Anda di halaman 1dari 11

KOMBINASI

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kombinasi Matematika Yang


Diampu Oleh Dyah Pramodya Wardhani, M. Pd

Oleh Kelompok 12 Kelas 21A2:

Andri Yansah 21862061066


Nahdziya Nafisatul 21862061067

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
APRIL 2022
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyajikan makalah yang berjudul
Kombinasi. Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah Matematika.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang
dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti,
tetapi masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.

Malang, April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 1

2. PEMBAHASAN ................................................................................... 2
2.1 Definisi Kombinasi......................................................................... 2
2.2 Definisi teorema Binomal............................................................... 3
2.3 Definisi teorema Multinominal....................................................... 6
3.. PENUTUP ............................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 7
3.2 Saran.............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat erat dengan
suatu bilangan. Matematika juga merupakan bahasa, dimana bahasa pada
matematika tidakmemiliki makna ambigu (ganda) yaitu selalu pasti. Matematika
banyak memegang peran penting dalam pemecahan masalah disetiap bidang
kehidupan. Kemampuannya menerjemahkan berbagai fenomena kehidupan dalam
bahasa matematika sebagai ilmu dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang.
kombinasi adalah pilihan yang dibuat dengan mengambil sebagian atau seluruh
objek terlepas dari aturannya. Cara pemilihan objek dalam koleksi tersebut tidak
mempermasalahkan urutannya dan begitu juga dengan Teotrma Binomal dan
Teorema Multinasional.
Kombinasi merupakan hal yang penting dalam berbagai cabang
matematika. Dalam banyak hal kombinasi diterapkan dalam berbagai bidang
untukmenyelesaikan persoalan-persoalan baik dalam bidang tehnik, ekonomi, dan
bidang lain yang mempelajari hubungan-hubungan antar satu dengan yang lain
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Kombinasi?
1.2.2 Apa yang di maksud Teorema Binomal?
1.2.3 Apa yang di maksud Teorema Multinominal?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui Definisi Kombinasi.
1.3.2 Untuk mengetahui Teorema Binomal.
1.3.3 Untuk mengetahui Teorema Multinominal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kombinasi
kombinasi adalah pilihan yang dibuat dengan mengambil sebagian atau seluruh objek
terlepas dari aturannya. Cara pemilihan objek dalam koleksi tersebut tidak
mempermasalahkan urutannya.
Susunan {A,B} dan {B,A} dalam kombinasi disebut sama karena tidak
mementingkan urutan. Namun dalam permutasi, urutan merupakan hal yang
penting sehingga susunan {A,B} dan {B,A} disebut berbeda. Itulah yang
membedakan kedua konsep peluang ini.
Contoh dari kombinasi misal dari 4 bersaudara yaitu Amar (A), Budi (B),
Caca (C) dan Dodi (Dodi), diundang 2 perwakilan untuk menghadiri rapat
keluarga. Maka, ada berapa pilihan perwakilan yang bisa memenuhi undangan
tersebut? Lalu, bagaimana jika yang diundang 3 orang dari 4 bersaudara?
Dapat dikatakan, objek eksperimen dari kasus di atas yaitu = {A,B,C,D} yang
diundang perwakilan 2 orang. Dalam kombinasi, jika {A,B} dan {B,A} muncul
maka artinya sama saja {A,B} = {B,A}.
Jadi, jika Amir dan Budi terpilih hadir, tentu sama saja artinya jika Budi dan
Amir terpilih karena urutan bukan masalah. Hal yang sama berlaku jika yang
diundang 3 orang. Jika kombinasi yang muncul {C,A,D} dan {A,C,D}, maka
keduanya sama.
Penerapan kombinasi dalam soal peluang biasanya untuk menentukan
pemilihan tim atau kelompok, baju, mata pelajaran, makanan. Sedangkan
permutasi biasanya pada soal untuk menyusun orang, nomor telepon, nomor
rumah, angka, dan warna.
Dalam sebuah lomba, kombinasi digunakan untuk mengambil 3 pemenang
secara acak. Sementara itu, permutasi menentukan pemenang dengan urutan juara
1,2. Dan 3
A. Rumus kombinasi
Lambang notasi kombinasi adalah C. Jumlah anggota himpunan disebut dengan (n)
dan jumlah objek yang harus dipilih disebut (r). Dengan begitu, rumus kombinasi
adalah

