A. Landasan Teori
1. Tinjauan Tentang Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
dalam suatu organisasi, baik buruknya organisasi sering kali tergantung pada
pengaruh yang bersangkutan kepada orang lain untuk melakukan suatu usaha
orang atau kelompok orang untuk berfikir dan bertindak melalui perilaku yang
positif dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.17
dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta tidak terpaksa.18
kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi khusus.22
tingkah laku bawahan atau orang lain guna mencapai tujuan tertentu.
yaitu: (1) Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan
keutamaan, sehingga orang mampu “mbawani” atau mengatur orang lain agar
how to win ideas (1965) yang dikutip oleh Kartini Kartono, menuliskan
kemampuan dan syarat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah: (1)
ingin tahu, dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda (curious). (2)
tinggi. (5) Sabar namun ulet, serta tidak berhenti. (6) Waspada, peka, jujur,
optimis, berani, gigih, ulet, realistis. (7) Komunikatif, serta pandai berbicara
atau berpidato. (8) Berjiwa wiraswasta. Sehat jasmani, dinamis, sanggup dan
suka menerima tugas yang berat, serta berani mengambil resiko. (9) Tajam
ilmu pengetahuan. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari terget atau tujuan
23
Kartini Kartono, Pemimpin... h.36
24
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, cet. 21, Bandung: Rajawali Pers, 2016, h.37
b. Fungsi Kepemimpinan
1) Fungsi Instruktif
pemimpin.26
2) Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
25
Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni, educational management Analisis Teori dan
Praktik. Cetakan ke-3, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, h.53
26
Hadari, Nawawi, Kepemimpinan menurut Islam cet ke-2, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2001, h.143
pertimbangan yang mengharuskan berkonsultasi dengan orang-orang yang
ditetapkan.
3) Fungsi Partisipatif
sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
bukan pelaksana.
4) Fungsi Delegasi
5) Fungsi Pengendalian
c. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
dapat mengambil inisiatif dalam mencapai tujuan yang diharapkan, maka ada
1) Harus mempunyai visi dan misi serta tujuan yang jelas. Jika perlu diterapkan
lebih dulu untuk dikerjakan dan mana yang hendak dilakukan kemudian.
Perumusan tugas pokok dan fungsi setiap unit (bagian organisasi) juga harus
prinsip kepemimpinan, yaitu; (1) Mengenal diri sendiri dan mencari perbaikan diri,
(2) Mahir secara teknis, (3) tanggung jawab dan mengambil tanggung jawab atas
tindakan sebagai pemimpin, (4) Menjadi contoh, (5) memiliki empati dan
harus dimiliki oleh suatu organisasi, antara lain; (1) Memiliki visi, misi, dan tujuan
jawab atas tugas yang dimiliki sebagai pemimpin. Mampu membuat keputusan
yang tepat. (3) Mengawasi para anggota atau staff dalam menjalankan tugasnya.
(4) Mampu memanfaatkan potensi yang ada dalam organisasi yaitu potensi sumber
daya manusia (SDM) dalam organisasinya. (5) membuat keputusan tepat waktu.
Faktor pemimpin yang sangat penting adalah karakter dari orang yang
menjalankan kepemimpinannya.
tugas jabatannya.
kepribadian, dan sosial. Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas baik, maka
seorang kepala sekolah harus mempunyai hubungan yang baik juga dengan
lingkungan sekitar.
yang dipimpinnya.
kelompok.
6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran/ pujian dan hukuman (purveyor of
merugikan kelompoknya.
