Anda di halaman 1dari 30

KARAKTERISTIK VIRUS PENYAKIT MULUT DAN KUKU

DAN ASPEK-ASPEK LAIN DARI VIRUS

Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si.


Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Disampaikan dalam acara : Webinar Series Mikrobiologi dalam Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan. Antisipasi dan
Kewaspadaan Penyakit Mulut dan Kuku sebagai Re-emerging Disease. Asosiasi Mikrobiologi Veteriner Indonesia (AMVI).
Sabtu, 21 Mei 2022.
Penyakit Mulut dan Kuku (FMD)
• PMK : salah satu penyakit viral yang bersifat
akut, sangat menular hewan berkuku
belah, yang ditandai dengan adanya vesikel
dan erosi pada mulut, hidung, puting dan
kuku, yang berdampak terhadap kerugian
ekonomi

• Sapi & kerbau : main host


• Kambing & domba : maintenance host
• Babi : amplifier host
• Satwa liar : rusa, jerapa, antelop, babi hutan, onta
• Non-kuku belah : anjing, gajah, kanguru, beruang, landak, • Morbiditas hampir 100%
armadillo, nutria (tikus sungai), kapibara (pengerat besar) • Mortalitas
• Manusia (?)
• 1-5% (hewan tua)
• >20% (hewan muda 
myocarditis)
Dugaan masuknya PMK ke
Sejarah PMK di Indonesia Indonesia:
• Import daging / susu dari negara
1887 Wabah di Malang Jawa Timur
yang belum bebas PMK
• Import sapi bakalan dari Negara
1983 Wabah di Jawa Tengah yang belum bebas PMK
• Swill feeding dari kapal laut &
1986 Bebas : SK Kementan No. pesawat
260/Kpts/TN510/5/1986 • Import illegal kambing dan
domba dari Negara endemis PMK
1990 Bebas : Resolusi OIE No. IX Tahun 1990 • Asia Tenggara merupakan
endemis PMK
2022 Re-emerging Disease di Jawa Timur
dan Aceh

Indonesia 1887 – 1986 terinfeksi oleh virus PMK serotype O subtype O-11
Situasi PMK di Dunia (1990 – 2002)

Serotype C menghilang di 2004 setelah kasus di Brazil dan Kenya


Sebaran Serotype PMK di Dunia 2021
Regio Serotype
Southeast Asia / Central Asia / East Asia A, Asia 1 dan O
South Asia A, Asia 1 dan O
West Eurasia dan Middle East A, Asia 1 dan O (SAT 2)
North Africa A, O dan SAT 2
Eastern Africa O, A, SAT 1, SAT 2 dan SAT3
West / Central Africa O, A, SAT 1 dan SAT 2
Southern Africa SAT 1, SAT 2 dan SAT 3 (O dan A)
South America O dan A

Sumber : FAO (2021)


Situasi PMK di Asia Tenggara

2019 : 2020 : 2021 :


• Outbreak di Asia Tenggara dan China • Outbreak di Asia Tenggara dan China • Di Asia : strain O/EA, O/ME-SA &
• Serotype O (SEA/Mya-98, ME- A/Afrika
SA/PanAsia, ME-SA/Ind-2001, Cathay) • Dominan : Serotype O
• Strain terbanyak : O/ME-SA/Ind-2001 • Di Asia Tenggara & Asia Timur : O/ME-
SA/Ind-2001e
Sirkulasi 4 Topotype Serotype O di Asia 2013 - 2020

• Virus O/ME-SA/Ind-2001
• India
• Isolasi tahun 2001
• Pecah menjadi sublineage :
• a, b , c, d dan e
• Menyebar di Timur Tengah &
Africa Utara
• Menyebar di Asia Tenggara
sejak 2015
• Indonesia 2022 : O/ME-SA/Ind-2001e (Sesuai hasil pengujian Pusvetma)
Struktur Virus PMK
• Virus PMK :
• ss-RNA, polaritas plus
• genus Aphthovirus, famili Picornaviridae
• Virus tidak beramplop & tidak ber-spike
• Sifat : Epitheliotropic
• Kapsid bentuk icosahedral
• ⊝: 25 -30 nm
• Dikelilingi 60 copy protomer
• Masing2 protomer : VP1, VP2, VP3 & VP4
• Protein VP1 digunakan sebagai dasar penentuan
topotype
• Ada sekitar 65 strain virus PMK yang berbeda secara
antigenicity
Genome Virus PMK
• Genom Virus PMK
• berbentuk linear tidak bersegmen
• Panjang : 8.500 nukleotida
• Mengandung 1 ORF yang sangat besar
• ORF ditranslasi oleh 3 proteas Lpro, 2A dan 3 C
menjadi produk protein P1 (VP4, VP2, VP3 &
VP1), P2 (2A, 2B & 2C) dan P3 (3A, 3B, 3Cpro
dan 3Dpol
• Terdapat protein struktural & non-struktural
• Ujung-5’ tertaut dengan protein kecil : VPg
(viral protein-genome linked)
• Ujing-3’ mengalami poliadenilasi
Genome Virus PMK
• Keragaman genetic virus PMK
• High rate mutation
• Protein VP1
• Critical antigenic site dari 140-160 (G-H
loop) dan 200-213 (C-terminus region)
• 10-3 – 10-5 per nucleotide site per replication
• Lack of RNA polymerase proofreading
• Quasi –species structure of FMD viral population
• Bentuk mutasi
• Rekombinasi (serotype O dengan A)
• Point mutation
• Delesi, insersi, substitusi
• Penyebab
• Evolusi
• Tekanan imunologis akibat vaksinasi
Serotype, Topotype, Lineage, Sub-lineage
FMDV/O/ME-SA/Ind-2001d
• Di antara serotype dan
type tidak terdapat
Foot and Mouth Disease Virus proteksi silang, tetapi
secara serologis terdapat
Serotype : O reaksi silang
• Semua serotype
menyebabkan penyakit
Topotype : ME-SA serupa, meskipun ada
perbedaan spesifisitas host
dan virulensi virus
Lineage : Ind-2001

Sub-lineage : e
Serotype, Topotype, Lineage, Sub-lineage
• Topotype O : 10 • Topotype A & C : @ 3
• Europe-South America (Euro-SA) • Euro-SA
• Middle East-South Asia (ME-SA) • AFICA
• ASIA
• Southeast Asia (SEA)
• Cathay (CHY)
• West Africa (WA) • Topotype SAT : 5 - 14
• East Africa 1 (EA-1) • SAT1 : I-XIII
• SAT2 : I - XIV
• East Africa 2 (EA-2) • SAT3 : I-V
• East Africa 3 (EA-3)
• Indonesia-1 (ISA-1)
• ASIA1 : 9
• Indonesia-2 (ISA-2)
• GI-IX
Reseptor

• GH loop mengandung RGD tripeptide yang memediasi perlekatan virus pada sel
reseptor host
• Reseptor : integrin dan heparin sulfat (HS)
Karakter Virus PMK
Virus PMK :
•Sensitif terhadap pH asam atau basa
• aktif pada pH : 6-9
• inaktif pada pH <6 atau >9
• Stabil pada pH : 7,4-7,6
•Sensitif terhadap panas
• Virus mati pada suhu >50◦C
• Inaktif pada suhu 70◦C selama 30 menit
•Virus hancur dalam daging pasca rigor mortis /
proses pelayuan
•Virus mati pada proses high-temperature
pasteurisation
Karakter Virus PMK
• Kepekaan terhadap disinfektan : • Resistensi terhadap disinfektan :
• Disinfektan penting : • Iodophore
• sodium hydroxide (2%) • quaternary ammonium compounds
• sodium carbonate (4%) • phenol
• citric acid (0,2%)
• acetic acid (2%
• sodium hypochloride (3%)
• Virus PMK tidak beramplop :
• potassium peroxymonosulpohate /
• Tidak rusak oleh disinfektan pelarut
sodium chloride (1%)
lemak
• chlorine dioxide
• Perlu disinfektan penhancur capsid
yang bersifat asam
Pathogenesis Virus PMK

