Anda di halaman 1dari 36

PENUNTUN PRAKTIK

ANALISIS KROMATOGRAFI

PROGRAM STUDI
ANALISIS KIMIA

PENYUSUN:
Dr. SUPRIYONO, M.Si
AHMAD ZAKARIA, M.Si

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

POLITEKNIK AKA BOGOR


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNYA Diktat
Analisis Kromatografi dapat tersusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Diktat praktik Analisis Kromatografi memuat materi pokok tentang bidang analisis
kromatografi teknik sederhana seperti kromatografi kolom, kertas dan lapis tipis dan teknik
kromatografi tingkat menengah seperti kromatografi lapis tipis kinerja tinggi, kromatografi cair
kinerja tinggi dan kromatografi gas. Materi yang dibahas meliputi teknik pemisahan sederhana,
penetapan senyawaan organik serta perhitungan ketidakpastian pengukuran. Mahasiswa
diharuskan membaca literatur yang berkenaan dengan teknik kromatografi untuk memperluas
wawasan dan pemahaman konsep.
Diktat praktikum analisis kromatografi yang Kami susun bersumber dari Standar
Nasional Indonesia , Pedoman pelatihan dan buku teks serta sumber lain yang dapat dipercaya.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan dosen/asisten serta staf
Politeknik AKA Bogor yang banyak memberikan bantuan. Semoga amal baik kita mendapatkan
balasaan yang setimpal dari Sang Pengasih. .
Akhir kata penyusun mengharapkan mudah-mudahan diktat ini dapat bermanfaat bagi
civitas akademika Politeknik AKA Bogor. Amiin.

Bogor, Januari 2019

Penyusun

i
TATA TERTIB PRAKTIK

1. Praktikan harus sudah berada ditempat 10 menit sebelum praktik dimulai.


2. Setiap praktikan sudah harus membuat persiapan (alur kerja) sebelum praktik
dimulai.
3. Laporan praktikum harus sudah diserahkan sebelum praktikan meninggalkan
ruangan.
4. Selama praktik berlangsung,praktikan tidak diperkenankan ke luar laboratorium ,
kecuali seizing asisiten/petugas.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum dengan alasan dan bukti yang dapat
dipertangungjawabkan dapat meminta waktu atau jadwal pengganti.
6. Selama kegiatan praktik, praktkan harus bekerja tenang , tertib, teratur dan teliti.
7. Praktikan tidak diperkenankan meminjamkan alat milik laboratorium tanpa seizin
petugas/asisten.
8. Peralatan laboratorium yang digunakan harus ditulis dalam buku pemakaian alat.
9. Meja dan peralatan laboratorium harus dibersihkan setelah praktik selesai.
10. Peralatan yang dipinjam selama praktikum harus diserahkan kembali kepada petugas
setelah praktik selesai.
11. Data atau laporan praktik diserahkan kepada asisten .

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………..... i

TATA TERTIB PRAKTIK ………………………………………………………………………………………………………………. ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………….. iii
PRAKTIK KE-1 PEMISAHAN ION LOGAM DALAM CONTOH CAIRAN SECARA KROMATOGRAFI 1
KERTAS ……………………………………………………………………………………………………………………………..……..
PRAKTIK KE-2 PENGUJIAN ASAM AMINO DALAM SAMPEL CAMPURAN ASAM AMINO SECARA 3
KROMATOGRAFI KERTAS ………………………………………………………………………………………………………….
PRAKTIK KE-3 IDENTIFIKASI KURKUMIN DALAM SAMPEL TEMULAWAK SECARA KROMATOGRAFI 5
LAPIS TIPIS DESCENDING ………………. ………………………………………………………………………………………..
PRAKTIK KE-4 PEMISAHAN ZAT WARNA CAMPURAN (DYE MIXTURE) SECARA KROMATOGRAFI 7
LAPIS TIPIS ASCENDING DENGAN MENGGUNAKAN 2 TIPE ELUEN ……………………………………………
PRAKTIK KE-5 PEMISAHAN SENYAWA PIGMEN BERWARNA PADA SAYURAN DAN DAUN 9
MENGGUNAKAN TEKNIK KROMATOGRAFI KOLOM ………………………………………………………………….
PRAKTIK KE-6 Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Kafein Dalam Sampel Tablet Obat 11
menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi ……………………………………………………………..
PRAKTIK KE-7 PENETAPAN KADAR TOLUENE DALAM SAMPEL PENGENCER CAT SECARA 18
KROMATOGRAFI GAS ………………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIK KE-8 Penetapan Kadar Etanol dalam Sampel Alkohol Teknis Menggunakan Teknik 22
Standar Internal dan Eksternal ………………………………………………………………………………………………..
PRAKTIK KE-9 Penetapan Kadar Paracetamol dalam Sampel Obat Secara Kromatografi Cair 26
Kinerja Tinggi (KCKT) ………………………………………………………………………………………………………………
PRAKTIK KE-10 Penetapan Kadar Vitamin C dalam Sampel Minuman Secara Kromatografi Cair 29
Kinerja Tinggi (KCKT) ……………………………………………………………………………………………………………….

iii
PRAKTIK KE-1
PEMISAHAN ION LOGAM DALAM CONTOH CAIRAN SECARA
KROMATOGRAFI KERTAS

TUJUAN
Memisahkan ion logam dalam contoh secara kromatografi krtas
Menentukan nilai Retardasi Factor (Rf) ion logam dalam contoh
PRINSIP
Ion logam dalam sampel cairan dapat diuji secara kualitatif dengan menggunakan metode
kromatogarfi kertas. Ion logam dengan driving force gaya kapilaritas dapat terbawa oleh fase
gerak sampai jarak tertentu . Ion logam yang sudah terpisah dapat didentifikasi dengan
penambahan activating agent untuk membentuk senyawaan berwarna.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik
CARA UJI :
1. Alat dan Bahan
Alat : - Gelas Ukur (bejana) ukuran 2 L - Kaca Arloji
- Pipa kapiler - Hair dryer (pengering)
Bahan : - Larutan Standar Cu, Pb dan Hg - Etanol - Kertas kromatografi
- Akuades - HCl 5N - KI 1% (activating agent)
2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Fase gerak
Etanol sebanyak 90 mL ditambahkan HCl 5N sebanyak 10 mL, lalu dimasukkan kedalam
bejana ukuran 2 L lalu ditutup dengan kaca arloji untuk menjenuhkan wadah dengan uap
fase gerak.
Pembuatan Larutan Standar 10 mg/L Cu, Pb, dan Hg
Larutan standar di buat dengan mengencerkan dari larutan stok yang sudah disediakan.
Preparasi Sampel Larutan
Sampel larutan yang dapat diuji adalah sampel yang tidak banyak mengandung matriks
dan jernih. Jika sampel keruh, maka sampel harus disaring terlebih dahulu.
Persiapan Kertas Kromatografi
Kertas kromatografi di potong setinggi ukuran bejana, lalu diberi garis pada daerah 2-4
Cm dari batas bawahnya dengan menggunakan pensil. Ukuran lebar atau diameter kertas
yang dipotong harus lebih kecil dari ukuran diameter bejana atau gelas ukur yang
dipergunakan agar kertas tersebut dapat masuk kedalam bejana percobaan.
Penotolan Standar dan Sampel
Standar dan sampel ditotolkan (spotting) menggunakan pipa kapiler pada daerah yang
sudah ditandai dengan pensil dengan jarak masing-masing penotolan 1-2 Cm.

