Anda di halaman 1dari 36

Modul 1

Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB I

TUJUAN

Praktikan mampu mengetahui cara pengukuran daya dengan menggunakan alat


ukur Voltmeter dan Amperemeter untuk pengukuran daya DC dan AC satu fasa.

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB II

Dasar Teori

Penjelasan dari alat dan komponen yang akan digunakan

Kabel dalam bahasa Inggris disebut cable merupakan sebuah alat yang


digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Kabel
seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai jenis
dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya. Berdasarkan jenisnya, kabel
terbagi menjadi 3 yakni kabel tembaga (copper), kabel koaksial, dan kabel serat
optik.
Gambar Kabel

Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui


penyaluran arus listrik melalui filament yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filament panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filament tidak akan
langsung rusak akibat teroksidasi.

Prinsip kerja lampu pijar sangat sederhana. Yaitu ketika ada arus listrik
yang mengalir melalui filamen yang mempunyai resistivitas tinggi sehingga
menyebabkan kerugian daya yang menyebabkan panas pada filamen sehingga
filament berpijar. Arus listrik yang dialirkan pada filament atau kawat pijar akan
menggerakkan electron-elektron bebas yang dapat menyebabkan terjadi benturan
dengan electron-elektron yang terikat pada inti atom sehingga electron terikat
akan dapat meloncat orbitnyadan menempati orbit yang lain yang lebih
besar,kalau kemudian electron ini kembali ke orbitnya,maka kelebihan energinya
akan menjadi bebas dan dipancarkan cahaya atau panas,tergantung panjang
gelombangnya.

Fungsi dari lampu pijar yaitu selain untuk penerangan juga dapat
dimanfaatkan panas yang dihasilkannya. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan
sebagai pemanas kandang ayam dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan
di bidang industry.

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Gambar Lampu Percis

Symbol Lampu Percis

Resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain memiliki


dua kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik apabila di
aliri tegangan listrik antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya banyak
digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen yang
satu ini juga yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya. Resistor
adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya mengandung
nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum
Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir :

Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau
listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit
hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran
dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor
yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak
terbakar.
Fungsi Resistor sangat berpengaruh besar di dalam rangkaian elektronika,
karena dapat digunakan sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut
diproses dan disalurkan pada komponen elektronika lainnya. Selain sebagai
penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi arus,
pembatas/pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga
merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif.

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Gambar Resistor

Symbol resistor

Table warna resistor

Power supply atau catu daya adalah suatu alat listrik yang dapat
menyediakan energy listrik yang dapat menyediakan energy listrik untuk
perangkat listrik maupun elektronika lainnya. Pada dasarnya power supply ini
memerlukan sumber energy listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energy
listrik yang diperlukan oleh rangkaian elektronika lainnya. Oleh sebab itu kadang
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

power supply juga bisa disebut dengan istilah electric power converter. DC power
supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus listrik
dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki polaritas yang tetap yaitu positif
dan negative untuk bebannya. Sedangkan AC power supply adalah power supply
yang mengubah suatu taraf tegangan AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya
AC power supply yang menurunkan tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan
yang membutuhkan tegangan 110VAC atau sebaliknya.
Gambar Catu daya

Breadboard adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian


elektronik sementara dengan tujuan uji coba atau prototype tanpa harus
menyolder. Dengan memanfaatkan breadboard , komponen-komponen elektronik
yang dipakai tidak akan rusak dan dapat digunakan kembali untuk membuat
rangkaian yang lain. Breadboard pada umumnya terbuat dari plastic dengan
banyak lubang di atasnya. Lubang-lubang pada breadboard diatur sedemikian rupa
membentuk pola sesuai dengan pola jaringan koneksi didalamnya. Breadboard
digunakan untuk membuat rangkaian tanpa menyolder hanya menggunakan kabel
jumper. Breadboard berfungsi untuk mempermudah pemula dalam melakukan
proses merangkai tanpa merusak komponen akibat terlalu banyak
diganti,disolder,dibuka kembali dan seterusnya.