13) Sebagai “kambing hitam” (scape goat). Pemimpin harus menyadari bahwa
Ordway Tead mengemukakan sepuluh sifat ideal yang perlu dimiliki oleh
seorang pemimpin yaitu; (1) Energik jasmani dan rohani, (2) Kesadaran akan
tujuan dan arah yang ditempuh, (3)bersemangat, (4) Hangat, ramah dan
mempunyai rasa kasih sayang, (5) Memiliki kepribadian yang utuh, (6) Ahli
dalam bidangnya, (7) bersikap tegas, (8) Cerdas, (9) Mampu mengajar dan,
2. Gaya Kepemimpinan
a. Pengertian Gaya Kepemimpinan
perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
memiliki cara atau teknik tersendiri dalam menjalankan suatu bentuk usaha
seorang pemimpin pada saat pemimpin itu mencoba memengaruhi orang lain
yang dikutip oleh Nurkolis, sebagai berikut; 38(1) Thoha, gaya kepemimpinan
adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh pemimpin
Knezevich, gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai
dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. (4) Fandy Tjiptono dan
teknik, cara, dan tipe atau pola tingkah laku yang ditunjukkan seorang
unsur dalam kepemimpinan yang saling berkaitan yaitu unsur manusia, unsur
sarana, dan unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut
kepemimpinannya.
yang otokratis dari Lippit dan White. Pemimpin yang mempunyai gaya
baik. 40
perusahaan.
pemimpin yang
40
Miftah Toha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Cet. 16 PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta, 2012, h.296-297
supervisi dan instruksi yang ketat adalah suatu pemaksaan dari kontrol
pemimpin.
a) Kepemimpinan Otoriter
bawahan semata-mata hanya sebagai alat, (4) tidak mau menerima pendapat,
saran, dan kritik dari anggotanya, (5) terlalu bergantung pada kekuasaan
formalnya, (6) caranya menggerakkan bawahan dengan pendekatan paksaan dan
otoriter muncul atas keyakinan pemimpin bahwa fungsi dan perannya adalah
kepemimpinan tipe ini adalah kedisiplinan dapat dikontrol dengan baik, dan
semua pekerjaan dapat berlangsung secara tertib dan teratur. Selain keuntungan,
menempatkan diri diluar kelompok, Staf atau kelompok tidak dapat berkembang
dengan baik, karena kurang atau tidak mendapat kesempatan untuk ikut
hubungan antara anggota kelompok tidak harmonis, kelompok bekerja dalam suasana
tertekan, permasalahan tidak dipecahkan secara terbuka dan objektif, Pemimpin tipe
sedang tidak ada ditempat maka keadaan akan menjadi kacau, Komunikasi banyak
b) Kepemimpinan laissez-faire
diberikan banyak kebebasan. Pemimpin tipe ini selalu menganak tirikan guru. Dalam
melaksanakan tugas lain sehingga setelah selesai rapat terkadang guru-guru menjadi
bingung dan ragu serta tidak mengetahui rencana dan kehendak dari pemimpin
bukanlah seorang pemimpin dalam arti sebenarnya, sebab bawahan dalam situasi
didistribusikan kepada setiap anggota sebagai individu yang terpisah-pisah dan tidak
ada kontrol sosial.49 Pemimpin tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan
sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan, (2) Pemimpin tidak terlibat dalam
musyawarah kerja, (3) Kerjasama antar anggota dilakukan tanpa campur tangan
pemimpin, (4) Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan
partisipasi dari pemimpin. (5) Pendelegasian wewenang terjadi secara ektensif. (6)
Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah
dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata
yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para anggota yang bersangkutan sendiri.
(9) Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi
pada tingkat yang minimum. (11) Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur
kegiatan pemimpin.50
49
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, cet. 21 Bandung: Rajawali Pers. 2016,
h.84
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, cet. 24, Bandung: PT. Remaja
50
adalah “tut wuri” saja untuk mengingatkan apabila ada yang akan menyimpang.
