Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM IRITABILITAS

PADA PUTRI MALU (Mimosa Pudica)


AKIBAT STIMULUS SENTUHAN

Disusun oleh :

AMAD YUSUF
MUHAMMAD ANWAR
AGUNG WINATA
ROBBI ROMANSYAH NASUTION
GANDA HADI LUPITA
MUHAMMAD HAMDI
ROY APRIANTO

PROGRAM
STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT POLITEKNIK
CITRA WIDYA EDUKASI
BEKASI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman Putri malu atau tanaman yang memiliki nama latin Mimosa Pudica
Linn merupakan tanaman yang tumbuh liar dan melimpah di negara Indonesia.
tanaman putri malu juga memiliki sinonim nama latin yaitu Mimosa Asperata
Blanco. Karena habitat tanaman yang dapat tumbuh di berbagai tempat maka
terdapat nama-nama berbeda di masing-masing daerah tumbuh. Di daerah
Minangkabau tanaman ini disebut tanaman rebah bangun, di daerah Manado
disebut sebagai tanaman daun kaget-kaget, di daerah Jawa menyebut tanaman ini
dengan nama kucingan (Syahid, 2009).

Putri malu atau Mimosa Pudica adalah perdu pendek anggota suku potong-
potongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat
menuju “layu” dengan sendrinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota
potong-potongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat
daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa
menit keadaannnya akan pulih seperti semula.

Putri malu termasuk tanaman berduri yang tergolong dalam tanaman berbiji
tertutup (angiospermae) (Inayati, 2015). Mimosa Pudica Linn berasal dari kata
mimic yang memiliki arti daun yang sensitif dan pudica yang bermakna malu,
menyusut, dan mengundurkan diri (Abirami et al ,2014). Tanaman putri malu juga
termasuk spesies asli dari Ameriksa Serikat dan Amerika Tengah, namun saat ini
tanaman tersebut dikategorikan sebagai tanaman pantropikal (Namita et al., 2012)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa mampu memahami iritabilitas pada tumbuhan (Mimosa


Pudica)
2. Mahasiswa mampu melakukan pemecahan masalah biologi melalui
prosedur ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mahluk hidup mampu melakukan tanggapan ataupun merespon terhadap


berbagai stimulus, baik berasal dari lingkungan luar maupun dari dalam tubuh
sendiri. Kepekaan mahluk hidup untuk memberikan suatu tanggapan atau rspon
terhadap rangsangan (stimulus) yang diterima disebut iritabilita. Gerak (iritabilita)
sebagai tanggapan terhadap rangsang pada tumbuhan, tidak selalu berpindah
tempat.

Gerakan pada tumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Gerak higroskopis. Disebabkan karena perubahan kadar air, misalnya


gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut dan paku, dan gerak
pecahnya buah pada tanaman polong.

b.Gerak endonom atau autonom. Disebabkan oleh rangsangan dari dalam


atau gerak dengan sendirinya. Misalnya gerak rotasi dan sirkulasi protoplasma.

c. Gerak eksionom atau etionom.

Gerak yang disebabkan karena rangsangan dari luar. Gerak ini dapat
dibedakan menjadi :

 Tropisme

Merupakan gerak sebagian tubuh tumbuhan yang mendekati atau


menjauhi datangnya rangsang.

o Fototropi : rangsangannya berupa cahaya

o Geotropi : rangsangannya berupa tanah (grafitasi)

o Tigmotropi : rangsangan singgungan

o Termotropi : rangsangannya berupa suhu (temperatur)

o Reotropi : rangsangannya aliran air


 Taksis

Merupakan gerak berpindah tempat bagian tumbuhan atau seluruh tubuh


tumbuhan untuk mendekati atau menjauhi rangsang.

o Kemotaksis : rangsangnya senyawa kimia (gerak spermatozoid pada


arkegonium lumut)

o Fototaksis : rangsangannya berupa cahaya (gerak euglena mendekati


cahaya)

 Nasti

Gerak tumbuhan dimana arah gerak tidak dipengaruhi arah datangnya


rangsang.

o Seismonasti : gerak karena sentuhan pada daun Minosa sp

o Niktinasti : gerak tidur pada daun lamtoro

o Termonasti : gerak mekarnya bunga tulip pada musim tertentu karena


perubahan suhu udara

o Fotonasti : mekarnya bunga pukul empat


BAB III
METODOLOGI

2.1. Waktu dan tempat


Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di samping Asrama Sarana Citra
pada waktu….

2.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini,antara lain:
 Alat
 Alat tulis menulis
 Stopwatch/Smartphone (pengukur waktu)
 Alat perlakuan (stimulus)
-Benda runcing (jarum atau ujung pena)
 Bahan
 Tanaman Mimosa Pudica (putri malu) tua dan muda (ujung,
bagian tengah, dan pangkal daun, tangkai tengah, dan pangkal,
serta batang tanaman).
2.3. Cara Kerja :
1. Memilih dan menentukan objek
2. Memberi stimulus ( rangasangan ) berupa sentuhan pada
 Bagian ujung daun
 Bagian tengah daun
 Bagian pangkal daun
 Tangkai daun bagian tengah
 Tangkai daun bagian pangkal
 Batang tanaman
3. Mengamati kecepatan mengatup dan membukanya mimosa
pudica
4. Mengukur setiap perlakuan
5. Memasukan data ke tabel pengamatan
6. Menganalisis data
7. Menarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Putri Malu Daun Tua

Lokasi Obyek Bag. Yang Alat Persoal Reaksi Waktu


Disentu Perlakuan an
T M
Lapangan Putri Ujung daun Ujung lidi - Dua daun diujung 6d 8m
Voli Malu daun menguncup.
Tua Tengah Ujung lidi - Bagianatas daun 5d 6m
daun menguncup.

Pangkal Ujung lidi - Dua daun diujung 7d 8m


daun dan pangkal
menguncup.

Tengah Pena - Semua menguncup. 4 d 9m


batang

3d 12 m
Pangkal Pena - Semua menguncup.
batang

Tidak menguncup
Bantang Pena - hanya satu atau dua 3 d 10 m
seluruhnya daun saja.
Putri Malu Daun Muda

Lokasi Objek Bag. Yang Alat Persoalan Reaksi Waktu


Disentuh perlakua T B
n
Lapangan Putri Ujung daun Pena - Dua daun 6d 7m
Voli Malu diujung
Daun menguncup
Muda
Tengah daun Pena - Bagian atas 6d 8m
menguncup

Pangkal Pena - Dua daun 5d 8m


daun diujung dan
pangkal
Jarum - menguncup 4d 11 m
Tengah Semua
batang menguncup

Semua 4d 12 m
Jarum - menguncup
Pangkal
batang
Tidaak 3d 7m
Jarum - menguncup
Batang semua hanya
seluruhnya satu atau dua
daun saja

3.2. Pembahasan

Putri malu atau dalam bahasa ilmiah Mimosa pudica adalah merupakan
tumbuhan asli Amerika yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Bunganya cerah dan warnanya merah muda. Termasuk anggota suku polong-
polongan, berbunga sejak bulan Juni sampai Agustus. Tumbuhan ini bereaksi
terhadap sentuhan dan keadaan gelap dengan menguncupkan daunnya,
menunduk dan terkulai.
Tumbuhan ini mempunyai ke khasan tersendiri yakni daunnya menutup
dengan sendirinya saat disentuh dan membuka kembali setelah beberapa
lama. Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi tanaman berbiji
tertutup (angios sperma) dan terdapat pada kelompok tumbuhan berkeping
dua atau dikotil. Tumbuhan berdaun majemuk menyirip dan daun bertepi rata
ini memiliki letak daun yang behadapan serta termasuk dalam suku polong-
polongan. Mekanisme mengatupnya daun putri malu (Mimosa pudika)
sebagai suatu contoh bahwa tumbuhan mampu menanggapi adanya suatu
rangsang (stimulus) dapat dijelaskan melalui konsep turgor, yaitu terjadinya
perubahan tegangan dinding sel karena akumulasi air.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan putri
malu untuk menutup lebih cepat dari waktu yang diperlukan untuk membuka
kembali. Waktu untuk bereaksi terhadap berbagai perlakuan juga berbeda-
beda, reaksi terhadap sentuhan lebih cepat dibandingkan reaksi terhadap
perlakuan lainnya. Reaksi terhadap perubahan suhu di sekitar tumbuhan putri
malu juga membutuhkan waktu yang lebih lama.

Tanaman yang berasal dari padang rumput Amerika Selatan ini ketika di
beri rangsang berupa sentuhan akan memperlihatkan dua macam gerak nasti.
Salah satunya disebut haptonasti, merupakan reaksi terhadap sentuhan. Yang
satunya disebut fotonasti, reaksi terhadap cahaya. Kedua reaksi itu terjadi
pembengkakan yang disebut bantal daun, pada pangkal tangkai dan pada titik
lekat daun-daun kecilnya. Pada sentuhan paling ringan pun, pembengkakan
itu mengosongkan air simpanannya sehingga daun atau tangkai terkulai.
Ketika putri malu di sentuh maka se-sel motornya yang berisi cairan di bantal
daun membocorkan air kedalam ruang antar sel. Hilangnya tekanan air
menyebabkan daun kecil menguncup dan terkulai layu. Semua ini hanya
terjadi beberapa detik saja. Namun, pulihnya tumbuhan itu ke keadaan aslinya
dapat memakan waktu lama. Tumbuhan putri malu begitu peka sehingga
pernah dianggap mempunyai susunan syaraf mirip binatang.

Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang


sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu
tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.Tanaman ini juga menguncup
saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.
BAB V

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Adapun dari percobaan dan pengamatan yang sudah dilakukan


mendapatkan kesimpulan bahwa.

Daun putri malu menutup akibat adanya rangsangan, disebut


juga nasti, arah menutupnya tidak di pengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan, nasti yang terjadi karena sentuhan seperti pada putri malu disebut
tigmonasti.gerak menutupnya daun putri malu terjadi karena adanya
perubahan tekanan turgor (kekauan daun) pada daun tangkainya akibat
sentuhan .Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup,
atau dipanaskan akan segera menutup. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa
dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Abirami,S.K.G.,M.K. Sudha, M. N. Devi,& P.N.Devi.2014. The Antimicrobial


Activity of Mimosa Pudica L. International Journal of Ayurveda and Pharma
Research,2(1):105-108.

Inayati,2015. Efektivitas Gel Ekstrak Daun Putri Malu.Universitas Hasanuddin

Syahid,2009. Pengaruh Ekstrak Putri Malu Terhadap Ascaris Suum In Vitro.


Surakarta. Fakultas Kedokteran Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai