ABSTRAK
Pola konsumsi pangan penduduk dapat berubah dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh perubahan pendapatan,
perubahan kesadaran masyarakat akan gizi dan kesehatan serta perubahan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui : 1) jenis dan jumlah pangan pokok yang dikonsumsi, 2) cara memperoleh dan mengolah
pangan pokok, 3) frekuensi mengkonsumsi pangan pokok. Pengambilan contoh dilakukan secara acak kelompok.
Jumlah responden yang diambil sebanyak 35 kepala keluarga yang terdiri atas 22 kepala keluarga yang bekerja
sebagai petani dan 13 kepala keluarga bukan petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pangan pokok yang
dikonsumsi masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Kwamki Distrik Mimika Baru adalah beras, ubi jalar,
singkong, keladi dan sagu. Jumlah konsumsi beras setiap rumah tangga rata-rata sebanyak 3.702,86 gram/hari,
ubi jalar sebanyak 3.451,43 gram/hari, keladi sebanyak 2.400 gram/hari dan sagu sebanyak 3.100 gram/hari.
Sumber pangan pokok yang dikonsumsi berasal dari hasil produksi sendiri, dibeli dan bantuan pemerintah. Pangan
pokok ubi jalar, singkong, keladi dan beras diolah dengan cara direbus sedangkan sagu diolah dengan cara direbus
dan dibakar. Frekuensi konsumsi pangan pokok ubi jalar, singkong, keladi dan beras sebanyak dua kali sehari
sedangkan sagu dikonsumsi sebanyak satu kali dalam sehari.
ABSTRACT
The population's food consumption patterns may change over time due to changes in income, changes in public
awareness of nutrition and health, and changes in lifestyle. This study aims to determine: 1) the type and amount
of staple food consumed, 2) how to obtain and process staple food, 3) the frequency of consuming staple food.
Sampling was done randomly in groups. The number of respondents taken as many as 35 heads of families
consisting of 22 heads of families who work as farmers and 13 heads of families who are not farmers. The results
showed that the types of staple food consumed by the Amungmee tribe in Kwamki Village, Mimika Baru District
were rice, sweet potatoes, cassava, taro and sago.The average consumption of rice per household is 3.702.,
grams/day, sweet potato is 3.451.43 grams/day, taro is 2.400 grams/day and sago is 3.100 grams/day. Sources
of staple food consumed come from own production, purchased and government assista nce. The staple foods of
sweet potatoes, cassava, taro and rice are processed by boiling, while sago is processed by boiling and burning.
The frequency of consumption of staple foods sweet potato, cassava, taro and rice is twice a day, while sago is
consumed once a day.
109
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
110
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
111
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
112
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
Hal ini dikarenakan mereka sudah keladi dan sagu juga dikonsumsi oleh
terbiasa mengkonsumsi beras sewaktu masih masyarakat suku Amungmee namun responden
berada di tempat asal (kampung). Jenis pangan yang mengkonsumsi jumlahnya terbatas
pokok lainnya seperti singkong, talas atau
Tabel 1. Jenis Pangan Pokok yang Dikonsumsi Rumah Tangga Masyarakat Suku Amungmee
di Kelurahan Kwamki Tahun 2020
Jenis Pangan Pokok Jumlah Responden (KK) Nisbah (%)
Ubi Jalar 35 100,00
Singkong 13 37,14
Talas / Keladi 7 20,00
Sagu 5 14,29
Beras 35 100,00
Sumber: Data Primer, 2020
Sumber Pangan Pokok bersumber dari hasil produksi sendiri
Pangan yang dikonsumsi masyarakat dikarenakan komoditi talas atau keladi kurang
suku Amungmee di Kelurahan Kwamki dibudidayakan oleh masyarakat suku
bersumber dari produksi sendiri, dibeli dan Amungmee yang ada di Kelurahan Kwamki.
bantuan dari pemerintah. Sumber pangan untuk Terdapat dua jenis pangan pokok yang tidak
masing-masing jenis pangan yang dikonsumsi diproduksi atau tidak diusahakan dalam
dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan data kegiatan usahatani yang dilakukan oleh
pada Tabel 2 terlihat bahwa jenis pangan ubi masyarakat suku Amungmee yaitu sagu dan
jalar, singkong dan talas/keladi yang beras. Beras yang biasa dikonsumsi diperoleh
dikonsumsi diperoleh dari dua sumber yaitu dengan dua cara yaitu melalui pembelian dan
diproduksi sendiri dan dibeli dalam bentuk bantuan dari pemerintah. Selanjutnya jenis
bahan mentah (belum diolah). Ubi jalar dan pangan pokok sagu yang biasa dikonsumsi oleh
singkong sebagian besar bersumber dari sebagian kecil masyarakat suku Amungmee di
produksi sendiri atau dihasilkan dari kegiatan Kelurahan Kwamki bersumber dari pembelian
usahatani. Hal ini disebabkan sebagian besar baik dalam bentuk bahan mentah maupun
responden memiliki pekerjaan sebagai petani. dalam bentuk pangan olahan.