Kelemahan kepemimpinan tipe ini tidak begitu nampak, tetapi pada umumnya
kelemahan-kelemahan seperti dibawah ini akan segera nampak diantaranya: (1)
Anggota kelompok tidak berkembang karena tidak mendapat bimbingan dan arahan
yang cukup, (2) anggota kelompok tidak merasakan ada kepemimpinan dalam
kelompoknya, suasana tidak tertib dan teratur, (3) sehingga setiap orang melakukan
tugasnya berdasarkan selera masing-masing, (4) apabila kelompok terdiri dari orang-
orang yang lemah, maka suasana akan semakin buruk, (5) Apabila muncul masalah
kebebasan.
b) Kepemimpinan Demokratis
demokratis merupakan macam kepemimpinan yang baik dan yang sesuai, karena
dalam kepemimpinan demokratis semua guru bekerja sama untuk mencapai tujuan
aktivitas pada setiap anggota kelompok juga para pemimpin lainnya yang semuanya
keputusan penerapan disiplin kerja. Selain itu pemimpin yang demokratis merupakan
pembimbing yang baik bagi kelompoknya dan menyadari bahwa tugasnya ialah
mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggota dengan menekankan rasa
tanggung jawab dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota. Pemimpin tipe ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut; (1) kebijakan dan keputusan didapat dari hasil
musyawarah, (2) anggota kelompok bebas bekerjasama dengan anggota lain dan
berbagai tugas diserahkan kepada kelompok, (3) kritik dan pujian bersifat objektif
tujuan bersama.
(3) Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan. (4) Mengutamakan
bawahan, dan membimbingnya. (6) Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses
pemimpin.54
Soewadji Lazaruth menyebutkan bahwa pada kepemimpinan tipe ini
menghimpun semua kekuatan kelompok secara maksimal dan bekerja sama dengan
penetapan dan penentuan strategi dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Setiap
aman dan percaya diri sendiri pada kelompok, menolong kelompok untuk melihat
kelompok.55
besar berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem
kesejahteraan bawahan.
b. Kepemimpinan Partisipasi
keputusan.
c. Kepemimpinan Delegasi
melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan.
a. Gaya Otokratik
lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin
perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab.
Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif
bawahannya.
d) Gaya Kharismatik
pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat
e) Gaya Militeristik
f) Gaya Pseudo-demokratik
dia bersikap otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih
mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang
g) Gaya Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan karena
pendapat, dan nasihat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah
dengan tugas dan hubungan kerja. 57 Dalam hal ini, terdapat empat gaya
57
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. 2008, h.310
58
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi…311-312
1) Eksekutif
Gaya ini banyak memberikan perhatian pada tugas-tugas pekerjaan
sebagai individu.
yang hanya mempunyai sifat efektif saja dengan orientasi tugas yang
(RO). dia sendiri bagaimanapun juga efektif karena amat patuh kepada
ini sangat efektif dalam hal kepatuhan terhadap peraturan tetapi dari
Pemimpin yang sangat terikat pada apa yang terjadi di masa lalu dalam
organisasinya.
mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
59
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, h.83-84
60
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, h.81-82
kualifikasi khusus.
Kualifikasi umum kepala madrasah adalah sebagai berikut; (1)
tidak akan terjadi apabila tidak didukung oleh bawahan atau pengikut.
nyaman dan tidak melakukan hal-hal yang dapat mencoreng nama baik
madrasah.63
pengajaran.64
Menurut Rohmat mengungkapkan bahwa kepemimpinan pendidikan
kependidikan.68
67
Barlian, Ikbal, Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi, Jakarta: Erlangga,
2013, h.53
68
Mulyasa, Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum, Rosdakarya bandung, 2013,
h.98
b) Kepala madrasah sebagai manajer, yang pada hakikatnya merupakan
tenaga kependidikan.71
inovatif.73
69
Mulyasa, Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum, Rosdakarya bandung, 2013,
h.103
70
Mulyasa, Pengembangan... h.107
71
Mulyasa, Pengembangan... h.111
72
Mulyasa, Pengembangan... h.115
73
Mulyasa, Pengembangan... h.118
g) Kepala madrasah sebagai motivator, harus memiliki strategi yang
dipimpinnya.
