Anda di halaman 1dari 29

PROYEK PERUBAHAN

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PELAYANAN KEPADA


NELAYAN PEMILIK KAPAL DIBAWAH GT 7 PADA
KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS
PELABUHAN KELAS I TANJUNG BALAI KARIMUN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SLAMET SUNARTO, SE


NIP : 19740609 199903 1 001
UNIT KERJA : KANTOR KESYAHBANDARAN
DAN OTORITAS PELABUHAN
KELAS I TANJUNG BALAI KARIMUN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SDM APARATUR PERHUBUNGAN
BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


ANGKATAN III
PROYEK PERUBAHAN

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PELAYANAN KEPADA


NELAYAN PEMILIK KAPAL DIBAWAH GT 7 PADA KANTOR
KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS I
TANJUNG BALAI KARIMUN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SLAMET SUNARTO, SE


NIP : 19740609 199903 1 001
UNIT KERJA : KANTOR KESYAHBANDARAN
DAN OTORITAS PELABUHAN
KELAS I TANJUNG BALAI KARIMUN

Telah diseminarkan dan disahkan

Coach Penguji

YOHANES DARSONO, S.SiT., M.M.Tr. RINI TRI, S.SiT., ST.


DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................................

I JUDUL .............................................................................................................................

II PENDAHULUAN ................................................................................................................

III LATAR BELAKANG ...........................................................................................................

IV TUJUAN DAN MANFAAT ..................................................................................................

V OUTPUT DAN OUTCOME ................................................................................................

VI RENCANA AKSI PERUBAHAN ...........................................................................................

VII STAKEHOLDER DAN KEPEMIMPINAN ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................

BIODATA .......................................................................................................................................
” PENINGKATAN EFEKTIVITAS PELAYANAN KEPADA NELAYAN
PEMILIK KAPAL DIBAWAH GT 7 PADA
KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN
KELAS I TANJUNG BALAI KARIMUN”

MENTOR NAMA : HERU MARYANTO


NIP : 19700330 199808 1 001
PANGKAT/GOL : PEMBINA TK.I ( IV/b)
JABATAN : KEPALA BIDANG LALU LINTAS
ANGKUTAN LAUT DAN USAHA
KEPELABUHANAN
TELEPHON : 0812 9036 6611

EMAIL : heru_maryanto3003@dephub.go.id

PROJECT LEADER NAMA : SLAMET SUNARTO, SE


NIP : 19740609 199903 1 001
PANGKAT/GOL : PENATA TK.I ( III/d )
JABATAN : KEPALA SEKSI STATUS HUKUM
KAPAL
TELEPHON : 0812 9595 1131
EMAIL : sunarto.slamet@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
perkenan-NYA sehingga Laporan Implementasi Proyek Perubahan (Hasil Laboratorium
Kepeminpinan) dengan judul “PENINGKATAN EFEKTIVITAS PELAYANAN KEPADA
NELAYAN PEMILIK KAPAL DIBAWAH GT 7 PADA KANTOR KESYAHBANDARAN
DAN OTORITAS PELABUHAN KELAS I TANJUNG BALAI KARIMUN”. Sebagai salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap peserta Diklat pelatihan
Kepemimpinan pengawas Kementerian Perhubungan Angkatan III Tahun 2022.

Atas terselesaikannya Proyek Perubahan ini, ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. ALLAH SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga Proyek Aksi Perubahan ini
dapat tersusun dengan lancar dan tanpa hambatan;
2. Keluarga tercinta atas dukungan doa dan pengorbanan yang diberikan sehingga
menjadi motivasi kepada Penulis;
3. JON KENEDI, M.Mar Eng. MM, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun;
4. Bapak GAMAL SEMBIRING. Kepala Bidang Status Hukum dan Sertifikasi Kapal
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun;
5. Bapak HERU MARYANTO Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Sebagai
Mentor Proyek Perubahan;
6. Ibu YOHANES DARSONO, S.SiT., M.M.Tr., Sebagai Coach Proyek Perubahan yang
memberikan arahan dan bimbingan akademis;
7. Para Widyaiswara yang telah berkenan berbagi ilmu dan memberikan bimbingan
selama diklat ini;
8. Panitia Penyelenggara Diklat Pelatihan Kepemimpinan pengawas Angkatan III Tahun
2022;
9. Rekan-rekan Peserta Diklat pelatihan Kepemimpinan pengawas Angkatan III Tahun
2022;
10. Semua pihak yang telah membantu selama Penulis mengikuti Diklat di Kampus
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Perhubungan (PPSDMAP)
Parung Bogor – Jawa Barat.
Kiranya Tuhan membalas segala amal dan kebaikan yang telah diberikan.