1
3. Pengujian

Kertas kromatografi yang sudah dispotting oleh standar dan sampel di masukkan ke gelas
ukur yang sudah dijenuhkan oleh fase gerak. Kertas tersebut dibiarkan beberapa saat
hingga proses elusi sempurna. Setelah itu sampel tersebut dikeringkan dengan pengering
dan jika diperlukan di kenai uap amoniak untuk menetralkan asam. Spot yang sudah
kering lalu di aktivasi dengan menyemprotkan larutan KI 1%. Bandingkan nilai Rf
sampel dengan standar. Rf merupakan jarak analit dari titik dasar (awal spot) hingga
akhir elusi dibandingkan dengan jarak eluen.

4. Perhitungan Nilai Retardasi Factor (Rf)

Bandingkan nilai Rf yang terdapat pada sampel dengan Rf standar. Sampel diduga positif
mengandung ion logam jika memiliki nilai Rf yang relatif sama dengan standar ion logam
tersebut.

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

N Nama Bahan Pengamatan


o Warna Bau Wujud Rf
1. Standar ......
2. Standar ....
3. Standar .....
4. Sampel .....
5. Sampel ........

KESIMPULAN

Mengetahui , 201…
Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )
PERTANYAAN
1. Apakah nilai Rf perlu dilakukan perbandingan dengan nilai literatur ? jelaskan
2. Apakah HCl bisa digantikan dengan HNO3 ? jelaskan
3. Apakah metode ini bisa di jadikan metode kuantitatif ?

2
PRAKTIK KE-2
PENGUJIAN ASAM AMINO DALAM SAMPEL CAMPURAN ASAM AMINO
SECARA KROMATOGRAFI KERTAS

TUJUAN
Menguji kandungan asam-asam amino dalam sampel campuran asam amino secara kromatografi
kertas.
PRINSIP
Asam-asam amino di pisahkan berdasarkan perbedaan kekuatan interaksi antara fase diam dan
fase gerak. Asam amino akan terbawa oleh fase gerak dengan gaya dorong gaya kapilaritas.
Asam amino yang berinteraksi kuat denga fase diam akan memiliki mobilitas yang rendah
dibandingkan dengan yang berinteraksi lemah dengan fase diam.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

1. Alat dan Bahan


Alat : - Gelas Ukur (bejana) ukuran 2 L - Kaca Arloji
- Pipa kapiler - Hair dryer (pengering)
Bahan : - Larutan Standar Asam amino - Butanol dan Asam asetat
- Kertas kromatografi - Akuades - HCl 5N
- Ninhidrin 0,1% (activating agent)
2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Fase gerak
N-Butanol sebanyak 80 mL ditambahkan asam asetat dan akuades masing-masing
sebanyak 20 mL, lalu dimasukkan kedalam bejana ukuran 2 L dan ditutup dengan kaca
arloji untuk menjenuhkan wadah dengan uap fase gerak.
Pembuatan Larutan Standar asam amino
Sudah disiapkan
Preparasi Sampel Larutan
Sudah disiapkan.
Persiapan Kertas Kromatografi
Kertas kromatografi di potong setinggi ukuran bejana, lalu diberi garis pada daerah 2-4
Cm dari batas bawahnya dengan menggunakan pensil. Ukuran lebar atau diameter kertas
yang dipotong harus lebih kecil dari ukuran diameter bejana atau gelas ukur yang
dipergunakan agar kertas tersebut dapat masuk kedalam bejana percobaan.
Penotolan Standar dan Sampel
Standar dan sampel ditotolkan (spotting) menggunakan pipa kapiler pada daerah yang
sudah ditandai dengan pensil dengan jarak masing-masing penotolan 1-2 Cm.

3
3. Pengujian

Kertas kromatografi yang sudah dispotting oleh standar dan sampel di masukkan ke gelas
ukur yang sudah dijenuhkan oleh fase gerak. Kertas tersebut dibiarkan satu hari atau
hingga proses elusi sempurna. Setelah itu sampel tersebut diaktivasi dengan cara
menyemprotkan ninhidryn 0,1% (dalam pelarut butanol), lalu dikeringkan dengan
pengering hingga terbentuk warna yang khas. Bandingkan nilai Rf sampel dengan
standar.

4. Perhitungan Nilai Retardasi Factor (Rf)

Bandingkan nilai Rf yang terdapat pada sampel dengan Rf standar. Sampel diduga positif
mengandung asam amino jika memiliki nilai Rf yang relatif sama dengan standar asam
amino tersebut.

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

N Nama Bahan Pengamatan


o Warna Bau Wujud Rf
1. Standar ......
2. Standar ....
3. Standar .....
4. Sampel .....
5. Sampel ........