Disebutkan oleh Tim Dosen AP, ciri-ciri kepala sekolah yang efektif
1) Kepala madrasah efektif memiliki visi yang kuat tentang masa depan
kekacauan.
perencanaan instruksional.77
Secara umum, ciri dan perilaku kepala madrasah efektif dapat dilihat
dari tiga hal pokok, yaitu; Kemampuannya berpegang pada citra atau visi
dalam hal ini tupoksi untuk memimpin atau mengelola madrasah menuju
4. Manajemen Madrasah
a. Pengertian Manajemen
pertama, mengartikan lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti
dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi dan
mempunyai fungsi yang sama. Karena itu, perbedaan kedua istilah tersebut tidak
tujuan dengan efektif dan efisien menggunakan semua sumber daya yang ada. Terry
that of grouuf efforts consisting of utilizing human talent and resources”. Ini dapat
organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untuk mencapai
Freeman, 2000): Ialah Seni melaksanakan pekerjaan melalui orang- orang (the art
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.82 Dalam teori Manajemen Islam
seseorang yang melakukan kebaikan akan diberi ganjaran didunia dan akhirat.
Ganjaran di dunia ini termasuk keuntungan material, dan pengakuan sosial, dan
79
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005. h.41
80
Ricky W. Griffin, Manajemen, alih bahasa Gina Gania; editor Wisnu Candra Kristiaji,
Jakarta: Erlangga, 2005, h.7
81
Husaini usman, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, edisi 3, Jakarta: Bumi
Aksara, 2011, h. 5
82
Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen, Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2005, h.188-
189.
kesejahteraan psikologis dan di hari kemudian berupa kesenangan dan kemakmuran
dari Allah. Seseorang juga akan diberi pahala atas niat yang baik.83
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif artinya bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai perencanaan, sementara efisien berarti tugas yang ada
b. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
sebagai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol
pada awal abad ke-20. Ketika itu, Henry Fayol menyebutkan lima fungsi manajemen,
Perencanaan merupakan memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
perusahaan.
83
Sufyarma, Kapita Selekta... h.180
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Keberadaan suatu
untuk: Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai. Memberikan pegangan
tersebut. Memberikan batas kewenangan dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana.
Menghindari pemborosan.84
tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan kegiatan yang lebih kecil.
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tugas yang telah
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-
tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
84
Sidiq Umar, Manajemen Madrasah, Ponorogo, CV. Nata Karya, 2018, h.5
85
Sidiq Umar, Manajemen …h.5
dalam organisasi. actuating merupakan implementasi dari apa yang direncanakan
pemotivasian agar dapat melaksanakan kegiatan secara optimum sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-
orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang
manusia yang ada di lembaga pendidikan yaitu dengan cara memotivasi atau memberi
motif-motif bekerja agar mau dan senang melakukan segala aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan secara efektif dan efisien, demikian juga kepemimpinan dan
komunikasi sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam menjalankan fungsi
actuating tersebut.87
untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula
standar kinerja. Mengukur kinerja. Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk
Sidiq, dengan mengutip James A.F stoner menyatakan bahwa dalam dunia
pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang diberikan
sebelumnya90.
Mulyasa, dengan mengutip pendapat Ghaffar menyatakan bahwa menejemen
pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama secara simantik,
89
Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: RajaGrafinso Persada, 2006, h.13.
90
Sidiq Umar, Manajemen Madrasah, Ponorogo, CV. Nata Karya, 2018, h.5 92E.