Penulis menyadari Laporan Implementasi Proyek Perubahan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu Kritik dan Saran yang membangun sangat Penulis harapkan demi
penyempurnaan dari Implementasi Proyek Perubahan ini. dan semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat buat kita semua.

Tanjung Balai Karimun, Juni 2022


Peserta Diklat PKP
Angkatan III

SLAMET SUNARTO,SE
Penata TK.I (III/d)
NIP. 19740609 199903 1 001
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan
dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai


Karimun memiliki 12 Wilayah kerja dan 5 Pos Kerja, tentunya dengan wilayah
kerja yang sangat luas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas
I Tanjung Balai Karimun yang dimana para penduduknya mayoritas berprofesi
sebagai nelayan yang masih menggunakan kapal tradisional. Namun sangat
disayangkan masih banyak kapal nelayan dibawah gt 7 yang belum terdata
menjadi tolak ukur perlunya pengoptimalisasian terkait program pelayanan
pengukuran kapal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor


PM 39 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal bahwa dalam
perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian terhadap pengaturan
penerbitan akta atau dokumen pendaftaran kebangsaan kapal, sehingga akan
berdampak pada peningkatan investasi di bidang perkapalan. Kapal yang dapat
didaftarkan kepemilikannya di Indonesia yaitu: Kapal dengan ukuran tonase
kotor paling sedikit GT 7 (tujuh Gross Tonnage), Kapal milik Warga Negara
Indonesia atau Badan Hukum yang didirikan berdasarkan hokum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia dan Kapal milik Badan Hukum Indonesia yang
merupakan usaha patungan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Warga
Negara Indonesia.

Pas Kecil merupakan dokuemn penting yang dapat digunakan sebagai


dokumen kepemilikan kapal, Surat Tanda Kebangsaan Kapal, Dokumen
kelengkapan berlayar, keamanan melakukan pelayaran, jaminan kredit usaha,
serta memberikan kemudahn pendataan jika terjadi bahaya di laut atau saat
berlayar . Pembagian Pas Kecil ini dilakukan tanpa dipungut biaya alias gratis,
Pas Kecil gratis ini diperuntukkan bagi kapal tradisional, khususnya yang
berkapasitas di bawah 7 GT, sejalan dengan pas kecil ini, Kementerian
Perhubungan melakukan pemeriksaan aspek kelaiklautan dan sertifikat kapal.

Selain sebagai Bukti kepemilikan kapal, Pas Kecil juga memiliki banyak
manfaat yang diantaranya adalah sebagai persyaratan untuk peminjaman dana
di bank dan syarat mendapatkan program subsidi dari pemerintah baik pusat
maupun daerah. Tercatat 858 Kapal pada wilayah kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun telah
terdaftar pas kecil yang dimana masih jauh dari harapan, Maka dari itu Penulis
Memilih Judul “Peningkatan Efektivitas Pelayanan Kepada Nelayan Pemilik
Kapal di bawah GT 7” dalam rangka pengoptimalisasian terhadap program
pendataan pas kecil. Dimana nantinya akan dilaksanakan secara terpadu dan
akan melibatkan banyak stakeholder.

Pembuatan Proyek Aksi Perubahan “PENINGKATAN EFEKTIVITAS


PELAYANAN KEPADA NELAYAN PEMILIK KAPAL DI BAWAH GT 7”, oleh
Mentor Bapak Capt. Heru Maryanto, MM menyetujui terlaksananya obyek
perubahan ini dalam rangka pengoptimalisasian pendataan dan pendaftaran
PAS KECIL pada wilayah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Kelas I Tanjung Balai Karimun guna target pencapaian dapat terlaksana
dengan optimal.

1. 2. Deskripsi Kondisi Umum

Berdasarkan UU NO 17 Tahun 2008 tentang pelayaran, Setiap kapal


sebelum dioperasikan wajib dilakukan pengukuran oleh pejabat pemerintah
yang diberi wewenang oleh Menteri, Pengukuran kapal dapat dilakukan
menurut 3 (tiga) metode, yaitu:

1. pengukuran dalam negeri untuk kapal yang berukuran panjang kurang


dari 24 (dua puluh empat) meter;
2. pengukuran internasional untuk kapal yang berukuran panjang 24 (dua
puluh empat) meter atau lebih; dan
3. pengukuran khusus untuk kapal yang akan melalui terusan tertentu.
Berdasarkan pengukuran sebagaimana dimaksud di atas diterbitkan Surat
Ukur untuk kapal dengan ukuran tonase kotor sekurang-kurangnya GT 7 (tujuh)
Gross Tonnage). Pendaftaran kapal dilakukan dengan pembuatan akta
pendaftaran dan dicatat dalam daftar kapal Indonesia. Sebagai bukti kapal
telah terdaftar, kepada pemilik diberikan grosse akta pendaftaran kapal yang
berfungsi pula sebagai bukti hak milik atas kapal yang telah didaftar.
Pendaftaran kapal dilakukan di tempat yang ditetapkan oleh Menteri salah
satunya adalah Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I
Tanjung Balai Karimun.

