Anda di halaman 1dari 21

Kerta Kerja Proyek Perubahan

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV


Angkatan CX XIII TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


RSUD Ngimbang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten
Lamongan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
147/Menkes/PER/I/2010, tanggal 13 Sepetember 2011 memberikan rekomendasi
Izin Operasional Sementara. Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang terletak di Desa
Sendangrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Rumah Sakit Daerah
Ngimbang Kabupaten Lamongan .
RSUD Ngimbang Lamongan merupakan unsur pendukung tugas Kepala
Daerah dibidang Pelayanan Kesehatana, yang dipimpin oleh Direktur berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah,
dengan tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu, dengan upaya peningkatan serta pencegahan
dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
Untuk mewujudkan pelayanan yang efektif dan memuaskan (pelayanan
prima) maka segmen organisasi yang langsung berhubungan dengan pelayanan
publik, tugas dan fungsi setiap unitnya harus diterjemahkan dalam tata laksana
pelayanan publik secara tepat dalam wujud sistem dan prosedur pelayanan yang
sederhana, cepat, jelas dan tidak tumpang tindih, standart pelayanan dengan kriteria
yang jelas dan sedapat mungkin terukur, menjamin kepuasan masyarakat yang
dilayani serta sitem informasi yang memungkinkan masyarakat secara cepat
memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang diperlukan setiap orang. Memasuki era modern yang semakin maju
adalah suatu keharusan bahwa pendekatan pelayanan yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan menjadi strategi utama bagi organisasi pelayanan kesehatan

1
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

di Indonesia, agar tetap eksis ditengah persaingan global yang semakin ketat. Hal
ini berarti pada saat ini kita harus mampu bersaing, khususnya dalam pelayanan
kesehatan, tidak hanya dengan sesama sejawat dalam negeri namun benar benar
harus mampu bersaing dengang sejawat negara lain yang mungkin lebih maju atau
bahkan sangat maju dan profesional. Salah satu strategi yang paling tepat dalam
mengantisipasi adanya persaingan terbuka adalah melalui peningkatan mutu yang
berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan yang berorientasikan pada proses
pelayanan dan hasil pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan
pelanggan. Semuanya itu jelas memerlukan upaya upaya yang cukup komplek.
Untuk itu semua jajaran dari pejabat struktural dan pejabat fungsional dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya, namun juga yang paling penting adalah
mengubah sikap mental pejabat yang ingin dilayani menjadi pelayan kesehatan
yang dipercaya.

Kondisi saat ini di rumah sakit umum daerah Ngimbang kabupaten


Lamongan pelayanan terhadap pasien sudah berjalan lancar akan tetapi seiring
dengan terus meningkatnya jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan, sehingga
sering kali terjadi permasalahan permasalahan yang muncul antara lain :

a. Petugas pelayanan sering mendapatkan kiriman pasien gelandangan atau


yang tidak jelas statusnya,

b. Paska perawatan pasien gelandangan dan orang terlantar ini belum ada
kejelasan siapa yang bertanggung jawab,

c. Belum adanya aturan atau prosedur yang baku tentang pelayana pasien
gelandangan dan orang terlantar.

Sedangkan kondisi yang diharapkan adalah meningkatnya pelayanan


kesehatan pada pasien gelandangan dan orang terlantar yang ditandai dengan :

a. Pasien gelandangan dan orang terlantar yang dikirim ke RSUD


mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermartabat,

2
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

b. Paska pelayanan kesehatan pasien gelandangan dan orang terlantar ada


pihak yang bertanggung jawab,

c. Adanya aturan atau prosedur yang baku tentang pelayana pasien


gelandangan dan orang terlantar.