Talas atau keladi hanya sebagian kecil yang
Tabel 2. Sumber Pangan Pokok Masyarakat Suku Amungmee di Kelurahan Kwamki pada
Tahun 2020.
Sumber Pangan
Jenis Diproduksi Dibeli dalam bentuk Dibeli dalam Bantuan dalam
Pangan Pokok Sendiri bahan mentah bentuk sudah diolah bentuk bahan mentah
(%) (%) (%) (%)
Ubi Jalar 85,71 31,43 - -
Singkong 61,54 38,46 - -
Talas / Keladi 28,57 71,43 - -
Sagu - 100,00 100,00 -
Beras - 100,00 - 80,00
113
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
tidak diberikan setiap bulan tetapi masyarakat sebagian besar dibeli (5,20 Kg/bulan),
akan menerima selama 3 bulan sekali dengan sedangkan sagu hanya tersedia rata-rata
rata-rata 6 - 120 Kg/ KK. sebanyak 1,60 Kg/bulan.
Jenis pangan ubi jalar yang merupakan Jumlah pangan pokok yang tersedia
pangan pokok masyarakat suku Amungmee dalam rumah tangga akan menentukan jumlah
tersedia rata-rata sebanyak 16, 44 Kg per bulan pangan pokok yang dikonsumsi. Tersedianya
yang terdiri atas ubi jalar yang diproduksi beras dalam jumlah yang lebih banyak
sendiri sebanyak 11,53 Kg/ bulan dan ibu jalar dibandingkan pangan pokok lainnya diduga
yang dibeli sebanyak 4,91 Kg/bulan. Singkong akan berpengaruh pada jumlah beras yang
tersedia sebanyak 11,58 Kg/bulan yang terdiri dikonsumsi. Baransano dkk (2019)
atas produksi sendiri rata-rata sebanyak 4,38 menjelaskan bahwa ketersediaan pangan beras
Kg/bulan dan singkong yang berasal dari yang semakin meningkat dibandingkan pangan
pembelian rata-rata sebanyak 7,20 Kg/bulan. lokal berdampak pada menurunnya produksi
Jenis pangan lainnya yaitu talas/keladi dan sagu dan produktivitas sumber pangan non beras
hanya tersedia dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga rumah tangga mulai meninggalkan
setiap bulannya yaitu talas/keladi hanya konsumsi pangan lokal, dan mengkonsumsi
tersedia rata-rata sebanyak 5,70 Kg/bulan yang pangan beras yang lebih terjangkau
Tabel 3. Jumlah Pangan Pokok yang Tersedia dalam Rumah Tangga Masyarakat Suku
Amungmee di Kelurahan Kwamki Tahun 2020.
Jenis Jumlah Pangan Pokok Berdasarkan Sumber Pangan (Kg/Bulan)
Pangan Pokok Diproduksi Sendiri Dibeli dalam bentuk bahan mentah
Ubi Jalar 11,53 4,91
Singkong 4,38 7,20
Talas / Keladi 0,50 5,20
Sagu - 1,60
Beras - 42,00
Jumlah Pangan Pokok yang Dikonsumsi cenderung mengkonsumsi beras (nasi) daripada
pangan lokal, bahkan masyarakat menjual
Jumlah pangan pokok yang dikonsumsi
pangan pokok lokal yang diproduksi untuk
masyarakat suku Amungmee di Kampung
membeli beras (beras raskin).
Kwamki Baru cukup bervariasi (Tabel 4).
Pangan ubi jalar yang dikonsumsi rumah Cara Mengolah Pangan Pokok
tangga masyarakat suku Amungmee rata-rata
Bahan pangan pada umumnya
sebanyak 3.451,43 gram per hari sedangkan
mengalami proses pengolahan sebelum
beras dikonsumsi rata-rata sebanyak 3702,86
disajikan menjadi makanan. Pengolahan bahan
gram/hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pangan yang biasa dilakukan seperti rebus,
masyarakat suku Amungmee yang ada di
kukus, goreng dan bakar. Cara mengolah
Kelurahan Kwamki cenderung untuk
berbagai jenis pangan pokok yang dikonsumsi
mengkonsumsi beras lebih banyak
masyarakat suku Amungmee di Kampung
dibandingkan ubi jalar yang merupakan pangan
Kwamki Baru disajikan pada Tabel 5. Jenis
pokok mereka yang sudah dikonsumsi secara
pangan pokok ubi jalar, singkong, talas atau
turun-temurun. Hal ini dikarenakan masyarakat
keladi dan beras yang dikonsumsi masyarakat
suku Amungmee sudah terbiasa
suku Amungmee di Kelurahan Kwamki
mengkonsumsi beras sewaktu masih tinggal
semuanya diolah dengan cara direbus
di daerah asal karena adanya subsidi beras
sedangkan jenis pangan pokok sagu diolah
(beras raskin) yang diberikan oleh pemerintah.
dengan dua cara yaitu direbus/disiram dengan
Hasil penelitian Nebore dkk (2014) pada
air panas dan dibakar. Masyarakat memilih cara
masyarakat Suku Moi di Kota Sorong juga
mengolah dengan cara direbus/disiram dengan
menunjukkan hal yang sama yaitu masyarakat
air panas karena prosesnya mudah dan cepat.