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai


Karimun memiliki 12 wilayah dan 8 pos kerja yang saling bersinergi dalam
memberikan pelayanan prima bagi pengguna jasa dan masyarakat, mengingat
dengan luas wilayah kerja KSOP Kelas I Tanjung Balai Karimun maka
dibutuhkan teknik pelayanan yang dapat merangkul seluruh pengguna jasa
khususnya dalam pelayanan penerbitan pas kecil kapal. Pada kondisi saat ini
para pengguna jasa masih mengajukan permohonan penerbitan pas kecil ke
kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun
secara langsung yang dimana akan menguras waktu dan biaya sehingga
banyak calon pengguna jasa membatalkan niatnya untuk mengurus sertifikat
pas kecil ini, belum lagi kita melihat kepada masyarakat marginal yang belum
memanfaatkan teknologi secara optimal sehingga kurangnya informasi akan
ketidaktahuan program layanan penerbitan pas kecil ini. Maka dari itu Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun
melalui Kepala Seksi Status Hukum Kapal menyelenggarakan GERAI
TERPADU PAS KECIL sebagai bentuk strategi “Jemput Bola” dalam
peningkatan pelayanan penerbitan pas kecil terkhusus pada kapal nelayan di
bawah Gross Tonnage 7, yang dimana nantinya akan memudahkan banyak
masyarakat dan pengguna jasa yang ingin mendaftarkan kapalnnya melalui
perwakilan Menteri Perhubungan dalam hal ini KSOP Tanjung Balai Karimun
sehingga mendapatkan pas kecil yang memiliki segudang manfaat bagi para
pemilik sertifikat pas kecil.
1. 3. Penetapan Area Perubahan

a. Kondisi Saat ini

Dengan luas wilayah kerja dan jumlah kapal dengan kategori Gross
Tonnage 7 ke bawah di Daerah lingkungan kerja Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun yang relatif banyak
menyebabkan layanan Penerbitan Seritifkat Pas Kecil masih belum berjalan
ideal sesuai yang diharapkan, kondisi tersebut antara lain :
- Pengguna jasa masih diharuskan untuk mengajukan permohonan
secara langsung ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan;
- Jarak yang terlampau jauh bagi calon pengguna jasa yang berada di
luar pada pulau Karimun besar sehingga para pengguna jasa harus
mengeluarkan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk hanya sekedar
mengajukan permohonan saja;
- Kurangnya informasi bagi calon pengguna jasa yang berada jauh di luar
pulau Karimun Besar terkait penerbitan sertifikat pas kecil yang
diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan.

b. Kondisi Pelayanan Publik Yang Diharapkan

Dalam penyusunan penyelenggaraan Gerai Terpadu Pas Kecil telah


direncanakan secara matang dan telah berkoordinasi dengan berbagai
stakeholder yang bertujuan untuk memberikan dukungan guna
terselenggaranya Proyek perubahan Gerai Terpadu Pas Kecil ini secara
maksimal dan tepat sasaran. Diharapkan nantinya pengurusan pengajuan
permohonan penerbitan sertifikat Pas Kecil tidak mengharuskan pengguna
jasa untuk datang ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan untuk
mengajukan permohonan sehingga dapat mengefisienkan waktu dan biaya
bagi penggguna jasa, dan nantinya rutin diadakan sosialisasi terhadap
kelompok-kelompok nelayan terkait pentingnya sertifikat pas kecil dan
segudang manfaatnya sehingga para pengguna jasa khususnya masyarakat
marginal dapat mengetahui informasi tentang pentingnya pas kecil dan cara
pengurusannya.
c. Terobosan Inovatif

Setelah melakukan diagnosis reading, menganalisa dan


mengidentifikasi masalah, membandingkan kondisi ideal dan kondisi saat ini
maka guna peningkatan pelayanan publik diperlukan terobosan inovatif agar
terjadi peningkatan jumlah kapal di bawah GT 7 yang terdaftar pada
Database Kementerian Perhubungan dengan melaksanakan Gerai Terpadu
Pas Kecil di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung
Balai Karimun.

d. Keterkaitan Area Perubahan dengan Isu Strategis Organisasi


Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun berpedoman kepada
Peraturan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Bidang Status
Hukum dan Sertifikasi Kapal memiliki tugas dan fungsi :
1) Pelaksanaan pengukuran, pendaftaran, balik nama, dan hipotik kapal
serta penyiapan penetapan surat tanda kebangsaan;
2) Pelaksanaan penilikan rancang bangun, pengawasan pembangunan
dan perombakan serta dock kapal;
3) Pelaksanaan pemeriksaan nautis, teknis, radio dan elektronik serta
perlengkapal kapal;
4) Pelaksanaan perhitungan dan pengujian stabilitas kapal dan
percobaan berlayar;
5) Pelaksanaan pemeriksaan peralatan pencegahan pencemaran dan
pembersihan tangki serta verifikasi manajemen keselamatan dan
pencegahan pencemaran dari kapal; dan
6) Penyiapan bahan penerbitan sertifikasi keselamatan, pencegahan
pencemaran dari kapal dan manajemen keselamatan kapal.

