Anda di halaman 1dari 16

Tugas Reproduksi

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
WINDY FEBRIANTY
14401.20067
Tingkat IIB
A. Sindrom Premenstruasi
1. Pengertian

Sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan


perilaku yang terjadi selama akhir fase luteal dalam siklus menstruasi dan
berakhir dengan awitan menstruasi (Varney, 2006). Premenstrual tension
merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai
beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang
walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti
(Prawirohardjo, 2005).

2. Etiologi

Menurut Saryono (2009), penyebab terjadinya sindrom premenstruasi


berhubungan dengan beberapa faktor antara lain :

a. Faktor hormonal

Yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.


Kadar hormon estrogen sangat berlebih dan melampaui batas normal
sedangkan hormon progesteron menurun.

b. Faktor kimiawi

Faktor kimiawi sangat mempengaruhi munculnya sindrom premenstruasi.


Rendahnya kadar dan aktivitas serotonin menimbulkan gejala sindrom
premenstruasi. Selain itu peningkatan prolaktin menyebabkan
keterlambatan ovulasi dan menurunkan level progesteron yang
menyebabkan sindrom premenstruasi.

c. Faktor genetik
Faktor genetik juga memainkan suatu peran yang sangat penting, yaitu
insidensi sindrom premenstruasi dua kali lebih tinggi pada kembar satu telur
(monozigot) dibanding kembar dua telur.

d. Faktor psikologis

Faktor psikis, yaitu stres sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian PMS .
Gejala-gejala sindrom premenstruasi akan semakin menghebat jika di dalam
diri seseorang wanita terus menerus mengalami tekanan.

e. Faktor gaya hidup

Faktor gaya hidup dalam diri wanita terhadap pengaturan pola makan juga
memegang peranan penting. Makanan terlalu banyak garam menyebabkan
retensi cairan. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol dan
berkafein dapat mengganggu suasana hati dan melemahkan tenaga. Selain
itu kurangnya asupan vitamin B6, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkan gejala sindrom premenstruasi semakin memburuk.

Menurut Prawirohardjo (2005) etiologi sindrom premenstruasi tidak jelas,


akan tetapi satu faktor yang memegang peranan penting adalah
ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron dengan akibat retensi
cairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang edema. Dalam
hubungan dengan kelainan hormonal, rupanya terdapat defisiensi luteal dan
pengurangan produksi progesteron. Faktor kejiwaan, masalah dalam
keluarga, masalah sosial juga memegang peranan penting.

Wanita yang baik keseimbangan psiko-emosionalnya, yang menganggap


haid itu wajar, tidak mudah menderita tegangan prahaid. Sebaliknya wanita
psiko-neurotik, yang menganggap haid itu sebagai suatu kelainan lebih
mudah menunjukkan gejala- gejala yang berlebihan. Karena itu gangguan
jiwa dan emosi dapat dipandang sebagai dasar, sedang perubahan-
perubahan organo-bioligik sebagai faktor pencetus ( precipating factor) dari
tegangan prahaid (Prawirohardjo, 2005).
3. Gejala

Menurut Saryono ( 2009) kriteria yang diperlukan untuk menegakkan


diagnosis PMS (Premenstrual Syndrom adalah gejala harus ada selama 5 hari
menjelang fase premenstruasi dan berakhir dalam 4 hari setelah

menstruasi mulai, dan mempengaruhi beberapa aktivitas normal. Salah satu


gejala yang harus ada ( Group A) adalah :

a. Depresi alam perasaan, perasaan putus asa

b. Cemas, tegang

c. Perubahan mood secara tiba – tiba

d. Marah, irritabel.

Sedangkan gejala tambahan ( Group B ) adalah :

a. Penurunan ketertarikan pada aktivitas sehari-hari

b. Kesulitan dalam konsentrasi

c. Kelemahan, kurang energi

d. Perubahan rasa, banyak makan, pilih-pilih makan

e. Ganguan tidur

f. Gejala fisik seperti : payudara menegang, bengkak, sakit kepala, sakit

sendi atau otot, penambahan berat badan.


