Anda di halaman 1dari 4

2.

5 M3 (Methode)

2.5.1 MAKP

Kepala Ruangan
Feri Antoni, S.Kep., Ns

Katim 1 Katim 2
Andhik Kisworo, S.Kep., Ns Siti Nur Hasanah, Amd.kep

KJ dan PP KJ dan PP
(P-S-M) (P-S-M)

Berdasarkan hasil observasi tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD Waluyojati
Kraksaan didapatkan hasil bahwa model yang digunakan di ruang IGD RSUD Waluyojati
Kraksaan adalah model MAKP Tim dengan kepala ruangan adalah seorang S1 Keperawatan
dan mempunyai 2 Katim yang mempunyai kepala jaga dan beberapa perawat pelaksana,
dimana seorang perawat pelaksana bertanggung jawab atas beberapa pasien, sudah berjalan
cukup baik, setiap sift terdiri dari 1 katim, 1 kepala jaga dan perawat pelaksana.

2.5.2 Timbang Terima

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas
sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil dari pengamatan tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD
Waluyojati Kraksaan timbang terima melibatkan karu, katim dan PP, ketika timbang terima di
ruang IGD RSUD Waluyojati juga dilakukan keliling pada pasien untuk konfirmasi secara
langsung dengan mendatangi pasien satu-persatu dan langsung melihat kondisi klien yang
sedang dioperkan.

2.5.3 Supervisi

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan


pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan
secara efisien dan efektif. Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang
bermutu setiap saat. Dalam melaksanakan supervisi terdapat beberapa unsur pokok. Unsur-
unsur pokok yang dimaksud adalah pelaksana, sasaran, frekuensi, tujuan dan teknik
(Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil dari pengamatan tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD
Waluyojati Kraksaan didapatkan bahwa tidak terjadwal secara tetap dalam melakukan
supervisi. Supervisi tidak hanya dilakukan oleh kepala ruangan saja namun juga dilakukan oleh
KSP kepada katim dan perawat. Karu melakukan supervisi secara langsung mengamati mulai
dari timbang terima sampai pelaksanaan tindakan keperawatan.

2.5.4 Discharg Planning

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah
pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukanperawatan mandiri
di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika perawat profesional,
pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikandan mengatur kontinuitas keperawatan.
Perencanaan pulang diperlukan oleh pasiendan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD Waluyojati
Kraksaan didapatkan bahwa discharge planning belum terlaksana. Perawat hanya memberikan
Healt Education kepada pasien dan keluarga.

2.5.5 Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2011).

Berdasarkan hasil pengamatan tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD Waluyojati
Kraksaan bahwa pasien tidak diperbolehkan menyimpan obat sendiri, semua obat diserahkan
kepada perawat untuk dikelola dan diberikan kepada pasien ketika dibutuhkan. Sentralisasi
obat di ruang IGD RSUD Waluyojati Kraksaan tempatnya di farmasi belum ada depo farmasi
khusus Ruang IGD tersendiri.

254.6 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah


keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan,dan perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2014).

Berdasarkan hasil pengamatan tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD Waluyojati
Kraksaan didapatkan bahwa ronde keperawatan belum terlaksana karena membutuhkan waktu
yang lama untuk mengumpulkan profesi lain sedangkan pasien di IGD hanya diobservasi
maksimal 6 jam sebelum pindah ke ruang rawat inap.

2.5.7 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan


keperawatan profesional. Ners profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan. Kesadaran
masyarakat terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas
sangat dibutuhkan. Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi, proses
keperawatan, dan standar asuhan keperawatan. Efektivitas dan efisiensi sangat bermanfaat
dalam mengumpulkan informasi yang relevan serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi
keperawatan.

Berdasarkan hasil pengamatan tanggal 22 Juni 2022 di ruang IGD RSUD Waluyojati
Kraksaan didapatkan bahwa pendokumentasian pada form rekam medis dimulai dari triase IGD
dan persetujuan umum pasien baru.

Anda mungkin juga menyukai