Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

POLA KONSUMSI PANGAN POKOK MASYARAKAT SUKU AMUNGMEE


DI DISTRIK MIMIKA BARU KABUPATEN MIMIKA

Oktovianus Tekege*1), Djuliati Dampa2), Maria Anthoneta P. Palit3)


1)
Universitas Papua, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis , email:
oktovianustekege123@gmail.com
2
Universitas Papua, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis
3
Universitas Papua, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian , Program Studi Agribisnis

ABSTRAK

Pola konsumsi pangan penduduk dapat berubah dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh perubahan pendapatan,
perubahan kesadaran masyarakat akan gizi dan kesehatan serta perubahan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui : 1) jenis dan jumlah pangan pokok yang dikonsumsi, 2) cara memperoleh dan mengolah
pangan pokok, 3) frekuensi mengkonsumsi pangan pokok. Pengambilan contoh dilakukan secara acak kelompok.
Jumlah responden yang diambil sebanyak 35 kepala keluarga yang terdiri atas 22 kepala keluarga yang bekerja
sebagai petani dan 13 kepala keluarga bukan petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pangan pokok yang
dikonsumsi masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Kwamki Distrik Mimika Baru adalah beras, ubi jalar,
singkong, keladi dan sagu. Jumlah konsumsi beras setiap rumah tangga rata-rata sebanyak 3.702,86 gram/hari,
ubi jalar sebanyak 3.451,43 gram/hari, keladi sebanyak 2.400 gram/hari dan sagu sebanyak 3.100 gram/hari.
Sumber pangan pokok yang dikonsumsi berasal dari hasil produksi sendiri, dibeli dan bantuan pemerintah. Pangan
pokok ubi jalar, singkong, keladi dan beras diolah dengan cara direbus sedangkan sagu diolah dengan cara direbus
dan dibakar. Frekuensi konsumsi pangan pokok ubi jalar, singkong, keladi dan beras sebanyak dua kali sehari
sedangkan sagu dikonsumsi sebanyak satu kali dalam sehari.

Kata Kunci: konsumsi, pangan pokok, Amungmee

ABSTRACT
The population's food consumption patterns may change over time due to changes in income, changes in public
awareness of nutrition and health, and changes in lifestyle. This study aims to determine: 1) the type and amount
of staple food consumed, 2) how to obtain and process staple food, 3) the frequency of consuming staple food.
Sampling was done randomly in groups. The number of respondents taken as many as 35 heads of families
consisting of 22 heads of families who work as farmers and 13 heads of families who are not farmers. The results
showed that the types of staple food consumed by the Amungmee tribe in Kwamki Village, Mimika Baru District
were rice, sweet potatoes, cassava, taro and sago.The average consumption of rice per household is 3.702.,
grams/day, sweet potato is 3.451.43 grams/day, taro is 2.400 grams/day and sago is 3.100 grams/day. Sources
of staple food consumed come from own production, purchased and government assista nce. The staple foods of
sweet potatoes, cassava, taro and rice are processed by boiling, while sago is processed by boiling and burning.
The frequency of consumption of staple foods sweet potato, cassava, taro and rice is twice a day, while sago is
consumed once a day.

