Seperti diketahui bahwa pengaliran arus bolak balik pada komponen resistor,
induktor dan kapasitor mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pengaliran arus dan
tegangan. Berikut ini akan dibahas pengaruh tersebut apabila sebuah resistor dihubung
seri dengan sebuah induktor dalam suatu rangkaian.
Gambar 3.10
φ ̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅
UR I
√ ........................................ (3.30)
Gambar 3.11
Dari gambar 3.11 juga terlihat bahwa geseran fasa antara arus dan tegangan total
adalah sebesar φ0. Dengan menerapkan dalil-dalil trigonometri, besarnya sudut φ dapat
dihitung seperti berikut :
............................................................................................. (3.31)
+j
√ ⌊ ....................................................................... (3.33)
UL
Kemudian vektor diagram gambar 3.11 dapat pula
dimodifikasi menjadi seperti gambar 3.13. Dimana
U
gambar 3.13 ini dikenal sebagai Segitiga Tegangan
atau Voltage Triangle.
UR
Gambar 3.13
1.2 Impedansi
Karena dan
Maka :
√
√ ....................................................................................... (3.34)
√ .................................................................................................. (3.35)
.................................................................................................. (3.36)
Dimana :
U = Tegangan total dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Z = Impedansi dalam Ohm
Analog dengan vektor diagram tegangan, maka untuk Impedansi dapat pula
dilukiskan vektor diagramnya seperti gambar 3.15 berikut :
XL XL
Z
Z
R
a b
Gambar 3.14
Gambar 3.14b adalah modifikasi dari gambar 3.14a dan disebut sebagai Segitiga
Impedansi atau Impedansi Triangle.
Besarnya geseran fasa antara arus dan tegangan dapat pula dihitung dengan
menggunakan gambar 3.14 diatas seperti :
................................................................................. (3.37)
Selanjutnya jika vektor diagram pada gambar 3.14 ditempatkan dalam bidang
komplek. Maka impedansi tersebut dapat pula ditulis dalam bentuk komplek seperti
berikut :
................................................................................. (3.38)
√ ⌊ .................................................................... (3.39)
Contoh Soal
R
L
Diketahui : Ditanya :
Penyelesaian :
a) √
b)
c)
d)
e) Tegangan
Dalam bentuk komplek U = 134 + j67,35
Dalam bentuk polar U = 150 ⌊
Impedansi
Dalam bentuk komplek Z = 5000 + j2513
Dalam bentuk polar Z = 5596 ⌊
UR R
1.1 Impedansi
Karena dan
Maka :
√ ....................................................................................... (3.44)
.................................................................................................. (3.46)
Dimana :
U = Tegangan total dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Z = Impedansi dalam Ohm
Analog dengan vektor diagram tegangan, maka untuk Impedansi dapat pula
dilukiskan vektor diagramnya seperti gambar 3.19 berikut :
R R
Z
Xc Xc
c c
a b
Gambar 3.19
Gambar 3.19b adalah modifikasi dari gambar 3.19a dan disebut sebagai Segitiga
Impedansi atau Impedansi Triangle. Selanjutnya jika vektor diagram pada gambar
3.19 ditempatkan dalam bidang komplek seperti beikut :
......................................................................................... (3.47)
√ ................................................................................. (3.48)
Contoh Soal :
Diketahui : Ditanya : R C
R = 100 ohm a) XC
U
C = 50 b) Z
U = 200 Volt c) I
f = 50 Hz d) UR dan UL
Penyelesaian :
a)
b) √
c)
d)
e)
f) Tegangan
Dalam bentuk komplek U = 168,6 – j107,38
Dalam bentuk polar U = 200 ⌈
Impedansi
Dalam bentuk komplek Z = 100 - j63,69
Dalam bentuk polar Z = 118,559 ⌈
UR R
U Z
Uc Xc
Gambar 3.20
UL
Dari vektor diagram gambar 3.21 jelas terlihat
bahwa antara vektor UL dan UC berbeda fasa 1800.