114
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
Tabel 4. Jumlah Pangan Pokok yang Dikonsumsi Masyarakat Suku Amungmee di Kelurahan
Kwamki Tahun 2020
.
Jenis Pangan Pokok Jumlah yang dikonsumsi (gram/hari)
Ubi Jalar 3.451,43
Singkong 2.353,85
Talas / Keladi 2.400,00
Sagu 3.100,00
Beras 3.702,86
115
Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021
semuanya menyatakan bahwa sagu biasa dalam sehari yaitu makan siang dan malam.
dikonsumsi pada saat makan siang. Pada saat pagi hari, mereka umumnya
Berdasarkan Tabel 6 dapat mengkonsumsi makanan ringan seperti kue
disimpulkan bahwa frekuensi konsumsi makan donat, pisang goreng, roti dan juga minuman
masyarakat suku Amungmee yang ada di panas seperti kopi dan teh
Kelurahan Kwamki umumnya hanya dua kali
Ketahanan Pangan. https: // id. m.
KESIMPULAN Wikipedia org. 2017.
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Mimika.
Jenis pangan pokok yang biasa dikonsumsi 2017. Kabupaten Mimika Dalam Angka.
masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Mimika Badan Pusat Statistik.
Kwamki Distrik Mimika Baru adalah beras, ubi Badan Pusat Statistika Kabupaten Mimika.
jalar, singkong, keladi atau talas dan sagu. 2017. Distrik Mimika Baru Dalam
Jumlah pangan pokok yang dikonsumsi rumah Angka 2017. Mimika, Badan Pusat
tangga suku Amungeee yaitu ubi jalar rata-rata Statistika.
sebanyak 3.451,41, gram/hari, singkong Baransano,R., Windia W. dan Suardi. Dewa
sebanyak 2.353,85 gram/hari, talas/keladi O.P.D., 2019. Dampak Perubahan Pola
sebanyak 2.400 gram/hari, sagu sebanyak 3.100 Konsumsi Pangan Lokal Ubi dan Sagu
dan beras sebanyak 3.702,86 gram/hari. Menjadi Pangan Beras di Kampung
Masyarakat suku Amungmee cenderung Makimi, Distrik Makimi. E- Jurnal
untuk mengkonsumsi beras lebih banyak Agribisnis dan Agrowisata Kabupaten
dibandingkan pangan pokok lainnya karena Nabire, Provinsi Papua, 8(2) : 262 -271.
lebih banyak tersedia dalam rumah tangga Hanum,N., 2018. Pengaruh Pendapatan,
dibandingkan dengan pangan pokok lainnya. Jumlah Tanggungan Keluarga dan
Sumber pangan pokok yang dikonsumsi Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi
masyarakat suku Amungmee di Kelurahan Rumah Tangga Nelayan Di Desa
Kwamki berasal dari hasil produksi sendiri, Seuneubok Rambong Aceh Timur.
dibeli dan bantuan pemerintah. Pangan pokok Jurnal Samudra Ekonomika, 2(1) : 75-84
yang diproduksi sendiri yaitu ubi jalar, Nebore Yoku, R.I. Irbayanti N.D. dan
Singkong dan keladi atau talas. Pangan pokok Mamboai, H., 2014. Pergeseran
yang dibeli adalah ubi jalar, singkong, keladi Konsumsi Pangan Pokok Oleh
atau talas, sagu dan beras dan pangan pokok Masyarakat Suku Moi Di Distrik Sorong
yang diperoleh dari bantuan adalah beras dalam Timur Kota Sorong . Jurnal Sosio Agri
bahan mentah. Pangan pokok ubi jalar, Papua 3(2) : 103 – 113.
singkong, keladi atau talas diolah dengan cara Prabowo,D.W. 2014. Pengelompokan
direbus, beras diolah dengan cara ditanak Komoditi Bahan Pangan Pokok dengan
sedangkan sagu diolah dengan cara Metode Analytical Hierarchy Process.
direbus/disiram dengan air panas dan dibakar. Pusat Kebijakan Perdagangan dalam
Ubi jalar, singkong, keladi atau talas dan beras Negeri, BP2KP, Kementerian
dikonsumsi sebanyak dua kali sehari yaitu pada Perdagangan -RI
saat makan malam dan siang sedangkan sagu (http//jurnal.kemendag.go.id )
dikonsumsi sebanyak satu kali sehari yaitu saat Ukkas. I, 2017. Faktor-Faktor Yang
makan siang. Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Kerja Industri Kecil Kota Palopo
DAFTAR PUSTAKA Journal of Islamic Education
Management,2(2) : 187 -198.
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18
Pertanian, 2018. Outlook Konsumsi Tahun 2012 tentang Pangan .
Kalori dan Protein. Jakarta (ID): https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU18-
Kementrian Pertanian Republik 2012Pangan.pdf
Indonesia. Laporan Kinerja Badan
116