Keywords: consumption, staple food, Amungmee

109
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

PENDAHULUAN banyak dibudayakan oleh masyarakat secara


turun temurun. Sagu umumnya dikonsumsi
`Pangan merupakan kebutuhan dasar sebagai pangan utama bagi masyarakat di
manusia yang paling utama dan pemenuhannya daerah pesisir pantai dan danau serta rawa,
merupakan bagian dari hak azasi manusia yang sedangkan bagi masyarakat daerah
dijamin di dalam Undang-Undang Dasar penggunungan.
Negara Indonesia tahun 1945. Pemenuhan Kabupaten Mimika merupakan salah
kebutuhan pangan sangat penting sebagai satu Kabupaten di Provinsi Papua, kabupaten
komponen dasar untuk mewujudkan sumber ini didiami oleh dua (2) suku asli Papua yaitu
daya manusia yang berkualitas. Pemenuhan Suku Amungmee dan Suku Kamoro. Suku
kecukupan pangan bukan hanya merupakan Amungmee mendiami wilayah pengunungan
kewajiban tetapi juga merupakan investasi dan memiliki pangan pokok umbi-umbian ,
pembentukan sumberdaya manusia yang lebih sedangkan suku Kamoro mendiami wilayah
baik di masa mendatang. pesisir pantai, memiliki pangan pokok sagu.
Jenis pangan yang dikonsumsi sangat Selain dua suku asli Papua tersebut terdapat
tergantung pada beberapa faktor antara lain pula suku lainnya seperti Suku Mee, Suku Dani,
jenis tanaman penghasil bahan pangan pokok Suku Moni, Suku Duga, Suku Damal dan suku-
yang biasa ditanam serta tradisi yang suku lainnya yang berasal dari luar Papua.
diwariskan oleh budaya setempat (Prabowo, Distrik Mimika Baru merupakan ibukota
D.W., 2014). Jenis pangan yang dikonsumsi Kabupaten Mimika, memiliki fasilitas yang
masyarakat di Indonesia umumnya diwarnai cukup memadai, terdiri dari 124 unit fasilitas
oleh jenis-jenis bahan makanan yang dapat pendidikan,46 unit fasilitas kesehatan,180 unit
diproduksi setempat, misalnya pada daerah- fasilitas peribadatan dan 4 unit fasilitas pasar
daerah yang produksi utamanya padi seperti yang menyediakan berbagai kebutuhan
Jawa Barat dan Sulawesi, masyarakatnya masyarakat termasuk kebutuhan pangan.
memiliki pola pangan pokok beras, demikian Selain itu Distrik Mimika baru juga merupakan
pula pada daerah – daerah yang produksi pusat bisnis, dimana berbagai jenis usaha yang
pangan utamanya jagung seperti Madura dan dilakukan oleh masyarakat semakin
Jawa Timur masyarakatnya berpola pangan berkembang (BPS Kabupaten Mimika 2017).
pokok jagung (Badan Ketahanan Pangan, Tersedianya fasilitas yang cukup
2018). memadai serta tersedianya berbagai lapangan
Pola konsumsi pangan dapat berubah usaha merupakan faktor penarik bagi sebagian
dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dapat masyarakat Amungmee yang tinggal di daerah
dipengaruhi oleh perubahan pendapatan, dataran tinggi melakukan migrasi ke Distrik
perubahan kesadaran gizi masyarakat dan Mimika Baru. Masyarakat Amungmee yang
kesehatan serta perubahan gaya hidup. migrasi ke Distrik Mimika Baru umumnya
Perubahan pola konsumsi pangan juga bermatapencarian sebagai Pegawai Negeri Sipil
ditunjukkan oleh meningkatnya permintaan (PNS), karyawan swasta dan berusahatani.
terhadap jenis makanan jadi ataupun siap saji. Bahan pangan yang tersedia di Distrik
Provinsi Papua sebagai salah satu Mimika selain umbi-umbian dan sagu juga
provinsi yang terletak di Kawasan Timur terdapat berbagai jenis bahan pangan sumber
Indonesia memiliki keragaman sumber daya karbohidrat lainnya seperti beras, mie instan
hayati yang cukup tinggi, termasuk tanaman dan lain-lain yang mudah diperoleh. Selain itu
sumber lokal. Sumber pangan lokal Papua yang bahan pangan yang sudah diolah dan siap saji
memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai juga cukup tersedia pada setiap rumah makan
sumber karbohidrat yaitu ubi jalar, talas, atau warung makan yang ada di Distrik Mimika
singkong, keladi dan sagu. Pangan lokal Baru. Tersedianya berbagai bahan pangan
tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh tersebut akan menentukan jenis pangan yang
masyarakat Papua. dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di
Pola konsumsi pangan masyarakat Papua Distrik Mimika Baru termasuk masyarakat
pada umumnya berpola pangan pokok, ubi suku Amungmee yang sudah tinggal menetap di
jalar, talas, singkong, keladi dan sagu daerah tersebut.
dikarenakan jenis tanaman pangan tersebut

