DDJKDKDKDLDLDLDLDKDJFJ
DDJKDKDKDLDLDLDLDKDJFJ
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners yang Diampu
Oleh Masroni, S.Kep., Ns., M.S (In Nursing)
Disusun Oleh:
Ardhika Pramana Citra
NIM. 2020.04.040
Mahasiswa,
Mengetahui,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi,
Kepala Ruangan,
………………………..
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Ny. S
2. Umur : 27 tahun
3. Suku/ Bangsa : Suku Jawa, Bangsa Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Banyuwangi
8. Sumber Biaya : Suami
Biodata Penanggungjawab
a. Nama : Tn. I
b. Umur : 30 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki – laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Pendidikan : SMA
g. Status : Menikah (Suami Ny. S)
Perkawinan
h. Suku Bangsa : Suku Jawa, Bangsa Indoenesia
i. Alamat : Banyuwangi
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan saat pengkajian:
keluhan sesak napas disertai demam dan batuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merupakan rujukan dari RSI Fatimah, datang ke IGD RS Blambangan pada tanggal 21
November pukul 16.00 WIB dengan keluhan sesak nafas sejak 10 hari SMRS, sesak muncul hilang
dan timbul, memburuk saat beraktifitas bahkan saat istirahat, tidak membaik dengan perubahan posisi,
sesak membuat pasien ketakutan akan kesehatannya dan wajah terlihat terengah-engah, serta terdapat
sianosis pada perefernya. Pasien mengalami demam sejak 13 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam awalnya sumer-sumer, lalu meningkat, turun dengan pemberian obat penurun panas
(paracetamol) tapi kemudian meningkat lagi. Setelah panas pasien mengalami kejang. Kejang muncul
18 jam sebelum masuk rumah sakit, kejang sebanyak 1 kali, lama ± 5 menit, kejang berupa kedua
tangan dan kaki yang tiba-tiba melipat kemudian menghentak-hentak lurus ke depan, tidak didapatkan
riwayat kejang sebelumnya. Pasien mengalami batuk sejak 13 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk
terdengar grok-grok. Dahak sulit dikeluarkan. Frekuensi 2-3 kali tiap kali batuk. Batuk tidak
menggonggong. Tidak ada periode tarikan nafas panjang setelah batuk. Tidak ada pilek yang
menyertai. Pasien mengalami muntah 7 hari sebelum masuk rumah sakit sebanyak 1 kali. Nafsu
minum pasien berkurang 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Saat di IGD pasien diberikan
penanganan berupa pemasangan infus (Glukosa 5% + NaCl 0,5%), nebul PZ+Ventolin, dan terpasang
masker non rebreathing 6 lpm. Lalu pada pukul 17.30 WIB pasien di pindahkan ke ruangan dengan
keadaan masih sama dengan keadaan waktu di IGD tetapi sesak sedikit berkurang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak
Institute of Health Sciences Banyuwangi
kapan : 11 November 2020
2. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular : ya tidak
Riwayat kontrol : .............................
Riwayat penggunaan obat :..............
3. Riwayat alergi:
Obat ya tidak jenis……………………
Makanan ya tidak jenis……………………
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal bersama
Masalah Keperawatan :
Bersihan jalan napas tidak efektif
k. Isitrahat/Tidur : 6 Jam/Hari
l. Lain-lain: Sering terbangun karena serangan sesak
OD OS
6/6 m Visus 6/6 m
Pada Inspeksi warna merata dengan kulit Palpebra Pada Inspeksi warna merata dengan kuliat
sekitar , permukaan palpebra tidak tampak sekitar , permukaan palpebra tidak tampak
kemerahan atau benjolan , dan arah bulu kemerahan atau benjolan , dan arah bulu mata
mata keatas (lentik), Ny.S mampu untuk keatas (lentik), Ny.S mampu untuk
membuka, menutup, dan berkedip. Saat mata membuka, menutup, dan berkedip. Saat mata
terbuka pada posisi normal, kelopak tidak terbuka pada posisi normal, kelopak tidak
menutupi pupil, dan sklera di atas iris tidak menutupi pupil, dan sklera di atas iris tidak
terlihat. terlihat.