2
B. Contoh soal kombinasi
Terdapat himpunan huruf A,B,C,D. Akan dihitung susunan dengan dua huruf
tanpa berurutan. Ada berapa banyak susunan dua huruf tersebut?
Dari contoh di atas, kamu bisa menggabungkan dengan manual menjadi AB,
AC, AD, BC, BD, CD. Namun jika menggunakan rumus, artinya dengan n = 4
dan r=2 maka

Contoh Soal 2
Di suatu ujian, setiap siswa harus menjawab 4 dari 7 soal yang ada. Jika
seorang siswa secara acak memilih soal untuk dikerjakan, berapa banyak cara
atau pilihan soal yang bisa dikerjakan siswa itu?
Dengan n = 7 dan r = 4 maka,

Demikian pembahasan terkait pengertian kombinasi, perbedaan kombinasi dan


permutasi, hingga contoh soal dengan rumus kombinasi.

2.2 Teorema Binomal


Di aljabar, penjumlahan dua suku, seperti a + b, disebut binomial. Teorema
binomial memberikan bentuk ekspansi dari pangkat binomial (a + b)n, untuk
setiap n bilangan bulat tidak negatif dan semua bilangan real a dan b.
Perhatikan apa yang terjadi ketika kita menghitung beberapa pangkat yang
pertama dari a + b. Berdasarkan sifat distributif, kita mendapatkan bahwa pangkat
dari a + b merupakan penjumlahan dari suku-suku yang berupa kombinasi
perkalian dari a dan b. Perhatikan ilustrasi berikut.

3
Sekarang perhatikan ekspansi dari (a + b)4. Suku-suku dari ekspansi ini
diperoleh dengan mengalikan satu dari dua suku faktor pertama dengan satu dari
dua suku faktor kedua dengan satu dari dua suku faktor ketiga dan dengan satu
dari dua suku faktor keempat. Sebagai contoh, suku abab diperoleh dengan
mengalikan suku-suku a dan b yang ditandai dengan tanda panah.

Karena ada dua kemungkinan a dan b dari setiap suku yang dipilih pada 1


dari 4 faktor suku-suku ekspansi binomial, maka akan ada 2 4 = 16 suku ekspansi
(a + b)4.
Selanjutnya, suku-suku serupa, yaitu suku-suku yang memiliki
faktor a dan b sama banyak dapat dikombinasikan karena perkalian bersifat
komutatif. Tetapi kita perlu mengetahui banyaknya masing-masing suku yang
serupa tersebut. Sebagai contoh kita akan menentukan banyaknya suku yang
terdiri dari tiga a dan satu b. Untuk menentukan banyaknya suku ini sama dengan
menentukan banyaknya cara kita mengambil 1 bilangan 1 sampai 4 sebagai nomor
urut dari faktor b. Salah satu contohnya kita mungkin mendapat bilangan 3 yang
merepresentasikan aaba (3 merupakan nomor urut dari b, sedangkan sisanya
menjadi nomor urut a). Contoh lain, kita mungkin mendapat bilangan 1 yang
merepresentasikan baaa. Sehingga banyaknya suku yang terdiri dari tiga a dan
satu b adalah kombinasi 1 dari 4 yaitu 4. Semua suku yang terdiri dari tiga a dan
satu b adalah aaab, aaba, abaa, dan baaa.
Berdasarkan sifat komutatif dan asosiatif perkalian, keempat suku tersebut
memiliki nilai yang sama dengan a b.
3
Karena suku-suku yang sama
dengan a b berjumlah 4, maka koefisien dari a b adalah 4, yang diperoleh dari
3 3