Oleh karenanya semua proses terkait perencanaan terobosan Gerai Terpadu


harus deprogram dengan baik, karenan dengan proses perencaan yang baik
maka target output dan outcome dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
dapat tercapai secara optimal.
Gambar 1.1
Struktur organisasi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun
BAB II
TUJUAN, MANFAAT, DAN RUANG LINGKUP AKSI PERUBAHAN

2.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya aksi perubahan ini adalah agar meningkatnya pelayanan
kepada nelayan pemilik kapal GT 7 kebawah sehingga pendataan pas kecil
menjadi lebih optimal, berikut tahapan pekerjaan aksi perubahan :

I. Tahapan Jangka Pendek


Melakukan rapat pendahuluan dengan tim Seksi Status Hukum dan
Sertifikasi Kapal dilanjutkan dengan menyusun tim efektif aksi perubahan.

II. Tahapan Jangka Menengah


1. Melaksanakan sosialisasi secara berkelanjutan kepada para
stakeholder, baik internal maupun eksternal. Khususnya pada seksi
Status Hukum dan Sertifikasi Kapal pada KSOP Tanjung Balai Karimun
yang akan bertanggung jawab dalam peningkatan pelayanan dan
memastikan SOP pengajuan permohonan sertifikat pas kecil
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sehingga semua pekerjaan
dapat terukur dengan baik, proses evaluasi berjalan dan validitas serta
akuntabilitas hasil pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan
demikian, seluruh kegiatan teknis dan administratif yang berkaitan
langsung dengan kelaiklautan kapal dapat dijadikan rekomendasi
ataupun referensi oleh Direktorat Kepelautan dan Perkapalan.
2. Mengumpulkan persyaratan permohonan pengajuan sertifikat pas kecil
ke seluruh wilayah kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas
Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun
3. Menentukan jadwal dan mempersiapkan sarana dan prasarana untuk
mendatangi kelompok-kelompok nelayan guna “menjemput”
persyaratan-persyaratan permohonan pengajuan sertifikat pas kecil

III. Tahapan Jangka Panjang


Pennyelenggaraan Gerai Terpadu Pas Kecil dimana nantinya akan KSOP
Kelas I Tanjung Balai Karimun bekerjasama dengan berbagai stakeholder
untuk memberikan bantuan dan manfaat bagi pemegang sertifiat pas kecil.
Secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dari perubahan ini terbagi dalam
tiga tahapan yaitu sebagai berikut :

Jangka
• Pendahuluan Menengah • Penyelenggaraa
• Tim Efektif • Sosialisasi dan Gerai Terpadu
Infomasi
• Pengumpulan
persyaratan
Jangka Pendek Jangka Panjang

2.2 Manfaat
Manfaat Proyek Perubahan bagi Organisasi, yaitu :
A. Dengan adanya Gerai Terpadu Pengukuran Pas Kecil, para pemilik
kapal di bawah GT 7 dimudahkan dikarenakan pelayanan yang
diberikan langsung ke tempat para pemilik kapal (on the spot). Maka
waktu kerja lebih efektif serta terhindar dari adanya dugaan pungutan
liar dalam proses pemberian Rekomendasi;
B. Dengan adanya Gerai Pas Kecil, pemilik kapal di bawah GT 7 akan
mendapatkan berbagai manfaat seperti dana KUR, Subsidi BBM dan
banyak lainnyat;
C. Para Petugas dimudahkan untuk memantau sehingga mengetahui
data-data dari status hukum kapal di bawah GT 7 pada lingkungan
kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai
Karimun;
D. Memudahkan petugas untuk memediasi apabila terjadi kecelakaan
kapal.