Gambar Breadboard

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Daya listrik didefinisikan sebagai sebagai banyaknya energi per satuan


waktu. Bentuk matematisnya adalah:

W
p=
t

Dimana:
P =Daya [W]
W = Energi [Joule]
t = Waktu [S]
Dalam rangkaian listrik besarnya daya sering dihitung dengan rumus:

p=V . I

W
Ini sejalan dengan rumus yang pertama di atas, karena p=V . I dan V=
Q
Q
serta I= maka;
t

W Q W
p=V . I= . =
Q t t

Selain itu daya listrik dapat dihitung juga dengan beberapa rumus lainnya

V2 2
p= =I . R
R

Secara lebih luas rumus daya pada poin diatas berlaku pada pengukuran
DC sedangkan pada pengukuran AC dikalikan dengan nilai cosϕ (faktor daya)

p=V . I cosφ

Apabila bebannya adalah resistor maka faktor dayanya adalah 1 sehingga p=V . I

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB III

ALAT DAN KOMPONEN

III.1. Resistor

10 Ohm, 100 Ohm dan 1KΩ

III.2. Lampu percis + Fitting

III.3. Kabel

III.4. Power Supply DC dan AC

III.5. BreadBoard

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB IV

GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN

IV.1. PENGUKURAN DAYA LISTRIK PADA ARUS SEARAH DC

IV.2. PENGUKURAN DAYA LISTRIK PADA ARUS BOLAK-BALIK AC


1 FASA

1. Menggunakan tiga buah alat ukur Voltmeter

2. Menggunakan tiga buah alat ukur Amperemeter

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB V

PROSEDUR PERCOBAAN

V.1. Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC

1. Rakit rangkaian seperti pada gambar percobaan 1.


2. Gunakan R = 100 Ohm
3. Atur mula-mula tegangan sumber = 5 V
4. On-kan sakelar dan lihat berapa hasil pengukuran arus dan tegangannya.
5. Cantumkan dalam tabel 1
6. Ulangi prosedur 1-5 dengan tegangan sumber 6, 7, 8 dan 9 V
7. Ulangi Prosedur 1-6 namun untuk nilai R= 1kΩ.
8. Hitung berapa daya dari hasil pengukuran tersebut.

V.2. Pengkuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa dengan


Menggunakan tiga buah alat ukur Voltmeter

1. Rakit rangkaian seperti pada gambar percobaan 2A.


2. Gunakan R = 10Ohm
3. Atur mula-mula tegangan sumber = 4 V
4. On-kan sakelar dan lihat berapa hasil pengukuran tegangan V1, V2 dan
V3.
5. Cantumkan dalam tabel 2
6. Ulangi prosedur 1-5 dengan tegangan sumber 5, 6, 7 dan 8 V
7. Ulangi Prosedur 1-6 namun untuk nilai R= 100 Ω.
8. Hitung berapa daya dari hasil pengukuran tersebut.

V.3. Pengkuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa dengan


Menggunakan tiga buah alat ukur Amperemeter

1. Rakit rangkaian seperti pada gambar percobaan 2B.


2. Gunakan R = 100Ohm
3. Atur mula-mula tegangan sumber = 4 V
4. On-kan sakelar dan lihat berapa hasil pengukuran arus I1, I2 dan I3.
5. Cantumkan dalam tabel 3
6. Ulangi prosedur 1-5 dengan tegangan sumber 5, 6, 7 dan 8 V
7. Ulangi Prosedur 1-6 namun untuk nilai R= 1kΩ.
8. Hitung berapa daya dari hasil pengukuran tersebut.