Bila wanita sedikitnya terdapat salah satu gejala dalam grup A dan empat
gejala tambahan dalam grup B maka dapat diketegorikan mengalami
sindrom premenstruasi. Gejala umum lain yang mungkin ditemukan adalah:

a. Perubahan fisik

1) Gejala – gejala gastrointestinal

Seperti : Sakit punggung, perut kembung, perubahan nafsu makan,


sembelit/diare, daerah panggul terasa berat atau tertekan, mual, muntah,
penambahan berat badan, bengkak abdominal, kram abdominal, kram pada
kandung kemih.

2) Gejala-gejala pada payudara

Seperti payudara terasa penuh, bengkak, mengeras dan nyeri.

3) Permasalahan pada kulit.

Seperti : hot flashes( kulit wajah, leher, dada tampak merah dan terasa
terbakar), kelainan kulit ( jerawat dan neurodermatitis), dan sariawan.

4) Gejala-gejala vaskuler dan neurologi

Seperti : pusing, pingsan, tidak bertenaga, kelelahan yang luar biasa,


pembengkakan jaringan atau nyeri persendian, sendi dan otot lemas,
debaran jantung/ hati, kekejangan otot, koordinasi yang berkurang.

5) Keluhan-keluhan mata

Seperti radang selaput mata dan gangguan penglihatan.

6) Permasalahan pada pernapasan

Seperti : peradangan/ infeksi dan alergi.

7) Gangguan cairan tubuh

Seperti retensi cairan tubuh di payudara, tungkai, lutut, dan otak yang
menyebabkan pembengkakan dan sakit kepala.
b. Perubahan suasana hati

Seperti : mudah marah, cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah,


sebentar sedih, sebentar gembira, agresif, tertekan, kesepian, gugup,
ketiadaan kendali, hilangnya gambaran diri, hipersensitif secara emosional,
kemurungan.

c. Perubahan mental

Seperti : kalut, bingung, sulit berkonsentrasi, pelupa, isolasi sosial.

d. Perubahan tingkah laku

Seperti : perubahan libido, perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan.

Menurut Emilia (2008) gejala-gejala sindrom premenstruasi diantaranya:

a. Mood yang buruk

b. Gelisah

c. Sedih

d. Marah

e. Berkurangnya minat kerja, pekerjaan rumah atau aktivitas sosial

f. Susah berkonsentrasi

g. Mudah lelah dan berkurangnya energi

h. Nafsu makan naik

i. Insomnia atau hipersomnia

j. Penimbunan cairan

k. Gejala fisik seperti dada lembut, sakit kepala, sakit otot, penambahan
berat badan.
Menurut Cokmoki (2007) tanda dan gejala premenstruasi sindrom dibagi
dalam dua gejala antara lain:

a. Tanda -tanda psikis

Meliputi : gelisah, cemas, takut sendirian, suasana hati serba tak nyaman,
rasa lelah dan letih, cemberut, mudah marah, kepribadian seakan sirna,
hilangnya rasa percaya diri, cuek terhadap lingkungan/ orang lain, kurang
konsentrasi, mudah menangis, depresi, perasaan tertekan, dan mudah
tersinggung,

b. Tanda – tanda fisik

Meliputi : payudara melunak ( kadang sakit), perut mengembang dan


kembung, badan terasa berat, kaki dan sendi terasa lunglai, dan sakit kepala
sampai migren.

Menurut Prawiroharjo (2005), gejala-gejala premenstruasi dapat dibagi


dalam dua kelompok:

a. Gejala- gejala psiko emosional : sukar konsentrasi, rasa takut yang


berlebihan (overanxiety), mudah tersinggung, mudah marah dandepresi.

b. Gejala- gejala fisik : sefalgia, insomnia, takikardi, anoreksia, nausea dan


vomitus, perut kembung, rasa penuh di perut dan payudara, gangguan
defekasi dan miksi, nyeri perut/panggul/pinggang dan sebagainya.