Berdasarkan data kunjungan pasien di RSUD Ngimbang pada tahun 2016


telah merawat pasien gelandangan 10 orang yang terdiri dari 5 orang akibat
kecelakaan lalu lintas tabrak lari dan 5 orang keadaan sakit berat yang ditemukan
masyarakat dijalan, dari 10 orang ini 6 orang meninggal dunia 2 orang melarikan diri
dan 2 orang dikembalikan ke alamat pasien.
Selama ini pelayanan terhadap pasien gelandangan dan orang terlantar
belum bisa optimal hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi atau belum adanya
aturan yang mengikat dalam proses pelayanan terhadap pasien terlantar dan orang
gelandangan hal ini menjadi hambatan dalam melaksanakan pelayanan keshatan,
sehingga sering kali kami mempermudah proses pelayanan dengan mengabaikan
segala persyaratan yang seharusnya dipenuhi pasien untuk proses pelayanan
sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih menjadi lebih cepat.
Dalam Rangka penanganan Masalah Sosial khususnya Gelandangan dan
Pengemis guna meningkatkan harkat dan martabatnya , RSUD Ngimbang kabupatn
Lamongan berpijak pada fungsi pelayanan kepada masyarakat merupakan tugas
utama pemerintah baik sebagai abdi negara maupun abdi masyarakat. Tugas
tersebut telah secara tegas digariskan dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar
1945 yang meliputi empat aspek pelayanan pokok pemerintah terhadap masyarakat,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan ketertiban kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ,
Undang Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 1 , Fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh Negara, serta dalam Undang-Undang No. 11 tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Setiap Warga Negara berhak memenuhi
kebutuhan sosial baik material spiritual. Upaya rumah sakit umum daerah
Ngimbang untuk peningkatan pelayanan kesehatan pasien gelandangan dan orang

3
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

terlantar maka dilakukan penyusunan Standar Prosedur OperasionalTindakan


Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia, sehingga dapat memberikan
pelayanan yang lebih terarah dan sesuai dengan harapan pasien.
Keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan SPO Tindakan Keperawatan
Dalam Mewujudkan Martabat Manusia, ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai
pihak baik dari masyarakat umum dan seluruh jajaran rumah sakit dalam
melaksanakan pelayanan pada pasien. Tanpa adanya kerjasama berbagai pihak
terkait tidak mungkin pelayanan pasien bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Oleh karena itu penyusun meilih judul proyek perubahan tentang “


Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pasien Gelandangan Dan Orang Terlantar
Melalui Penyusunan SPO Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat
Manusia”.

B. Area dan Fokus Proyek Perubahan


Area proyek perubahan ini yang menjadi tujuan reformasi birokrasi adalah
“Peningkatan kualitas Pelayanan Publik” dengan fokus perubahan yang diambil
adalah “Penyusunan SPO Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat
Manusia,” sehingga akan berdampak pada efektifitas kegiatan pelayanan kesehatan
gelandangan dan orang terlantar.
Pemilihan area fokus proyek perubahan ini diharapkan bisa membawa
perubahan dalam hal pelayanan kesehatan pasien gelandangan dan orang terlantar
menjadi lebih cepat, tepat dan mudah.

C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan


Tujuan Proyek Perubahan adalah meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan gelandangan dan orang terlantar di RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan menjadi lebih cepat, tepat dan mudah melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tujuan jangka pendek
a. Tersusunnya Standar Prosedur Operasional(SPO) Tindakan Keperawatan
Dalam Mewujudkan Martabat Manusia;

4
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

b. Sosialisasi Standar Prosedur Operasional(SPO) Tindakan Keperawatan Dalam


Mewujudkan Martabat Manusia,;
c. Implementasikan Standar Prosedur Operasional(SPO) Tindakan Keperawatan
Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,.

2. Tujuan jangka menengah


Terlaksananya monitoring dan evaluasi atas implementasi Standar Prosedur
OperasionalTindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,.
3. Tujuan jangka panjang
Terwujudnya peningkatan kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Gelandangan
Dan Orang Terlantar melalui revitalisasi SPO sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan rumah sakit sehingga pelayanan menjadi lebih cepat, tepat dan
mudah.
Manfaat yang diperoleh dengan disusunnya Standar Prosedur Operasional
(SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,dibagi menjadi
manfaat internal dan eksternal antara lain :
1. Manfaat Internal
Meningkatnya kinerja SDM di RSUD Ngimbang Kabupten Lamongan dalam hal
pelayanan kesehatan pasien gelandangan dan orang terlantar.
2. Manfaat Eksternal
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan khususnya pasien gelandangan dan
orang terlantar serta pengguna jasa lainnya di rumah sakit umum daerah
Ngimbang kabupaten Lamongan menjadi lebih cepat, tepat dan mudah.

