Anda di halaman 1dari 10

Laporan Hasil Wawancara

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Kurikulum
Pembelajaran

Dosen pengampu : Arham Mauriyat, S.Ikom.,MA (TESOL)

Disusun oleh :
Muhshanah Iqro Anni 20010117
Nurul Qomariah 20010203
Risti Nurfaizah 20010211
Tika Liana Pratiwi 20010181
Yayang Nurul Hanifah 20010218

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELLING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2021
A. Rumusan Malasah
1. Kelas berapa yang ibu ajar ?
2. Kurikulum apa yang diterapkan di sekolah Ibu ?
a. Jika sepenuhnya menerapkan Kurikulum Nasional (KTSP/Kurikulum
2013),apakah dalam pelaksanaanya ada yang berbeda dari kurikulum
tersebut?mengapa?
b. Jika menerapkan (juga) kurikulum lainnya, mengapa sekolah menerapkan
kurikulum tersebut ?
3. Selain kurikulum, apakah ciri khas sekolah dalam pembelajaran yang tidak
dimiliki oleh sekolah lain pada umumnya?
4. Kendala paling serius apakah yang dihadapi oleh Ibu dalam melaksanakan
pembelajaran di masa pandemic ini ?
5. Inovasi apa yang digunakan oleh sekolah atau Ibu untuk mengatasi kendala
tersebut ?
B. Tujuan Wawancara
Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan wawancara,
antara lain :
1. Mengetahui Apa Kurikulum yang diterapkan di sekolah Ibu ….
2. Mengetahui apa ciri khas yang dimiliki sekolah tempat mengajar Ibu … selain
kurikulum yang digunakan
3. Mengetahui apa saja kendala yang dirasakan saat masa pandemi
4. Mengetahui apa inovasi yang dibuat oleh sekolah atau pengajar sendiri dalam
mengahadapi kendala pembelajaran di masa pandemi ini
Pelaksanaan Wawancara

A. Waktu Pelaksanaan Wawancara


1. Pelaksanaan Observasi
a. Penulis telah melaksanakan wawancara pada tanggal 14 Juli 2021
b. Pembukaan dan perkenalan diri anggota kelompok
c. Melakukan serangkaian wawancara bersama Ibu Nur Irma Hikmawati S.Pd.I
Selaku pengajar di Mtsn 9 Cirebon
d. Melakukan dokumentasi dengan informan
B. Subyek Wawancara
Subyek wawancara yang menjadi narasumber atau informan adalah Ibu Nur irma
Hikmawati,S.Pd.I dari sekolah Mtsn 9 Cirebon
C. Variabel Wawancara
Variabel wawancara adalah kurikulum pembelajaran berbasis sekolah, yang bertumpu
pada bagaimana cara pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran di sekolah Nur irma
Hikmawati,S.Pd.I
D. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data mengenai Kurikulum di Sekolah adalah wawancara yang
hanya melibatkan Ibu Nur Irma Hikmawati S.Pd.I Selaku pengajar di sekolah di Mtsn
9 Cirebon
E. Pembagian Pertayaan
1. Kelas berapa yang ibu ajar ? oleh Risti Nurfaizah (20010326)
2. Kurikulum apa yang diterapkan di sekolah Ibu ?
c. Jika sepenuhnya menerapkan Kurikulum Nasional (KTSP/Kurikulum
2013),apakah dalam pelaksanaanya ada yang berbeda dari kurikulum
tersebut?mengapa?
d. Jika menerapkan (juga) kurikulum lainnya, mengapa sekolah menerapkan
kurikulum tersebut ? oleh Muhshanah Iqro Anni (20010117)
3. Selain kurikulum, apakah ciri khas sekolah dalam pembelajaran yang tidak
dimiliki oleh sekolah lain pada umumnya? Oleh Nurul Qomariah
(20010203)
4. Kendala paling serius apakah yang dihadapi oleh Ibu dalam melaksanakan
pembelajaran di masa pandemic ini ? oleh Yayang Nurul hanifah
(20010218)
5. Inovasi apa yang digunakan oleh sekolah atau Ibu untuk mengatasi kendala
tersebut ? oleh Tika Liana Pratiwi (20010181)
F. Media Wawancara
Wawancara dilakukan dengan Video Call Via aplikasi Whatsapp

Essai Hasil Wawancara

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan setelah melakukan kegiatan wawancara dengan
narasumber beliau merupakan seorang pengajar di MTsN 9 Cirebon, yang mengampu mata
pelajaran matematika di kelas 7 (tujuh). Untuk kurikulum yang digunakan di MTsN 9 Cirebon
sendiri yaitu kurikulum 2013.Menurut narasumber sendiri ada beberapa perbedaan antara
K13(kurikulum 2013) yang digunakan saat ini dengan kurikulum KTSP yang dipakai
sebelumnya diantaranya: Tingkatkan kompetensi yang hendak dicapai oleh kurikulum 2013
adalah kemandirian, keterampilan dan sikap siswa, sedangkan pada KTSP hanya menekankan
pengetahuan dan sikap siswa. Kemudian pada era kurikulum 2013 pramuka bersifat wajib untuk
diikuti semua peserta didik sedangkan pada era KTSP Pramuka tidaklah wajib diikuti.
Kurikulum 2013 yang kini diberlakukan juga mau tidak mau harus ikut menyesuaikan juga
dengan kondisi pandemic covid 19 seperti sekarang ini sehingga perlu adanya penyesuaian baik
dari guru, orang tua dan siswanya itu sendiri diperlukan adanya kerja sama dari semua pihak baik
dari guru orang tua dan tentunya peserta didik sendiri agar kegiatan pembelajaran online dapat
berlangsung dengan baik. Selaim kurikulum yang menjadi ciri khas dalam pembelajaran yang
tidak dimiliki oleh sekolah lain pada umumnya yaitu dengan berjalannya penerapkan kurikulum
kepesantrenan. Dimana didalamnya peserta didik diajarkan ilmu-ilmu keagamaan seperti
menghafal kitab al-quran,menhafal hadist,dan kisah-kisah pengantar tentang ke Nabi-an
disampaikan pula seperti layaknya di pesantren,hanya saja tetap konteksnya tidak sedalam apa
yang diajarakan di pesantren karena waktunya juga terbatas, sehingga selain mata pembelajaran
akademik umum siswa juga diperkuat dengan pembelajaran keagamaan. Hal ini bertujuan untuk
menjadikan siswa selain pandai dalam segi akademik umum juga siswa dapat memiliki karakter
yang baik dan taat kepada Allah swt berserta ketentuan sebagai mana mestinya dalam agama
Islam. Adapun pelaksanaannya yaitu setelah selesai pembelajaran kegiatan belajar mengajar
pelajaran umum.

Dari pembelajaran online ini tentunya masih dapat ditemui kendala-kendala, berdasarkan hasil
wawancara kendala yang dialami narasumber terkait pembelajaran online di tengah pandemic
covid 19 ini yaitu kesulitan dalam mengontrol peserta didik. karena pembelajaran dilakukan
secara online.terkadang banyak siswa yang mengerjakan tugas tidak pada waktu atau jadwal
yang sudah ditentukan.ada yg mengirimkan tugasnya di sore hari atau bahkan dimalam hari dan
ada juga yang beberapa hari berikutnya baru mengirimkan tugas.dengan alas an tidak memiliki
kuota,tidak punya uang untuk beli kuota,hp nya rusak atau eror,atau bahkan tidak punya hp
sehingga harus pinjam ke saudara ataupun tetangga, dan berbagai alasan lainnya.

Selama pandemic ini banyak kebiasaan baru yang muncul yg dimiliki oleh peserta didik, salah
satu diantara adalah waktu pagi hari yg harusnya siswa sudah bangun tidur untuk belajar daring
atau online,tapi ada saja siswa yang masih belum bangun tidur karena malamnya malah
begadang, dan menyebabkan kita seabagai pengajar hanya bisa menghubunginya dimalam hari
dan menambah waktu kerja guru .

Memang tugas guru dimasa pandemi ini lebih dirasa lebih menguras energy, karena guru harus
dengan sabar dan teliti melayani siswa di setiap waktu baik dipagi hari ,siang, sore bahkan
malam hari,itu semua agar amanah untuk mengajar dapat tersampaikan, namun terkadang juga
siswa yang dihubungi untuk dikonfirmasi atau dimintai tugasnya malah masih ada saja yang
sulit.

Gaya murid seperti ini biasanya dengan cara pesan dari gurunya hanya di read saja, ada juga
yang sudah ditelpon oleh pihak guru namun tidak diangkat atau bahkan di riject, berbeda dengan
pembelajaran offline yang sebelumnya dilakukan, guru masih bisa bertatap muka secara
langsung dengan murid sehingga ketika ada kendala guru dapat menanyakannya langsung
kepada muridnya, namun kini menjadi terasa lebih sulit. Untuk itu guru dan pihak sekolah perlu
berinovasi dan berpikir secara lebih kreatif lagi untuk menemukan sebuah solusi yang dapat
mengatasi kendala atau permasalahan ini tentunya setiap guru memiliki caranya masing-masing
dalam mengoptimalkan pembelajaran secara online, dan solusi yang dilakukan oleh narasumber
yang kami wawancarai untuk mengatasi masalah tersebut yaitu apabila ada siswa yang
bersangkutan tersebut sukar atau sulit untuk diajak kerjasama maksudnya benar-benar sulit untuk
di hubungi maka narasumber menghubungi orangtuanya dan menjelaskan permasalahan anaknya
karena kebetulan diawal perkenalan sebelum kegiatan belajar dimulai narasumber sudah
meminta masing-masing dari siswa untuk menuliskan identitas nya, lengkap dengan nomer hp
ibu,bapak,kaka atau sodara lain yang sekiranya bisa dihubungi.sekali dua kali tidak ada
perubahan atau siswa melakukan hal yg sama kembali, maka selaku guru mata pelajaran
sekaligus wali kelas dengan bantuan guru BK melakukan home visit ke siswa tersebut atau
secara lansung kita sebagai pengajar mengujungi rumah siswa yang bermasalah tersebut, untuk
mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi pada si anak tersebut.

Dimasa pandemic seperti sekarang ini mau tidak mau seluruh masyarakat dari segala aspek dan
profesinya perlu beradaptasi dengan kondisi yang serba online termasuk aspek pendidikan,
diperlukan adanya kerja sama yang baik antara seluruh pihak baik itu dari pihak guru, orang tua,
dan peserta didiknya sendiri, guru perlu memikirkan cara yang kreatif dan efektif supaya
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara optimal dan dapat mengaplikasikan
kurikulum pembelajaran dengan sebaik mungkin walaupun di tengah kondisi pandemic dimana
belajar harus dilakukan secara online seperti sekarang ini, namun dalam realitanya dalam aspek
pendidikan masih banyak ditemukan kendala atau problematika dalam pelaksanaan
pembelajaran, seperti dari pihak orang tua yang biasanya tidak ikut secara lansung mengontrol
dan terlibat dalam proses pembelajaran anak atau peserta didik setiap harinya, kini orang tua
harus mampu menjadi guru di rumah, tidak sedikit orang tua yang kewalahan dengan
pembelajaran online ini, terlebih dengan orang tua yang sibuk bekerja benar-benar harus mampu
membagi waktunya, kemudian dari siswanya sendiri banyak yang kurang bisa memahami materi
pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya secara utuh dan optimal, banyak dari mereka yang
masih belum bisa belajar secara mandiri dan banyak juga dari mereka yang masih malu dan
canggung untuk bertanya kepada gurunya, apalagi narasumber mengajar matematika yang pada
umumnya kebanyakan siswa menganggap bahwa matematika itu pelajaran yang cukup sulit
untuk dipahami, ditambah dengan siswa yang diajar oleh narasumber adalah siswa kelas 7 yang
kondisinya mereka masih dalam peralihan masa SD ke MTS atau SMP, tentunya mereka harus
mampu beradaptasi dan menganalkan dengan baik pembelajaran secara Online atau daring
tersebut.

