Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIKA

“PERTEMUAN 5: ANALISIS HIDROQUINON PADA KRIM PEMUTIH”

KELAS 3A FARMASI KELOMPOK 2

Nama Mahasiswa:

1. Angela MericiBhala (191148201067)


2. Armiel Jerry Manggribeth (191148201068)
3. Atika Cristina (191148201069)
4. Ayu Christine Erika (191148201070)

DosenPembimbing:

Nurillahi Febria Leswana, M.Sc.

LABORATORIUM ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIKA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK

2021/2022
I. Tujuan
Mengidentifikasi serta menetapkan kadar Hydroquinone dalam sampel krim pemutih
wajah dengan metode KLT dan spektrofotometri UV-Visible.

II. Tinjauan Pustaka


Kosmetika adalah bahan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti
epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
mengubah penampilan, membersihkan, mewangikan, atau memelihara tubuh pada kondisi
baik. Baik wanita maupun pria membutuhkan kosmetik atau sebagai konsumen kosmetik.
Industri kosmetik saat ini memproduksi banyak jenis produk kosmetik untuk dikonsumsi
oleh semua kalangan.
Banyaknya pengguna kosmetik menyebabkan cepatnya perkembangan tren
kosmetik. Salah satu tren kosmetik saat ini yaitu kosmetik krim pemutih yang dapat
dengan mudah didapatkan secara online. Harga krim pemutih wajah yang relatif murah
dan hasilnya cepat menjadi alasan utama tingginya minat masyarakat. Krim adalah sediaan
yang mengandung satu atau lebih bahan dasar yang sesuai dan berbentuk setengah padat.
Bahan kosmetika adalah bahan atau campurannya yang berasal dari alam maupun sintetik
yang merupakan komponen kosmetika seperti bahan bahan tabir surya, pewarna, dan
bahan pengawet.
Salah satu bahan pencerah yang sering digunakan pada krim adalah hidrokuinon.
Mekanisme kerja hidrokuinon dalam mengurangi jumlah melanin secara langsung dengan
cara menghambat aktivitas enzim tirosinase dalam melanosit. Peraturan yang membatasi
penggunaan hidrokuinon dalam kosmetik telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) RI sejak tahun 2008.
Desiderio et al pada tahun 2000 melaporkan penetapan kadar hidrokuinon dengan
beberapa metode, yaitu titrasi redoks, spektrofotometri UV- Vis, kolometri, Miselar
Elektro Kromatografi, Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi. Metode kromatografi lapis tipis merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika
dengan menggunakan prinsip distribusi suatu zat dalam dua fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan migrasi dari masing- masing
komponen. Penggunaan metode KLT yang semakin meluas mengingat KLT merupakan
cara pemisahan yang baik, khususnya untuk analisis kualitatif. Metode spektrofotometri
UV- Vis merupakan metode untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil namun
sederhana serta hasil yang didapat pun cukup akurat.
STRUKTUR KIMIA HYDROQUINONE

Sinonim : Hydroquinol; quinol; 1,4-Benzenediol

Rumus kimia : C6H6O2

BM : 110,1 g/mol

pemerian : Kristal putih atau serbuk kritalin putih, mudah menjadi


gelap ketika terpapar cahaya dan udara.

kelarutan : Satu bagian hidrokuinon larutan dalam 14 bagian air,


larutan dalam 4 bagian etanol, dalam 51 bagian klorofom,
dan dalam 16 bagian eter. Sukar larut dalam benzen.

Titik leleh : 170-1710C

Konstanta disosiasi : PKa = 10,9

(250C) koefisien partisi : Log P = 0,6

Spektrum UV : Λmax 295 nm (A11= 282b)

Rf : N-heksan: Aseton (3:2) = 0,5


III. Alat &Bahan
1. Alat:
• Gelas beaker
• Labu ukur
• Erlenmeyer
• Gelas ukur
• Batang pengaduk
• Pipet ukur
• Pipet kapiler
2. Bahan:
• Etanol 96%
• Sampel krim pemutih wajah merk x
• Aquades
• Larutan HCl 4N
• Larutan FeCl3
• Metanol

IV. Prosedur kerja


a. Analisis kualitatif
Pembuatan Larutan FeCl3
- Dipipet 1 mL larutan FeCl3 38% b/v kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10
mL. Ditambahkan aquadest sampai tanda batas labu ukur dan digojog hingga
homogen.
Identifikasi sampel
- Ditimbang 3 g sampel krim pemutih wajah dan dilarutkan dengan 10 mL aquades.
Selanjutnya ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3. Hasil positif ditunjukkan
dengan terbentuknya warna hijau pada larutan uji.
b. Analsisis Kuantitatif
1. Pembuatan Larutan baku hidrokuinon
- Ditimbang hidrokuinon sebanyak 5 mg dan dilarutkan dalam 2 mL metanol.
Larutan tersebut dipindahkan dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan metanol
sampai tanda batas 100 mL
- Kemudian larutan dikocok sampai homogen, hingga diperoleh konsentrasi baku
hidroquinon 50 ppm dalam metanol
- Dibuat seri larutan baku standar konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8, 10 ppm
2. Identifikasi dan penetapan kadar
- Sebanyak 25 mg sampel disuspensikan dalam metanol 50 mL, kemudian dikocok
sampai homogen
- Larutan kemudian dipipet 3mL dan dimasukkan kedalam kuvet kemudian diukur
dengan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang maksimumnya

V. Hasil pengamatan
1. Hasil analisis kualitatif pada sampel
➢ Uji Organoleptik :

No Sampel Gambar Hasil

1 Kelompok 1 Kuning kecoklatan, bau


menyengat, dan tekstur
lengket

2 Kelompok 2 Kuning kehijauan, bau


tidak terlalu menyengat
dan tekstur lengket
3 Kelompok 3 Putih agak pink, bau
tidak terlalu menyengat
dan tekstur lengket

4 Kelompok 4 Kuning kecoklatan, bau


menyengat, dan tekstur
lengket

5 Kelompok 5 Putih kecoklatan, bau


menyengat dan tekstur
lengket
➢ Hasil Penambahan FeCl3

No Gambar Perlakuan

1 Kelima sampel yang sudah


dilarutkan aquades dan belum
diteteskan larutan FeCl3

2 Hasil kelima sampel setelah


diteteskan dengan FeCl3
VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dipilih sampel krim pemutih wajah yang terdapatdipasaran
ataupun dijual secara online. Sebagian besar masyarakat remaja dan dewasa di
Samarinda membeli produk-produk ini untuk memberikan hasil kulit putih dan bersih
dalam waktu yang cepat. Selain itu, kelima sampel krim ini dapat dibeli bebas tanpa
menggunakan resep dokter. Pada penelitian ini dilakukan analisis secara kualitatif dan
kuantitatif untuk mengetahui apakah kelima sampel krim pemutih wajah terdapat
hidrokuinon pada sampel yang diteliti. Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai
berikut : Dilakukan pemeriksaan kandungan hidrokuinon secara kualitatif meliputi
pemeriksaan organoleptis (bentuk, bau dan warna, identifikasi dengan menggunakan
reaksi warna yaitu dengan FeCl3. Pada pengujian hidrokuinon pada sampel dilakukan
dengan pereaksi warna menggunakan test kit larutan FeCl3 yang sudah dikomersilkan (di
pasaran). Hidrokuinon jika ditambahkan FeCl3 menghasilkan senyawa kompleks.
Senyawa kompleks terbentuk karena unsur O pada hidrokuinon berikatan dengan FeCl3
membentuk reaksi yang menghasilkan warna hijau dalam kondisi asam. Dari hasil
pemeriksaan organoleptis kelima sediaan krim pemutih wajah, kelimanya memiliki
karakteristik yang berbeda dalam hal bentuk, bau dan warna. Pada uji pereaksi warna
FeCl3, sampel positif mengandung hidrokuinon apabila terjadi perubahan warna menjadi
hijau sampai hitam. Senyawa hidrokuinon akan membentuk senyawa kompleks berwarna
hijau, sampai hitam (pada kondisi asam) apabila ditambah dengan larutan pereaksi
FeCl3. Hasil yang didapat pada pengujian menggunakan FeCl3 yaitu sampel 1, 3,4, dan
5 pada krim pemutih wajah berubah warna menjadi hitam sedangkan sampel 2 pada krim
pemuti wajah berubah warna menjadi sedikit coklat bisa dilihat pada tabel hasil
pengamatan.
Kemudian selanjutnya dilakukan uji penelitian kuantitatif yang menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis bertujuan agar hidrokuinon dapat dipisahkan dari
senyawa lain yang ada dalam sampel krim. Panjang gelombang maksimum hidrokuinon
yang diperoleh dari larutan baku berada pada panjang gelombang 295 nm. Tujuan
pengukuran dari panjang gelombang maksimum adalah untuk mengetahui serapan
optimum dari hidrokuinon, selanjutnya panjang gelombang ini akan digunakan untuk
mengukur absorban sampel. Sebelumnya dibuat terlebih dahulu kurva baku hidrokuinon
dengan konsentrasi 0,2,4,6,8 dan 10 ppm, diambil sebanyak 2,5 mg hidrokuinon
dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dilarutkan dengan 2 ml methanol. Lalu dipindahkan
ke labu ukur 50 ml dan tambahkan methanol ad 50 ml hingga tanda batas dan
dihomogenkan. Larutan dibaca absorbansinya pada panjag gelombang 295 nm, tetapi
pada percobaan ini pada konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm tidak dapat
terbaca di alat spektrofotometri UV-vis.
Menurut jurnal PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 penentuan
linearitas kurva standar hidrokuinon berdasarkan nilai serapan pada rentang 4 sampai 16
µg/mL dalam larutan metanol pada panjang gelombang maksimum 293 nm. Dapat
dilihat pada Gambar dibawah.

Persamaan regresi yang didapatkan dari kurva standar yaitu y = 0,0214x + 0,2732
dengan nilai r yaitu 0,9998. Harga koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 menyatakan
hubungan yang linier antara konsentrasi dengan serapan yang dihasilkan, dengan kata
lain peningkatan nilai serapan analit berbanding lurus dengan peningkatan
konsentrasinya yang sesuai dengan kriteria penerimaan koefisien korelasi (r) yang baik
yaitu r ≥ 0,999 (Miller and Miller, 2010).
Kesimpulan
1. Salah satu bahan pencerah yang sering digunakan pada krim adalah hidrokuinon.
Mekanisme kerja hidrokuinon dalam mengurangi jumlah melanin secara langsung
dengan cara menghambat aktivitas enzim tirosinase dalam melanosit. Peraturan yang
membatasi penggunaan hidrokuinon dalam kosmetik telah dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sejak tahun 2008.
2. Dari hasil percobaan untuk uji kualitatif didapatkan hasil pada pengujian
menggunakan FeCl3 sampel yang menunjukan hasil (+) yaitu sampel 1, 3, 4, dan 5
pada krim pemutih wajah berubah warna menjadi hitam, sedangkan sampel 2 pada
sampel krim pemutih wajah berubah warna menjadi sedikit coklat.
3. Kemudian pengujian menggunakan kuantitatif yang menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum hidrokuinon yaitu
295 nm dalam percobaan ini pada konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm
tidak dapat terbaca di alat spektrofotometri UV-vis.
4. Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan nomor
KH.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika
Hidrokuinon telah dilarang digunakan sebagai pemutih dalam kosmetik.
Hidrokuinon hanya digunakan sebagai kosmetik untuk kuku artifisial dengan kadar
0,02% (BPOM, 2011). Hidrokuinon digunakan secara topikal sebagai agen
depigmentasi untuk kulit dalam kondisi hiperpigmentasi cloasma (malesma), bintik
– bintik dan lentigines.
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, N. L. D., Khesuma, D., dan Khosasi. W. P., 2010, Pemeriksaan Hidrokuinon dengan

Metode Spektrofotometri dalam Sediaan Krim Pencerah Kulit N, DL dan NNN,

Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardjo

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Bahan Tambahan Kosmetik,

Naturakos, Vol. 3 (9).

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik. Nomor 23 tahun

2019 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2019

Badan Pengawas Obat dan Makanan. Bahan Berbahaya Dalam Kosmetik. In: Kosmetik

Pemutih (Whitening). Naturakos Vol III No 8. 2008; Pencerah Kulit N, DL, dan

NNN. In: Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardjo. Fakultas Universitas

Surabaya; 2010. p. 17.

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah

Ilmu Kefarmasian Vol 1 (3).


Lampiran Jurnal

Anda mungkin juga menyukai