110
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

Pangan pokok yang dikonsumsi tabulasi dan selanjutnya dianalisis secara


masyarakat suku Amungmee secara turun- deskriptif.
temurun adalah umbi-umbian seperti ubi jalar,
Konsep Operasional dan pengukuran
singkong, talas atau keladi dan umbi-umbian
variabel
lainnya. Salah satu tradisi masyarakat Suku
Amungmee dalam memasak umbi-umbian Pola Konsumsi Pangan Pokok
adalah ”bakar batu” yaitu suatu tradisi Pola konsumsi pangan pokok yang
memasak daging bersama umbi-umbian dan dimaksud dalam penelitian ini adalah susunan
sayuran dengan menggunakan batu panas yang pangan pokok yang biasa dikonsumsi oleh
telah dipanaskan dengan bara api. Bakar batu seseorang dan anggota keluarganya yang
biasa dilakukan pada kegiatan upacara adat tercermin dalam jenis pangan pokok yang
serta untuk memperingati hari-hari besar dikonsumsi, ketersediaan pangan, cara
keagamaan. mengolah pangan dan frekuensi makan.
Sampai saat ini belum ada penelitian
Jenis Pangan Pokok
yang mengkaji mengenai pola konsumsi Jenis pangan pokok yang dimaksud
pangan pokok masyarakat Suku Amungmee dalam penelitian ini adalah jenis pangan atau
yang melakukan migrasi ke Distrik Mimika bahan makanan yang diperuntukkan sebagai
Baru sebagai ibu kota Kabupaten Mimika, makanan paling utama dan sering dikonsumsi
sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk dalam kehidupan sehari-hari.
mengetahui pola konsumsi pangan pokok
masyarakat Suku Amungmee yang ada di Ketersediaan Pangan
Distrik Mimika Baru. Secara khusus penelitian Ketersediaan pangan pokok yang
ini bertujuan untuk mengetahui :1) jenis dan dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah
jumlah pangan pokok yang dikonsumsi pangan pokok yang tersedia dalam keluarga
masyarakat suku Amungmee, 2) cara untuk dikonsumsi yang diperoleh dari produksi
memperoleh dan mengolah pangan pokok serta sendiri, mendapat bantuan dan membeli
3) frekuensi mengkonsumsi pangan pokok. inyatakan dalam satuan kilogram per bulan.
METODOLOGI PENELITIAN Cara Mengolah pangan
Cara mengolah pangan yang dimaksud
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan dalam penelitian ini adalah cara mengolah
Kwamki Distrik Mimika Baru Kabupaten bahan pangan pokok menjadi makanan yang
Mimika, Provinsi Papua. Pemilihan lokasi siap dikonsumsi yaitu dengan cara dikukus,
penelitian dilakukan secara purposive dengan direbus, dibakar dan digoreng.
pertimbangan terdapat banyak masyarakat
Suku Amungmee yang tinggal di Kelurahan Frekunsi makan
Kwamki. Metode penelitian yang digunakan Frekuensi makan yang dimaksud dalam
adalah metode deskriptif dengan teknik studi penelitian ini adalah berapa kali mengkonsumsi
kasus. pangan pokok dalam satu hari .
Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode stratified random HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling. Jumlah sampel yang diambil
sebanyak 35 rumah tangga yaitu 22 rumah Karakteristik Responden
tangga berasal dari rumah tangga yang bekerja Karakteristik responden pada penelitian
sebagai petani dan 13 yang pekerjaannya ini dapat dilihat menurut jenis kelamin, umur,
bukan petani. tingkat pendidikan status perkawinan jenis
Data yang digunakan dalam penelitian mata pencaharian, jumlah angggota keluarga
ini berupa data primer dan data sekunder. Data dan tingkat pendapatan. Berdasarkan jenis
primer dikumpulkan menggunakan metode kelamin, sebagian besar (74,29 %) responden
wawacara dengan menggunakan kuisioner berjenis kelamin laki-laki. dan sisanya
sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan sebanyak 25,71 persen berjenis kelamin
Pusat Statistik Kabupaten Mimika. perempuan.
Data yang diperoleh diolah secara