2.3 Ruang Lingkup Aksi Perubahan


Ruang lingkup dari aksi perubahan ini adalah Peningkatan pelayanan
penerbitan sertifikat pas kecil di daerah lingkungan kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun,
dengan ruang lingkup meliputi :
A. Membentuk tim kerja dan membangun komitmen dengan menyusun
SK tim Implementasi Aksi Perubahan
B. Menyusun data awal perencanaan penyelenggaraan Gerai Terpadu;
C. Menyusun rencana sosialisasi sekaligus pengumpulan syarat dokumen
pengajuan pas kecil ke daerah-daerah yang sulit dijangkau;
D. Finalisasi Penyelenggaraan Gerai Terpadu Pas Kecil.
BAB III
STANDAR KEBERHASILAN AKSI PERUBAHAN

3.1.Standar / Kriteria Keberhasilan


Kriteria keberhasilan dari pelaksanaan aksi perubahan ini adalah
terselenggaranya pelayanan penerbitan sertifikat pas kecil di daerah lingkungan
kerja Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai
Karimun secara optimal.
Faktor kunci keberhasilan dari aksi perubahan ini adalah:

a. Dukungan Mentor, Coach dan Tim Efektif dalam aksi perubahan dan
stakeholder (pemangku kepentingan) yang juga menerima
manfaat/keuntungan dari hasil aksi perubahan;
b. Adanya komitmen dan dukungan untuk melakukan perubahan dari para
stakeholder internal yang menerima manfaat dari hasil aksi perubahan ini;
c. Komunikasi dan koordinasi yang baik antar Mentor, Coach, Project Leader
dan anggota tim efektif dalam proses peningkatan pelayanan penerbitan
sertifikat pas kecil;
d. Dukungan moriil dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun dalam memberikan kesempatan bagi reformer untuk
mengimplementasikan aksi perubahan.

3.2.Identifikasi Potensi Masalah, Risiko dan Solusi


Dalam penyusunan aksi perubahan Manajemen Implementasi Rencana Induk
Pelabuhan Tanjung Priok telah diidentifikasi potensi masalah, resiko dan solusi
dalam suatu manajemen risiko sebagaimana tabel dibawah ini:
POTENSI LEVEL
NO RISIKO TINDAKAN ANTISIPASI
KENDALA RISIKO
Keterlambatan Menetapkan timeline secara detail, melakukan
Anggota tim efektif tidak penyusunan koordinasi dan pengawasan implementasi
focus dikarenakan perencanaan sosialisasi kegiatan secara ketat dan berkelanjutan,
1 3
beban pekerjaan rutin terkait sertifikat pas kecil koordinasi dan komunikatif intensif dengan
yang sangat banyak ke daerah yang sulit pemangku kepentingan terkait
dijangkau
Saling memberi motivasi bahwa keberhasilan
Semangat kerja tim Kegiatan tidak berjalan proyek perubahan hanya bisa dicapai dengan
2 2
menurun sesuai jadwal kerja tim yang solid dan kesuksessan
merupakan kebanggaan bersama
Banyak masyarakat Menyebarkan informasi secara broadcast
tidak mengetahui akan melalui Platform media sosial dan rutin
Kurangnya Informasi keberadaan layanan menyelenggarakan sosialisasi-sosialisasi
3 bagi calon pengguna sertifikat pas kecil yang 4 terkait pentingnya sertfikat pas kecil bagi
jasa diselenggarakan oleh pemilik kapal dengan Gross Tonage 7 ke
Kementerian bawah
Perhubungan
Pengguna jasa enggan
Kurang tersedianya
mendaftarkan kapalnnya Mengadakan strategi pelayanan “Jemput Bola”
Akomodasi bagi para
dikarenakan beban sebagai bentuk peningkatan pelayanan
4 pengguna jasa yang 4
biaya akomodasi ke Penerbitan sertifikat pas kecil di KSOP Tanjung
bukan berasal dari
kantor KSOP sangat Balai Karimun
Pulau Karimun
mahal
Dampak (Konsekuensi)
1 2 3 4 5
MATRIKS ANALISIS RISIKO
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Kemungkinan

Hampir pasti
5 5 10 15 20 25
terjadi

4 Sering terjadi 4 8 12 16 20

Mungkin
3 3 6 9 12 15
terjadi

2 Jarang terjadi 2 4 6 8 10

Hampir tidak
1 1 2 3 4 5
terjadi

Keterangan :
WARNA DESKRIPSI LEVEL BESARAN RESIKO
Sangat Tinggi 5 21-25
Tinggi 4 16-20
Sedang 3 11-15
Rendah 2 6-10
Sangat Rendah 1 1-5
Tabel 3.4 Level Risiko
No. Level Risiko Besaran Risiko Tindakan yang diambil
Diperlukan tindakan segera untuk mengelola
1 Sangat Tinggi (5) 21-25
risiko
2 Tinggi (4) 16-20 Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko
3 Sedang (3) 11-15 Diambil tindakan jika sumber daya tersedia
4 Rendah (2) 6-10 Tidak diperlukan tindakan
5 Sangat Rendah (1) 1-5 Tidak diperlukan tindakan

Tabel 3.5 Skaa Kemungkinan Risiko

Level Kemungkinan )Probabilitas) Kriteria Kemungkinan (Probabilitas)