KESIMPULAN

Mengetahui , 201…
Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )
PERTANYAAN
1. Mengapa digunakan ninhidrin untuk pembangkit warna ? jelaskan
2. Asam amino apakah yang memiliki nilai Rf tertinggi ? jelaskan
3. Apakah asam amino akan mengion jika dilarutkan dalam air ? jelaskan

4
PRAKTIK KE-3
IDENTIFIKASI KURKUMIN DALAM SAMPEL TEMULAWAK SECARA
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DESCENDING

TUJUAN
Mengidentifikasi kandungan kurkumin dalam sampel temulawak secara kromatografi lapis tipis.
PRINSIP
Kurkumin di pisahkan berdasarkan perbedaan kekuatan interaksi antara fase diam dan fase
gerak. Kurkumin akan terbawa oleh fase gerak dengan gaya dorong gaya kapilaritas.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

1. Alat dan Bahan


Alat : - Pelat KLT - Batang Pengaduk - corong
- Gelas piala - Chamber - Botol semprot
- Pipa kapiler - Hair dryer - Pipet Mohr
Bahan : - Standar Kurkumin - Etanol, methanol, benzene dan kloroform
- Sampel temulawak - Akuades - Asam borat jenuh dlm metanol
- Kertas saring

2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Fase gerak
Kloroform dan benzene masing-masing dipipet 4,5 mL lalu dimasukkan ke tabung reaksi
ulir berpenutup dan selanjutnya ditambahkan 1 mL etanol. Larutan siap dimasukkan
kedalam chamber untuk proses penjenuhan.
Pembuatan Larutan Standar kurkumin
Standar kurkumin ditimbang sebanyak 0,1 g, lalu dilarutkan dengan 1 mL etanol dan
dikocok menggunakan vortex. Ekstraks disaring dan siap dipergunakan untuk proses
penotolan.
Preparasi Sampel Larutan
Perlakuan sama dengan standar.
Persiapan kromatografi lapis tipis (KLT)
Lempeng KLT dipotong seukuran 5 x 10 Cm, lalu diberi garis pada daerah +1 Cm dari
batas bawahnya dengan menggunakan pensil..
Penotolan Standar dan Sampel
Standar dan sampel ditotolkan (spotting) menggunakan pipa kapiler pada lempeng KLT
yang sudah ditandai dengan pensil dengan jarak masing-masing penotolan 1 Cm.

5
3. Pengujian

Lempeng KLT yang sudah dispoting dimasukkan ke chamber (Ingat spot tidak boleh
terendam oleh fase gerak). Proses elusi dibiarkan hingga eluen naik ke batas atas
lempeng, lalu lempeng tersebut diangkat dan dikeringkan. Semprotkan larutan
pembangkit warna dan hitung nilai Rfnya masing-masing.

4. Perhitungan Nilai Retardasi Factor (Rf)

Bandingkan nilai Rf yang terdapat pada sampel dengan Rf standar. Sampel diduga positif
mengandung kurkumin jika memiliki nilai Rf yang relatif sama dengan standar kurkumin.

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

N Nama Bahan Pengamatan


o Warna Bau Wujud Rf
1. Standar ......
2. Standar ....
3. Standar .....
4. Sampel .....
5. Sampel ........

KESIMPULAN

Mengetahui , 201…
Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Tanaman apa saja yang memiliki kandungan kurkumin cukup besar ?
2. Apakah kurkumin hanya terdiri satu senyawaan ?
3. Apakah fase gerak yang dipergunakan sudah sesuai !! jika tidak apa saran Anda ??

6
PRAKTIK KE-4
PEMISAHAN ZAT WARNA CAMPURAN (DYE MIXTURE) SECARA
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS ASCENDING DENGAN MENGGUNAKAN 2 TIPE
ELUEN

TUJUAN
Memisahkan zat warna dalam zat warna campuran
Menghitung nilai Rf masing-masing warna hasil pemisahan
PRINSIP
Pemisahan komponen zat warna akibat perbedan laju migrasi masing-masing zat warna dalam
fase diam daan fase gerak. Pemilihan fase gerak yang tepat dapat memisahkan komponen zat
warna dengan sempurna.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

1. Alat dan Bahan


Alat : - Pelat KLT - Pipa kapiler - Hair dryer - Pipet Mohr
- Chamber ascending yang memiliki 2 wadah eluen kiri dan kanan
Bahan : - Contoh dye mixture - Toluene dan etanol - Plat KLT

2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Fase gerak
Etanol dan toluene masing-masing dipipet 6 mL dan 4 mL, lalu dimasukkan ke tabung
ulir berpenutup lalu dihomogenkan.
Persiapan kromatografi lapis tipis (KLT) dan Penjenuhan Chamber
Lempeng KLT dipotong seukuran 5 x 10 Cm, lalu masing-masing diberi garis +1 Cm
pada daerah batas bawah dan atas dengan menggunakan pensil. Chamber pada sisi kiri
disi dengan eluen toluene sedangkan chamber sebelah kanan diisi dengan eluen campuran
etanol dan toluene dengan pebandingan 6:4. Pengisian eluen menggunakan pipet tetes.
Penotolan Standar dan Sampel
Sampel dye mixture ditotolkan (spotting) menggunakan pipa kapiler pada lempeng KLT
yang sudah ditandai dengan pensil dengan jarak masing-masing penotolan 1 Cm.
Penotolan dilakukan pada kedua sisi plat atau lempeng.

3. Pengujian

Lempeng KLT yang sudah dispoting dimasukkan ke chamber dan diletakan mendatar
hingga kedua sisinya bersentuhan dengan eluen. Proses elusi dibiarkan hingga eluen
sebelah kiri dan kanan masing-masing bergerak kearah tengah. Proses elusi dihentikaan

7
sebelum kedua eluen bercampur dengan cara lempeng tersebut diangkat dan dikeringkan.
Hitung nilai Rfnya masing-masing.

4. Perhitungan Nilai Retardasi Factor (Rf)

Bandingkan nilai Rf yang terdapat pada sampel berdasarkan warnanya.

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

N Sampel Pengamatan
o Warna Rf

KESIMPULAN

Mengetahui , 201…
Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )
PERTANYAAN
1. warna apa yang paling bersifat non polar ?
2. Eluen apa yang paling bagus memisahkan komponen warna pada dye mixture ? jelaskan

8
PRAKTIK KE-5
PEMISAHAN SENYAWA PIGMEN BERWARNA PADA SAYURAN DAN DAUN
MENGGUNAKAN TEKNIK KROMATOGRAFI KOLOM

TUJUAN
Memisahkan senyawa pigmen dalam sampel sayuran dan daun
Menghitung nilai Rf masing-masing warna hasil pemisahan
PRINSIP
Pemisahan komponen zat warna akibat perbedan laju migrasi masing-masing zat warna dalam
fase diam dan fase gerak. Pemilihan fase gerak yang tepat dapat memisahkan komponen zat
warna dengan sempurna.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik
1. Alat dan Bahan
Alat : - Kolom kromatograf - Batang pengaduk - Corong - Statif
- Gelas ukur - Erlenmeyer - Cawan porcelain
Bahan : - Wortel dan daun suji - Aseton dan heksana - Alumina
- Petroleum eter - CaCO3 dan Sukrosa - Kapas dan kertas saring
2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Fase gerak
Aseton dan heksana masing-masing dipipet 10 mL dan 90 mL, lalu dimasukkan ke gelas
ukur 100 mL dan dihomogenkan (Fase gerak untuk karoten). Untuk fase gerak pengujian
klorofil digunakan petroleum eter.
Persiapan kromatografi kolom untuk pemisahan karoten dan klorofil
Kolom kromatograf yang sudah bersih dan kering, bagian bawahnya diisi dengan kapas.
Selanjutnya kolom tersebut diisi dengan alumina kira-kira 10-20 Cm (pastikan tidak ada
rongga). Pada bagian atas kolom ditutup dengan kertas saring (preparasi fase diam
karoten).
Untuk preparasi fase diam pengujian klorofil digunakan fase diam alumina, CaCO3 dan
sukrosa secara berurutan dengan tinggi masing-masing fase diam 4Cm.
Preparasi sampel sayuran dan daun
Sampel wortel dan daun suji yang sudah dihaluskan masing-masing ditimbang 5-10 gr,
lalu dimasukkan ke erlenmeyer asah. Sampel yang berisi wortel ditambahkan larutan
fase gerak aseton dan heksana 1:9 (untuk preparasi karoten) dan sampel yang berisi daun
suji ditambahkan petroleum eter hingga terendam (untuk preparasi klorofil). Kedua
sampel tersebut dishaker selama 30 menit pada kecepatan 150-200 rpm. Selanjutnya
kedua sampel di uapkan di ruang asam hingga menjadi lebih pekat.

3. Pengujian

9
Untuk pengujian karoten sampel dimasukkan ke dalam kolom yang telah berisi fase diam
alumina, selanjutnya dielusi oleh eluen aseton heksana (1:9) sampai terjadi proses
pemisahan (pastikan penambahan eluen tidak terputus). Proses elusi dihentikaan setelah
telah terjadi proses pemisahan atau eluen yang sudah dibuat sudah habis. Hitung waktu
retensinya dan gambarkan hasil pemisahannya. Untuk pengujian klorofil menggunakan
kolom yang berisi fase diam campuran alumina, CaCO3 dan sukrosa serta fase gerak
petroleum eter.

4. Perhitungan Nilai Retention time (Rt)


Rt = waktu mulai terpisahkannya pigmen
Bandingkan nilai Rt yang terdapat pada sampel berdasarkan warnanya.

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Data Pengamatan

N Sampel Pengamatan
o Warna Waktu retensi

KESIMPULAN

Mengetahui , 201…
Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Apakah senyawa klorofil lebih bersifat non polar dibandingkan dengan karoten? Kaitkan
jawaban Anda dengan fase gerak yang dipakai ?
2. Mengapa digunakan istilah waktu retensi bukannya Rf ? jelaskan
3. Apakah metode kromatografi kolom ini dapat di lanjutkan dengan metode kromatografi
lainnya untuk tujuan analisis kuantitatif ? jelaskan caranya

10
PRAKTIK KE-6
Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Kafein Dalam Sampel Tablet Obat
menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi

TUJUAN
Mengestimasi ketidakpastian pengukuran kafein dalam sampel obat secara kromatografi lapis
tipis kinerja tinggi
PRINSIP
Kafein merupakan senyawa organik yang banyak mengandung gugus fungsi yang mampu
menyerap sumber radiasi pada daerah sinar ulta violet. Oleh karena itu dalam keadaan murni
atau sudah terpisahkan dengan bahan organik yang lain maka kafein dapat dianalisis
menggunakan kromatografi lapis tipis yang dilengkapi dengan detektor.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan Pekerjaan Prosedur K3 sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Lakukan prosedur pengoperasian instrument sesuai SOP
4. Lakukan pengolahan data menggunakan software excel, minitab atau software lainnya yang
sesuai
5. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

CARA UJI :
1. Alat dan Bahan
Alat : - Kromatograf Lapis Tipis Kinerja Tinggi - Syringe - Mortar
- Labu takar 25, 100 mL, Erlenmeyer, corong dan alat gelas lainnya
Bahan : - Kloroform, aseton dan NH4OH dan standar kafein
- Kertas saring dan tablet obat - Lempeng silica gel 60 F254

2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Induk Kafein 10000 mg/L
Standar kafein ditimbang teliti 1000 mg, lalu dimasukkan ke labu takar 100 mL dan
ditambahkan kloroform sampai batas tera lalu dihomogenkan.
Pembuatan Deret Standar 500, 1000, 1500 dan 2000 mg/L Kafein
Pembuatan deret standar menggunakan labu takar 25 mL dengan pelarut kloroform.
Preparasi Sampel Tablet Obat
Sepuluhl tablet sampel obat ditimbang dan dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tablet
tersebut di gerus hingga halus menggunakan lumpang porcelain dan ditimbang cuplikan
sebanyak 250 mg, lalu dimasukkan ke labu takar 25 mL dan ditera menggunakan
kloroform. Larutan tersebut disaring dan lapisan bawahnya ditampung pada tabung ulir
berpenutup.. Pekerjaan preparasi sampel dilakukan 3 kali ulangan.

11
Catatan : Lakukan seri pengenceran lagi jika sampel yang terukur diluar rentang deret
standar yang Anda buat.

3. Pengukuran

Standar dan sampel di spotting (ditotolkan) menggunakan syringe otomatis pada lempeng
silica gel 60 F254. Selanjutnya lempeng tersebut diukur menggunakan alat HPTLC (High
Performance Thin layer Chromatography) dengan detektor ultra violet. Untuk
pengoperasian alat lihat SOP alat HPTLC.

4. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Standar Induk dan Deret Standar

( )

( )

5. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Sampel

Pembuatan kurva deret standar dan persamaan regresi linear menggunakan software excel
atau software lainnya yang sesuai, sehingga diperoleh persamaan Y = aX + b.

a = Slope atau kemiringan(sensitivitas) dan b = intersept


C terukur (mg/L) = Diperoleh dengan memasukkan absorbansi sampel ke persamaan
regresi sebagai sumbu Y. Kadar Cafein dapat dihitung menggunakan faktor pengenceran
sbb:
( )
( )

6. Perhitungan Ketidakpastian Asal Kurva Kalibrasi (regresi)


Perhitungan dilakukan menggunakan program excel atau sejenisnya dengan formula
berikut ini :
1). Persamaan kurva kalibrasi : Y = bX + a ; b= slope dan a = intersept

2). √

3). √

4).
5). Xi = Konsentrasi deret standar ke-i
6). Yi = Absorbansi standar ke-i (hasil pengamatan/pengukuran)
7). Yc = Absorbansi hasil perhitungan berdasarkan persamaan kurva kalibrasi yang
diperoleh
8). Xr = Rata-rata konsentrasi deret standar yang dibuat
9). Yr = Rata-rata dari absorbansi hasil pengukuran deret standar

12
10). Yo = Absorbansi rata-rata hasil pengukuran larutan sampel
11). Xo atau (CSXo) = Konsentrasi rata-rata Fe terukur dalam larutan sampel
12). n = Jumlah deret standar yang dibuat

7. Perhitungan ketidakpastian Asal Presisi Metode

Konsentrasi caffein dalam sampel sebanyak 3 kali ulangan, dihitung simpangan baku dan
rata-ratanya dengan menggunakan program excel atau minitab, setelah itu dihitung %
SBRnya.
Simpangan baku merupakan nilai ketidakpastian asal presisi metode (µ PM atau µ Sx)
dan nilai % SBR merupakan persyaratan keberterimaan ketelitian presisi metode.

x 100%

8. Perhitungan Ketidakpastian Asal Faktor Pengenceran

Berikut ini merupakan formula yang dipergunakan untuk menghitung estimasi


ketidakpastian gabungan asal faktor pengenceran (µ Fp) :

√ )

6). k=Distribusi rectangular =√ atau 1,73

9. Kuantifikasi Ketidakpastian (Ketidakpastian gabungan)

Formula penentuan ketidakpastian gabungan untuk penentuan kadar caffein dalam tablet
obat adalah :

1). √

atau √

2). Ketidakpastian gabungan yang diperluas (U) = 2 x


3). Pelaporan konsentrasi analit dan estimasi ketidakpastian gabungan yang diperluas
( CSx + U )

13
PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

No Nama Bahan Pengamatan Fisik


atau reagen Warna Bau Wujud .................
1.
2.

b. Tabel Data Pembuatan Larutan Standar Induk Kafein


Volume Labu Warna Larutan Perhitungan Konsentrasi
Bobot
Takar (mL) Standar Induk Kafein (mg/L)
Kafein(mg)

c. Data Pembuatan Deret Larutan Standar (Lampirkan kurva kalibrasi)


Volume Konsentrasi Volume labu Konsentrasi deret standar
No.
Standar Induk yang takar yang dipergunakan yang dibuat (mg/L)
dipindahkan (mL) (mL)
1. 0.00
2. …..
3. …..
4. …..
… …..
Slope
Intersept

d. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Kafein dalam Tablet Obat
Bobot Bobot Volume C Terukur Fp C sampel C sampel
Tablet Sampel Sampel (mg/L) (mg/Kg) (mg/tablet)
(mg) (mg) (L)

e. Gambarkan Fish Bone Sumber Ketidakpastian Pengukuran Kafein

14
f. Data Ketidakpastian Asal Kurva Kalibrasi

Deret yi (abs) Yc
Standar
xi (mg/L) (yi - yc)2 xi - xr (xi - xr)²
(abs)

1 0.00 ……. ……. ……. ……. …….


2 1.00 ……. ……. ……. ……. …….
3 2.00 ……. ……. ……. ……. …….
4 3.00 ……. ……. ……. ……. …….
5 4.00 ……. ……. ……. ……. …….
6 5.00 ……. ……. ……. ……. …….
=…….. =…….. =…….. =……..
Xr= ….. Yr= …..
Yo = ……… (lihat data pada presisi metode)
Slope (b) = ………
Intercept = ……….
RSD = √∑(yi-yC)2/(n-2) = ………
(yo-yr)² = ………
1 + 1/n = …..…
b²∑ ( Xi - Xr)² = ………
1 + 1/n + (yo-yr)²/b²∑ ( Xi - Xr)² = ……..

√ = ...........

g. Data Ketidakpastian Asal Faktor Presisi Metode

Ulangan Luas C kafein Faktor Kadar kafein dalam Keterangan


area terukur Pengenceran sampel (mg/tablet)
larutan uji (Fp)
(mg/L)
1
2
Syarat
3
keberterimaan
PM adalah
Rata- Rata-rata Xo Rata-rata (CSx)=
rata (Csxo)= ..... % RSD < 5%
(Yo)= ..........
.........
µ PM atau SD ....................
RSD ....................
%RSD ....................

15
h. Data Ketidakpastian Asal Faktor Pengenceran (Labu takar dan pipet)

µ Volume
Labu takar Labu takar
(mL)
µ (Efek T)
Koef. Muai Air Vol Variasi k
Ketidakpastian (mL)
(C-1) (mL) Suhu (0C)
Asal Temperatur
0.00021 1,73
Ketidakpastian k µ kal
Data kal. spek pabrik (mL)
Asal Spesifikasi (mL)
1,73
(Kalibrasi) Pabrik

µ Volume
Pipet Pipet
(mL)

Koef. Muai Air Vol (mL) Variasi k µ (Efek T)


Ketidakpastian
(C-1) Suhu (0C) (mL)
Asal Temperatur
0.00021 1,73
Ketidakpastian Data kal. spek pabrik µ kal
k
Asal Spesifikasi (mL) (mL)
(Kalibrasi) Pabrik 1,73

i. Kuantifikasi Ketidakpastian Asal Faktor Pengenceran

µ Vol Labu takar µ Vol Pipet Vol Labu takar Vol Pipet Fp µ Fp

i. Kuantifikasi Ketidakpastian Gabungan Penetapan Kafein Dalam Tablet Obat


Sumber Nilai (Xi) Satuan xi ( ) ( )
Ketidakpastian

Kurva kalibrasi Masukkan mg/L Masukkan


nilai Cs Xo nilai

Presisi Metode Masukkan Masukkan


nilai (Csx) nilai SD
mg/tablet
atau

16
Pengenceran Masukkan __ Masukkan
nilai faktor nilai
pengenceran
= …………

Nilai Ketidakpastian gabungan ……


Nilai ketidakpastian gabungan diperluas (U) yaitu 2 ……
Pelaporan Csx + u

KESIMPULAN

Mengetahui , 2016

Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Mengapa perlu dihitung nilai ketidakpastian pengukuran ?
2. Mengapa pengukuran kafein dapat dilakukan menggunakan panjang gelombang
elektromagentik ultra violet ?
3. Apa saja aspek kritis yang dapat mempengaruhi kelineran kurva kalibrasi ?
4. Apakah ketidakpastian kurva kalibrasi merupakan sumber ketidakpastian terbesar dalam
pengukuran estimasi ketidakpastian kadar kafein ?? jelaskan