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB VI

DATA HASIL PENGAMATAN

VI.1. Tabel 1.a Hasil pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC
Untuk R = 100 Ohm

No. VS Vbeban I P

1 5V 5V 50 mA 0,25 W

2 6V 6V 60 mA 0,36 W

3 7V 7V 70 mA 0,49 W

4 8V 8V 80 mA 0,64 W

5 9V 9V 90 mA 0,81 W

VI.2. Tabel 1.b Hasil pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC
Untuk R = 1K Ohm

No. VS Vbeban I P

1 5V 5V 5 mA 0,025 W

2 6V 6V 6 mA 0,036 W

3 7V 7V 7 mA 0,049 W

4 8V 8V 8 mA 0,064 W

5 9V 9V 9 mA 0,081 W

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

VI.3. Tabel 2.a Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter Untuk R = 10
Ohm

No. VS V1 V2 V3 P

1 4V 4V 40,038 nV 4V −8,01521 ×10


−17
W

2 5V 5V 50,048 nV 5V −1,2524 ×10−16 W

3 6V 6V 60,057 nV 6V −1,80342× 10−16 W

4 7V 7V 70,067 nV 7V −2,45469 ×10


−16
W

5 8V 8V 80,077 nV 8V −3,20616 ×10−16 W

VI.4. Tabel 3.b Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter Untuk R =
100 Ohm

No. VS V1 V2 V3 P

1 4V 4V 400,385 nV 4V −8,01541 ×10


−16
W

2 5V 5V 500,481 nV 5V −1,25241× 10
−15
W

3 6V 6V 600,577 nV 6V −1,80346 ×10


−15
W

4 7V 7V 700,673 nV 7V −2,45471 ×10


−15
W

5 8V 8V 800,769 nV 8V −3,20615 ×10


−15
W

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

VI.5. Tabel 3.a Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Amperemeter Untuk R =
100 Ohm

No. V I1 I2 I3 P

1 4V 67,188 pA 39,998 mA 39,998 mA 2,25711× 10


−19
W

2 5V 72,479 pA 49,998 mA 49,998 mA 2,6266× 10


−19
W

3 6V 109,973 59,998 mA 59,998 mA 6,04703× 10


−19
W
pA

4 7V 122,876 69,997 mA 69,997 mA 7,54926×10


−19
W
pA

5 8V 134,375 79,997 mA 79,997 mA 9,02832× 10


−19
W
pA

VI.6. Tabel 3.b Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Amperemeter Untuk R =
1k Ohm

No. V I1 I2 I3 P

1 4V 673,971 3,999 mA 3,999 mA 2,27118× 10


−10
W
nA

2 5V 729,055 4,999 mA 4,999 mA 2,65761× 10−10 W


nA

3 6V 1,044 µA 5,999 mA 5,999 mA 5,44968×10


−10
W

4 7V 1,249 µA 6,999 mA 6,999 mA 7,8× 10−10 W

5 8V 1,348 µA 7,999 mA 7,999 mA 9,08552× 10−10 W

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

BAB VII
ANALISA DATA

VII.1. Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC


1. Untuk R = 100 Ohm
a. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 5 V I = 0,05 A
Vbeban = 5 V

P = Vbeban . I
P = 5 . 0,05
P = 0,25 watt
b. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 6 V I = 0,06 A
Vbeban = 6 V

P = Vbeban . I
P = 6 . 0,06
P = 0,36 watt
c. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 7 V I = 0,07 A
Vbeban = 7 V

P = Vbeban . I
P = 7 . 0,07
P = 0,49 watt
d. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 8 V I = 0,08 A
Vbeban = 8 V

P = Vbeban . I
P = 8 . 0,08
P = 0,64 watt
e. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 9 V I = 0,09 A
Vbeban = 9 V

P = Vbeban . I
P = 9 . 0,09

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

P = 0,81 watt
2. Untuk R = 1k Ohm
a. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 5 V I = 0,005 A
Vbeban = 5 V

P = Vbeban . I
P = 5 . 0,005
P = 0,025 watt
b. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 6 V I = 0,006 A
Vbeban = 6 V

P = Vbeban . I
P = 6 . 0,006
P = 0,036 watt
c. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 7 V I = 0,007 A
Vbeban = 7 V

