Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

PENGOLAHAN PANGAN LOKAL PAPUA

NAMA : JATISA R. DJAYAPERANA


KELAS : F
NIM : 2020071014182
DOSEN PENGAMPU : Maxsi Irmanto, SKM,M. GIZI
MENGIDENTIFIKASI PANGAN LOKAL PAPUA DARI BEBERAPA DAERAH DI PAPUA.
Sumber pangan lokal papua yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber
karbohidrat adalah ubi jalar, talas, sagu, gembili, dan jawawut. Masyarakat di daerah
pegunungan umumnya mengonsumsi ubi jalar, talas, dan gembili, sedangkan yang tinggal di
pantai memanfaatkan sagu sebagai pangan pokok dengan demikian masyarakat setempat
atau asli papua terus kembangkan sumber pangan utama sehingga mengurangi
ketergantungan pada pangan yang berasal dari beras.

1. Pengolahan ubi jalar bagi masyarakat jayawijaya

Ubi jalar yang lebih dikenal namanya hipere merupakan makanan pokok penduduk
asli suku Dani. Teknik dan cara budidaya usahatani hipere mereka lakukan secara
tradisional dan sudah dilakukan secara turun temurun.
Cara masyarakat mengolah ubi jalar secara turun-temurun adalah dengan bakar
batu. Batu di bakar menggunakan kayu api. Setelah panas, batu diangkat
menggunakan penjepit dari kayu dan dimasukan ke dalam lubang yang telah
dipersiapkan di tanah. Lalu di atas batu ditumpuk ubi jalar, sayuran dan babi serta
ditutup lagi dengan batu dan dedaunan. Terkadang pada bakar batu hanya berisi ubi
jalar saja, tidak dengan sayur atau babi. Setelah matang, tumpukan dibuka dan ubi
jalar tersebut dibagi secara merata kepada anggota keluarga atau kelompok.

2. Pengolahan sagu bagi masyarakat kampung karawi, papua.

Sagu berasal dari tanaman sagu yang tumbuh di hutan atau rawa-rawa. Salah satu
tempat pembuatan sagu tradisional berada di Kampung Karawi, Distrik Windesi,
Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Pengambilan sagu itu berlokasi di hutan
kampung Karawi dengan jarak tempuhnya dari kampung ke hutan dalam waktu 15
menit berjalan kaki. Perjalanan ke hutan melewati medan yang cukup menantang
mulai dari tanah becek, akar pohon memanjang ditanah, ular dan rawa-rawa
(masyarakat Karawi menyebutnya Laro-laro).
 masyarakat sudah bekerja menebang batang pohon sagu dengan
menggunakan gergaji mesin (masyarakat papua menyebutnya Sensor).
Setelah itu batang pohonnya digotong ke sungai untuk dikuliti dengan
menggunakan kapak yang tajam.
 Setelah selesai dikuliti batang pohonnya, batang pohon sagu di potong-
potong kecil agar ketika pemarutan muat di dalam mesin parut sampai
kelihatan seperti serabut saat proses pemarutan.
 Setelah semua batang pohon Sagu diparut dan sudah berbentuk serabut.
Serabutnya itu dicampur dengan air bersih dan diperas seperti membuat
santan kelapa.
 Serabut diperas didalam jaring yang sangat halus dan sarinya kemudian
mengalir dan tertampung dalam wadah. Wadahnya ini berupa perahu kecil.
Lalu sarinya itu didiamkan selama 3 hari. Setelah 3 hari, sarinya itu sudah
mengendap lalu buang airnya dan sagunya itu yang menjadi tepung sagu,
nah sagu siap diolah sesuai dengan yang di inginkan.

Anda mungkin juga menyukai