Oleh sebab itu sifat rangkaian akan sangat banyak
ditentukan oleh harga UL dan UC ini. Dengan
UR I mengamati vektor diagram gambar 3.21 ini dapat
diketahui bahwa dalam rangkaian seri R, L dan C ini
akan terdapat tiga kemungkinan sifat rangkaian yaitu
UC :
Gambar 3.21
1. Jika UL>UC , maka tegangan mendahului arus dan rangkaian akan bersifat
induktif
2. Jika UL<UC , maka tegangan tertinggal dari arus dan rangkaian akan bersifat
kapasitif
3. Jika UL=UC , maka tegangan sefasa dengan arus dan rangkaian akan bersifat
resistif
Seperti telah disinggung dimuka bahwa penjumlahan tegangan UR, UL dan UC untuk
mendapatkan tegangan total haruslah secara vektoris. Apabila tegangan U L lebih
besar dari tegangan UC, maka vektor diagramnya adalah seperti ditunjukkan gambar
3.22.
+j
Kemudian apabila vektor diagram pada gambar 3.22
UL
ditempatkan dalam bidang komplek seperti gambar
3.23, maka dapat dipahami bahwa tegangan UR
U
adalah merupakan harga real dari tegangan total U
UC
dan tegangan UL-UC adalah merupakan harga
j(UL-UC) imajiner. Sehingga tegangan total U dapat ditulis
φ dalam bentuk komplek dan polar seperti berikut :
UR r
Dalam bentuk komplek :
UC Gambar 3.23 ................................ (3.51)
-j
Sedangkan dalam bentuk polarnya adalah :
√ ⌊ .................................................... (3.52)
Selanjutnya apabila tegangan UC lebih besar dari tegangan UL, maka persamaan 3.51
dan 3.52 berubah menjadi :
................................................................ (3.53)
dan
√ ⌈ .................................. (3.54)
2.2 Impedansi
Karena , dan
Maka :
√ ................................................................... (3.55)
√ ............................................................................................(3.56)
Akhirnya persamaan 3.54 dapat ditulis menjadi :
.................................................................................................. (3.57)
Dimana :
U = Tegangan total dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Z = Impedansi dalam Ohm
Identik dengan vektor diagram tegangan, maka untuk impedansi dapat pula
dilukiskan vektor diagramnya seperti gambar 3.24.
XL
Gambar 3.2
√ ⌊ ............... (3.59)
Dan apabila XC lebih besar dari XL maka persamaan 3.58 dan 3.59 berubah menjadi :
..................................................................... (3.60)
dan
√ ⌈ ....................................... (3.61)
Contoh Soal
R L C
Diketahui :
UR UL UC
R = 20 ohm C = 100 μF
I
L = 0,2 H f = 50 Hz
U
U = 220 V
Ditanya :
a) Z
b) I
c) UR, UL dan UC
d) Beda fasa
e) Tulis tegangan dan impedansi dalam bentuk komplek dan polar
Penyelesaian
a) √
ohm
√
√
b)
c)
d)
e) Tegangan
Dalam bentuk komplek U = 119,2 + j(374,28 – 189,5)
Dalam bentuk polar U = 220 ⌊
Impedansi
Dalam bentuk komplek Z = 20 + j(62,8 – 31,8)
Dalam bentuk polar Z = 36,9 ⌊
1. Sebuah resistor 75 dihubungkan seri dengan induktor 318 mH. Jika frekuensi sumber
50Hz dan tegangan pada resistor 150 V. Hitunglah :
a) Arus (I)
b) Tegangan Induktor (UL)
c) Tegangan Sumber
d) Beda fasa (φ)
e) Lukis segitiga tegangan dan impedansi
2. Sebuah resistor 20 ohm dihubungkan seri dengan sebuah kapasitor dan disuplai dengan
tegangan 125 volt. Jika besar arus yang mengalir 2,2 ampere dan frekuensi sumber 60
Hz. Hitunglah :
a) Impedansi (Z)
b) Reaktansi kapasitif (XC)
c) Kapasitansi (C)
d) Beda fasa (φ)
e) UR dan UC
f) Tulis Impedansi dan tegangan dalam bentuk komplek dan polar