D. Ruang Lingkup Proyek Perubahan


Ruang lingkup dari proyek perubahan peningkatan pelayanan kesehatan
melalui penyusunan Standar Prosedur OperasionalTindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia, yaitu:
1. Melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk menyamakan persepsi
2. Membentuk tim kerja penyusunan Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;

5
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

3. Menyusun draf Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan


Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;
4. Melaksanakan konsultasi draf Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;
5. Melaksanakan uji coba Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;
6. Menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia,;
7. Menyusun SK Direktur tentang Penetapan Standar Prosedur OperasionalTindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;
8. Melaksanakan sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;
9. Implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia,.

E. Kriteria Keberhasilan Proyek Perubahan


Kriteria keberhasilan proyek perubahan ini adalah:
1. Tersusunnya Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia,;
2. Terlaksananya sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,;
3. Terimplementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan
Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,
4. Tertibnya administrasi pelayanan

6
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Output Kunci dari Proyek Perubahan yang Diinginkan


Dalam suatu proyek perubahan tentu akan menghasilkan suatu keluaran atau
output. Output adalah hasil dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari sebuah
program, yang diukur dengan menggunakan takaran volume/banyaknya. Ukuran
Output ini bisa berupa kualitas maupun kuantitas. Dalam proyek perubahan ini output
utama dirumuskan dalam tiga tahapan waktu yaitu jangka pendek, jangka menengah
dan tahapan yang terakhir adalah Output Jangka Panjang.
Tabel 2.1
Output dari Perubahan yang Diinginkan
No NAMA DESKRIPSI
A JANGKA PENDEK
1. Terbitnya Surat Keputusan Dirktur Surat Keputusan tentang pembentukan
RSUD Ngimbang tentang Pembentukan Tim merupakan dasar pelaksanaan
Tim Kerja Penyusunan Standar kegiatan penyusunan Standar Prosedur
Prosedur Operasional Tindakan Operasional Tindakan Keperawatan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,.
Martabat Manusia,. yang mengatur tentang struktur
keanggotaan dan tugas dari masing –
masing Tim yang terlibat
2. Tersusunnya Standar Prosedur Merupakan acuan pelaksanaan pelayanan
Operasional (SPO) Tindakan kesehatan Pasien Gelandangan dan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Orang Terlantar di RSUD Ngimbang
Martabat Manusia,. Kabupaten Lamongan.
3. Terbitnya Surat Keputusan Dirktur RSUD SK Dirktur RSUD Ngimbang tentang
Ngimbang tentang Standar Prosedur Standar Prosedur Operasional Tindakan
Operasional Tindakan Keperawatan Keperawatan Dalam Mewujudkan
Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,. Martabat Manusia,. Merupakan dasar atas
pelaksanaan pelayanan kesehatan Pasien

7
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Gelandangan dan Orang Terlantar di


RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan.
4. Terlaksananya sosialisasi Standar Merupakan langkah menyampaikan
Prosedur Operasional Tindakan Standar Prosedur Operasional Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia,. Martabat Manusia,;
5. Implementasi Standar Prosedur Merupakan pelaksanaan atas Standar
Operasional Tindakan Keperawatan Prosedur Operasional Tindakan
Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,. Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia, untuk mewujudkan
peningkatan pelayanan kesehatan pasien
gelandangan dan orang terlantar di RSUD
Ngimbang Kabupaten Lamongan.
B JANGKA MENENGAH
1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Merupakan proses untuk membandingkan
pelaksanaan Standar Prosedur dan memastikan kinerja pelaksana sesuai
Operasional (SPO) Tindakan dengan maksud dan tujuan yang
Keperawatan Dalam Mewujudkan tercantum dalam Standar Prosedur
Martabat Manusia, Operasional , mengidentifikasi
permasalahan yang mungkin timbul, dan
menetukan cara untuk meningkatkan hasil
pelaksanaan SPO
C JANGKA PANJANG
1. Terwujudnya Peningkatan kualitas Merupakan langkah-langkah untuk
pelayanan kesehatan Pelayanan meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan Pasien Gelandangan dan kesehatan Pasien Gelandangan dan
Orang Terlantar melalui revitalisasi Orang Terlantar menjadi cepat, tepat dan
SPO sesuai dengan kebutuhan dan mudah
perkembangan rumah sakit sehingga
pelayanan menjadi lebih cepat, tepat
dan mudah.

8
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

B. Pentahapan (Milestones) Proyek Perubahan

Sebuah proyek perubahan tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat,


akan tetapi dilaksanakan dengan suatu proses. Proses ini bisa berjalan cepat atau
lambat sesuai dengan kondisi lingkungan instansi, sarana prasarana serta
sumberdaya manusia yang ada. Agar proses ini berlangsung secara maksimal, perlu
dilakukan perencanaan yang baik. Untuk itu proses ini perlu dirancang sedemikian
rupa agar tahapan pelaksanaan kegiatan atau proyek perubahan dapat terlaksana
dengan baik. Tahapan-tahapan tersebut dibagi dan dilaksanakan pada kurun waktu
tertentu, sebagaimana dimaksud pada tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2
Tahapan ( Milestone ) Proyek Perubahan
NO TAHAPAN UTAMA WAKTU
A JANGKA PENDEK
1. Melakukan konsultasi kegiatan yang akan Minggu ke 2
dilaksanakan dengan mentor; Bln Oktober 2016
2. Membentuk tim kerja penyusunan Standar Prosedur Minggu ke 2
Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Bln Oktober 2016
Mewujudkan Martabat Manusia,
3. Menyusun Surat Keputusan Direktur tentang Minggu ke 2
pembentukan tim kerja Penyusunan Standar Bln Oktober 2016
Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat
Manusia,;
4. Melaksanakan rapat koordinasi dengan tim kerja Minggu ke 3
untuk menyamakan persepsi tentang proyek Bln Oktober 2016
perubahan yang dimaksud;

9
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

5. Menyusun draft Standar Prosedur Operasional Minggu ke 3


(SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Bln Oktober 2016
Martabat Manusia,;
6. Mengkonsultasikan draft Standar Prosedur Minggu ke 3
Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Bln Oktober 2016
Mewujudkan Martabat Manusia ke Mentor dan
dilanjutkan Direktur RSUD Ngimbang;
7. Melakukan perbaikan draft Standar Prosedur Minggu ke 3
Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Bln Oktober 2016
Mewujudkan Martabat Manusia;
8. Finalisasi draft Standar Prosedur Operasional Minggu ke 3
(SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Bln Oktober 2016
Martabat Manusia,
9. Melakukan uji coba Standar Prosedur Operasional Minggu ke 4
(SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Bln Oktober 2016
Martabat Manusia,
10. Melakukan analisa hasil uji coba Standar Prosedur Minggu ke 1
Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Bln Nopember 2016
Mewujudkan Martabat Manusia,
11. Menyempurnaan hasil uji coba Standar Prosedur Minggu ke 1
Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Bln Nopember 2016
Mewujudkan Martabat Manusia,
12. Menetapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Minggu ke 1
Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Bln Nopember 2016
Manusia,
13. Menyusun Surat Keputusan Direktur tentang Minggu ke 2
Penetapan Standar Prosedur Operasional Tindakan Bln Nopember 2016
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia;
14. Menyusun format pendamping checklist untuk Minggu ke 2
pengawasan; Bln Nopember 2016
15. Melaksanakan sosialisasi tentang Standar Prosedur Minggu ke 2

10
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam Bln Nopember 2016


Mewujudkan Martabat Manusia,;
16. Implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Minggu ke 3
Tindakan Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Nopember s/d Desember
Manusia, 2016
B JANGKA MENENGAH
1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Sampai Akhir Desember
Standar Prosedur Operasional (SPO) Tindakan 2016
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat
Manusia,.
C JANGKA PANJANG
1. Mewujudkan peningkatan kualitas Pelayanan Tahun 2017
Kesehatan Pasien Gelandangan dan Orang Terlantar
melalui revitalisasi SPO sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan rumah sakit sehingga pelayanan
menjadi lebih cepat, tepat dan mudah