111
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

Berdasarkan umur, sebagian besar menyediakan pangan pokok yang dibutuhkan


responden memiliki kemampuan bekerja yang melalui kegiatan usahatani yang dilakukan.
masih kuat ditinjau dari segi umur karena 97,14 Berdasarkan jumlah anggota keluarga
persen responden masih tergolong dalam umur dapat dijelaskan bahwa sebagian besar
produktif. Hal ini menunjukkan masyarakat responden (65,71%) memiliki anggota keluarga
suku Amungmee di Kelurahan Kwamki masih berjumlah 4 – 6 jiwa dengan rata-rata jumlah
cukup kuat bekerja untuk memenuhi berbagai anggota keluarga sebanyak 5 jiwa. Anggota
kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan rumahtangga ini meliputi keluarga batih yang
pangan pokok. Ukkas (2017) menjelaskan terdiri dari suami, istri, dan anak, dan keluarga
bahwat tingkat umur atau usia sangat non batih yang masih ada hubungan keluarga
berpengaruh terhadap produktivitas tenaga dan menjadi tanggungan responden.
kerja sebab terkait dengan kemampuan fisik Banyaknya jumlah anggota keluarga akan
dari tenaga kerja. Pekerja yang berada pada usia berpengaruh pada jumlah pangan yang di
produktif cenderung lebih kuat dari segi fisik konsumsi yaitu semakin banyak jumlah
dibanding pekerja usia non produktif. anggota keluarga, semakin banyak jumlah
Berdasarkan tingkat pendidikan, pangan yang harus disediakan.
masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Berdasarkan pendapatan, sebanyak
Kwamki memiliki tingkat pendidikan yang 68,57 persen responden memiliki pendapatan
cukup bervariasi dengan persentase tertnggi kurang dari Rp. 2 juta per bulan. Responden
adalah yang berpendidikan Sekolah Lanjutan yang memiliki pendapatan berkisar Rp 2 juta
Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebanyak 40 persen sampai Rp. 5 juta per bulan sebanyak 28,57
disusul tingkat Pendidikan tinggi (PT) sebesar persen dan responden yang pendapatannya di
25,71 persen, dan yang berpendidikan Sekolah atas Rp. 5 juta per bulan hanya 2,86 persen.
Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Kondisi ini menggambarkan bahwa sebagian
Pertama (SLTP) masing-masing sebanyak 5,17 besar responden memiliki pendapatan lebih
persen dan yang tidak sekolah sebanyak 22,87 rendah dari Upah Minimum Provinsi (UMP)
persen. Kondisi ini menggambarkan bahwa Papua tahun 2020 (Rp.3.240.900 per bulan).
tingkat pendidikan masyarakat suku Tingkat pendapatan yang rendah akan
Amungmee yang ada di Kelurahan Kwamki berpengaruh pada kemampuan responden
tergolong cukup tinggi. Rahardja dan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
Manurung (2010) dalam Hanum (2018) terutama kebutuhan akan pangan yang tidak
menyatakan pendidikan yang tinggi akan bisa dihasilkan sendiri dari usahataninya.
berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi Jenis Pangan Pokok yang Dikonsumsi
yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, pengeluaran konsumsinya juga Jenis pangan pokok yang biasa
akan semakin tinggi dan selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat suku Amungmee yang
mempengaruhi pola konsumsinya, ada di Kelurahan Kwamki cukup bervariasi
Berdasarkan status perkawinan, yaitu ubi jalar, singkong, talas, sagu dan beras.
sebanyak 74,28 % responden berstatus sudah Jumlah responden yang mengkonsumsi
kawin, yang belum kawin sebanyak 14,29 berbagai jenis pangan pokok tersebut disajikan
persen dan 11,43 persen berstatus sebagai pada Tabel 1. Data pada Tabel 1 menunjukkan
janda. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian bahwa ubi jalar dikonsumsi oleh semua
besar responden memiliki tanggungjawab masyarakat suku Amungmee yang ada di
sebagai kepala keluarga untuk menyediakan Kelurahan Kwamki. Kondisi ini menjelaskan
kebutuhan pangan bagi anggota keluarganya. bahwa ubi jalar sebagai pangan pokok
Karakteristik responden berdasarkan masyarakat Suku Amungmee masih terus
jenis matapecaharian, cukup beragam yaitu dikonsumsi meskipun mereka sudah tinggal di
sebagai petani (62,86 %), Pegawai Negeri Sipil daerah yang memiliki akses yang cukup mudah
(14,14 %), pegawai swasta (17,14 %) dan untuk memperoleh berbagai jenis bahan pangan
honorer (2,86 %). Kondisi ini menunjukkan pokok lainnya baik dalam bentuk segar maupun
bahwa sebagian besar responden bekerja yang sudah diolah. Selain ubi jalar, jenis
sebagai petani, sehingga responden dapat pangan pokok lainnya yang dikonsumsi adalah
beras.