Peristiwa hanya akan timbul pada kondisi yang luar biasa. Sangat jarang terjadi, hanya 1
Hampir Tidak Terjadi (1)
kali dalam 1 tahun
Jarang terjadi (2) Peristiwa jarang terjadi, antara 2 2sampai 5 kali dalam 1 tahun
Mungkin terjadi (3) Peristiwa kadang-kadang bias terjadi, antara 6 sampai 9 dalam 1 tahun
Peristiwa sangat mungkin terjadi pada sebagian kondisi, antara 10 sampai 12 kali dalam 1
Sering terjadi (4) tahun
Persentase > 20 dan ≤ 50 %
Perisitiwa selalu terjadi hamper pada setiap kondisi, lebih dari 12 kali
Hampir pasti terjadi (5) dalam 1 tahun
Persentase > 50$
3.3.Pelaksanaan Manajemen Implementasi

Dalam Aksi Perubahan Peningkatan Efektivitas Pelayanan Kepada


Nelayan Pemilik Kapal Dibawah Gt 7 daoat dinyatakan berhasil apabila
pengguna jasa dalam hal ini adalah sebagai target sasaran dari aksi perubahan
ini merasa terbantu dan dimudahkan akan adanya terobosan yang daoat
memangkas waktu dan biaya, sebagai bahan evaluasi bagi seksi Status Hukum
kapal untuk dapat melaksanakan manajemen implementasi pelayanan
ditentukan menggunakan skema POAC (Planning,Organizing-Actuating-
Controlling) sehingga memudahkan pelaksanaan manajemen tim efektif dalam
mengendalikan pelaksanaan Aksi Perubahan.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I


Tanjung Balai Karimun merupakan pelaksana manajemen. Kepala Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun
sebagai manajer dalam melaksanakan tugas dibantu oleh para pejabat structural
lainnya yaitu para Kepala Bidang dan Kepala Seksi. Adapun fungsi manajemen
dalam Peningkatan Efektivitas Pelayanan kepada Nelayan Pemilik kapal
dibawah GT 7 adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Perencanaan (Planning)


Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan
serangkaian keputusan untuk mengambil Tindakan di masa yang akan
datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan
sarana yang optimal .

b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Pengorganisasian adalah proses kerja sama dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Proses
pengorganisasian menyangkut proses bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam struktur
organisasi yang tepat dan Tangguh, system dan lingkungan dalam
sebuah struktur organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan
bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian organisasi .

c. Fungsi Pengarahan (Actuating)


Pengarahan adalahsuatu proses pembimbingan, pemberian
petunjuk, dan instruksi bawahan agar mereka bekreja sesuai dengan
rencana yang ditetapkan .
d. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Controlling adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi terhadap apa
yang dilakukan sehingga kegiatan dapat terarahkan sesuai dengan
maksud tujuan.

Gambar 3.1 Pelaksanaan Manajemen Implementasi


Controlling Planning
Melakukan evaluasi menyeluruh terkait Penysunan Manajemen terkait
peningkatan efektivitas pelayanan peningkatan efektivitas pelayanan
kepada nelayan pemilik GT 7 kebawah kepada nelayan pemilik GT 7 kebawah

Actuating Organizing
Melaksanakan langkah-langkah yang Berkoordinasi bersema stakeholder
telah disiapkan guna internal dan eksternal sebelum
mengimplementasikan aksi perubahan pelaksanaan implementasi
peningkatan efektivitas pelayanan
kepada nelayan pemilik GT 7 kebawah

3.4.Faktor Kunci Keberhasilan (Key Success Factor)

Terdapat 3 kunci keberhasilan dari aksi perubahan Peningkatan Efektivitas


pelayanan kepada nelayan pemilik kapal dibawah GT 7, dianataranya sebagai
berikut
1. Diharapkan Kegiatan Ini Juga Dapat Mengedukasi Masyarakat Maritim
Tentang Pentingnya Aspek Keselamatan Dan Keamanan Pelayaran;
2. Dengan Memiliki Pas Kecil Ini Para Nelayan Memiliki Kekuatan Hukum Untuk
Kepemilikan Kapal;
3. Dengan Kegiatan Ini Akan Memudahkan Pemerintah Dalam Mendata Para
Nelayan Sehingga Apabila Program-program Peningkatan Pengetahuan Bagi
Para Nelayan Nantinya Akan Lebih Mudah Mendapatkan Data Yang Lebih
Tepat Sasaran.
BAB IV
DESKRIPSI & HASIL PELAKSANAAN AKSI PERUBAHAN

4.1. Pelaksanaan Tiap Tahapan Kegiatan


Untuk mendukung berjalannya kegiatan aksi perubahan ini, maka dibuatlah
Milestone berupa tahapan kegiatan dan target capaian jangka pendek,
menengah dan panjang yang akan dilakukan oleh tim efektif.