91
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2016, h.19-20
Manajemen madrasah adalah manajemen yang dilaksanakan dalam
pengembang madrasah dengan arti manajemen itu merupakan seni dalam ilmu
pengelolaan sumber daya madrasah untuk mencapai tujuan madrasah secara efektif
pengendalian sumber daya madrasah untuk mencapai tujuan madrasah itu sendiri
dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan
1) Manajemen kurikulum
Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa,
2) Manajemen kesiswaan
peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu
sekolah.95
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang
yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan citacita dan
harapan masa depan. dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang
pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti pengenalan,
kelulusan.97
efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam
pegawai sampai dengan daftar ulang. (2) Placemen atau penempatan, yaitu
untuk diberi pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. (2) Penugasan
profesi dan lainnya. (4) Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir
dalam penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-
tahap tertentu pegawai diperiksa, apakah yang mereka lakukan sudah sesuai
dengan tugas yang seharusnya atau belum. Selain evaluasi atau penilaian juga
Sarana pendidikan antara lain meja, kursi, papan tulisserta alat-alat media
5) Manajemen keuangan
segala sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana, baik ke
bersama.104
Tugas-tugas pokok atau beban kerja Humas suatu lembaga adalah: (a).
disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu. (c).
lembaga tersebut.106
konseling, dan kantin sekolah. Karena personil khusus tersebut tidak dapat
diadakan, yang membantu pelayanan khusus ini adalah guru dengan proses
belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan atau ditangani oleh
kepala sekolah kepada para siswa agar mereka lebih maksimal dalam
berbasis sekolah (MBS), lembaga persekolahan adalah salah satu alat untuk
mencapai cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana terdapat
dalam pembukaan UUD 1945. Tanggung jawab dan tugas sekolah tidak hanya
peserta didik baik jasmani maupun rohani. Manajemen khusus adalah bentuk
layanan untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab tersebut dan membantu
siswa di sekolah, dan agar peserta didik senantiasa berada dalam keadaan baik
1. Elirina MIN Kec. Ketahun Kab. Bengkulu Utara (3 juli 2016), jurnal, meneliti
tentang Gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu faktor penting
guru seperti ketepatan waktu datang ke sekolah dengan jadwal yang telah
pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam tesis ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala
analisis data yang digunakan yaitu reduksi data (reduction data), penyajian
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015. Kepala Sekolah dalam Satuan
tugasnya setiap kepala sekolah menggunakan strategi dan cara yang berbeda-
digunakan adalah purpose sampling. Jadi sumber data dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua
peserta didik serta dokumen-dokumen terkait dengan gaya kepemimpinan
dalam tesis ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
demokratis, hal ini dapat dilihat dari peran kepala sekolah sebagai edukator,
rencana kerja serta pengawasan dan evaluasi. Ketiga, faktor pendukung dan
pendukung meliputi Kepala Sekolah sudah S2, 5 pendidik sedang proses S2,
Penghubung dengan orang tua, target capaian lulusan bisa membaca dan hafal
kependidikan dan peserta didik, forum POMG, dan program sekolah diadopsi
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru, dan kepemimpinan kepala sekolah
regresi. Hasil dan analisis data dari penelitian tersebut dapat disimpulkan
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru
5. Jurnal Noor Muhammad, Shahrir Charil bin H. Marzuki dan Mohd. Yahya bin
UPSI Tanjung Malem Perak Malaysia. Hasil tujuan dari penelitian ini adalah
madrasah, kinerja guru dan budaya belajar dengan kualitas madrasah. Oleh
madrasah, kinerja guru dan budaya belajar rendah, maka akan menghasilkan
Pertama, dalam hal ini kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru
penelitian ini adalah untuk menganalisis besaran pengaruh dari: (1) supervisi
akademik terhadap profesionalitas guru PAI SMP Negeri se-Kota Tegal; gaya
se-Kota Tegal; dan (3) supervisi akademik dan gaya kepemimpinan kepala
sekolah secara simultan terhadap profesionalitas guru PAI SMP Negeri se-
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran Pendidikan
agama Islam (PAI) dari seluruh SMP Negeri se-Kota Tegal dengan jumlah
responden 38 (tiga puluh delapan) guru PAI. Hasil yang diperoleh dalam
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu meneliti tentang gaya