Tentunya dari pihak guru juga perlu banyak melakukan adaptasi dan penyesuaian, baik dengan
kegiatan pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka atau offline, kini harus
dilakukan secara online. Berdasarkan informasi dari narasumber pembelajaran online yang
dilakukan hanya melalui grup whaatsapp dan tidak menggunakan aplikasi seperti zoom
dikarenakan kondisi jaringan di wilayah tersebut tidak stabil, ditambah dengan keterbatasan
kuota, meskipun sudah tersedia subsidi dari pemerintah namun tak jarang tetap sulit untuk
diakses, selain itu inovasi lain yang diberikan dari sekolah adalah dengan memberikan fasilitas
peminjaman Hp bagi siswa yang tidak mampu dan keadaannya tidak memiliki Hp, mereka
diberikan peminjaman Hp setelah melakukan pendataan dan pastinya juga dengan mematuhi
praturan yang telah diberikan oleh sekolah.

Begitulah hasil dari Wawancara yang kelompok kami telah laksanakan yang kebetulan
narasumber berasal dari Cirebon dan juga mengajar di Cirebon. Untuk masa Pandemi seperti ini
sepertinya masalah-masalah yang dialami oleh sekolah-sekolah cenderung hamper sama rata
semuanya yakni asingnya belajar secara online dan kesulitan mereka dalam beradaptasi belajar
secara online, namun setiap sekolah pasti memiliki inovasi-inovasi yang berbeda dalam
menyikapi permasalahan yang ada, intinya dari semua keadaan yang telah dirasakan kurang lebih
selama satu tahun ini yang harus kita lakukan selaku pelajar ataupun pengajar adalah tetap
sabar,Tawakal dan banyak berdoa semoga pembelajaran di sekolah-sekolah dapat dilaksanakan
kembali secara normal yakni dengan kegiatan offline atau tatap muka secara lansung di ruang
kelas.
Kesimpulan

Kesimpulan pada wawancara kepada Ibu Irma Hikmawati seorang guru di MTsN 9 cirebon ini
bahwasannya MTsN 9 cirebon adalah sekolah yang memakai kurikulum 2013 dengan begitu
siswa dapat mengembangkan kemampan kemandirian, keterampilan dan sikap siswa, dalam
pandemi saat ini yang memang ada beberapa kendala yang menyebabkan guru harus lebih ekstra
dalam mengajar siswanya juga di butuhkannya peran orang tua dalam menangani hal ini,
Dampak dari perubahan sistem pendidikan mengakibatkan tatacara belajar pun berubah yang
mengharuskan belajar tanpa tatap muka. Pembelajaran yang baru dan dimulai serentak seluruh 
Indonesia ini bukan tanpa masalah atau problem. Banyak guru dan pengajar terutama di wilayah
pedesaan yang mengalami kendala terutama jika menggunakan pembelajaran dengan metoda
daring / online. Untuk itu Pemerintah melalui Kemendikbud menghimbau kepada para Pendidik
untuk memberikan pembelajaran yang tidak mengedepankan pada hasil tetapi lebih pada proses
kegiatan yang bermakna. Kegiatan – kegiatan bisa berupa membantu orang tua, beribadah dan
beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengetahuan. Sebagai bukti bahwa guru / pendidik
melaksanakan kegiatan belajar dan pemantauan terhadap siswa / peserta didiknya, maka perlu
dibuatkanlah sebuah laporan. Laporan ini berfungsi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
Kepala sekolah dan Dinas Terkait. Untuk penyusunan Laporan Kegiatan Belajar di rumah moda
Daring ini sekurang – kurangnya memuat beberapa hal diantarannya : Rencana program
Kegiatan Work From Home, Jadwal Work From Home, Materi Work From Home, Metode yang
digunakan, Evaluasi, Hasil.
Dokumentasi Kegiatan Wawancara

Anda mungkin juga menyukai