PENATALAKSANAAN

1. TERAPI NON HORMON


A. Diet
B. Olahraga
C. Mengurangi stres
D. Diuretik
E. Psikoterapi
F. Obat psikoterapik
G. Inhibitor prostaglandin
2. TERAPI HORMON
A. Progesteron
B. Estrogen
C. Pil kontrasepsi
D. Danazol
E. Bormokriptin
F. Lithium kerbonat

KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN DISMENORE
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Nn. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :O
Usia : 18 Tahun
Pendidikan : Sma
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Belum Kawin
Tb/Bb : 155cm/60kg
Alamat : Peguyangan Kaja
Diagnosa Medis : Pramenstruasi sindrom
Tanggal Pengkajian : 28 November 2021

Penanggung Jawab
Nama : Ny. C
Hubungan Dengan Pasien : Ibu Kandung
Alamat : Peguyangan Kaja
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada abdomen, nyeri pada payudara, pusing, mual,
meningkatnya nafsu makan, dan kelebihan emosional
c. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien mengatakan nyeri pada abdomen, nyeri pada payudara, pusing, mual,
kelebihan emosional beberapa hari sebelum menstruasi
d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Saat pasien m,engalami nyeri haid pasien hanya meminum air hangat dan
melakukan kompres pada abdomen.
e. Riwayat penyakit keluaga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti, hipertensi, DM,
dll.
3. Pola kebutuhan dasar
1. Pola pesepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan sangat penting bagi keluarga dan pasien
2. Pola nutrisi dan metabolic
Pasien mengatakan biasa makan 3X sehari biasa minum 7-8 gelas/hari
3. Pola eliminasi
Pasien mengatakan tidak ada maslah dalam melakukan BAB atau BAK
4. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 21.00 dan bangun dipagi hari pukul
05.00. pasien juga mengatakan tdak memiliki kebiasaan mengigau saat tiidur dan
tidak kesulitan untuk memulai tidur. Tidurnya nyenyak dan pasien biasa tidur 5-6
jam/hari.
5. Pola aktivitas dan latihan
 Sebelum masuk rumah sakit : Aktivitas seperti biasanya tidak terdapat gangguan, kurang
olahraga.
 Saat ini : Aktifitas terganggu kerna nyeri yang dirasakan
Aktivitas yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan mestruasi, kelemahan
tubuh menurun.
6. Pola kognitif dan persepsi
Pasien mengatakan dapat mendengar (tidak tuli), mampu melihat dengan baik,
komunikasi verbal dan perabaan pasien tidak mengalami masalah.
7. Pola persepsi-konsep diri
a. Citra tubuh : pasien mengalami perubahan bentuk tubuh dan tidak menolak
kondisi fisiknya yang akan berubah
b. Ideal diri : pasen berharap bisa sembuh dan pulang kembali ke rumah
c. Identitas diri : pasien merupakan seorang pelajar
d. Harga diri : pasien mengatakan tidak rendah diri dengan keadaannya, hanya
saja, pasien merasa cemas karena tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan baik
8. Pola peran-hubungan
Pasien mengatakan menjalin hubungan dengan keluarga maupun masyrakat sekitar
rumahnya dengan baik
9. Pola seksual-rep[roduksi
Pasien mengatakan belum menikah
10. pola toleransi stress-koping
pasien mengatakan setiap ada masalah akan menceritakan maslahnya kepada
keluarganya
11. pola nilai-kepercayaan
pasien Beragama hindu, dan rajin beribadah
4. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
Pasien terlihat lemah dan pucat
Tingkat kesadaran : compos metis
GCS: VERBAL: 5 PSIKOMOTOR : 6 MATA : 4
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/80mmHg
S : 36,5°C
N : 130X/MENIT
RR : 20X/MENIT
c. Keadaan fisik
a. Kepala
Bentuk : mesochepale
Lesi/luka : -
b. Rambut
Warna : hitam
Kelainan : -
c. Mata
Penglihatan : normal
Sclera : tidak iterik
Konjungtiva : tidak anemis
Pupil : isokor
Kelainan : -
d. Hidung
Penciuman : normal
Secret/darah/polip : -
Tarikan cuping hidung : -
e. Telinga
Pendengaran : normal
Secret/cairan/darah : -
f. Mulut dan gigi
Bibir : lembab
Mulut dan tenggorokan : normal
Gigi : bersih
g. Leher
Pembesaran tiroid : -
Lesi :-
Nadi karotis : teraba
Pembesaran limfoid : -
h. Thorax
Jantung : kekuatan : kuat, irama : teratur
Paru :
 Frekuensi nafas : teratur
 Kual;itas : normal
 Suara nafas : vesikuler
 Batuk : -
 Sumbatan jalan nafas : -
 Retraksi dada : -
i. Abdomen
Peristaltic usus : 8x/mnit
Kembung : ada
Nyeri tekan : ada
Ascites : -
j. Genitalia
Pimosis : -
Alat bantu : -
Kelaianan: -
k. Kulit
Turgor : elastic
Laserasi : -
Warna kulit :sawo matang
l. Ekstrimitas
Hemiplegic/parese : -
Akral : hangat
CRT : < 2 detik
Edema : -
5. Data pemeriksaan komplementer
Nama titik yang bermasalah :
1. L14
2. SP6
3. ST 36
Lokasi titik yang bermasalah

