Anda di halaman 1dari 4

RESUME KEPERAWATAN DENGAN VOMITUS PADA ANAK.

DI RUANGAN PEDIATRI LT 12 RSUD KOJA

(24 MEI 2022)

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS STASE


KEPERAWATAN ANAK

DOSEN PEMBIMBING:

NS. YULIA AGUSTINA, S.KEP. M.KEP

OLEH

NAMA: ANJELINA D KODU

NIM: 210514006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA

TAHUN AKADEMIK 2022


RESUME KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Data Subyektif:
- Keluarga pasien mengatakan anaknya muntah-muntah sejak 2 hari yang lalu

Data Obyektif:

- Pasien terlihat lemas, kesadaran composmentis


- Mukosa bibir tampak kering
- Terpasang infus Asering 40 tpm
- Akral teraba hangat, suhu 36,5oC
2. Patofisiologi
Impuls-impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan
simpatis.Impuls- impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul
sebagai respon terhadap distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang- kadang
sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi oleh bahan yang menyebabakan
muntah. Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan
yang melibatkan berbagai aktifitas otot perut dan pernafasan. 

Proses muntah dibagi 3 fase berbeda, yaitu :

1. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat


rangsangan pada organ dan labirin dan emosi dan tidak selalu diikuti oleh
retching atau muntah.
2. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic
dengan glottis tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan
diafragma sehingga menimbulkan tekanan intratoraks yang negatif.
3. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai
dengan kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah turunannya
diafragma disertai dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini,
pylorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut
terbuka.
3. Pathway (Patofisiologi sampai muncul masalah keperawatan)
4. Diagnosis Keperawatan : Kurang volume cairan b/d output berlebih.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada selama 1x24 jam diharapkan cairan
dapat terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Asupan cairan meningkat
2. Kelembaban membran mukosa meningkat
3. Turgor kulit membaik
5. Intervensi Keperawatan:

Manajemen Cairan
1. Monitor status dehidrasi TTV (TD, HR, kelembaban membran mukosa,
turgor kulit)
2. Pantau hasil laboratorium
3. Berikan cairan intravena
6. Implementasi Keperawatan:
1. Memeriksa turgor kulit pasien : Turgor kulit kembali elastis
2. Memasang infus : Pasien terpasang infus
3. Memonitor tetesan infus : Asering 40 tpm
7. Evaluasi
S : Ibu pasien mengatakan muntah berkurang

O:

- K/U sedang. Kes. CM

- Mukosa bibir tampak mulai lembab

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai