sesuatu yang ia ikuti
dengan cara ta'lim ia tak akan diterima melainkan dikendalikan oleh hawa nafsu
syahwat yang bathil dan cinta akal. hal tersebut menunjukkan kecerdasan untuk
berbaik sangka terhadap para filsuf dalam semua ilmu.
Kedua bahaya yang lahir dari pemeluk Islam yang bodoh ia menyangka bahwa
agama itu harus dibela dengan menolak semua ilmu yang berasal dari para filsuf
hingga mengingkari semua ilmu filsuf dan menganggap mereka sebagai orang bodoh
Bahkan ia juga menolak pendapat mereka tentang gerhana matahari maupun gerhana
Bulan serta meyakini bahwa apa yang dikatakan para filsuf itu bertentangan dengan
syariat ketika dugaan ini terdengar oleh orang yang mengetahuinya berdasarkan dalil
yang pasti mereka akan bergeming Bahkan mereka akan meyakini bahwa islam itu
didasarkan atas kebodohan dan pengingkaran terhadap dalil yang pasti sehingga ia
semakin menyukai filsafat dan membenci Islam adalah termasuk kejahatan besar pada
Islam jika seseorang menganggap bahwa islam itu ditopang oleh pengingkaran
terhadap ilmu-ilmu semacam ini padahal syariat tidak menolak maupun
mendukungnya apalagi ilmu-ilmu ini juga tidak menyinggung persoalan keagamaan.

 Tiga Masalah Yang Dianggap Kafir


1. Jasad makhluk itu tidak dikumpulkan di padang mahsyar sedangkan yang mendapat
pahala atau hukuman hanya ruh abstrak jadi Pahala dan hukuman itu bersifat rohani
Bukan jasmani
Mereka benar ketika memastikan adanya wujud rohani karena memang Ia ada akan
tetapi mereka telah berdusta tatkala mengingkari kebangkitan jasmani dan atas ucapan
itulah mereka dianggap kafir menurut syariat.
2. Pokok kedua adalah pendapat mereka yang mengatakan bahwa Allah itu hanya
mengetahui hal-hal general bukan perkara perkara partikular demikian ini merupakan
bentuk kekufuran yang nyata.
3. Pendapat mereka bahwa alam ini dahulu dan Azali tetapi tak seorang muslim pun
memiliki pendapat tentang persoalan ini sedangkan selain pendapat ini seperti
menafikan sifat-sifat Allah dan mengatakan bahwa Allah itu maha mengetahui dengan
dzat-nya bukan dengan ilmu diluar zat dan lain-lain dalam hal ini mazhab mereka
mendekati pandangan mu'tazilah sehingga tidak harus mengkafirkan kelompok
mu'tazilah karena pandangan semacam ini.

 17 Masalah Yang Dianggap Bid ah

1. Pendapat tentang kekekalan alam.


2. Kerancuan pemikiran tentang Allah sebagai pencipta alam dan alam sebagai
ciptaan-Nya.
3. Ketidakmampuan mereka untuk membuktikan adanya pencipta alam.
4. Ketidakmampuan mereka untuk menunjukkan ketidakmungkinan adanya dua
tuhan.
5. Pendapat mereka tentang peniadaan sifat Allah
6. Pendapat tentang Zat Pertama (Tuhan) yang tidak dapat dibagi menjadi
jins(jenis) dan faṣl (diferensia).
7.Pendapat tentang Tuhan yang tidak memiliki māhiyah (hakekat).
8. Ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan bahwa Tuhan tidak memiliki
tubuh (jism).
9. Ketidakmampuan mereka membuktikan bahwa alam mempunyai pencipta.
10. Ketidakmampuan mereka membuktikan bahwa Tuhan mengetahui yang ada di
luar diri-Nya.
11. Ketidakmampuan mereka membuktikan bahwa Tuhan mengetahui esensi-Nya
sendiri.
12. Pendapat mereka bahwa langit adalah bintang yang bergerak dengan
kemauan.
13. Pendapat mereka tentang adanya tujuan yang menggerakkan langit.
14. Pendapat mereka bahwa jiwa-jiwa langit mengetahui semua juz’iyat.
15. Pendapat mereka tentang ketidakmungkinan terjadinya peristiwa yang luar
biasa.
16. Pendapat mereka bahwa jiwa manusia merupakan substansi yang terdiri
sendiri, bukan jism bukan ‘arḍ (accident).
17. Pendapat mereka tentang ketidakmungkinan hancurnya jiwajiwa manusia, dan