112
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

Hal ini dikarenakan mereka sudah keladi dan sagu juga dikonsumsi oleh
terbiasa mengkonsumsi beras sewaktu masih masyarakat suku Amungmee namun responden
berada di tempat asal (kampung). Jenis pangan yang mengkonsumsi jumlahnya terbatas
pokok lainnya seperti singkong, talas atau
Tabel 1. Jenis Pangan Pokok yang Dikonsumsi Rumah Tangga Masyarakat Suku Amungmee
di Kelurahan Kwamki Tahun 2020
Jenis Pangan Pokok Jumlah Responden (KK) Nisbah (%)
Ubi Jalar 35 100,00
Singkong 13 37,14
Talas / Keladi 7 20,00
Sagu 5 14,29
Beras 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2020
Sumber Pangan Pokok bersumber dari hasil produksi sendiri
Pangan yang dikonsumsi masyarakat dikarenakan komoditi talas atau keladi kurang
suku Amungmee di Kelurahan Kwamki dibudidayakan oleh masyarakat suku
bersumber dari produksi sendiri, dibeli dan Amungmee yang ada di Kelurahan Kwamki.
bantuan dari pemerintah. Sumber pangan untuk Terdapat dua jenis pangan pokok yang tidak
masing-masing jenis pangan yang dikonsumsi diproduksi atau tidak diusahakan dalam
dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan data kegiatan usahatani yang dilakukan oleh
pada Tabel 2 terlihat bahwa jenis pangan ubi masyarakat suku Amungmee yaitu sagu dan
jalar, singkong dan talas/keladi yang beras. Beras yang biasa dikonsumsi diperoleh
dikonsumsi diperoleh dari dua sumber yaitu dengan dua cara yaitu melalui pembelian dan
diproduksi sendiri dan dibeli dalam bentuk bantuan dari pemerintah. Selanjutnya jenis
bahan mentah (belum diolah). Ubi jalar dan pangan pokok sagu yang biasa dikonsumsi oleh
singkong sebagian besar bersumber dari sebagian kecil masyarakat suku Amungmee di
produksi sendiri atau dihasilkan dari kegiatan Kelurahan Kwamki bersumber dari pembelian
usahatani. Hal ini disebabkan sebagian besar baik dalam bentuk bahan mentah maupun
responden memiliki pekerjaan sebagai petani. dalam bentuk pangan olahan.
Talas atau keladi hanya sebagian kecil yang
Tabel 2. Sumber Pangan Pokok Masyarakat Suku Amungmee di Kelurahan Kwamki pada
Tahun 2020.
Sumber Pangan
Jenis Diproduksi Dibeli dalam bentuk Dibeli dalam Bantuan dalam
Pangan Pokok Sendiri bahan mentah bentuk sudah diolah bentuk bahan mentah
(%) (%) (%) (%)
Ubi Jalar 85,71 31,43 - -
Singkong 61,54 38,46 - -
Talas / Keladi 28,57 71,43 - -
Sagu - 100,00 100,00 -
Beras - 100,00 - 80,00

Sumber: Data Primer, 2020


Pangan Pokok yang Tersedia dalam Rumah Amungmee di Kelurahan Kwamki berdasarkan
Tangga jenis pangan pokok dan sumbernya disajikan
pada Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3
Jumlah pangan pokok yang tersedia
dapat dijelaskan bahwa jenis pangan pokok
dalam rumah tangga adalah banyaknya pangan
yang paling banyak tersedia dalam rumah
pokok yang tersedia dalam rumah tangga yang
tangga adalah beras yaitu rata-rata sebanyak 42
akan dikonsumsi. Jumlah pangan pokok yang
Kg per bulan yang berasal dari pembelian,
tersedia dalam rumah tangga masyarakat suku
sedangkan beras yang diperoleh dari bantuan

113
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

tidak diberikan setiap bulan tetapi masyarakat sebagian besar dibeli (5,20 Kg/bulan),
akan menerima selama 3 bulan sekali dengan sedangkan sagu hanya tersedia rata-rata
rata-rata 6 - 120 Kg/ KK. sebanyak 1,60 Kg/bulan.
Jenis pangan ubi jalar yang merupakan Jumlah pangan pokok yang tersedia
pangan pokok masyarakat suku Amungmee dalam rumah tangga akan menentukan jumlah
tersedia rata-rata sebanyak 16, 44 Kg per bulan pangan pokok yang dikonsumsi. Tersedianya
yang terdiri atas ubi jalar yang diproduksi beras dalam jumlah yang lebih banyak
sendiri sebanyak 11,53 Kg/ bulan dan ibu jalar dibandingkan pangan pokok lainnya diduga
yang dibeli sebanyak 4,91 Kg/bulan. Singkong akan berpengaruh pada jumlah beras yang
tersedia sebanyak 11,58 Kg/bulan yang terdiri dikonsumsi. Baransano dkk (2019)
atas produksi sendiri rata-rata sebanyak 4,38 menjelaskan bahwa ketersediaan pangan beras
Kg/bulan dan singkong yang berasal dari yang semakin meningkat dibandingkan pangan
pembelian rata-rata sebanyak 7,20 Kg/bulan. lokal berdampak pada menurunnya produksi
Jenis pangan lainnya yaitu talas/keladi dan sagu dan produktivitas sumber pangan non beras
hanya tersedia dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga rumah tangga mulai meninggalkan
setiap bulannya yaitu talas/keladi hanya konsumsi pangan lokal, dan mengkonsumsi
tersedia rata-rata sebanyak 5,70 Kg/bulan yang pangan beras yang lebih terjangkau

Tabel 3. Jumlah Pangan Pokok yang Tersedia dalam Rumah Tangga Masyarakat Suku
Amungmee di Kelurahan Kwamki Tahun 2020.
Jenis Jumlah Pangan Pokok Berdasarkan Sumber Pangan (Kg/Bulan)
Pangan Pokok Diproduksi Sendiri Dibeli dalam bentuk bahan mentah
Ubi Jalar 11,53 4,91
Singkong 4,38 7,20
Talas / Keladi 0,50 5,20
Sagu - 1,60
Beras - 42,00

Sumber: Data Primer, 2020

Jumlah Pangan Pokok yang Dikonsumsi cenderung mengkonsumsi beras (nasi) daripada
pangan lokal, bahkan masyarakat menjual
Jumlah pangan pokok yang dikonsumsi
pangan pokok lokal yang diproduksi untuk
masyarakat suku Amungmee di Kampung
membeli beras (beras raskin).
Kwamki Baru cukup bervariasi (Tabel 4).
Pangan ubi jalar yang dikonsumsi rumah Cara Mengolah Pangan Pokok
tangga masyarakat suku Amungmee rata-rata
Bahan pangan pada umumnya
sebanyak 3.451,43 gram per hari sedangkan
mengalami proses pengolahan sebelum
beras dikonsumsi rata-rata sebanyak 3702,86
disajikan menjadi makanan. Pengolahan bahan
gram/hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pangan yang biasa dilakukan seperti rebus,
masyarakat suku Amungmee yang ada di
kukus, goreng dan bakar. Cara mengolah
Kelurahan Kwamki cenderung untuk
berbagai jenis pangan pokok yang dikonsumsi
mengkonsumsi beras lebih banyak
masyarakat suku Amungmee di Kampung
dibandingkan ubi jalar yang merupakan pangan
Kwamki Baru disajikan pada Tabel 5. Jenis
pokok mereka yang sudah dikonsumsi secara
pangan pokok ubi jalar, singkong, talas atau
turun-temurun. Hal ini dikarenakan masyarakat
keladi dan beras yang dikonsumsi masyarakat
suku Amungmee sudah terbiasa
suku Amungmee di Kelurahan Kwamki
mengkonsumsi beras sewaktu masih tinggal
semuanya diolah dengan cara direbus
di daerah asal karena adanya subsidi beras
sedangkan jenis pangan pokok sagu diolah
(beras raskin) yang diberikan oleh pemerintah.
dengan dua cara yaitu direbus/disiram dengan
Hasil penelitian Nebore dkk (2014) pada
air panas dan dibakar. Masyarakat memilih cara
masyarakat Suku Moi di Kota Sorong juga
mengolah dengan cara direbus/disiram dengan
menunjukkan hal yang sama yaitu masyarakat
air panas karena prosesnya mudah dan cepat.