P = Vbeban . I
P = 7 . 0,007
P = 0,049 watt
d. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 8 V I = 0,008 A
Vbeban = 8 V

P = Vbeban . I
P = 8 . 0,008
P = 0,064 watt
e. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 9 V I = 0,009 A
Vbeban = 9 V

P = Vbeban . I
P = 9 . 0,009
P = 0,081 watt
VII.2. Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik (AC)
1. Menghitung Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter
2 2 2
V3 −V 2 −V1
P=
2R

a. Untuk R = 10 Ohm

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

1) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 4 V V1 = 4 V
−9
V2 = 40,038 × 10 V V3 = 4 V
−9 2
4 −( 40,038× 10 ) −4
2 2

P=
2.10

−1603,041444 ×10−18
P=
20
−17
P = −8,01521×10 W

2) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 5 V V1 = 5 V
−9
V2 = 50,048 ×10 V V3 = 5 V
−9 2
5 −( 50,048 ×10 ) −5
2 2

P=
2.10

−2504,802304 ×10−18
P=
20
−16
P = −1,2524 ×10 W

3) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 6 V V1 = 6 V
−9
V2 = 60,057 ×10 V V3 = 6 V
−9 2
6 −( 60,057 ×10 ) −6
2 2

P=
2.10

−3606,843249 ×10−18
P=
20
−16
P = −1,80342× 10 W

4) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 7 V V1 = 7 V
−9
V2 = 70,067 ×10 V V3 = 7 V
−9 2
7 −( 70,067 × 10 ) −7
2 2

P=
2.10

−4909,384489 ×10−18
P=
20

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

−16
P = −2,45469 ×10 W

5) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 8 V V1 = 8 V
−9
V2 = 80,077 ×10 V V3 = 8 V
2
82−( 80,077 ×10−9) −82
P=
2.10
−18
−6412,325929 ×10
P=
20
−16
P = −3,20616 ×10 W

b. Untuk R = 100 Ohm


1) Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 4 V V1 = 4 V
−9
V2 = 400,385 × 10 V V3 = 4 V
−9 2
4 −( 400,385× 10 ) −4
2 2

P=
2.100

−160308,148225× 10−18
P=
200

P = −8,01541 ×10−16 W

2) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 5 V V1 = 5 V
−9
V2 = 500,481× 10 V V3 = 5 V
−9 2
5 −( 500,481 ×10 ) −5
2 2

P=
2.100
−18
−250481,231361× 10
P=
200

P = −1,25241× 10−15 W

3) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 6 V V1 = 6 V
−9
V2 = 600,577 ×10 V V3 = 6 V
−9 2
6 −( 600,577 ×10 ) −6
2 2
P=
2.100

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

−18
−360692,732929× 10
P=
200
−15
P = −1,80346 ×10 W

4) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 7 V V1 = 7 V
−9
V2 = 700,673 ×10 V V3 = 7 V
−9 2
7 −( 700,673 × 10 ) −7
2 2
P=
2.100
−18
−490942,652929 ×10
P=
200
−15
P = −2,45471× 10 W

5) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


VS = 8 V V1 = 8 V
−9
V2 = 800,769 ×10 V V3 = 8 V
−9 2
8 −( 800,769× 10 ) −8
2 2
P=
2.100
−18
−641230,991361× 10
P=
200
−15
P = −3,20615 ×10 W

2. Menghitung Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Amperemeter


R|I 3 −I 2 −I1 |
2 2 2

P=
2

a. Untuk R = 100 Ohm


1) Diketahui (dari hasil pengukuran) :
V=4V I1 = 67,188 ×10−12 A
I2 = 0,039998 A I3 = 0,039998 A