Stimulasi berupa penekanan yang dilakukan pada titik-titik- akupresure ( titik L14,
SP6, ST36) DIYAKINI DAPAT MEREDAKAN NYERI PADA SAAT HAID.
B. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Pasien Mengeluh Fungsi Endokrin Nyeri Akut
Nyeri Iabdomen Bawah
Setiap Menstruasi, Pasien
Tampak Meringis Prostaglandin

Skala Nyeri : 7-10 (Skala


Wajah) Gastrointestinal

Do : Ttv Normal
TD : 110/80mmhg Pendarahan
S : 36,5°C
Nadi : 130x/Menit
RR : 20x/Menit Infeksi Atau Peradangan

Nyeri Akut

C. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada abdomen
 Kurangnya pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penanganannya
berhubungan dengan kurang informasi
 Gangguan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum yang di
rasakan.

D. Intervensi

YDIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Nyeri akut Tujuan panjang : Mandiri
berhubungan nyeri hilang 1. Hangatkan
dengan gangguan Tujuan pendek : bagian perut 1. Dapat
pada abdomen setelah dilakukan menyebabkan
perawatan selama terjadinya
1x30menit nyeri vasodilatasi
berkurang dengan dan
kiteria hasil: mengurangi
1. Pasien kontraksi
menyatakan spasmodamik
rasa uterus
nyaman 2. Mengurangi
setelah nyeri Karena
nyeri adanya
berkurang stimulus
2. Pasien sentuhan
mampu 2. Masase daerah teurapeutik
mengontrol perut yang 3. Mengurangi
nyeri nyeri tekanan untuk
3. Pasien mendapat rileks
mampu 4. Penekanan
menggunak pada titik yang
an tehnik dapat
nonfarmako mengurangi
logi untuk nyeri
mengurangi 3. Lakukan teknik
nyeri relaksasi

4. Tentukan titik
akupresure L14
(titik
akupresure
antara ibu jari
dan telunjuk)
SP6 (titik 5. Penenkanan
akupresure 4 pada titik
jari diatas mata akupresure
kaki) akan
St36 (titik memeberikan
akupresure 4 hasil optimal
jari dibawah
lutut ditepi
luar) 6. Keluarga atau
5. Rangsang titik pasien dapat
akupresure melakukan
dengan jari atau akupresure
ibu jari dengan secara mandiri
kekuatan tanpa bantuan
tekanan yang perawat
memadai
6. ajarkan 7. Kolaborasi
keluarga atau dengan terapi
orang terdekat professional
melakukan akan membantu
akupresure menentukan
acupoint yang
tepat sesuai
masalah
7. Kolaborasi keperawatan.
dengan terapi
yang
tersertifikasi

E. Implementasi
Hari/tgl/jam Tindakan keperawatan Evaluasi proses
Sabtu / 27 november 1. Menentukan titik Ds : Pasien Mngatakan Masih
2021 / 10.00 wita akupresure L14 Merasa Nyeri Di Bagian
2. Lakukan Abdomen
penenkanan pada Do: Pasioen Tampak Meringis
titik L14 sebanyak Dan Gelisah
30x dan dilakukan Skala Nyeri : 7-10 (Skala
pada kedua tangan Wajah)
3. Menentukan titik Tanda-Tanda Vital Normal
akupresure SP6 Td : 110/80mmhg
4. Lakukan S : 36,5°C
penekanan pada Nadi : 130x/Menit
titik SP6 sebanyak Rr : 20x/Menit
30x dan dilakukan
pada kedua kaki
5. Menentuksn titik
ST36
6. Lakukan
penekanan titik
akupresure pada
ST36 sebanyak 30x
dilakukan dikedua
lutut kaki
Sabtu / 27 november 1. Menentukan Ds : Pasien Mngatakan nyeri
2021 / 10.10 wita titik akupresure sedikit berkurang
L14 Do: Pasien Tampak tenang
2. Lakukan Skala Nyeri : skala 4 (Skala
penenkanan Wajah)
pada titik L14 Tanda-Tanda Vital Normal
sebanyak 30x Td : 110/80mmhg
dan dilakukan S : 36,5°C
pada kedua Nadi : 100x/Menit
tangan Rr : 20x/Menit
3. Menentukan
titik akupresure
SP6
4. Lakukan
penekanan pada
titik SP6
sebanyak 30x
dan dilakukan
pada kedua kaki
5. Menentuksn
titik ST36
6. Lakukan
penekanan titik
akupresure
pada ST36
sebanyak 30x
dilakukan
dikedua lutut
kaki dan
ajararkan
keluarga pasien
Sabtu / 27 november 1. Menentukan titik Ds : Pasien Mngatakan sudah
2021 / 10.30 wita akupresure L14 tidak merasakan nyeri
2. Lakukan Do: Pasioen Tampak tenang
penenkanan pada dan nyaman
titik L14 sebanyak Skala Nyeri : skala 2 (skala
30x dan dilakukan wajah)
pada kedua tangan Tanda-Tanda Vital Normal
3. Menentukan titik Td : 120/80mmhg
akupresure SP6 S : 36,5°C
4. Lakukan Nadi : 90x/Menit
penekanan pada Rr : 20x/Menit
titik SP6 sebanyak
30x dan dilakukan
pada kedua kaki
5. Menentuksn titik
ST36
6. Lakukan
penekanan titik
akupresure pada
ST36 sebanyak 30x
dilakukan dikedua
lutut kaki

F. Evaluasi

Hari/tanggal Evaluasi hasil


Minggu 28 November 2021 S: pasien mengatakan sudah tidak
merasakan nyeri setelah dilakukan
tindakan akupresure
O: pasien tampak tenang dan nyaman
A: masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien

DAFTAR ISI
Arikunto, S., 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta : Rineka
Cipta.pp: 134-7, 151-5, 168-77, 278-9, 359, 363
Budiarto, E. 2002. Biostatistik untuk kedokterandan kesehatan masyarakat. Jakarta :EGC.
pp: 85-8
----------------. 2004. Metodologi Penenlitian Kedokteran Sebuah Pengantar. Jakarta :EGC.
p: 58
Cokmoki. Premenstruasi Sindrom.
http:d3//kebidanan.blogspot.com/2009/11/premenstruasi-syndrom.html. November 2009.
( Diakses tanggal 10 Februari 2010)
Dahlan, M. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika p:
157
Emilia, O. 2008. “Premenstrual Syndrome ( PMS) and Premenstrual Dysphoric Disorder
( PMDD) in Indonesian Women”. Vol 40 hal 148-153.
http://bik.fk.ugm.ac.id/downloads/07-OVA-SEP%2008.pdf. Last Update November 2008
( Diakses tanggal 2 Februari 2010)

Anda mungkin juga menyukai