No Kegiatan Output Waktu

Jangka Pendek : Maret 2022


1 Menyusun Rencana Sosialisasi - Undangan
(Whatsapp group)
02 Maret 2022
- Notulen Rapat
- Dokumentasi
2 Pembentukan tim efektif &
SK Tim Efektif
penyusunan pembagian tugas dan 07 Maret 2022
tanggung jawab
3 Memberikan sosialisasi terkait penting
Dokumentasi 24-30 Maret 2022
pas kecil
Jangka Menengah : April 2022
1 Berkoordinasi dengan tim lapangan Dokumentasi
05 April 2022

2 Mengumpulkan Persyaratan terkait


permohonan pengajuan penerbitan Dokumen 06-11 April 2022
sertifikat pas kecil
3 Berkoordinasi dengan para
Dokumentasi 18-28 April 2022
Stakeholder terkiat aksi perubahan
4 Menentukan Jadwal penyelenggaran
gerai terpadu dan mempersiapkan Dokumentasi 13-18 Mei 2022
sarana dan prasarana
Jangka Panjang : Jan – Des 2021
1 Penyelenggaraan Gerai Terpadu pas
kecil pada Kantor Kesyahbandaran
Dokumentasi Mei – Juni 2022
dan Otoritas Pelabuhan Kelas I
Tanjung Balai Karimun
4.2 Analisis Stakeholder Internal Dan Eksternal :
Peran Dan Pengaruhnya

Secara garis besar stakeholder yang berkaitan dalam rancangan aksi


perubahan ini terbagi dalam dua bagian yaitu stakeholder internal dan
stakeholder eksternal dan dapat ditunjukan keterkaitannya didalam Net Map
berupa analisis Social Network yang menjelaskan keterhubungan antar masing-
masing individu didalam aksi perubahan ini, berikut gambar dan keterangan dari
pola komunikasi dan koordinasi antar stakeholder di dalam aksli perubahan ini :

Kepala KSOP Tanjung


Balai Karimun

9
Seksi KBPP
Perusahaan
pelayaran/ INSA 9 9

PROJECT Seksi Lala dan


Perusahaan LEADER 6
keagenan
5 Kepelabuhan

7 Sub bag Tata


usaha

Staf Seksi status


Hukum dan
sertifikasi kapal
No Simbol Keterangan

1. Kordinasi

2. Project Leader

3. Mentor

4. Stakeholder internal

5. Satekholder eksternal

Dari gambar diatas, rincian peran serta analisis pembagian stakeholder


internal dan eksternal disajikan sesuai tabel di bawah ini :
No Stakeholder Peran Dukungan Analisis Milestone

I Internal
1. Kasubag Tata Usaha Pemberi Dukungan, + Promoters JP, JM,
Saran, Masukan JPN
2. Kepala Bidang Lala dan Mentor + Latents JM, JPN
Kepelabuhanan
3. Kasi Lain pada Kantor Pemberi Dukungan, + Promoters JP, JM,
KSOP Tanjung Balai Saran, Masukan dan JPN
Karimun Penentu Kebijakan
4. Staff Seksi Status Hukum Pemberi Dukungan, + Latents JM, JPN
dan sertifikasi Saran, Masukan dan
Penentu Kebijakan
II Eksternal
1. Pemilik kapal / Kelompok Pemberi Dukungan, + Promoter JM, JPN
Nelayan Saran, Masukan
serta penerima
manfaat
2. Keagenan Kapal Penerima Manfaat + Promoter JJPN

Berdasarkan jenis stakeholders diatas, keterlibatan dari peran masing-masing


dalam proyek perubahan ini dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kuadran
dalam Peta Stakeholder sebagai berikut
Latents Promoters
Kasubag tata usaha Ka. KSOP Tanjung Balai Karimun
Staff tata usaha Pemilik kapal / INSA
Keagenan kapal,

Apathetics Defenders
Seksi lain pada kantor KSOP Staf Seksi status hukum dan
Tanjung Balai Karimun sertifikasi kapal