100|0,039998 −0,039998 −( 67,188 ×10 )|


2 2 −12 2

P=
2

P = 50|−4,514227344 ×10 |
−21

P = 2,25711× 10−19 W

2) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

V=5V I1 = 72,479 ×10−12 A


I2 = 0,049998 A I3 = 0,049998 A

100|0,0499982 −0,0499982−( 72,479 ×10−12 ) |


2

P=
2

P = 50|−5,253205441× 10 |
−21

−19
P = 2,6266 ×10 W

3) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


V=6V I1 = 109,973 ×10−12 A
I2 = 0,059998 A I3 = 0,059998 A

100|0,0599982 −0,0599982−( 109,973 ×10−12) |


2

P=
2

P = 50|−1,2094060729 ×10 |
−20

−19
P = 6,04703 ×10 W

4) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


V=7V I1 = 122,876 ×10−12 A
I2 = 0,069997 A I3 = 0,069997 A

100|0,069997 −0,069997 −( 122,876× 10 )|


2 2 −12 2

P=
2

P = 50|−1,5098511376 ×10 |
−20

P = 7,54926 ×10−19 W

5) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


V=8V I1 = 134,375 ×10−12 A
I2 = 0,079997 A I3 = 0,079997 A

100|0,079997 −0,079997 −( 134,375× 10 )|


2 2 −12 2

P=
2

P = 50|−1,8056640625 ×10−20|
−19
P = 9,02832× 10 W

b. Untuk R = 1000 Ohm


1) Diketahui (dari hasil pengukuran) :

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

V=4V I1 = 673,971 ×10−9 A


I2 = 0,003999 A I3 = 0,003999 A

100 0|0,0039992−0,0039992−( 673,971 ×10−9 ) |


2

P=
2

P = 500|−4,54236908841×10 |
−13

−10
P = 2,27118 ×10 W

2) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


V=5V I1 = 729,055 ×10−9 A
I2 = 0,004999 A I3 = 0,004999 A

100 0|0,0049992−0,0049992−( 729,055 ×10−9 ) |


2

P=
2

P = 500|−5,31521193025 ×10 |
−13

−10
P = 2,65761× 10 W

3) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


V=6V I1 = 1,044 ×10−6 A
I2 = 0,005999 A I3 = 0,005999 A

100 0|0,005999 −0,005999 −( 1,044 × 10 ) |


2 2 −6 2

P=
2

P = 500|−1,089936 ×10 |
−12

P = 5,44968 ×10−10 W

4) Diketahui (dari hasil pengukuran) :


V=7V I1 = 1,249 ×10−6 A
I2 = 0,006999 A I3 = 0,006999 A

100 0|0,006999 −0,006999 −( 1,249 ×10 ) |


2 2 −6 2

P=
2

P = 500|−1,560001 ×10−12|
−10
P = 7,8 ×10 W
5) Diketahui (dari hasil pengukuran) :
V=8V I1 = 1,348 ×10−6 A
I2 = 0,007999 A I3 = 0,007999 A

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

100 0|0,007999 −0,007999 −( 1,348 ×10 ) |


2 2 −6 2

P=
2

P = 500|−1,817104 × 10−12|
−10
P = 9,08552× 10 W

VII.3. Tugas Modul


1. Daya

Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical


Power adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan
daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya
listrik tersebut. Dengan kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi
dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Contoh Lampu Pijar dan Heater
(Pemanas), Lampu pijar menyerap daya listrik yang diterimanya dan
mengubahnya menjadi cahaya sedangkan Heater mengubah serapan daya listrik
tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya
listrik yang dikonsumsinya.

Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik


adalah besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih
singkatnya adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan
definisi tersebut, perumusan daya listrik adalah

E
P=
t

Dimana :

P = Daya Listrik (Watt)


E = Energi (Joule)
t = waktu (detik)

Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan


huruf “P” yang merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional
(SI) Daya Listrik adalah Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan
satu joule per detik (Watt = Joule / detik).

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam


sebuah Rangkaian Listrik adalah

P=V×I

Atau
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

2
2 V
P= I . R=
R
Dimana :

P = Daya Listrik (W)


V = Tegangan Listrik (V)
I = Arus Listrik (A)
R = Hambatan (Ω)

2. Impedansi

Impedansi dilambangkan dengan simbol Z dan memiliki satuan Ohm (Ω).