C. Tatakelola Proyek Perubahan

Keberhasilan pelaksanaan Proyek Perubahan ditentukan juga oleh Tim


Teknis Pelaksana Proyek Perubahan. Oleh karena itu pada proyek perubahan
penyusunan Standart Prosedur Operasional (SPO) Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia, perlu dibentuk suatu tim kerja dengan pembagian
kerja atau tugas sebagai berikut:
1. Sponsor / Mentor: Dr. Tulus Pujianto selaku Kepala Bidang Pelayanan RSUD
Ngimbang Kabupaten Lamongan, mempunyai tugas antara lain :
- Memberikan arahan dan dukungan atas keseluruhan kegiatan
- Memberikan dukungan secara berkelanjutan selama pelaksanaan kegiatan
- Membantu menyelesaikan kendala / hambatan
- Memberikan saran dan masukan selama pelaksanaan kegiatan

11
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

2. Coach (Pembimbing) : Dr. DIDIK KUSUMAHADI, M.S selaku widyaiswara utama


Badan Diklat Provinsi Jawa Timur, mempunyai tugas antara lain:
- Membekali peserta dengan kompetensi yang diperlukan selama tahap talking
Ownership dan tahap laboratorium kepemimpinan;
- Memotivasi peserta melalui konsultasi selama tahap talking Ownership dan
tahap laboratorium kepemimpinan.
3. Project Leader: Mochamad Choirul Huda,S.Kep.Ns Selaku Kepala Seksi
Pelayanan Keperawatan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan mempunyai
tugas antara lain:
- Melakukan diagnose situasi problematik, mencari gagasan alternatif, terapi,
identifikasi stakeholder
- Memimpin pelaksanaan proyek perubahan
- Mengatur, mengendalikan dan mengarahkan secara detail tim yang dipilih
4. Sekretariat : Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD Ngimbang
Kabupaten Lamongan mempunyai tugas antara lain memfasilitasi surat menyurat
dalam penetapan Surat Keputusan Direktur
5. Tim Kerja :
a. Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Ngimbang Kabupaten lamongan
mempunyai tugas :
- Memberikan saran dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan
- Koordinasi kegiatan terkait kegiatan pelayanan medis
- Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan
b. Kepala Unit Rawat Inap dan Rawat Jalan RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan, mempunyai tugas :
- Memberikan saran dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan
- Koordinasi kegiatan terkait hal-hal yang berhubungan dengan Pelayanan
Pasien.
- Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan
c. Staf Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas antara lain :
- Mengidentifikasi, mengumpulkan dan mengolah data sebagai bahan
penyusunan Standar Prosedur Operasional

12
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

- Mempersiapkan pelaksanaan rapat koordinasi dan konsultasi


- Mempersiapkan penyusunan Surat Keputusan

6. Stakeholder Eksternal
Berperan memberikan masukan, informasi dan data serta bahan referensi kepada
tim kerja guna tersusunnya Standar Prosedur Operasional Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan Martabat Manusia,
Gambar 2.1

Struktur Penyelenggara Proyek Perubahan

SPONSOR
KEPALA BIDANG PELAYANAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
NGIMBANG LAMONGAN

COACH PROJECT LEADER


KASI PELAYANAN
DR. DIDIK USUMAHADI,MS KEPERAWATAN RSUD
NGIMBANG LMG

SEKRETARIAT
KASUBAG UMUM
& KEPEGAWAIAN

TIM KERJA
- KASIE PELAYANAN MEDIS
- KEPALA UNIT RAWAT JALAN DAN
RAWAT INAP
- STAF SEKSI PELAYANAN
KEPERAWATAN

STAKEHOLDER EKSTERNAL
- DINAS KESEHATAN KAB.
- DINAS SOSIAL
- FORPIMKA

13
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

D. Stakeholder Proyek Perubahan


Identifikasi stakeholder dalam pelaksanaan proyek perubahan ini menurut
kategorinya adalah
1. INTERNAL
 Direktur RSUD Ngimbang Kabupaten lamongan
 Kepala Bidang Pelayanan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan
 Staf Seksi Pelayanan Keperawatan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan

2. EKSTERNAL
 Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Lamongan
 Forpimka ( Camat, Polsek, Koramil )

Sedangkan identifikasi stakeholder berdasarkan kepentingannya antara lain


adalah :
1. Primer, yaitu stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dalam
proyek perubahan ini antara lain :
 Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
2. Sekunder, yaitu stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan tidak secara langsung
dalam proyek perubahan antara lain :
 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan
 Staf Seksi Pelayanan Keperawatan RSUD Ngimbang kabupaten Lamongan
 Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Lamongan
 Forpimka ( Camat, Polsek, Koramil )

14
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

3. Kunci / Utama, yaitu stakeholder yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pelaksanaan
dan keberhasilan dalam proyek perubahan, antara lain :
 Direktur RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Bidang Pelayanan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan

Pengelompokan stakeholder berdasarkan pengaruh dan keterkaitan pada proyek


perubahan ini terdiri dari :
1. Promoters, yaitu memiliki pengaruh dan kepentingan besar untuk membantu
keberhasilan pelaksanaan Proyek Perubahan, yaitu :
 Kepala Bidang Pelayanan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
2. Defenders, yaitu memiliki pengaruh kecil akan tetapi mempunyai kepentingan besar
untuk membantu keberhasilan pelaksanaan Proyek Perubahan, yaitu :
 Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Instalasi Rawat Jalan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
 Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
3. Latens, yaitu memiliki pengaruh besar akan tetapi mempunyai kepentingan kecil untuk
membantu keberhasilan pelaksanaan Proyek Perubahan, yaitu :
 Staf Seksi Pelayanan Keperawatan RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan
4. Apathetics, yaitu memiliki pengaruh kecil dan tidak mempunyai kepentingan untuk
membantu keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan, yaitu :
 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan
 Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Lamongan
 Forpimka ( Camat, Polsek, Koramil )

15
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Gambar 2.1
Kuadran Stakeholder

Influence

LATENS:
- STAF SEKSI PELAYANAN PROMOTERS :
KEPERAWATAN RSUD - KEPALA BIDANG PELAYANAN
NGIMBANG RSUD NGIMBANG
- DIREKTUR RSUD NGIMBANG

Interest

APATHETICS : DEFENDERS :
- KASUBAG UMUM & - KASI PELAYANAN MEDIS
KEPEGAWAIAN RSUD - KEPALA UNIT RAWAT
NGIMBANG INAP
- DINAS KESEHATAN - KEPALA UNIT RAWAT
- DINAS SOSIAL - DARURAT
- FORPIMIKA

3. Faktor Kunci Keberhasilan Proyek Perubahan

Faktor kunci keberhasilan pada proyek perubahan ini antara lain adalah :
1. Dukungan sponsor selaku mentor selama keseluruhan pelaksanaan kegiatan.
2. Bimbingan dan arahan dari coach selama berlangsungnya pelaksanaan kegiatan.
3. Komitmen dan kerja sama dari seluruh working team terhadap kelancaran pelaksanaan
kegiatan
4. Dukungan semua stakeholder yang terkait dengan penyusunan metode penyuluhan
perikanan.
5. Adanya kesamaan persepsi dari seluruh stakeholder akan pentingnya penyusunan
metode penyuluhan visual tepat sasaran, tepat waktu dan tepat lokasi.

4. Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan

16
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau tindakan


yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Dalam hal ini, target capaian
kinerja dapat diartikan bahwa suatu target yang dirumuskan dalam upaya mencapai
tujuan. Untuk dapat mengetahui keberhasilan implementasi proyek perubahan, salah
satunya adalah dengan menetapkan target untuk masing-masing tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam proyek prubahan tersebut. Target output yang ingin dicapai pada
proyek perubahan ini diukur untuk masing-masing tahapan kegiatan sebagaimana
ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3 salah