konsentrasi tertinggi 80-100% pada nasopharynx dan larynx


Penularan & Penyebaran Virus

• Penyebaran lewat aerosol dapat menjangkau daratan


dengan jarak 60 km dan dapat melintasi lautan
dengan jarak 300 km
Penularan

• Hewan Carrier hanya terjadi pada ruminansia


Gejala Klinis Pada Kambing / Domba
Gejala Klinis pada Sapi
Laboratories
Diagnosis  Deteksi Antigen
 Sandwich ELISA
 Lateral Flow Strip
 Diagnosis
 CFT
 Lapangan
 RT PCR
 Laboratories
 Deteksi Antibodi
 VNT
 Lapangan :  ELISA
 Anamnese
 Gejala Klinis  Isolasi Virus
 Perubahan Patologi-anatomis  Sel BHK-21  ginjal hamster
 Sel IBRS-2  ginjal babi

 Hewan Coba
 Mencit
 Cavia
Multiplex Lateral Flow Strip

a. O
b. A
c. Asia 1
d. Campuran
e. Kontrol
RT-PCR
RT-PCR conventional
2-7 : Asia 1
8-11: A
12-16: O

Real Time RT-PCR


-CT : cycles threshold
RT-LAMP : reverse transcriptase loop-mediated
RT-LAMP isothermal amplification

A. Microplate setelah inkubasi


65̊ C. Warna kuning
menunjukkan hasil positif
B. Quantification red-to-yellow
dgn spektrofotometer
C. Scatter plot of ΔOD values at
the 30 min time point from B

Sensitivitas : 98.0%
Spesifisitas : 98,1%
Sampling
 Macam Sampling
1. Epithel vesicular (hitam)
2. Darah (merah)
3. Swab mucosal (orange)
4. Antibodi dalam serum
(biru)

 Early detection
 Swab mucosal
Pencegahan & Terapi

1. Melarang keluar masuknya hewan


dari daerah wabah
2. Biosecurity
3. Vaksinasi 1. Pengobatan tidak spesifik
• Hanya pengobatan simptomatis dan
• Negara Non-endemis : suportif
• Karantina 2. Tindakan Karantina
• Pemotongan / Slaughter 3. Early detection diagnosis
• Disinfektan

 Negara endemis :
 Vaksinasi
Vaksin :
Vaksinasi 1. Monovalen
- O1 Campos, O1-Manisa, O-3039, PanAsia 2,
Vaksinasi : O/TUR/5/09
1. Pemilihan vaksin yang tepat - A22 Iraq, A-Iran-05, A-G-VII, A-Malaysia,
disesuaikan strain yang mewabah A/Tur/2006
di daerah wabah - Asia1-Shamir
- SAT 1 Rhio/78, SAT 2-ZIM, SAT 2 Eritrea 3218
2. Dapat dicapai dengan :
2. Polivalen
1. Produksi vaksin dalam negeri
- Gabungan O, A, Asia 1, SAT 1 & SAT 2
2. Import vaksin

Outbreak 2010 di Korea dapat ditanggulangi dengan


vaksinasi
Penutup
Kondisi di lapangan :
• Penyebaran virus PMK di Indonesia sangat
cepat sekali
• Perlu pengamanan daerah bebas dengan
mencegah masuknya hewan dari daerah
wabah
• Diperlukan biosecurity yang kuat, terutama
dalam hal pemilihan disinfektan
• Pengobatan simtomatis dan suportif sangat
diperlukan untuk menguatkan system imun
tubuh
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai