Anda di halaman 1dari 4

Mekanisme Pencelupan Serat Poliester dengan ZW Dispersi Cara Carrier

Struktur serat poliester yang begitu rapat membuat proses pencelupan sedikit sulit jika
peralatan yang tersedia terbatas. Zat warna akan sulit untuk berdifusi ke dalam serat poliester,
karena ukuran zat warna yang sedikit lebih besar daripada pori-pori serat. Namun hal itu dapat
diatasi dengan metoda pencelupan cara carrier/zat pengemban yang dapat membantu zat warna
untuk berdifusi ke dalam serat. Tapi bagaimana zat pengemban dapat membantu difusi zat warna
dispersi???Nah kali ini saya akan sedikit menerangkan mekanisme kerja zat pengemban pada
proses pencelupan zat warna dispersi.
Zat warna disperse bisa masuk ke dalam serat diakibatkan oleh putusnya ikatan hydrogen
intramolekuler oleh zat pengemban yang masuk ke dalam serat. Dengan putusnya ikatan tersebut
menyebabkan pori-pori serat polyester terbuka. Setelah itu zat warna dapat masuk ke dalam
serat  dan mendorong zat pengemban untuk keluar dari serat. Keluarnya zat pengemban dapat
terjadi karena molekul zat warna lebih besar daripada molekul zat pengemban, sehingga afinitas
zat warna terhadap serat akan lebih besar daripada zat pengemban. Setelah itu akan terjadi fiksasi
zat warna dan pori-pori serat akan menutup kembali sehingga ketahanan luntur terhadap
pencuciannya baik. 
Mekanisme pencelupan digambarkan oleh gambar di bawah ini:

Mekanisme Kerja Carrier

Seperti yang kita ketahui bahwa struktur serat polyester rapat. Namun bagaimana zat warna
bisa masuk ke dalam serat??? Berikut ini adalah mekanisme kerja zat pengemban:
1.    Penggelembungan serat
Cara kerja carrier diterangkan dengan efek penggelembungan terhadap serat. Serat yang
menggelembung memudahkan molekul zat warna berdifusi lebih cepat ke dalam serat.
E. Waters, J.S.D.C. 66, 614 (1950)
2.    Teori pendekatan embibisi air
Carrier mengandung gugus hidrofob menyebabkan difusi yang cepat kedalam serat
polyester.
Bagian aromatik dari molekul zat pengemban mempunyai daya van der wals dengan serat
hidrofob dan gugus hidrofil dapat menarik air untuk meningkatkan pergerakan larutan zat warna
sehingga terjadi  peningkatan kecepatan celup.
T. Vickesstaff, Halogen Digest.20, 7, ICI Bulletin, (1954)
3.    Teori Pemindahan
Carrier membentuk suatu kompleks dengan zat warna, dan kombinasi zat warna-carrier
terabsorbsi kedalam serat lebih cepat daripada zat warna dalam pelarut air.
T. Vickerstaff, Halogen Diggest.20./. ICI Buletin, (1954)
4.    Teori Peningkatan kelarutan zat warna
Dengan adanya carrier memberikan peningkatan kelarutan zat warna dalam air dan
kecepatan celup diharapkan meningkat.
C.L. Zimmerman, J.M. Mecco dan A.J. Carlino A.D>R. 44. 301 (1995)
5.    Teori Lapisan Film
Carrier mengelilingi serat dengan lapisan film.
Dalam lapisan film carrier konsentrasi zat warna yang terkandung lebih banyak daripada
pada larutan celup.
H.E. Millson, A.D.R. 44, 436 (1955)
6.    Teori Pelarutan Serat
Carrier terabsorbsi ke dalam serat. Di dalam serat carrier bertindak sebagai “co-fiber” yang
larut dan mendorong zat warna.
7.    Teori Peningkatan Tempat Melekat
Carrier meningkatkan perbandingan bagian amorf yang dapat dicelup dengan daerah
kristalin yang sulit dicelup. Dengan menurunkan kristalinitas, daerah yang dapat dicelup
meningkat.
AATCC Piedoment Section, A.D.R 48, No. 22. 34 (1959)
8.    Teori Pelumasan
Zat pengemban bertindak sebagai pelumas, menggeser rantai polimer serat dan
memutuskan ikatan silang yang ada, sehingga difusi molekul akan lebih mudah.
J.J. Schuler: Textile Research J. 27, 358 (1957)
9.    Teori Plastisasi Struktur Serat
Carrier berdifusi kedalam serat serat dengan cepat karena ukuran carrier yang lebih kecil.
Carrier terabsorbsi kedalam rantai polimer dengan mengurangi gaya Van Der Waals’ dalam
ikatan hydrogen. Carrier larut dalam molekul serat, dan mengurangi gaya intra-molekuler pada
ikatan antara serat dengan serat dengan menggantikan ikatan tersebut menjadi ikatan serat-carrier
yang lebih lemah untuk membuat banyak “lubang”, sehingga mempercepat difusi zat warna.
F. Fortess V.S. Salvin : Textile Research J. 28, 1009 (1958)
E. Elod : Melliand Textilbr. 41, 195 (1960)
 
Zat warna golongan D mempunyai berat molekul yang paling besar, sehinggamempunyai sifat
pencelupan yang paling jelek karena sukar terdispersi dalmlarutan dan sukar masuk ke dalam
serat.Tersublim penuh pada suhu 220
o
C,Zat warna ini sangat baik untuk pencelupan dengan metode suhu tinggi dan termosol.
Metoda Pencelupan Polyester Dengan Zat Warna Disperse
1. Pencelupan Serat Poliester dengan Carrier/ Zat PengembanZ a t p e n g e m b a n i a l a h z a t
y a n g d a p a t m e n g g e l e m b u n g k a n d a n memplastisasikan serat yang bersifat hidrofob,
sehingga zat warna akan mudahmasuk kedalamnya. Pada umumnya zat pengemban bergugus
aromatik danmengandung zat pengelmusi yang mempertahankan stabilitas dispersinya
dana g a r d a p a t t e r e m u l s i d e n g a n b a i k d i d a l a m l a r u t a n . Z a t
p e n g e m b a n memungkinkan untuk mewarnai serat poliester dengan sistem
konvensional( t e k a n a n d a n s u h u n o r m a l ) , d a n p e m a k a i a n z a t p e n g e m b a n j u g a
d a p a t diaplikasikan untuk pencelupan sistem suhu tinggi.2. Pencelupan kain polyester cara
termosolProses pencelupan dibagi menjadi 4 tahap, sebagai berikut :

padding larutan celup pda bahan

pengeringan

fiksasi zat warna pada serat (termosol)

pengerjaan iring atau pencelupan serat lain dalam campuranFactor – factor yang perlu diperhatikan :

persiapan kain harus baik dan rata

pemakaian zat warna dan zat pembantu harus sesuai

pengendalian dengan baik [pengoprasian rangkaian mesin termosolP a d d i n g b e r t u j u a n u n t u k
m e n e m p e l k a n s e r a t a m u n g k i n z a t w a r n a terdispersi yang praktis tidak larut pada serat yang
hidrofob dan tidak menyerapair. Rol padder harus rata dengan kekerasan 60 – 70
o
C2. Sistem HT/HP

Anda mungkin juga menyukai