4
kombinasi 1 (pangkat dari salah satu faktor a b, yaitu b) dari 4 (jumlah pangkat
3

dari semua faktor a b). 3

Dengan cara yang sama, kita akan mendapat 6 (diperoleh dari kombinasi 2
dari 4) suku yang terdiri dari dua a dan dua b, yaitu aabb, abab, abba, baab, baba,
dan bbaa. Sehingga koefisien dari suku a b  adalah 6. Cara ini juga berlaku untuk
2 2

menentukan koefisien dari suku-suku ekspansi (a + b)  lainnya. 4

Teorema binomial menggeneralisasi rumus di atas untuk sembarang


pangkat n bilangan bulat tidak negatif.
Teorema Binomial
Diberikan sembarang bilangan real a dan b, serta bilangan bulat tidak negatif n,

Contoh: Penggunaan Teorema Binomial dalam Pemecahan Masalah Dengan


menggunakan teorema binomial, tunjukkan bahwa

untuk semua bilangan bulat n ≥ 0


Pembahasan Karena 2 = 1 + 1, maka 2  = (1 + 1) . Dengan menerapkan teorema
n n

binomial dengan a = 1 dan b = 1, diperoleh

Karena 1 k = 1 dan 1  = 1. Akibatnya,


n –  k

Apabila diperhatikan, rumus di atas sama dengan banyaknya semua himpunan


bagian dari himpunan yang memiliki n anggota/elemen, karena setiap himpunan

5
bagian tersebut terdiri dari kombinasi 0, 1, 2, …, n dari n yang merupakan
banyaknya anggota dari himpunan tersebut. 
2.3 Teorema multinominal
Teorema mulitinomial adalah teorema yang menjelaskan mengenai
pengembangan eksponen dari penjumlahan antara lebih dari dua peubah atau
variabel.
Untuk bilangan positif n, t, koefisien x n1 1 x n2 2 x n3 3 … x ntt dalam ekspansi

n n!
( x ¿ ¿ 1+ x2 + x 3 +…+ x t ) ¿ adalah dengan nt adalah bilangan bulat
n1 ! n2 ! n 3 !… n t !
0≤ni ≤ n, untuk semua 0≤ i ≤ t, dan n1 +n 2+ n3+ …+nt
Bukti
Sebagaimana disajikan dalam teorema binomial, koefisien x n1 1 x n2 2 x n3 3 … x ntt adalah
banyaknya cara memilih x1 dari n1 dari n faktor, memilih x2 dari n2 dari n-n1 dari
faktor tersisa, memilih x3 dari n3 faktor dari n - n1 - n2 faktor tersisa, ..., dan xt dari
nt dari faktor tersisa n-n1-n2-n3 .... –nt-1. Jadi koefisien dimaksud adalah
C(n, n1) C(n – n1, n2) C(n – n1 – n2, n3) ... C(n – n1 – n2 – n3 - ... – nt-1, t)

Yang dapat disederhanakan menjadi

n!
n1 ! n2 ! n 3 ! … n t !
Yang dapat pula dinyatakan dengan

(n , n ,nn , … n ) atau C(n, n1,n n ... n )


1 2 3 t
2, 3 t

Contoh

Dalam ekspresi (x + y + z)7, koefisien x2y2z3 adalah (2,2,3


7
) = 2!27 !! 3 ! = 210

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran kombinasi memiliki banyak pembelajaran yang harus teleti
karena memiliki sedikit kerumitan tapi dengan keseriusan pembelajaran
kombinasi dapat mudah untuk di pelajari baik teorima binomial ataupun teorima
multinominal
3.2 Saran
Dari apa yang telah disampaikan oleh penulis dalam makalah ini, penulis
berharap bisa membantu dan bermanfaat bagi pembaca dalam berbagai hal yang
berkaitan dengan fungsi dalam matematika.

7
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Mata Pelajaran Matematika Sekolah Atas (SMA) dan Madrasah


Aliyah (MA), Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang. 2006.

Erman, Dkk Suherman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Edisi


Revisi. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. 2001.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6009562/kombinasi-pengertian-rumus-
dan-cara-menghitungnya
Inwanto, Nanang, Buku ajar Matematika IPA Kelas XI SMA/ MA, (Surakarta:
https://yos3prens.wordpress.com/2013/11/08/teorema-binomial/Citra
Pustaka).

Anda mungkin juga menyukai