114
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

Tabel 4. Jumlah Pangan Pokok yang Dikonsumsi Masyarakat Suku Amungmee di Kelurahan
Kwamki Tahun 2020
.
Jenis Pangan Pokok Jumlah yang dikonsumsi (gram/hari)
Ubi Jalar 3.451,43
Singkong 2.353,85
Talas / Keladi 2.400,00
Sagu 3.100,00
Beras 3.702,86

Sumber: Data Primer, 2020


Tabel 5 . Cara Mengolah Pangan Yang Dikonsumsi Responden Masyarakat Suku Amungmee di
Kelurahan Kwamki Tahun 2020.
Cara Mengolah Pangan
Jenis Rebus/Disiram dengan Air Panas Bakar
Pangan Pokok
Jumlah (KK) Nisbah (%) Jumlah (KK) Nisbah (%)
Ubi Jalar 35 100,00 - -
Singkong 13 100,00 - -
Talas / keladi 7 100,00 - -
Sagu 4 80,00 1,00 20,00
Beras 35 100,00 - -
Sumber: Data Primer, 2020
Tabel 6. Frekuesi Mengkonsumsi Pangan Pokok dalam Sehari oleh Masyarakat Suku Amungmee
di Kelurahan Kwamki Tahun 2020
Jenis Frekuensi Makan 1 Kali Sehari Frekuensi Makan 2 Kali Sehari
Pangan Pokok Jumlah (KK) Nisbah (%) Jumlah (KK) Nisbah (%)
Ubi Jalar 6 17,14 29 96,66
Singkong 4 30,77 9 69,23
Talas / Keladi 2 28,57 5 71,43
Sagu 5 100 - -
Beras - - 35 100
Sumber : Data Primer, 2020

Frekuensi Makan mengkonsumsi ubi jalar satu kali dalam sehari


umumnya hanya mengkonsumsi pada saat
Frekuensi makan adalah jumlah waktu
makan siang.
makan dalam sehari. Sesuai dengan standar
Jenis pangan pokok singkong dan talas
kesehatan maka frekensi makan dalam sehari
atau keladi umumnya dikonsumsi sebanyak
sebanyak 3 (tiga) kali yaitu makan pagi
dua kali dalam sehari yaitu pada saat makan
(sarapan), makan siang dan makan malam.
siang dan makan malam. Terdapat pula
Frekuensi makan atau frekuensi mengkonsumsi
responden yang hanya mengkonsumsi
pangan pokok dalam sehari oleh masyarakat
singkong dan talas atau keladi sebanyak satu
suku Amungmee di Kampung Kwamki Baru
kali dalam sehari yaitu pada saat makan siang
disajikan pada Tabel 6. Data pada tabel 6
atau makan malam saja. Khusus untuk jenis
menunjukan bahwa sebagian besar (96,66%)
pangan pokok beras, semua rumah tangga
masyarakat suku Amumngmee di Kelurahan
mengkonsumsi sebanyak dua kali dalam sehari
Kwamki mengkonsumsi ubi jalar sebanyak dua
yaitu pada saat makan siang dan makan malam.
kali dalam sehari yaitu pada saat makan siang
Berbeda dengan jenis pangan pokok
dan makan malam dan sisanya (17,15 %)
lainnya, jenis pangan pokok sagu hanya
mengkonsumsi hanya satu kali dalam satu hari.
dikonsumsi sebanyak satu kali dalam sehari.
Rumah tangga suku Amungmee yang
Rumah tangga yang mengkonsumsi sagu

