Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 TR 2

Nama : Wemi Landri (1910070140041)

SOAL :

Seorang ibu berusia 45 tahun, mengalami pilek yang tidak kunjung sembuh. Apabila tekan
daerah pipi, terasa sakit. Kemudian ibu tersebut berobat kepoli dokter spesialis THT. Oleh
dokter diberikan surat pengantar foto, kemudian dibawa keradiologi.

JAWABAN :

Teknik Radiografi sinus paranasal dengan klinis sinusitis

A. Sinusitis
Sinusitis merupakan infeksi pada mukosa sinus dan dapat dikategorikan sebagai
sinusitis akut atau kronis. Pasien dengan kelainan sinusitis akan merasa sakit kepala,
nyeri, bengkak di sekitar sinus yang terinfeksi dan disertai demam ringan
(Lampignano, 2018). Untuk menegakkan diagnosa pada pasien dapat dilakukan
melalui pemeriksaan radiologi sinus paranasal

B. Anatomi SPN
Sinus paranasal merupakan rongga yang berisi udara yang dilapisi oleh membran
mukosa yang berada di sekitar rongga hidung. Rongga udara yang mengisi sinus
paranasal biasanya disebut dengan accessory nasal sinus. Adapun sinus paranasal
terbagi atas empat kelompok menurut letak tulang, yaitu sinus maksilaris, sinus
frontalis, sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis.
C. Prfil Kasus Pasien
Identitas Pasien :
Nama : Nn.X
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pasien :
Pasien mengalami mengalami pilek yang tidak kunjung sembuh. Apabila tekan daerah
pipi, terasa sakit.
Diagnosa Dokter :
Pasien Mengalami Sinusitis

D. Terknik Pemeriksaan

Persiapan pasien :

Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi sinus paranasal antara lain
melepaskan benda-benda logam,plastik atau benda lain yang terdapat dikepala. Pengambilan
radiograf dengan pasien berdiri atau tiduran.

Proyeksi Lateral

Teknik Radiografi sinus paranasal (Standar)

1) Proyeksi lateral

Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi lateral adalah untuk


menampakkan patologi sinusitis, osteomilitis dan polip. Teknik pemeriksaan proyeksi
lateral:

a) Posisi pasien
Atur pasien posisi berdiri

b) Posisi objek:

(1) Letakkan lateral kepala yang sakit dekat dengan kaset

(2) Atur kepala hingga benar-benar pada posisi lateral (MSP sejajar kaset)

(3) IPL tegak lurus kaset

(4) Atur dagu hingga IOML tegak lurus terhadap samping depan kaset

c) Sinar pusat:

(1) Arah sinar tegak lurus horizontal terhadap kaset

(2) Titik bidik tegak lurus terhadap kaset diantara outer canthus dan EAM

FFD : 100 cm

Kaset : 18x24 atau 34 x 30 cm

Kv : 55 mA : 100 S : 50

d) Kolimasi

Pada semua rongga sinus

e) Pernafasan :

Pasien tahan nafas selama ekposi berlangsung

f) Kriteria radiograf :
Tampak sinus maksillaris,sinus spenoid, sinus frontal dan sinus
ethimoid tampak secara lateral

Kriteria gambaran

 Tidak terjadi rotasi pada nasal


 Tampak tulang nasal dan frontonasal suture

Teknik Radiografi sinus paranasal (Khusus)

1) Proyeksi parietoacanthial (waters method open mouth)

Menurut Bontrager (2010), tujuan dilakukannya proyeksi


parietoacanthial (waters method open mouth) untuk menampakkan patologi
sinusitis, osteomilitis dan polip. Teknik pemeriksaan proyeksi parietoacanthial
(waters method open mouth):

a) Posisi Pasien

Atur pasien dalam posisi erect dan membuka mulut


b) Posisi Objek :

(1) Ekstensikan leher, istirahatkan dagu di meja pemeriksaan

(2) Atur kepala sehingga OML membentuk sudut 370 terhadap kaset

(3) MSP tegak lurus terhadap grid

c) Sinar pusat :

(1) Arah sinar tegak lurus horizontal terhadap kaset

(2) Titik bidik pada pertengahan kaset keluar menuju acanthion

(3) Minimum SID 100 cm

d) Kolimasi

Pada semua rongga sinus

e) Pernafasan

Pasien tahan nafas selama pemeriksaan berlangsung

f) Kriteria radiograf :

Sinus maksillaris tampak tidak super posisi dengan prosesus alveolar


dan petrous ridges, Inferior orbital rim tampak, Sinus frontal tampak oblique
dan tampak sinus spenoid dengan membuka mulut

Anda mungkin juga menyukai