Target Capaian Kinerja
No AKSI/KEGIATAN BOBOT REALISASI CAPAIAN
A JANGKA PENDEK
1. Melakukan konsultasi kegiatan yang 3%
akan dilaksanakan dengan mentor;
2. Membentuk tim kerja penyusunan 10%
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia,
3. Menyusun Surat Keputusan Direktur 5%
tentang pembentukan tim kerja
Penyusunan Standar Prosedur
Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia,;
4. Melaksanakan rapat koordinasi 5%
dengan tim kerja untuk menyamakan
persepsi tentang proyek perubahan
yang dimaksud;
5. Menyusun draft Standar Prosedur 10%
Operasional (SPO) Tindakan

17
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Keperawatan Dalam Mewujudkan


Martabat Manusia,;
6. Mengkonsultasikan draft Standar 5%
Prosedur Operasional (SPO)
Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia ke
Mentor dan dilanjutkan Direktur RSUD
Ngimbang;
7. Melakukan perbaikan draft Standar 5%
Prosedur Operasional (SPO)
Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia;
8. Finalisasi draft Standar Prosedur 3%
Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia,
9. Melakukan uji coba Standar Prosedur 10%
Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia,
10. Melakukan analisa hasil uji coba 5%
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia,
11. Menyempurnaan hasil uji coba Standar 3%
Prosedur Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia,
12. Menetapkan Standar Prosedur 8%
Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan

18
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Martabat Manusia,
13. Menyusun Surat Keputusan Direktur 5%
tentang Penetapan Standar Prosedur
Operasional Tindakan Keperawatan
Dalam Mewujudkan Martabat
Manusia;
14. Menyusun format pendamping 5%
checklist untuk pengawasan;
15. Melaksanakan sosialisasi tentang 5%
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Tindakan Keperawatan Dalam
Mewujudkan Martabat Manusia,;
16. Implementasi Standar Prosedur 13%
Operasional (SPO) Tindakan
Keperawatan Dalam Mewujudkan
Martabat Manusia,
100%

5. Catatan Hasil Benchmarking ke Best Practice


Pengertian benchmarking secara sederhana adalah suatu proses
membandingkan dan mengukur suatu kegiatan organisasi terhadap proses operasi yang
terbaik sebagai inspirasi dalam meningkatkan kinerja organisasi. Keadaan ini penting
untuk memungkinkan organisasi dapat membandingkan dengan organisasi kompetitor dan
selanjutnya menjadi alat strategi bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja.
Manfaat Benchmarking : Mengurangi biaya karena kesalahan, menurunkan
pencegahan sebelum kesalahan terjadi dan penyederhanaan proses dalam melakanakan
proyek project charter di organisasi.

19
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

Tujuan Benchmarking : Untuk menentukan kunci atau rahasia sukses dari


organisasi pesaing yang paling unggul, sehinga dapat membantu dalam melaksanakan
output kunci project charter yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan benchmarking dilaksanakan pada tanggal 3 – 6 Oktober
2016 pada 3 (tiga) locus yaitu :
1. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal,
2. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar,
3. Dinas Pendapatan Kota Denpasar.
Berdasar hasil identifikasi best practise dari lokus Kota Denpasar dengan 3 (tiga)
sub lokus yaitu diperoleh hasil best practise sebagai berikut :
1. Responsibilitas pelayanan kepada masyarakat
2. Peningkatan transparasi akuntabilitas melalui implementasi IT
3. Implemntasi Managemen Moderen ( IT, SPO, ISO ).
Dari hasil tersebut, best practise yang dapat diadopsi dari lokus yang dikunjungi
adalah Pemanfaatan manajemen modern. Dalam kaitannya dengan peningkatan
pelayanan kesehatan pasien gelandangan dan orang terlantar di Rsud Ngimbang
Kabupaten Lamongan diperlukan adanya pemanfaatan manajemen modern melalui
penyusunan standar operasioal prosedur yang mengatur tata laksana kegiatan dimulai
perencanaan, pelaksanaan sampai pada pelaporan hasil pelayanan sehingga dapat
mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pasien gelandangan dan orang
terlantar di Rsud Ngimbang Kabupaten Lamongan menjadi lebih cepat, tepat dan mudah.

20
Kerta Kerja Proyek Perubahan
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan CX XIII TAHUN 2016

21

Anda mungkin juga menyukai