17
PRAKTIK KE-7
PENETAPAN KADAR TOLUENE DALAM SAMPEL PENGENCER CAT
SECARA KROMATOGRAFI GAS

TUJUAN
Menetapkan kadar toluene dalam sampel pengencer cat secara kromatografi gas
PRINSIP
Larutan pengencer cat merupakan campuran senyawa organik yang bersifat volatil, Oleh karena
itu komponennya dapat dipisahkan secara kromatografi gas dengan menggunakan detektor
Flame ionization detector (FID) yang sensitive terhadap hidrokarbon.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan Pekerjaan Prosedur K3 sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Lakukan prosedur pengoperasian instrument sesuai SOP
4. Lakukan pengolahan data menggunakan software excel, minitab atau software lainnya yang
sesuai
5. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

CARA UJI :
1. Alat dan Bahan
Alat : - Kromatograf gas merk shimadzu - Syringe 10 uL -
- Labu takar 25 mL , pipet volumetric dan alat gelas lainnya
Bahan : - Sampel pengencer cat - Toluene - Methanol

2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Standar 4, 8, 12, 16, dan 20 % v/v Toluene
Standar Toluene masing-masing dipipet 1, 2, 3,4 dan 5 mL, lalu masing-masing
dimasukkan ke labu takar 25 mL , selanjutnya ditera dengan methanol dan
dihomogenkan.
Preparasi sampel pengencer cat
Sampel pengencer cat di encerkan 5 kali atau yang masuk rentang deret standar.
Pengenceran menggunakan methanol.

3. Pengukuran

Pastikan aliran gas oksidan dan fuel serta fase gerak sudah dibuka. Standar dan sampel
diukur menggunakan kromatograf gas sesuai Metode pengujian dan SOP alat.

18
4. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Deret Standar

5. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Sampel

Pembuatan kurva deret standar dan persamaan regresi linear menggunakan software excel
atau software lainnya yang sesuai, sehingga diperoleh persamaan Y = aX + b.

a = Slope atau kemiringan(sensitivitas) dan b = intersept


C terukur (mg/L) = Diperoleh dengan memasukkan absorbansi sampel ke persamaan
regresi sebagai sumbu Y. Kadar besi dapat dihitung menggunakan faktor pengenceran
sbb:

6. Perhitungan Ketidakpastian Asal Kurva Kalibrasi (regresi)


Perhitungan dilakukan menggunakan program excel atau sejenisnya dengan formula
berikut ini :
1). Persamaan kurva kalibrasi : Y = bX + a ; b= slope dan a = intersept

2). √

3). √

4).
5). Xi = Konsentrasi deret standar ke-i
6). Yi = Luas area standar ke-i (hasil pengamatan/pengukuran)
7). Yc = Luas area hasil perhitungan berdasarkan persamaan kurva kalibrasi yang
diperoleh
8). Xr = Rata-rata konsentrasi deret standar yang dibuat
9). Yr = Rata-rata dari luas area hasil pengukuran deret standar
10). Yo = luas area rata-rata hasil pengukuran larutan sampel
11). Xo atau (CSXo) = Konsentrasi rata-rata Toluene terukur dalam larutan sampel
12). n = Jumlah deret standar yang dibuat

19
PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

No Nama Pengamatan Fisik


Bahan Warna Bau Wujud .................
atau reagen
1.
2.
.....

b. Data Pembuatan Deret Larutan Standar (Lampirkan kurva kalibrasi)


Volume Konsentrasi Volume labu Konsentrasi deret
No
Standar Induk yang takar yang dipergunakan standar yang dibuat
dipindahkan (mL) (mL) (mg/L)

1. 0.00
2. …..
3. …..
4. …..
… …..
Slope
Intersept

c. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Toluene dalam sampel Thinner

Volume Volume Labu C terukur Kadar analit


No
Sampel yang takar yg Fp RT (menit) dialat (%) dalam Sampel
.
dipindahkan digunakan (%)
(mL) (mL)
1
2
3

d. Data Ketidakpastian Asal Kurva Kalibrasi

Deret yi (area) Yc
Standar
xi (%) (yi - yc)2 xi - xr (xi - xr)²
(area)

1 0.00 ……. ……. ……. ……. …….


2 ……. ……. ……. ……. …….
3 ……. ……. ……. ……. …….
4 ……. ……. ……. ……. …….

20
5 ……. ……. ……. ……. …….
6 ……. ……. ……. ……. …….
=…….. =…….. =…….. =……..
Xr= ….. Yr= …..
Yo = ……… (lihat data pada pengukuran sampel)
Slope (b) = ………
Intercept = ……….
RSD = √∑(yi-yC)2/(n-2) = ………
(yo-yr)² = ………
1 + 1/n = …..…
b²∑ ( Xi - Xr)² = ………
1 + 1/n + (yo-yr)²/b²∑ ( Xi - Xr)² = ……..

√ = ...........

KESIMPULAN

Mengetahui , 2016

Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Mengapa digunakan detector FID ?
2. Apakah viskositas gas makin encer dengan bertambahnya suhu ?? jelaskan.
3. Apa kegunaan gas Helium, udara, dan hidrogen ? ?
4. Apa pengertian standar eksternal ? ?

21
PRAKTIK KE-8
Penetapan Kadar Propanol Menggunakan Teknik Standar Internal dan
Eksternal disertai Nilai Tailing Factor (T), Jumlah plat (N), HETP dan
Resolusi (R) antara Dua Komponen

TUJUAN
Menetapkan kadar etanol dengan teknik standar internal dean eksternal disertai nilai T, N, H, R
PRINSIP
Alkohol merupakan senyawa organik yang bersifat volatil, Oleh karena itu dapat dianalisis
dengan menggunakan teknik kromatografi gas dengan menggunakan detektor Flame ionization
detector (FID) yang sensitive terhadap senyawa volatil. Kandungan air yang dimungkinkan ada
tidak akan terdeteksi oleh detector FID. Penggunaan teknik standar internal diharapkan dapat
menghilangkan kesalahan dalam volume injeksi.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan Pekerjaan Prosedur K3 sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Lakukan prosedur pengoperasian instrument sesuai SOP
4. Lakukan pengolahan data menggunakan software excel, minitab atau software lainnya yang
sesuai
5. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

CARA UJI :
1. Alat da n Bahan
Alat : - Kromatograf gas merk shimadzu - Syringe 10 uL -
- Labu takar 25 mL , pipet volumetric dan alat gelas lainnya
Bahan : - Sampel Propanol teknis
- Standard Propanol dan Butanol

2. Cara Kerja
Pembuatan Standar eksternal (propanol 8% V/V)
Propanol dipipet 2 mL , lalu dipindahkan ke labu takar 25 mL dan ditera dengan metanol
dan dihomogenkan.
Pembuatan Standar Internal (propanol 8% V/V)
Propanol dan Butanol masing-masing dipipet 2 mL , lalu dipindahkan ke labu takar 25
mL dan ditera dengan methanol dan dihomogenkan.
Preparasi sampel untuk pengujian menggunakan metode standar eksternal
Sampel dipipet 5 mL, lalu dipindahkan ke labu takar 25 mL dan dtera dengan metanol
lalu dihomogenkan..
Preparasi sampel untuk pengujian menggunakan metode standar internal

22
Sampel dipipet 5 mL, lalu dipindahkan ke labu takar 25 mL. Selanjutnya ditambahkan 2
mL butanol (standar internal) dan dtera dengan metanol lalu dihomogenkan..
Catatan : Lakukan seri pengenceran lagi jika sampel yang terukur konsentrasinya lebih
dari 2 kali standar yang Anda buat.

3. Pengukuran

Pastikan aliran gas oksidan dan fuel serta fase gerak sudah dibuka. Standar dan sampel
diukur menggunakan kromatograf gas sesuai Metode pengujian dan SOP alat..

4. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Standar

5. Perhitungan Kadar Propanol dalam Sampel Menggunakan Standar Eksternal

6. Perhitungan Konsentrasi Etanol dalam Sampel Menggunakan Standar Internal

7. Perhitungan nilai T, N, HETP dan R

23
Keterangan:
T : Tailing factor
Af : Asymmetry factor
a : Lebar setengah peak pada 5% tinggi (kiri) untuk T, pada 10% tinggi (kiri)  Af
b : Lebar setengah peak pada 10% tinggi (kanan)  untuk T, 10% tinggi (kanan) Af
N : Jumlah plat
tR : Waktu retensi
W : Lebar puncak pada garis alas (baseline)
Wh : Lebar puncak pada setengah tinggi puncak
HETP : High Equivalent Theotiritical Plate
L : Panjang kolom
R : Resolusi

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen


No Nama Bahan Pengamatan Fisik
atau reagen Warna Bau Wujud .................
1.
2.
3.

b. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Etanol


C
N
Tipe Luas Area dan waktu Luas Area dan waktu terukur Fp Kadar
o
standar retens Analit retensi Analit dialat analit (%)
(Standar) (Sampel) (%)
Etanol Propanol Etanol Propanol
1 Eks -- --
2 Eks -- --
3 Int
4 Int
Bias Kadar Analit Metode
Eksternal dan Internal

c. Data untuk Perhitungan T, N, HETP, R

tR W Wh a b
N W Wh a b
Nama (mnt Area (mnt (mnt (mnt (mnt
o (cm) (cm) (cm) (cm)
) ) ) ) )
Metanol

1 Propanol
Butanol

24
KESIMPULAN

Mengetahui , 2019

Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Apa manfaat standar internal , bandingkan kelebihannya dengan standar eksternal ?
2. Mengapa butanol yang dijadikan standar internal ?
3. Apakah toluene dapat dijadikan standar internal pada penetapan propanol ?

25
PRAKTIK KE-9
Penetapan Kadar Paracetamol dalam Sampel Obat Secara Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

TUJUAN
Menetapkan kadar paracetamol dalam sampel obat secara KCKT
PRINSIP
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa analit dalam dua fase. Mekanisme
pemisahan tidak sama dengan partisi biasa, karena interaksi molekuler lebih kuat dibandingkan
sekedar pelarutan pada mekanisme partisi.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan Pekerjaan Prosedur K3 sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Lakukan prosedur pengoperasian instrument sesuai SOP
4. Lakukan pengolahan data menggunakan software excel, minitab atau software lainnya yang
sesuai
5. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

CARA UJI :
1. Alat dan Bahan
Alat : - Kromatograf Cair - Kolom ODS C18 - Syringe 100 uL
- Labu takar 25 mL , pipet volumetri dan alat gelas lainnya
Bahan : - Sampel obat - Metanol
- Air Deionisasi - Kertas saring milipore

2. Cara Kerja
Pembuatan fase gerak
Metanol dan akuabides (air deionisasi) masing-masing dipindahkan sebanyak 200 mL,
lalu dipindahkan ke wadah gelas bertutup dan dihomogenkan.
Pembuatan Larutan standar paracetamol 250 mg/L
Standar paracetamol ditimbang teliti 62,5 mg, kemudian dimasukkan ke labu takar 250
mL dan ditera dengan fase gerak lalu dihomogenkan.
Preparasi Sampel obat
Sepuluhl tablet sampel obat ditimbang dan dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tablet
tersebut di gerus hingga halus menggunakan lumpang porcelain dan ditimbang cuplikan
sebanyak 30 mg, lalu dimasukkan ke labu takar 100 mL dan ditera menggunakan fase
gerak, lalu dihomogenkan Larutan tersebut disaring dengan kertas saring milipore,
selanjutnya filtrate ditampung pada tabung ulir berpenutup.
Catatan : Lakukan seri pengenceran lagi jika sampel yang terukur konsentrasinya lebih
dari 2 kali standar yang Anda buat.

26
3. Pengukuran

Pastikan aliran fase gerak lancar dan garis dasar lurus . Standar dan sampel diukur
menggunakan kromatograf cair sesuai Metode pengujian dan SOP alat.

4. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Standar

( )

5. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Sampel

( )

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

No Nama Bahan Pengamatan Fisik


atau reagen Warna Bau Wujud .................
1.
2.
.....

b. Tabel Data Pembuatan Larutan Standar Paracetamol


Volume Labu Warna Larutan Perhitungan Konsentrasi Standar
Bobot
Takar (mL) paracetamol (mg/L)
Paracetamol
(mg)

d. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Paracetamol dalam Sampel


Bobot Luas area Luas area C terukur Volume Kadar analit
No.
rata-rata analit di standar dialat (mg/L) Fp labu takar dalam
tablet (g) sampel awal (L) Sampel
(mg/Tablet)

1
2
3

= …..
Rata-rata = …..

27
Simpangan Baku (SB)= …..
%Simpangan Baku Relatif (%SBR) = …..

KESIMPULAN

Mengetahui , 2016

Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Mengapa sampel harus dilarutkan/diencerkan menggunakan fase gerak ? Jelaskan !!
2. Mengapa yang dipergunakan detektor pada panjang gelombang uV ? Jelaskan
3. Apakah metode pemisahannya termasuk fase terbalik??

28
PRAKTIK KE-10
Penetapan Kadar Vitamin C dalam Sampel Minuman Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

TUJUAN
Menetapkan kadar vitamin C dalam sampel minuman secara KCKT
PRINSIP
Pemisahan terjadi karena perbedaan distribusi senyawa analit dalam dua fase. Mekanisme
pemisahan tidak sama dengan partisi biasa, karena interaksi molekuler lebih kuat dibandingkan
sekedar pelarutan pada mekanisme partisi.
PROSEDUR KERJA
1. Lakukan Pekerjaan Prosedur K3 sesuai SOP (lihat SOP K3)
2. Lakukan prosedur preparasi standar dan sampel sesuai cara kerja atau petunjuk asisten
3. Lakukan prosedur pengoperasian instrument sesuai SOP
4. Lakukan pengolahan data menggunakan software excel, minitab atau software lainnya yang
sesuai
5. Laporkan hasil percobaan Anda sesuai prosedur tata cara pelaporan praktik

CARA UJI :
1. Alat dan Bahan
Alat : - Kromatograf Cair - Kolom ODS C18 - Syringe 100 uL
- Labu takar 25 mL , pipet volumetri dan alat gelas lainnya
Bahan : - Sampel minuman - Metanol - Air Deionisasi
- H2SO4 - Ascorbic acid - Kertas saring milipore

2. Cara Kerja
Pembuatan fase gerak
Metanol sebanyak 90 mL dan akuabides (air deionisasi) pH 2,54 sebanyak 210 mL lalu
dipindahkan ke wadah gelas bertutup dan dihomogenkan.
Pembuatan Larutan standar vitamin C 100 mg/L
Standar vitamin C ditimbang tepat 100 mg, kemudian dimasukkan ke labu takar 100 mL
dan ditera dengan fase gerak lalu dihomogenkan. Selanjutnya standar diencerkan 10x.
Preparasi Sampel minuman
Sampel minuman dipipet 5 mL lalu dimasukkan ke labu takar 50 mL dan ditera
menggunakan akuabides pH 2,54, lalu dihomogenkan. Larutan tersebut disaring dengan
kertas saring milipore, selanjutnya filtrate ditampung pada tabung ulir berpenutup.
Pekerjan ini dilakukan 3 kali ulangan
Catatan : Lakukan seri pengenceran lagi jika sampel yang terukur konsentrasinya lebih
dari 2 kali standar yang Anda buat.

29
3. Pengukuran

Pastikan aliran fase gerak lancar dan garis dasar lurus . Standar dan sampel diukur
menggunakan kromatograf cair sesuai Metode pengujian dan SOP alat.

4. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Standar

( )

5. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Sampel

( )

PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

a. Tabel Data Pengamatan Fisik Sampel dan Reagen

No Nama Bahan Pengamatan Fisik


atau reagen Warna Bau Wujud .................
1.
2.
.....

b. Tabel Data Pembuatan Larutan Standar Paracetamol


Volume Labu Warna Larutan Perhitungan Konsentrasi Standar
Bobot
Takar (mL) Ascorbic Acid (mg/L)
Ascorbic Acid
(mg)

d. Data Preparasi Sampel dan Penentuan Kadar Vitamin C dalam Sampel


Luas area Luas area C terukur Volume Kadar vit C dalam Sampel
No.
analit di standar dialat (mg/L) Fp labu takar (mg/L)
sampel awal (L)

1
2
3
Rata-rata (mg/L)
SD
%RSD

30
KESIMPULAN

Mengetahui , 2016

Instruktur/Asisten Analis/Praktikan

( ) ( )

PERTANYAAN
1. Dapatkah HPLC yang Anda pakai untuk mendeteksi senyawaan berwarna ?
2. Mengapa untuk menganalisis kadar benzoat dan vitamin C dipergunakan HPLC ?

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standardisasi Nasional. 2008. SNI ISO/IEC 17025:2008 tentang Persyaratan


Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta.
2. Bauer, HH., Christian , GD., O’ Reilly, JE.. 1979. Instrumental Analysis. Allyn and
Bacon, Inc. Boston.
3. Chan, CC., Lam, H., Lee, YC., Zhang, XM. 2004. Analytical method validation and
instrument performance verification. John Wiley & Sons , Inc., Hoboken, New Jersey.
4. Day, RA., Underwood, AL. 2002.,Alih bahasa Aloysius Hadyana Pujaatmaka. Analisis
Kimia Kuantitatif. Erlangga Jakarta.
5. Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.
Departemen Farmasi FMIPA UI. Hal 117-132.
6. http://www.outreach.canterbury.ac.nz/chemistry/documents/iron_colorimeter.pdf. Diakses
tanggal 4 April 2016.
7. Kep. Menaker No.347 Tahun 2015. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
MSL.943002A. Berpartisipasi dalam Keselamatan kerja di Laboratorium/Lingkungan
Kerja.
8. Kep. Menaker No.347 Tahun 2015. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
MSL924001A. Mengolah dan Mengintrepertasikan Data.
9. Kep. Menaker No.347 Tahun 2015. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
MSL975020A. Menerapakan Teknik Spektrofofmetri Rutin.
10. Skoog, DA., Holler, FJ., and Stainley CR., 2007. Principles of Instrumental Analysis
Sixth Editions. David Harris Belmont USA.
11. Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
ke-5.. Diterjemahkan oleh Ir. L. Setiono & Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka. PT Kalman
Media Pustaka. Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai