Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Terkait Kebutuhan Belajar Anak Sekolah

DISUSUN OLEH :
MUTHIA HELMI
1914201022
Keperawatan 6A

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Helmanis Suci, M.kep

PROGRAM STUDI S1KEPERAWATAN


STIKES ALIFAH PADANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-NYA, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Askep terkait kebutuhan belajar anak
sekolah“. Makalah ini sebagai salah satu persyaratan untuk mata kuliah Keperawatan Keluarga
progam studi ilmu keperawatan STIKES ALIFAH PADANG.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan,
namun berkat bantuan dan bimbingan, petunjuk serta dorongan dari semua pihak, akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun, sangat diharapkan penulis dalam perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

Padang, 07 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2

A. Konsep Dasar Medis.............................................................................2

1. Defenisi............................................................................................2-5

B. Konsep Dasar Keperawatan...................................................................6

1. Pengkajian...........................................................................................6

2. DiagnosaKeperawatan.....................................................................6
3. Intervensi.........................................................................................7

4. Implementasi……………………………………………..................................

5. Evaluasi………………………………………………………................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................18

A. Kesimpulan...........................................................................................18

B. Saran.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan
tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak adalah seseorang yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin (menikah) (UU No. 4 tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak).
Menurut Hurlock (1980) saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun
tetapi berumur 18 tahun, dan masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun.

Kelompok-kelompok usia anak terdiri dari 3 kelompok yaitu :


1. Usia prasekolah : 2 – 5 tahun
2. Usia sekolah : 6 – 12 tahun
3. Usia remaja : 13 - 18 tahun

B. Tujuan
● Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada anak
usia sekolah.

● Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga dengan anak usia
sekolah.
2. Agar mahasiswa mampu mengangkat diagnosa keperawan pada keluarga dengan
anak usia sekolah.
3. Agar mahasiswa mampu melakukan intervensi pada keluarga dan anak usia sekolah

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga
lainnya.
b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan.
c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan membuat
suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.

2. Label yang digunakan pendidik/guru


a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang
dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu
ekstrakurikuler
b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai dewasa.

3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi


a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh
teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui
oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku.
c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi
konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat besar
karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain.
B. Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak

Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust :


Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permaina umum.
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh.
Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya
Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepa Mengembangkan
ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
Mencapai kebebasan pribadi

C. Perkembangan Usia Sekolah ( Tugas Mandiri) Masalah Anak Usia Sekolah


I. Bahaya Fisik

a. Penyakit
• Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.
• Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri.

b. Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
• Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan
untuk keberhasilan social.
• Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi
rendah diri

c. Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai
kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya
sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang
akan mempengaruhi hubungan social.

d. Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul
perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.

e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya
sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai
penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak.

II. Bahaya Psikologis


a. Bahaya Dalam Berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia
sekolah yaitu :
- kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan
menghambat komunikasi dengan orang lain.
- kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak
jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja.
- anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan
sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa
bahwa ia berbeda.
- pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang lain,
membual akan ditentang oleh temannya.

b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat
sehingga kurang disenangi orang lain

c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota
kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan
bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.

d. Bahaya Dalam Konsep Diri


Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas
terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep
sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan
bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya
berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan
pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

e. Bahaya Moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-
anak. :

1. perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan


konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2. tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku.
3. disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan.
4. hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5. menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga menjadi perilaku kebiasaan.
6. tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah.

f. Bahaya Yang Menyangkut Minat


Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :

1. tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman


sebaya.
2. mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai
bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah.

g. Bahaya Hubungan Keluarga


Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :

1. Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang
tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung
mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya
2. Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua
sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak
3. Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin
lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah
dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya
menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
4. Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih
buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua
cenderung membenci hal itu
5. Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi
persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh
pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya
beban yang harus dilakukan di rumah.
6. Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan
idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang
tuanya dengan orang tua teman-temannya.
h. Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih
terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan
saudara yang dianggap kesayangan orang tua.
i. Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap
sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan
memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak.
j. Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua
kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas
dan perilaku yang sulit.
k.

D. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep


keluarga).
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan.
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang
telah dicapai).
f. Pemeriksaan fisik.

3. Lengkapi dengan pengkajian focus.


II. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :


1. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu:

1. Masalah aktual/risiko.

● Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.


● Menarik diri dari lingkungan social.
● Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
● Mudah dan Sering marah.
● Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
● Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
● Keengganan melakukan kewajiban agama.
● Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
● Gangguan komunikasi verbal.
● Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).
● Nyeri (akut/kronis).
● Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak.

2. Potensial atau sejahtera

● Meningkatnya kemandirian anak.


● Peningkatan daya tahan tubuh.
● Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
● Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
● Pemeliharaan kesehatan yang optimal.

III. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang
adekuat.
Intervensi :
• Diskusikan tentang tugas keluarga.
• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga
sakit.
• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga.
• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan
yang telah dilakukan.
• Ajarkan cara merawat anak dirumah.
• Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga.

2. Risiko/risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun.
Intervensi :
• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternative.

3. Potensial atau sejahtera Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota


keluarga.
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya.
• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).
• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.

IV. Evaluasi

Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendalk dicapai mengacu pada kriteria hasil
yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan pada keluarga untuk
menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai dengan tugas perkembangan
keluarga dibidang kesehatan.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan


pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :


1. Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga Yang termasuk pada pengkajian
keluarga adalah :
a. mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural.
b. data lingkungan.
c. strukturdan fungsi keluarga.
d. stress dan strategi koping yang digunakan keluarga.
e. perkembangan keluarga sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu
sebagai anggota keluarga adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan spiritual.

2. Perumusan diagnosa keperawatan


3. Penyusunan perencanaan Perencanaan disusun dengan membuat prioritas, menetapkan
tujuan, identifikasi sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan
memobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga, masyarakat dan pemerintah.
5. Evaluasi : Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.

A. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :
a. wawancara keluarga.
b. observasi fasilitas rumah
c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga
d. data sekunder, misal hasil pemeriksaan laboratorium, X-ray, papsmear, dsb.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
I. Data Umum, meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan nomor telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram (nama anggota keluarga, sex, hubungan dengan
KK, usia, pendidikan, status iminisasi; BCG, Polio I – IV, DPT I – III, Hepatitis I –
III dan campak).
6. Tipe keluarga menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7. Suku bangsa Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarg Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (siapa
yang mengatur keuangan ?).
10. Aktifitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi Rekreasi kelurga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti Contoh : Keluarga Tn. S mempunyai 4 orang anak, anak
pertama berusia 17 tahun dan anak bungsu berusia 7 tahun maka keluarga Tn. S
berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia remaja.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas


perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
tersebut belum terpenuhi Contoh : Bayi berumur 6 bulan kepala belum bisa tegak, ibu
tidak berani mengangkat. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangannya, adaptif
atau tidak ?A.

3. XI.Harapan Keluarga Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat


(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
B. Pengkajian Fokus
Perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh :
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena ada
perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang).
C. Pada tahap tiap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang
harus dilakukan.
D. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda

Keluarga baru menikah Pengkajian data fokus meliputi :


Kapan pertemuan pasangan
Bagaimana hubungan sebelum menikah
Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah
Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)
Bagaimana respon anggota keluarga terhadap perkawinan
Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari
kedua orangtua
Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan
Bagaimana hubungan dengan saudara ipar
Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua
setelah perkawinan
Bagaimana rencana mempunyai anak
Berapa lama waktu berkumpul setiap hari
Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah perkawinan
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

A Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan) Pengkajian data fokus
meliputi :
Bagaimana riwayat kehamilan anak ini.
Bagaimana riwayat persalinan anak ini.
Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia dua minggu.
Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun.
Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa hubungannya.
Siapakan yang mengasuh anak setiap hari.
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak.
Siapa yang memberi stimulus dan latihan kepada anak dalam rangka pemenuhan
tumbuh kembangnya.
Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki anak dicapai pada
usia berapa.
Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak.
Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan waktunya, berapa lama,
dan dirawat dirumah sakit atau tidak.
Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini.
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
Gunakan skala DDST.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
c. Keluarga dengan anak prasekolah
Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana
stimulasinya.
Sudahkan anak diikutkan dalam kegiatan play group.
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap
hari.
Siapakah orang yang setiap hari bersama anak.
Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini.
Bagaimana harapan keluarga terhadap anak.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

d. Keluarga dengan anak sekolah


Bagaimana karakteristik teman bermain.
Bagaimana lingkungan bermain.
Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya.
Bagaimana temperamen anak saat ini.
Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.
Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

e. Keluarga dengan anak usia remaja


Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah.
Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang.
Bagaimana perilaku anak selama di rumah.
Bagaimana hubungan anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah atau
bermain.
Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah.
Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak.
Apa kegiatan diluar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa lama dan dimana.
Apa kebiasaan anak dirumah.
Apakah fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri.
Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak.
Siapa yang menjadi figur bagi anak.
Seberapa besar peran yang menjadi figur bagi anak.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)
Bagaimana karakteristik pasangan anaknya
Bagaimana hubungan anak dengan orang tua dan mertua setelah menikah Apakah
anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua Bila tidak, anak
yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana
tinggalnya dan berapa lama/frekuensi anak bertemu dengan orang tua
Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan adiknya
Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah
Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

g. Keluarga usia baya


Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.
Bagaimana hubungan anak dengan orang tua.
Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga.
Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi serumah.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

h. Keluarga lansia
Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja dan ditinggal pasangannya.
Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah.
Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, berapa frekuensi kunjungan anak .
Adakah orang yang menemani setiap hari.
Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

C.DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1.Pengelompokan Data
Data hasil pengkajian dikelompokan dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis
keperawatan
2.Perumusan diagnosa
-Perumusa diarahkan pada individu atau keluarga
-Komponennya terdiri dari P, E, dan S
-Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati terdiri
dari :
a. Masalah (Problem, P) yaitu suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga b. Penyebab (Etiology, E) yaitu suatu
pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga :
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara/memodifikasi lingkungan,
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan c. Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif
dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung untuk
mendukung masalah atau penyebab
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan segera
2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda
untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera
mendapat bantuan
3. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan

Contoh perumusan diagnosa keperawatan :

a.Diagnosa Aktual
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak K berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman
untuk istirahat dan tidur
2.Perubahan peran menjadi orang tua tunggal pada Bapak I berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah istrinya meninggal
3.Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas gerak pada anak S keluarga Bapak T berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman
Untuk latihan berjalan bagi anak

b.Diagnosa Risiko/risiko tinggi


1.Risiko terjadinya serangan berulang yang berbahaya pada Lansia Ibu R keluarga Bapak M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan (Puskesmas) yang dekat dengan tinggal keluarga
2.Risiko tinggi gangguan perkembangan balita D pada keluarga Bapak N berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi pada balita
3.Risiko tinggi konflik antara orang tua dan anak remaja keluarga Bapak P berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya

• Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)
No. Kriteria Skor Bobot 1. Sifat masalah 3 1
Skala : tidak/kurang sehat 2
Ancaman kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Mudah 1
Sebagian 0 1
Tidak dapat

3. Potensial masalah untuk dicegah 3 1


Skala : Tinggi 2
Cukup 1
Rendah

Menonjolnya masalah 2
4. Skala : masalah berat, harus segera ditangani 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 0
Masalah tidak dirasakan

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada
tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga untuk
kriteria kedua perlu diperhatikan :

-Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
-Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga
-Sumber daya perawat : pengetahuan, ketrampilan,waktu untuk
-Sumber daya lingkungan : fasilitas,organisasi dan dukungan untuk kriteria ketiga perlu
diperhatikan
-kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
-tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperkaiti masalah

IV. IMPLEMENTASI
-Perawat tidak bekerja sendiri melibatkan semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawat
sebagai koordinator tetapi dapat juga sebagai pelaksana asuhan keperawatan
-melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan) meliputi :
waktu,topik,siapa pelaksananya, sasaran keluarga, peralatan
-tujuannya agar keluarga dan perawat siap secara fisik dan psikis
-harus sesuai degan rencana dan kontrak tang telah dilakukan
-Materi : sesuai tujuan yang diharapkan
-Media : sesuai degan kriteria pada rencana asuhan keperawatan keluarga agar diperoleh
efektifan yang maksimal, yaitu : Brosur/leaflet yang dibuat sendiri oleh perawat

V. EVALUASI
-Kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang ditetapkan
-Bila evaluasi tidak atau berhasil sebagai disusun rencana baru
-Evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga dengan waktu yang sesuai
degan kondisi keluarga
-Disusun menggunakan SOAP yaitu :
S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan keluarga setelah implementasi
O adalah keadaan objektif yang dapat diindetifikasi oleh perawat dengan pengamatan langsung
setelah implementasi
A adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang
dibandingkan dengan kriteria da standar yang telah ditentukan pada rencana keperawatan
P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
-Evaluasi yang dilaksanakan oleh perawat adalah evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai
hasil implementasi secara bertahan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan kontrak
pelaksanaan sedangkan evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis keperawatan dengan maksud apakah rencana diteruskan, diteruskan
sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri aras kepala keluarga serta beberaoa orang
yangberkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.adapun
pengkajian yang di lakukan pada keluarga dengan anak usia sekolah meliuputi identitas riwayat
tahap perkembangan keluarga lingkungan , stuktur keluarga , fungsi keluarga, penyebab masalah
keluarga dan koping yang di lakukan keluarga., identitas anak riwayat kehamilan sampai
kelahiran riwayat kesehatan bayi sampai saat ini , kebiasaan saat ini (pola prilaku dan kegiatan
sehari –hari) pertumbuhan dan perkembangan saat ini termasuk kemampuan yang telah di capai
dan pemeriksaan fisik. Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada anak usia
sekolah adalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada anak berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga merawat anak dengan ISPA.RESIKO TINGGI TERHADAP GANGGUAN
PEMENUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA anak berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga khususnya pada anak dengan
maltunutrisi resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan pada anak berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluargak hususnya pada anak dengan diare.

B. SARAN
Pada kesempatan ini kelompok akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan
masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan
yang akan datang, diantaranya:
Dalam melakukan askep, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keluarga
dengan anak usia sekolah, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin
hubungan yang baik dengan keluarga.
Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan
keluarga sengga keluarga diharapkan mampu memahami tentang masalah yang
sedang dialami/terjadi pada anak usia sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Muscary, ME, (2001), Panduan
Belajar Keperawatan Pediatric, Edisi 3,
(Alfrina Hany, SKp, Penerjemah)
Jakarta: EGC.

2. Anonim. (2007). Family centered


care. diakses tanggal 7 September 2007
dari http://www.familycenteredcare.org

3. Bissel C, “Family-Centered Care” oleh


as retrieved on 12 Jul 2007 02:22:57
GMT.
http://communitygateway.org/faq/fcc.ht
m
4. Friedman, MM, (1998), Keperawatan
Keluarga; Teori dan Praktik; Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

5. Petersen M, F, Cohe J, Parsons


V, (2004) Family-Centered Care:
Do we Practice What We Preach?,
JOGNN July/Agustus 2004

6. Hockenberry, J.M. & Wilson, D.

(2007). Wong’s Nursing Care of

Infants and Children”. (8th edition).

Anda mungkin juga menyukai