3. Setelah Imam Al Ghazali mempelajari dan berbagai ilmu beliau mencurahkan


Perhatian Kepada tarekat Jalan Sufi beliau mengetahui bahwa tarekat mereka
terlaksana dengan ilmu dan amal buah dari amal mereka adalah memutus rintangan-
rintangan nafsu dan membersihkan Perangai tercela berupa sifat-sifat yang kotor
hingga dapat digunakan untuk membersihkan hati dari selain Allah SWT serta
menghiasinya dengan dzikir kepadaNya.
Menurut Imam Ghazali ilmu itu lebih ringan daripada amal Oleh karena itu beliau
mulai mempelajarinya dengan membaca kitab-kitab mereka seperti "qutul Qulub"
karya Abu Tholib Al makki kitab-kitab Haris Al muhasibi ungkapan-ungkapan
terpisah dari Al Juned, ASyibli, Abu Yazid Al Bustomi ra, serta ucapan-ucapan para
guru mereka yang lain hingga beliau bisa melihat inti dari tujuan ilmu mereka
sekaligus memahami segala hal yang dapat dipahami melalui pengajaran dan
pendengaran.
Kemudian beliau melihat bahwa hal yang paling inti dari kalangan kkowas adalah
yang tidak dapat dicapai melalui belajar kecuali dengan rasa kondisi spiritual dan
perubahan sifat.
Dengan begitu beliau tahu secara pasti bahwa mereka adalah orang-orang yang
memiliki ahwal bukan pemilik ucapan.
Selanjutnya beliau melihat awalnya ternyata beliau sedang tenggelam dalam
berbagai kaitan yang mengepungnya dari segala arah beliau mem perhatikan amalan-
amalanya dan yang terbaik yaitu mengajar tetapi ternyata beliau sibuk dengan ilmu-
ilmu yang tidak penting dan tak berguna untuk akhirat Kemudian beliau merenungkan
niatnya dalam mengajar Alih Alih ia tak lagi murni Karena Allah, bahkan motivasi
dan penggeraknya tidak lagi sekadar mencari kedudukan dan kemasyhuran maka
beliau pun semakin yakin bahwa dirinya berada di tepi jurang kehancuran dan hampir
terjerumus ke dalam neraka kalau tidak segera memperbaiki awalnya ( Imam
Ghazali).
Imam Ghozali terus-menerus beberapa saat dan ia mulai memilih Pada suatu hari
ia membulatkan tekad untuk meninggalkan Baghdad dan keadaan tersebut Namun
pada hari yang lain ia mengurungkan niat tersebut ia ragu dan bimbang pagi hari
berikutnya ia membulatkan tekad untuk mencari akhirat tetapi Sore harinya tekad itu
diserang pasukan hawa nafsu hingga runtuh.
Hampir 6 bulan Imam Al Ghazali terombang-ambing di antara tarikan Zahwa
dunia dan seruan akhirat semua ini terjadi sejak bulan Rajab tahun 448 Hijriyah. Pada
bulan ini permasalahannya telah melampaui batas pilihan dan keharusan karena Allah
ini membuat mulut Imam Ghazali tak bisa bicara dan beliau pun tak sanggup lagi bisa
mengajar suatu hari beliau memaksakan diri untuk mengajar demi menyenangkan hati
orang-orang yang datang kepadanya tetapi lidah Imam Ghazali tak mampu mengucap
sepatah katapun dan Imam al-ghazali sama sekali tak bisa berkata-kata. Kebekuan
lidah ini menjadikan hati beliau begitu sedih hingga membuat pencernaannya tak
berfungsi karena tak dapat menelan makanan maupun minuman. Sampai-sampai para
dokter tak sanggup mengobatinya mereka berkata "ini adalah sesuatu yang terjadi
pada hati lalu menjalar ke tubuh karena itu ia tak mungkin disembuhkan kecuali jika
hati terbebas dari kegelisahan yang menderanya".
Ketika Imam Ghozali merasa tak berdaya dan sama sekali tak punya pilihan Ia
pun kembali pada Allah sebagai orang yang terpaksa dan tak berdaya maka dia Allah
yang maha mengabulkan orang yang terdesak dan mau berdoa pun mengabulkan
harapan dia mudah kan hatinya untuk berpaling dari kedudukan kekayaan anak dan
sahabat lalu muncullah tekadnya untuk pergi ke Mekah, namun dalam hati Imam
Ghozali merencanakan pergi ke Syam agar khalifah dan para sahabatnya tidak
mengetahui keinginannya untuk menetap di Syam. Imam Ghozali pun berusaha pergi
meninggalkan Baghdad dan bertekad tak akan pernah kembali selamanya ia
menghindari semua imam dan penduduk Irak sebab tak seorang pun di antara mereka
yang menerima perihal Meninggalkan apa yang sedang kualami dengan alasan
keagamaan.
Setelah itu Imam Ghazali memasuki kota Syam lalu Beliau menetap di sana
selama hampir 2 tahun tak ada yang ia lakukan di sana kecuali uzlah, kholwat,
riyadloh dan mujahadah, untuk membersihkan nafsu memperbaiki akhlak dan
menjernihkan hati guna mengingat Allah SWT Sebagaimana telah beliau pelajari dari
ilmu tasawuf dalam beberapa kesempatan beliau melakukan itikaf di masjid damaskus
Lalu naik ke atas menara Masjid sepanjang hari dan mengurung diri di sana Imam
Ghozali juga pergi ke Baitul Maqdis. Setiap hari Imam Ghazali masuk kedalam gua
batu (sakhroh) dan menutup pintu. Kemudian Imam Ghazali pun terdorong untuk
menunaikan ibadah haji dan mencari berkah di Mekah dan Madinah serta berziarah
pada Rasulullah SAW setelah berziarah pada Ibrahim Al Khalil Alaihissalam lalu
berjalan menuju hizaj.
Imam Ghozali tertarik oleh keinginan dan panggilan anak-anak untuk kembali ke
tanah air namun beliau membiasakan diri menjadi orang yang terlalu jauh untuk
pulang ke tanah air Ia pun mengistiqomahkan uzlah demi mementingkan keluarga dan
menjernihkan hati untuk berdzikir peristiwa zaman urusan keluarga dan kebutuhan
hidup mengubah Arah tujuannya dan mengarahkan kejernihan khalwatnya,
Dalam beberapa waktu kondisi ini tidak jernih tetapi beliau tak pernah memutuskan
harapan untuk berkhalwat Imam Ghozali mampu menjauhkan segala rintangan dan
kembali melakukan khalwat. Mengerjakan khalwat dengan istiqomah dalam waktu
sekitar 20 tahun. Di tengah-tengah khalwat ini Imam Al Ghazali melihat berbagai hal
yang tak terhingga dan tak terhitung. Beberapa yang bisa kusebutkan agar dapat
diambil manfaatnya antara lain; Imam Ghozali mengetahui secara pasti bahwa para
sufi adalah orang-orang terdepan dalam perjalan menuju Allah. Perjalanan mereka
adalah perjalanan terbaik Jalan mereka jalan yang paling benar akhlak Mereka pun
merupakan akhlak yang paling bersih bahkan sekiranya akal orang-orang cerdas
hikmah para ahli hikmah dan ilmu para ulama yang memahami rahasia syariat
dikumpulkan untuk mengubah perjalanan dan akhlak para sufi serta menggantikan
dengan yang lebih baik mereka pasti tak akan sanggup melakukannya karena segala
gerak maupun dia mereka lahir ataupun batin mereka dipetik dari cahaya kenabian.

4. Kelompok batiniyah mereka menganggap dirinya sebagai pelajar dan orang-


orang yang yang hanya mengutip dari Imam yang Maksum (terlindungi dari dosa)
Imam Ghazali mengkaji pendapat-pendapat mereka guna mengetahui apa yang
tertulis dalam kitab-kitab mereka. Beliau mengumpulkan kalimat-kalimat tersebut
Lalu kususun dengan rapi disertai ketelitian. Seluruhnya diberi tanggapan hingga
beberapa pengikut kebenaran tidak diterima karena beliau terlalu berlebihan dalam
menyeleksi hujjah mereka.
Para penulis mazhab ta'limiyah belum memahami hujjahnya Oleh karena itu,
Imam Ghozali tidak mau dianggap lalai tentang dasar hujjah mereka Beliau juga
menceritakan hujjah tersebut dan tak mau kalau beliau dianggap tak memahami
hujjah tersebut meski telah mendengarkannya maka dari itu beliau menjelaskan
syubhat mereka sebisa mungkin sekaligus menunjukkan kesalahannya disertai dalil
yang paling kuat.

Anda mungkin juga menyukai