115
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

semuanya menyatakan bahwa sagu biasa dalam sehari yaitu makan siang dan malam.
dikonsumsi pada saat makan siang. Pada saat pagi hari, mereka umumnya
Berdasarkan Tabel 6 dapat mengkonsumsi makanan ringan seperti kue
disimpulkan bahwa frekuensi konsumsi makan donat, pisang goreng, roti dan juga minuman
masyarakat suku Amungmee yang ada di panas seperti kopi dan teh
Kelurahan Kwamki umumnya hanya dua kali
Ketahanan Pangan. https: // id. m.
KESIMPULAN Wikipedia org. 2017.
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Mimika.
Jenis pangan pokok yang biasa dikonsumsi 2017. Kabupaten Mimika Dalam Angka.
masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Mimika Badan Pusat Statistik.
Kwamki Distrik Mimika Baru adalah beras, ubi Badan Pusat Statistika Kabupaten Mimika.
jalar, singkong, keladi atau talas dan sagu. 2017. Distrik Mimika Baru Dalam
Jumlah pangan pokok yang dikonsumsi rumah Angka 2017. Mimika, Badan Pusat
tangga suku Amungeee yaitu ubi jalar rata-rata Statistika.
sebanyak 3.451,41, gram/hari, singkong Baransano,R., Windia W. dan Suardi. Dewa
sebanyak 2.353,85 gram/hari, talas/keladi O.P.D., 2019. Dampak Perubahan Pola
sebanyak 2.400 gram/hari, sagu sebanyak 3.100 Konsumsi Pangan Lokal Ubi dan Sagu
dan beras sebanyak 3.702,86 gram/hari. Menjadi Pangan Beras di Kampung
Masyarakat suku Amungmee cenderung Makimi, Distrik Makimi. E- Jurnal
untuk mengkonsumsi beras lebih banyak Agribisnis dan Agrowisata Kabupaten
dibandingkan pangan pokok lainnya karena Nabire, Provinsi Papua, 8(2) : 262 -271.
lebih banyak tersedia dalam rumah tangga Hanum,N., 2018. Pengaruh Pendapatan,
dibandingkan dengan pangan pokok lainnya. Jumlah Tanggungan Keluarga dan
Sumber pangan pokok yang dikonsumsi Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi
masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Rumah Tangga Nelayan Di Desa
Kwamki berasal dari hasil produksi sendiri, Seuneubok Rambong Aceh Timur.
dibeli dan bantuan pemerintah. Pangan pokok Jurnal Samudra Ekonomika, 2(1) : 75-84
yang diproduksi sendiri yaitu ubi jalar, Nebore Yoku, R.I. Irbayanti N.D. dan
Singkong dan keladi atau talas. Pangan pokok Mamboai, H., 2014. Pergeseran
yang dibeli adalah ubi jalar, singkong, keladi Konsumsi Pangan Pokok Oleh
atau talas, sagu dan beras dan pangan pokok Masyarakat Suku Moi Di Distrik Sorong
yang diperoleh dari bantuan adalah beras dalam Timur Kota Sorong . Jurnal Sosio Agri
bahan mentah. Pangan pokok ubi jalar, Papua 3(2) : 103 – 113.
singkong, keladi atau talas diolah dengan cara Prabowo,D.W. 2014. Pengelompokan
direbus, beras diolah dengan cara ditanak Komoditi Bahan Pangan Pokok dengan
sedangkan sagu diolah dengan cara Metode Analytical Hierarchy Process.
direbus/disiram dengan air panas dan dibakar. Pusat Kebijakan Perdagangan dalam
Ubi jalar, singkong, keladi atau talas dan beras Negeri, BP2KP, Kementerian
dikonsumsi sebanyak dua kali sehari yaitu pada Perdagangan -RI
saat makan malam dan siang sedangkan sagu (http//jurnal.kemendag.go.id )
dikonsumsi sebanyak satu kali sehari yaitu saat Ukkas. I, 2017. Faktor-Faktor Yang
makan siang. Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Kerja Industri Kecil Kota Palopo
DAFTAR PUSTAKA Journal of Islamic Education
Management,2(2) : 187 -198.
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18
Pertanian, 2018. Outlook Konsumsi Tahun 2012 tentang Pangan .
Kalori dan Protein. Jakarta (ID): https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU18-
Kementrian Pertanian Republik 2012Pangan.pdf
Indonesia. Laporan Kinerja Badan

116

Anda mungkin juga menyukai