Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019
BAB I
TUJUAN
BAB II
Dasar Teori
Prinsip kerja lampu pijar sangat sederhana. Yaitu ketika ada arus listrik
yang mengalir melalui filamen yang mempunyai resistivitas tinggi sehingga
menyebabkan kerugian daya yang menyebabkan panas pada filamen sehingga
filament berpijar. Arus listrik yang dialirkan pada filament atau kawat pijar akan
menggerakkan electron-elektron bebas yang dapat menyebabkan terjadi benturan
dengan electron-elektron yang terikat pada inti atom sehingga electron terikat
akan dapat meloncat orbitnyadan menempati orbit yang lain yang lebih
besar,kalau kemudian electron ini kembali ke orbitnya,maka kelebihan energinya
akan menjadi bebas dan dipancarkan cahaya atau panas,tergantung panjang
gelombangnya.
Fungsi dari lampu pijar yaitu selain untuk penerangan juga dapat
dimanfaatkan panas yang dihasilkannya. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan
sebagai pemanas kandang ayam dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan
di bidang industry.
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau
listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit
hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran
dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor
yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak
terbakar.
Fungsi Resistor sangat berpengaruh besar di dalam rangkaian elektronika,
karena dapat digunakan sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut
diproses dan disalurkan pada komponen elektronika lainnya. Selain sebagai
penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi arus,
pembatas/pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga
merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif.
Gambar Resistor
Symbol resistor
Power supply atau catu daya adalah suatu alat listrik yang dapat
menyediakan energy listrik yang dapat menyediakan energy listrik untuk
perangkat listrik maupun elektronika lainnya. Pada dasarnya power supply ini
memerlukan sumber energy listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energy
listrik yang diperlukan oleh rangkaian elektronika lainnya. Oleh sebab itu kadang
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019
power supply juga bisa disebut dengan istilah electric power converter. DC power
supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus listrik
dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki polaritas yang tetap yaitu positif
dan negative untuk bebannya. Sedangkan AC power supply adalah power supply
yang mengubah suatu taraf tegangan AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya
AC power supply yang menurunkan tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan
yang membutuhkan tegangan 110VAC atau sebaliknya.
Gambar Catu daya
Gambar Breadboard
W
p=
t
Dimana:
P =Daya [W]
W = Energi [Joule]
t = Waktu [S]
Dalam rangkaian listrik besarnya daya sering dihitung dengan rumus:
p=V . I
W
Ini sejalan dengan rumus yang pertama di atas, karena p=V . I dan V=
Q
Q
serta I= maka;
t
W Q W
p=V . I= . =
Q t t
Selain itu daya listrik dapat dihitung juga dengan beberapa rumus lainnya
V2 2
p= =I . R
R
Secara lebih luas rumus daya pada poin diatas berlaku pada pengukuran
DC sedangkan pada pengukuran AC dikalikan dengan nilai cosϕ (faktor daya)
p=V . I cosφ
Apabila bebannya adalah resistor maka faktor dayanya adalah 1 sehingga p=V . I
BAB III
III.1. Resistor
III.3. Kabel
III.5. BreadBoard
BAB IV
BAB V
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB VI
VI.1. Tabel 1.a Hasil pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC
Untuk R = 100 Ohm
No. VS Vbeban I P
1 5V 5V 50 mA 0,25 W
2 6V 6V 60 mA 0,36 W
3 7V 7V 70 mA 0,49 W
4 8V 8V 80 mA 0,64 W
5 9V 9V 90 mA 0,81 W
VI.2. Tabel 1.b Hasil pengukuran Daya Listrik Pada Arus Searah DC
Untuk R = 1K Ohm
No. VS Vbeban I P
1 5V 5V 5 mA 0,025 W
2 6V 6V 6 mA 0,036 W
3 7V 7V 7 mA 0,049 W
4 8V 8V 8 mA 0,064 W
5 9V 9V 9 mA 0,081 W
VI.3. Tabel 2.a Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter Untuk R = 10
Ohm
No. VS V1 V2 V3 P
VI.4. Tabel 3.b Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter Untuk R =
100 Ohm
No. VS V1 V2 V3 P
2 5V 5V 500,481 nV 5V −1,25241× 10
−15
W
VI.5. Tabel 3.a Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Amperemeter Untuk R =
100 Ohm
No. V I1 I2 I3 P
VI.6. Tabel 3.b Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik 1 Fasa
Dengan Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Amperemeter Untuk R =
1k Ohm
No. V I1 I2 I3 P
BAB VII
ANALISA DATA
P = Vbeban . I
P = 5 . 0,05
P = 0,25 watt
b. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 6 V I = 0,06 A
Vbeban = 6 V
P = Vbeban . I
P = 6 . 0,06
P = 0,36 watt
c. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 7 V I = 0,07 A
Vbeban = 7 V
P = Vbeban . I
P = 7 . 0,07
P = 0,49 watt
d. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 8 V I = 0,08 A
Vbeban = 8 V
P = Vbeban . I
P = 8 . 0,08
P = 0,64 watt
e. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 9 V I = 0,09 A
Vbeban = 9 V
P = Vbeban . I
P = 9 . 0,09
P = 0,81 watt
2. Untuk R = 1k Ohm
a. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 5 V I = 0,005 A
Vbeban = 5 V
P = Vbeban . I
P = 5 . 0,005
P = 0,025 watt
b. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 6 V I = 0,006 A
Vbeban = 6 V
P = Vbeban . I
P = 6 . 0,006
P = 0,036 watt
c. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 7 V I = 0,007 A
Vbeban = 7 V
P = Vbeban . I
P = 7 . 0,007
P = 0,049 watt
d. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 8 V I = 0,008 A
Vbeban = 8 V
P = Vbeban . I
P = 8 . 0,008
P = 0,064 watt
e. Diketahui (dari hasil pengukuran) :
VS = 9 V I = 0,009 A
Vbeban = 9 V
P = Vbeban . I
P = 9 . 0,009
P = 0,081 watt
VII.2. Pengukuran Daya Listrik Pada Arus Bolak-Balik (AC)
1. Menghitung Menggunakan Tiga Buah Alat Ukur Voltmeter
2 2 2
V3 −V 2 −V1
P=
2R
a. Untuk R = 10 Ohm
P=
2.10
−1603,041444 ×10−18
P=
20
−17
P = −8,01521×10 W
P=
2.10
−2504,802304 ×10−18
P=
20
−16
P = −1,2524 ×10 W
P=
2.10
−3606,843249 ×10−18
P=
20
−16
P = −1,80342× 10 W
P=
2.10
−4909,384489 ×10−18
P=
20
−16
P = −2,45469 ×10 W
P=
2.100
−160308,148225× 10−18
P=
200
P = −8,01541 ×10−16 W
P=
2.100
−18
−250481,231361× 10
P=
200
P = −1,25241× 10−15 W
−18
−360692,732929× 10
P=
200
−15
P = −1,80346 ×10 W
P=
2
P=
2
P = 50|−4,514227344 ×10 |
−21
P = 2,25711× 10−19 W
P=
2
P = 50|−5,253205441× 10 |
−21
−19
P = 2,6266 ×10 W
P=
2
P = 50|−1,2094060729 ×10 |
−20
−19
P = 6,04703 ×10 W
P=
2
P = 50|−1,5098511376 ×10 |
−20
P = 7,54926 ×10−19 W
P=
2
P = 50|−1,8056640625 ×10−20|
−19
P = 9,02832× 10 W
P=
2
P = 500|−4,54236908841×10 |
−13
−10
P = 2,27118 ×10 W
P=
2
P = 500|−5,31521193025 ×10 |
−13
−10
P = 2,65761× 10 W
P=
2
P = 500|−1,089936 ×10 |
−12
P = 5,44968 ×10−10 W
P=
2
P = 500|−1,560001 ×10−12|
−10
P = 7,8 ×10 W
5) Diketahui (dari hasil pengukuran) :
V=8V I1 = 1,348 ×10−6 A
I2 = 0,007999 A I3 = 0,007999 A
P=
2
P = 500|−1,817104 × 10−12|
−10
P = 9,08552× 10 W
E
P=
t
Dimana :
P=V×I
Atau
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019
2
2 V
P= I . R=
R
Dimana :
2. Impedansi
a. Resistansi
Resistansi adalah konsep dasar dalam bidang studi elektrik. Dapat dilihat
dalam hukum Ohm: ΔV = I * R. Persamaan ini membuat Anda bisa menghitung
nilai-nilai dari variabel-variabel tersebut selama Anda mengetahui setidaknya dua
dari tiga variabelnya. Sebagai contoh, untuk menghitung resistansi, tulislah
rumusnya menjadi R = I / ΔV.
ΔV = tegangan (V).
I = Kuat arus (A).
R = resistansi (Ω).
b. Reaktansi
1) Reaktansi induktif
2) Reaktansi kapasitif
Anda akan memperoleh hasil yang sama dari rumus Xtotal = |XC – XL|
Anda tidak bisa menjumlahkan keduanya karena kedua nilai tersebut berada
pada fase yang berbeda. Artinya, nilai keduanya berubah seiring berjalannya
waktu sebagai bagian dari siklus AC, tetapi keduanya mencapai puncak pada
waktu yang berbeda.[12] Untungnya, apabila semua komponennya berada dalam
rangkaian seri (hanya terdapat satu kawat), kita dapat menggunakan rumus
sederhana Z = √ R 2+ X 2
3. Segitiga Daya
Dari gambar diatas terlihat bahwa semakin besar nila daya reaktif (Q) akan
meningkatkan sudut antara daya nyata dan daya semu atau biasa disebut dengan
power factor / COS φ. sehingga daya yang terbaca pada alat ukur (S) lebih besar
daripada daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban (P).
S = √ P2+ Q 2=I.V
P = S cosφ
Q = S sinφ
P
cosφ = faktor daya =
S
BAB VIII
VIII.1. Kesimpulan
Menurut saya kesimpulannya yaitu, Daya adalah laju energi yang dihantarkan
selama melakukan usaha dan periode waktu tertentu, sedangkan daya listrik
adalah laju hantara energi listrik dalam rangkaian listrik.
VIII.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://teknikelektronika.com/pengertian-daya-listrik-rumus-cara-
menghitung/
https://id.wikihow.com/Menghitung-Impedansi
https://www.listrik-praktis.com/2015/09/memahami-dengan-mudah-
konsep-segitiga-daya.html
http://dunia-engineer.blogspot.com/2011/10/segitiga-daya.html?m=1
LAMPIRAN
Dengan VS = 5 V ; Vbeban = 5 V ; I = 50 mA
Dengan VS = 6 V ; Vbeban = 6 V ; I = 60 mA
Dengan VS = 7 V ; Vbeban = 7 V ; I = 70 mA
Dengan VS = 8 V ; Vbeban = 8 V ; I = 80 mA
Dengan VS = 9 V ; Vbeban = 9 V ; I = 90 mA
b. Untuk R = 1000 Ω
Dengan VS = 5 V ; Vbeban = 5 V ; I = 5 mA
Dengan VS = 6 V ; Vbeban = 6 V ; I = 6 mA
Dengan VS = 7 V ; Vbeban = 7 V ; I = 7 mA
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019
Dengan VS = 8 V ; Vbeban = 8 V ; I = 8 mA
Dengan VS = 9 V ; Vbeban = 9 V ; I = 9 mA
Dengan VS = 4 V ; V1 = 4 V ; V2 = 40,038 nV ; V3 = 4 V
Dengan VS = 5 V ; V1 = 5 V ; V2 = 50,048 nV ; V3 = 5 V
Dengan VS = 6 V ; V1 = 6 V ; V2 = 60,057 nV ; V3 = 6 V
Dengan VS = 7 V ; V1 = 7 V ; V2 = 70,067 nV ; V3 = 7 V
Dengan VS = 8 V ; V1 = 8 V ; V2 = 80,077 nV ; V3 = 8 V
2) Untuk R = 100 Ω
Dengan VS = 4 V ; V1 = 4 V ; V2 = 400,385 nV ; V3 = 4 V
Dengan VS = 5 V ; V1 = 5 V ; V2 = 500,481 nV ; V3 = 5 V
Dengan VS = 6 V ; V1 = 6 V ; V2 = 600,577 nV ; V3 = 6 V
Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi Nama : Amazing Tanor
EB - 3022
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi NIM : 18021103039
Modul 1
Pengukuran Dasar
“Pengukuran Daya” 2019
Dengan VS = 7 V ; V1 = 7 V ; V2 = 700,673 nV ; V3 = 7 V
2) Untuk R = 1000 Ω