Pada Palpasi tidak teraba benjolan dan nyeri Pada Palpasi tidak teraba benjolan dan nyeri
Sklera Ny. S anemis, memiliki warna Conjunctiva dan Sklera Ny. S normal, memiliki warna kuning
kuning terang pada Ny.S berkulit gelap. Saat sclera terang pada Ny.S berkulit gelap. Saat ditarik
ditarik kedua kelopak dengan ibu jari kedua kelopak dengan ibu jari dan jari
dan jari telunjuk di orbita bawah dan telunjuk di orbita bawah dan atas, Inspeksi
atas, Inspeksi warna pucat , tidak adanya warna pucat , tidak adanya edema atau lesi.
edema atau lesi.
tampak berkilau, transparan dan mulus Kornea tampak berkilau, transparan dan mulus
OD OS
Kulit tampak halus, tanpa adanya kemerahan atau Aurcicula kulit tampak halus, tanpa adanya kemerahan atau
bengkak, tidak teraba benjolan dan tidak terasa bengkak, tidak teraba benjolan dan tidak terasa
nyeri nyeri
Menginspeksi meatus auditorius eksternal yaitu MAE Menginspeksi meatus auditorius eksternal yaitu
bersih, tidak ada cairan atau pus yang keluar dari bersih, tidak ada cairan atau pus yang keluar dari
liang telinga. Tidak nyeri saat dilakukan liang telinga. Tidak nyeri saat dilakukan
penekanan pada tragus. Pada meatus auditorius penekanan pada tragus. Pada meatus auditorius
sedikit rambut sedikit rambut
Menggunakan alat otoskop, inspeksi pantulan Membran Menggunakan alat otoskop, inspeksi pantulan
cahaya, saat di sorot cahaya dari sudut yang Tymphani cahaya, saat di sorot cahaya dari sudut yang
miring, pantulannya berupa bentuk segitiga, tidak miring, pantulannya berupa bentuk segitiga,
tampak pus, Warna membran timpani abu-abu tidak tampak pus, Warna membran timpani abu-
seperti mutiara abu seperti mutiara
Ny.S mendengar bunyi lebih lama bila garpu tala Rinne Ny.S mendengar bunyi lebih lama bila garpu
diletakkan di dekat lubang telinga, dibandingkan tala diletakkan di dekat lubang telinga,
diletakkan di tulang mastoid dibandingkan diletakkan di tulang mastoid
Bunyi garpu tala terdengar seimbang di kedua Weber Bunyi garpu tala terdengar seimbang di kedua
telinga telinga
Saat membunyikan garpu tala 512 Hz lalu Swabach Saat membunyikan garpu tala 512 Hz lalu
meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid meletakkannya tegak lurus pada planum
pasien. Setelah pasien tidak mendengarnya, mastoid pasien. Setelah pasien tidak
segera garpu tala perawat pindahkan tegak mendengarnya, segera garpu tala perawat
lurus pada planum mastoid perawat. Perawat pindahkan tegak lurus pada planum mastoid
juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya.. perawat. Perawat juga sudah tidak bisa
mendengar bunyinya..
e. Fraktur : ya tidak
f. Traksi: ya tidak
m. Cardinal Sign : Tidak terdapat nyeri sumbu, tidak terasa krepitasi dan Ny.S tidak memiliki riwayat trauma
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah
Karena suaminya selalu support penuh ibadah Ny.S walaupun sakit
- AGD (Analisa Gas Darah) PH < 7.2 (Normal = 7,35-7,45), Masalah Keperawatan :
PCO2 27 mmHg (35-45) , HCO3 16 mmol/L (22-26) , Gangguan Pertukaran Gas
PaO2 50 mmHg (80-100), SaO2 90 %(95-100). (Pada pemeriksaan sistem
Hb 9 gr/dl, GDA 120mg/dl). pernapasan terdapat sesak dan
- Pemeriksaan Darah lengkap ditemukan leukositosis, yaitu 30.700/mm3 irregular, Hb 9gr/dl)
(22 November 2020)
Hari/
DATA ETIOLOGI MASALAH
Tgl/ Jam
22 DS : Ny.S mengatakan sesak dan batuk Brsihan jalan napas tidak
November disertai dahak, dan merasa susah efektif
2020 mengeluarkan dahak, (D.0001)
Jam 16.00 DO : Ny. S tampak sesak batuk disertai
WIB dahak, upaya mengeluarkan dahak tidak
maksimal dengan konsistensi kental
berwarna putih, Ny.S tampak melindungi
Ekspansi paru
area dada saat batuk.
Pemeriksaan fisik didapatkan :
• Kesadaran Compos Mentis
• Terdengar suara tambahan
(Ronchi) Peningkatan produksi
• Pernapasan cepat irreguler sputum
Batuk produktif
Gangguan
Pertukaran Gas
Merangsang endothelium
hipotlamus
Peningkatan produksi
panas, terjadi peningkatan
suhu tubuh
Hipertermi
Hari/ No.
Tgl/ Dx Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Shift
22 1 19.00 1. Melakukan Identifikasi kemampuan batuk 21.00 S : Ny.S mengatakan sesak dan batuk batuk disertai dahak,
November wib Hasil : Ny. S belum mampu melakukan batuk efektif secara maksimal, WIB O : Ny. S tampak batuk disertai dahak, dengan konsistensi
2020 sehingga sputum tidak mampu dikeluarkan secara maksimal kental berwarna putih, Ny.S tampak melindungi area dada
Sift Sore 2. Melakukan monitor adanya retensi sputum saat batuk.
Pemeriksaan fisik didapatkan :
Hasil : Saat diauskultasi terdengar suara Ronchi • Kesadaran Compos Mentis
3. Mengajarkan prosedur batuk efektif pada Ny.s • Terdengar suara tambahan (Ronchi)
• Memasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien • Pernapasan cepat irreguler
19.10 untuk membuang sekret pada tempat sputum
wib 4. Menganjurkan Ny.S tarik napas dalam melalui hidung selama 4 Menunjukkan tanda tanda vital :
detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut • TD : 140/ 80 mmHg
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik, kemudian • P : 120 x/menit
mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali, menganjurkan batuk • T : 38,5 o C
19.15 dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3 lalu • RR 29 x/menit
wib membuang sekret pada tempat sputum
Hasil : Ny.S tampak kooperatif dengan anjuran perawat dalam setiap step Pemeriksaan penunjang menunjukkan :
batuk efektif, Ny.S mampu melakukan dengan baik walaupun secret yang • AGD (Analisa Gas Darah) PH < 7.2 (Normal =
dikularkan belum maksimal. 7,35-7,45), PCO2 27 mmHg (35-45) , HCO3 16
19.20 5. Setelah diajarkan batuk efektif yang pertama, kemudian mmol/L (22-26) , PaO2 50 mmHg (80-100), SaO2
wib dilakukan monitor kembali, yaitu memonitor pola napas 90 %(95-100).
(frekuensi, kedalaman, usaha napas) • Hb 9 gr/dl, GDA 120mg/dl).
Hasil : Ny.S mengeluh masih sesak, RR = 29x/menit pernapasan cepat A : Masalah belum teratasi karena Ny.S masih sesak dan
dan ireguler batuk batuk disertai dahak dan terdengar suara tambahan
6. Melakukan monitor bunyi napas (Ronchi), serta pernapasan cepat irreguler
19.35 Hasil : terdengar suara Ronchi P: Lanjutkan intervensi, pada
wib 7. Melakukan monitor sputum 1. Melakukan Identifikasi kemampuan batuk
Hasil : sputum yang dikeluarkan terlihat berwarna putih, konsistensi 2. Melakukan monitor adanya retensi sputum
kental dan sedikit. 3. Melakukan prosedur batuk efektif pada Ny.s
8. Melakukan palpasi pada dada Ny.S 4. Menganjurkan Ny.S tarik napas dalam melalui
19.40 9. Memberikan Ny.S minum hangat hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
wib 10. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari dan air hangat, untuk kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
19.43 mempermudah batuk efetif mencucu (dibulatkan) selama 8 detik, kemudian
wib Hasil : Ny.S dan keluarga sanggup melakukan perintah dari perawat. mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali,
Institute of Health Sciences Banyuwangi
11. Mengatur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
pasien yaitu dipantau setiap 1 jam sekali, untuk mengetahui tarik napas dalam yang ke-3 lalu membuang sekret
19.45 perkembangan kondisi pasien saat pemasangan oksigen dan pada tempat sputum
wib keefektifan melakukan batuk efektif secara mandiri 5. Setelah diajarkan batuk efektif yang pertama,
12. Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, kemudian dilakukan monitor kembali, yaitu
atau mukolitik dengan tim medis yang bertugas memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
19.50 Hasil : Nys. S dan keluarga setuju dengan interval pemantauan yang napas)
wib dilakukan perawat. 6. Melakukan monitor bunyi napas
7. Memberikan Ny.S minum hangat
13. Mendokumentasi hasil pemantauan (setelah 1 jam ) 8. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari dan air
Hasil : hangat, untuk mempermudah batuk efetif
19.52 • RR : 29 x /menit 9. Mengatur interval waktu pemantauan respirasi
wib • Pernapasan cepat dan ireguler sesuai kondisi pasien yaitu dipantau setiap 2 jam
• Terdengar suara ronchi sekali, untuk mengetahui perkembangan kondisi
• Ekspansi paru tidak simetris, paru sebelah kanan tampak pasien saat pemasangan oksigen dan keefektifan
tertinggal saat ekspirasi dan inspirasi melakukan batuk efektif secara mandiri
10. Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, atau mukolitik dengan tim medis yang
bertugas
11. Mendokumentasi hasil pemantauan (setelah 1 jam )