Anda dapat mengukur impedansi rangkaian atau komponen elektrik apa pun.
Hasil pengukurannya akan memberitahu seberapa besar rangkaian tersebut
menghambat aliran elektron (arus). Ada dua efek berbeda yang memperlambat
laju arus, kedua-duanya berkontribusi terhadap impedansi:

a. Resistansi

Resistansi (R) atau Hambatan adalah perlambatan arus yang disebabkan


oleh bahan dan bentuk dari komponen. Efek ini paling besar terdapat di resistor,
meski seluruh komponen pasti memiliki setidaknya sedikit hambatan.

Resistansi adalah konsep dasar dalam bidang studi elektrik. Dapat dilihat
dalam hukum Ohm: ΔV = I * R. Persamaan ini membuat Anda bisa menghitung
nilai-nilai dari variabel-variabel tersebut selama Anda mengetahui setidaknya dua
dari tiga variabelnya. Sebagai contoh, untuk menghitung resistansi, tulislah
rumusnya menjadi R = I / ΔV.

ΔV = tegangan (V).
I = Kuat arus (A).
R = resistansi (Ω).

b. Reaktansi

Reaktansi (X) adalah perlambatan arus dikarenakan bidang elektrik dan


magnetis yang menolak perubahan arus atau tegangan. Efek ini paling signifikan
terdapat pada kapasitor dan induktor.

Reaktansi hanya terjadi pada rangkaian arus bolak-balik (AC). Sama


halnya dengan resistansi, reaktansi memiliki satuan Ohm (Ω). Ada dua jenis
reaktansi yang terdapat pada komponen-komponen elektrik yang berbeda:

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

1) Reaktansi induktif

Reaktansi induktif XL dihasilkan oleh induktor, disebut juga sebagai


kumparan atau reaktor. Komponen-komponen tersebut menghasilkan medan
magnet yang menolak perubahan arah dalam rangkaian arus bolak-balik. Semakin
cepat perubahan arah yang terjadi, semakin besar nilai reaktansi induktif.

Sebagaimana telah dijabarkan di atas, reaktansi induktif akan meningkat


seiring dengan laju perubahan arah arus, atau frekuensi dari rangkaian. Frekuensi
ini dilambangkan dengan simbol ƒ, dan memiliki satuan Hertz (Hz). Rumus
lengkap untuk menghitung reaktansi induktif adalah XL = 2πƒL, dengan L adalah
induktansi dengan satuan Henry (H).

 Induktansi L bergantung pada ciri-ciri induktor yang digunakan,


semisal jumlah kumparannya. Anda juga bisa mengukur induktansi
secara langsung.
 Apabila Anda mengenali unit lingkaran, bayangkan sebuah arus bolak-
balik yang dilambangkan dengan suatu lingkaran, dan satu rotasi
penuh 2π radian mewakili satu siklus. Apabila Anda mengalikannya
dengan ƒ yang bersatuan Hertz (unit per detik), Anda akan
memperoleh hasil dalam radian per detik. Ini adalah kecepatan sudut
rangkaian dan dapat dituliskan dalam huruf kecil sebagai omega ω.
Anda dapat menulis rumus reaktansi induktif dalam XL=ωL

2) Reaktansi kapasitif

Reaktansi kapasitif XC dihasilkan oleh kapasitor yang menyimpan muatan


listrik. Selagi aliran arus dalam rangkaian AC berubah arah, kapasitor akan
mengisi dan melepas muatannya secara berulang-ulang. Semakin lama waktu
yang dimiliki kapasitor untuk memuat, semakin besar kapasitor akan menolak
arus. Oleh karena itu, semakin cepat perubahan arah terjadi, semakin rendah nilai
reaktansi kapasitif yang dihasilkan.

Reaktansi kapasitif XC = 1 / 2πƒC.[8] C adalah nilai kapasitansi dari


kapasitor, bersatuan Farad (F).

 Anda dapat mengukur kapasitansi menggunakan multimeter dan


beberapa perhitungan dasar.
 Sebagaimana telah dijelaskan di atas, variabel ini dapat dituliskan
dalam 1 / ωL.

Apabila hanya terdapat induktor pada suatu rangkaian, atau hanya


kapasitor, total impedansinya sama dengan total reaktansi. Hitunglah sebagai
berikut:

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

 Induktor dalam rangkaian seri: Xtotal = XL1 + XL2 + ...


 Kapasitor dalam rangkaian seri: Ctotal = XC1 + XC2 + ...
 Induktor dalam rangkaian paralel: Xtotal = 1 / (1/XL1 + 1/XL2 ...)
 Kapasitor dalam rangkaian paralel: Ctotal = 1 / (1/XC1 + 1/XC2 ...)

Oleh karena efek salah satu reaktansi meningkat seiring dengan


menurunnya efek reaktansi satunya lagi, kedua reaktansi tersebut cenderung
saling mengurangi efek satu sama lain. Untuk mencari nilai totalnya, kurangi nilai
reaktansi yang lebih besar dengan nilai reaktansi yang lebih kecil.

 Anda akan memperoleh hasil yang sama dari rumus Xtotal = |XC – XL|

Anda tidak bisa menjumlahkan keduanya karena kedua nilai tersebut berada
pada fase yang berbeda. Artinya, nilai keduanya berubah seiring berjalannya
waktu sebagai bagian dari siklus AC, tetapi keduanya mencapai puncak pada
waktu yang berbeda.[12] Untungnya, apabila semua komponennya berada dalam
rangkaian seri (hanya terdapat satu kawat), kita dapat menggunakan rumus
sederhana Z = √ R 2+ X 2

 Perhitungan di balik rumus ini melibatkan "fasor," meski sepertinya juga


terhubung dengan geometri. Kita bisa melambangkan kedua komponen R
dan X sebagai dua sisi dari segitiga siku-siku, dengan impedansi Z sebagai
sisi tegaknya.

3. Segitiga Daya

Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan


matematik antara tipe-tipe daya yang berbeda. Dalam sistem listrik AC / Arus
bolak-balik ada tiga jenis daya untuk beban yang memiliki Impedansi (Z),yaitu:

a. Daya Semu (S) , satuannya VA (Volt Ampere)


Pada beban impedansi (Z), Daya semu adalah daya yang terukur atau terbaca
pada alat ukur. Daya semu adalah penjumlahan daya aktif dan reaktif secara
vektoris.
b. Daya Reaktif (Q), satuannya VAR (Volt Ampere Reaktif)
Daya reaktif adalah daya yang timbul akibat adanya efek induksi
elektromagnetik oleh beban yang mempunyai nilai induktif (fase arus tertinggal /
laging) atau kapasitif (fase arus mendahului / leading).
c. Daya Aktif(P), satuannya W (Watt)
Daya aktif disebut juga daya nyata yaitu daya yang dibutuhkan oleh beban.

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin besar nila daya reaktif (Q) akan
meningkatkan sudut antara daya nyata dan daya semu atau biasa disebut dengan
power factor / COS φ. sehingga daya yang terbaca pada alat ukur (S) lebih besar
daripada daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban (P).
S = √ P2+ Q 2=I.V
P = S cosφ
Q = S sinφ
P
cosφ = faktor daya =
S

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1. Kesimpulan

Menurut saya kesimpulannya yaitu, Daya adalah laju energi yang dihantarkan
selama melakukan usaha dan periode waktu tertentu, sedangkan daya listrik
adalah laju hantara energi listrik dalam rangkaian listrik.

VIII.2. Saran

Untuk Asisten : kak Philip sudah baik dalam memberikan


praktikum dan asistensi

Untuk Lab : alat-alat dan komponen praktikum segera


dilengkapi

Untuk Teman Kelompok :

 Hidayat Sandiah : kalau praktikum lebih serius lagi, jangan rese

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

 David Runtuwene : saat praktikum jangan bermain, stop hoax


 Amazing Tanor : tetap semangat

DAFTAR PUSTAKA

 https://teknikelektronika.com/pengertian-daya-listrik-rumus-cara-
menghitung/
 https://id.wikihow.com/Menghitung-Impedansi
 https://www.listrik-praktis.com/2015/09/memahami-dengan-mudah-
konsep-segitiga-daya.html
 http://dunia-engineer.blogspot.com/2011/10/segitiga-daya.html?m=1

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

LAMPIRAN

1. Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC


a. Untuk R = 100 Ω

Dengan VS = 5 V ; Vbeban = 5 V ; I = 50 mA

Dengan VS = 6 V ; Vbeban = 6 V ; I = 60 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dengan VS = 7 V ; Vbeban = 7 V ; I = 70 mA

Dengan VS = 8 V ; Vbeban = 8 V ; I = 80 mA

Dengan VS = 9 V ; Vbeban = 9 V ; I = 90 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

b. Untuk R = 1000 Ω

Dengan VS = 5 V ; Vbeban = 5 V ; I = 5 mA

Dengan VS = 6 V ; Vbeban = 6 V ; I = 6 mA

Dengan VS = 7 V ; Vbeban = 7 V ; I = 7 mA
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dengan VS = 8 V ; Vbeban = 8 V ; I = 8 mA

Dengan VS = 9 V ; Vbeban = 9 V ; I = 9 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

2. Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik (AC)


a. Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter
1) Untuk R = 10 Ω

Dengan VS = 4 V ; V1 = 4 V ; V2 = 40,038 nV ; V3 = 4 V

Dengan VS = 5 V ; V1 = 5 V ; V2 = 50,048 nV ; V3 = 5 V

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dengan VS = 6 V ; V1 = 6 V ; V2 = 60,057 nV ; V3 = 6 V

Dengan VS = 7 V ; V1 = 7 V ; V2 = 70,067 nV ; V3 = 7 V

Dengan VS = 8 V ; V1 = 8 V ; V2 = 80,077 nV ; V3 = 8 V

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

2) Untuk R = 100 Ω

Dengan VS = 4 V ; V1 = 4 V ; V2 = 400,385 nV ; V3 = 4 V

Dengan VS = 5 V ; V1 = 5 V ; V2 = 500,481 nV ; V3 = 5 V

Dengan VS = 6 V ; V1 = 6 V ; V2 = 600,577 nV ; V3 = 6 V
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dengan VS = 7 V ; V1 = 7 V ; V2 = 700,673 nV ; V3 = 7 V

b. Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Amperemeter


1) Untuk R = 100 Ω

Dengan V = 4 V ; I1 = 67,188 pA ; I2 = 39,998 mA ; I3 = 39,998 mA

Dengan V = 5 V ; I1 = 72,479 pA ; I2 = 49,998 mA ; I3 = 49,998 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dengan V = 6 V ; I1 = 109,973 pA ; I2 = 59,998 mA ; I3 = 59,998 mA

Dengan V = 7 V ; I1 = 122,876 pA ; I2 = 69,997 mA ; I3 = 69,997 mA

Dengan V = 7 V ; I1 = 134,375 pA ; I2 = 79,997 mA ; I3 = 79,997 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

2) Untuk R = 1000 Ω

Dengan V = 4 V ; I1 = 673,971 nA ; I2 = 3,999 mA ; I3 = 3,999 mA

Dengan V = 5 V ; I1 = 729,055 nA ; I2 = 4,999 mA ; I3 = 4,999 mA

Dengan V = 6 V ; I1 = 1,044 µA ; I2 = 5,999 mA ; I3 = 5,999 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019

Dengan V = 7 V ; I1 = 1,249 µA ; I2 = 6,999 mA ; I3 = 6,999 mA

Dengan V = 8 V ; I1 = 1,348 µA ; I2 = 7,999 mA ; I3 = 7,999 mA

Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor


EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039

Anda mungkin juga menyukai