Dari uraian masing-masing kelompok stakeholders sebagaimana disampaikan diatas


maka dapat diuraikan sebagai berikut :
Kategori Strategi

Promoters adalah pihak-pihak yang akan Strategi Komunikasi yang digunakan untuk
mendukung secara positif demi kategori stakeholder Promoters adalah :
keberhasilan aksi perubahan. Pihak-pihak 1. Memberikan laporan terkait
tersebut mempunyai pengaruh yang kuat pelaksanaan aksi perubahan dilakukan
sekaligus kepentingan yang tinggi (high untuk memberikan masukan, arahan
power high interest). dan dukungan;
- Kepala kantor KSOP Tanjung Balai 2. Melibatkan para pihak yang
Karimun berkepentingan membantu capaian
- Pemilik kapal / INSA aksi perubahan dalam sertifikasi kapal;
- Keagenan Kapal 3. Selalu membangun komunikasi dan
koordinasi yang efektif dengan staf
selaku anggota tim efektif;
4. melakukan masukan terkait progress
proyek perubahan sehubungan saran
dan masukan penerapannya..
Latents adalah pihak-pihak yang Strategi Komunikasi yang digunakan untuk
mempunyai ketertarikan yang rendah kategori stakeholder Latens adalah :
terhadap keberhasilan aksi perubahan 1. Melakukan diskusi dan pendekatan
namun di sisi lain pengaruhnya terhadap secara formal maupun informal dan
pihak lain dan keberhasilan aksi apabila perlu melakukan kontak
perubahan sangat kuat mengingat secara dengan mereka
struktural memegang fungsi teknis yang 2. Tunjukkan bagaimana aksi perubahan
menjadi kewenangannya di masing-masing memiliki efek positif terhadap isu yang
unit kerja (high power low interest). menjadi perhatiannya
- Kasubag TU beserta staf subbag tata
usaha
Defenders adalah pihak yang memiliki Strategi Komunikasi yang digunakan untuk
pengaruh keberhasilan aksi perubahan kategori stakeholder Defenders adalah :
sangat kecil (low power) meskipun memiliki 1. Menyampaikan informasi terkait aksi
ketertarikan yang tinggi (high interest). perubahan pada saat rapat.
- Staf Seksi Status Hukum dan Sertifikasi 2. Membangun komunikasi yang baik dan
Kapal efektif.

Apethetics adalah pihak yang memiliki Strategi Komunikasi yang digunakan untuk
ketertarikan yang rendah (low interest) dan kategori stakeholder Apethetics adalah :
kekuatan yang kecil (low power) terhadap 1. Mensosialisasikan rencana aksi
keberhasilan aksi perubahan perubahan.
- Seksi Lain yang berada dilingkungan 2. Meyakinkan bahwa aksi perubahan
KSOP Tanjung Balai Karimun akan bermanfaat terhadap peningkatan
pelayanan yang akan dilakukan.

4.3 KENDALA DAN STRATEGI MENGATASINYA :


INTERNAL DAN EKSTERNAL

Dalam melaksanakan kegiatan aksi perubahan ini, terdapat beberapa kendala


baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh tim efektif. Adapun kendala
dimaksud dan strategi penanganannya sebagai berikut:
Potensi Kendala Strategi Penanganan

Keterbatasan waktu dan situasi dalam Membuat jadwal yang terukur dan memiliki
melaksanakan agenda perubahan sebagai lembar kontrol agar setiap tahapan selesai
dampak dari pandemic Covid 19 sesuai target
Kurang maksimalnya komitmen dari Pendekatan secara informal untuk
stakeholder terkait dikarenakan beban penyelesaian rencana kerja yang telah
kerja yang sangat tinggi disusun.
4.4 KEBERHASILAN AKSI PERUBAHAN

Tingkat keberhasilan aksi perubahan dapat dikatakan tercapai sepenuhnya


ketika peningkatan pelayanan kepada nelayan pemilik kapal GT 7 kebawah
pada kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai
Karimun dapat dilaksanakan sesuai target jangka pendek dan jangka
menengah.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dengan makin besarnya jumlah kelompok nelayan di wilayah kerja Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai Karimun,
maka peran sosialisasi dan strategi pendekatan kepada pengguna jasa
dalam hal ini nelayan diharapkan mampu meningkatkan pendataan kapal-
kapal berukuran Gross Tonage 7 kebawah sebagai kunci keberhasilan aksi
perubahan Peningkatan Efektivitas Pelayanan Nelayan Pemilik Kapal GT 7
kebawah. Maka dari itu perlunya dukungan, serta keterkaitan antara seluruh
stakeholder internal maupun eksternal agar terwujudnya suatu pelayanan
yang lebih efektif dan efisien.

4.2 REKOMENDASI

Dengan demikian, sebagai rekomendasi untuk sasaran jangka Panjang


Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Balai
Karimun mengajukan ke kantor pusat Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut untuk membuat aplikasi pengajuan pas kecil, sehingga para nelayan
dapat mengajukan permohonan berbasis soft-copy secara daring maupun
langsung ke Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung
Balai Karimun.
LAMPIRAN
A. Rancangan Aksi Perubahan

B. Bukti fisik atau hasil aksi perubahan


C. Bukti fisik pendukung (SK Tim, Undangan Rapat, Daftar Hadir, Notulen Rapat,

Photo dan lainnya)

D. Slide/ tayangan pada Seminar Implementasi Aksi Perubahan

Anda mungkin juga menyukai