Anda di halaman 1dari 13

Ringkasan Rangkaian Seri R, L dan C

1. RANGKAIAN SERI R DAN L

Seperti diketahui bahwa pengaliran arus bolak balik pada komponen resistor,
induktor dan kapasitor mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pengaliran arus dan
tegangan. Berikut ini akan dibahas pengaruh tersebut apabila sebuah resistor dihubung
seri dengan sebuah induktor dalam suatu rangkaian.

1.1 Tegangan Total

Dalam rangkaian seri besarnya arus yang mengalir pada masing-masing


komponen adalah sama besar dan sefasa. Namun lain halnya dengan tegangan,
dimana tegangan total adalah merupakan penjumlahan tegangan masing-masing
komponen.
Pada komponen resistor arus dan tegangan sefasa, tetapi pada komponen induktor
tegangan mendahului arus sejauh π/2 radian atau 900. Dengan demikian
R
antara tegangan UR dan UL akan terdapat gesran fasa.
L Sehingga penjumlahan tegangan UR dan UL utuk
mendapat tegangan total haruslah secara vektoris.
I Dengan menjadikan arus sebagai referensi, maka
U vektor diagram rangkaian gambar 3.10 dapat
dilukiskan seperti gambar 3.11.

Gambar 3.10

UL U Dari gambar 3.11 jelas terlihat bahwa beda fasa antara


UR dan UL adalah 900. Sehingga dengan menerapkan
dalil phytagoras pada gambar 3.11 terssebut besarnya
tegangan total U dapat dihitung seperti berikut :

φ ̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅
UR I
√ ........................................ (3.30)
Gambar 3.11

Dimana besarnya dan

Dari gambar 3.11 juga terlihat bahwa geseran fasa antara arus dan tegangan total
adalah sebesar φ0. Dengan menerapkan dalil-dalil trigonometri, besarnya sudut φ dapat
dihitung seperti berikut :
............................................................................................. (3.31)

+j

U Selanjutnya jika vektor daigram pada gambar 3.11


UL ditempatkan dalam bidang komplek, seperti
ditunjukkan gambar 3.12 maka dapat dipahami
bahwa UR adalah merupakan harga real dari U dan
UL merupakan harga imajiner dari U. Karenanya
φ tegangan U dapat di tulis seperti berikut :
UR r ......................................... (3.32)
-j Gambar 3.12
Sedangkan dalam bentuk polarnya adalah :

√ ⌊ ....................................................................... (3.33)

UL
Kemudian vektor diagram gambar 3.11 dapat pula
dimodifikasi menjadi seperti gambar 3.13. Dimana
U
gambar 3.13 ini dikenal sebagai Segitiga Tegangan
atau Voltage Triangle.

UR

Gambar 3.13

1.2 Impedansi

Dari persamaan 3.29 diketahui bahwa besarnya tegangan total adalah :

Karena dan
Maka :


√ ....................................................................................... (3.34)

Harga √ disebut dengan Impedansi dan dinotasikan dengan Z, sehingga :

√ .................................................................................................. (3.35)

Akhirnya persamaan 3.34 dapat ditulis menjadi :

.................................................................................................. (3.36)

Dimana :
U = Tegangan total dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Z = Impedansi dalam Ohm

Analog dengan vektor diagram tegangan, maka untuk Impedansi dapat pula
dilukiskan vektor diagramnya seperti gambar 3.15 berikut :

XL XL
Z
Z

R
a b
Gambar 3.14

Gambar 3.14b adalah modifikasi dari gambar 3.14a dan disebut sebagai Segitiga
Impedansi atau Impedansi Triangle.

Besarnya geseran fasa antara arus dan tegangan dapat pula dihitung dengan
menggunakan gambar 3.14 diatas seperti :

................................................................................. (3.37)
Selanjutnya jika vektor diagram pada gambar 3.14 ditempatkan dalam bidang
komplek. Maka impedansi tersebut dapat pula ditulis dalam bentuk komplek seperti
berikut :

................................................................................. (3.38)

Sedangkan dalam bentuk polar adalah :

√ ⌊ .................................................................... (3.39)

Contoh Soal
R

L
Diketahui : Ditanya :

R = 5000 ohm a) Impedansi


I
L = 1 Henry b) Arus
U
U = 150 Volt c) UR dan UL

f = 400 Hz d) Beda fasa (φ)


e) Tulis U dan Z dalam bentuk komplek dan polar
f) Lukis segitiga tegangan dan impedansi

Penyelesaian :

a) √

b)

c)
d)

e) Tegangan
Dalam bentuk komplek U = 134 + j67,35
Dalam bentuk polar U = 150 ⌊
Impedansi
Dalam bentuk komplek Z = 5000 + j2513
Dalam bentuk polar Z = 5596 ⌊

f) Segitiga tegangan dan segitiga impedansi


Skala 1 cm = 25 volt dan 1 cm = 1000 ohm
UL XL
Z
U

UR R

1.1 Impedansi

Dari persamaan 3.39 diketahui bahwa besarnya tegangan total adalah :

Karena dan
Maka :

√ ....................................................................................... (3.44)

Harga √ disebut dengan Impedansi dan dinotasikan dengan Z, sehingga :


√ .................................................................................................. (3.45)

Akhirnya persamaan 3.34 dapat ditulis menjadi :

.................................................................................................. (3.46)

Dimana :
U = Tegangan total dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Z = Impedansi dalam Ohm

Analog dengan vektor diagram tegangan, maka untuk Impedansi dapat pula
dilukiskan vektor diagramnya seperti gambar 3.19 berikut :

R R

Z
Xc Xc
c c
a b

Gambar 3.19

Gambar 3.19b adalah modifikasi dari gambar 3.19a dan disebut sebagai Segitiga
Impedansi atau Impedansi Triangle. Selanjutnya jika vektor diagram pada gambar
3.19 ditempatkan dalam bidang komplek seperti beikut :

......................................................................................... (3.47)

Sedangkan dalam bentuk polar adalah :

√ ................................................................................. (3.48)

Contoh Soal :

Diketahui : Ditanya : R C
R = 100 ohm a) XC

U
C = 50 b) Z
U = 200 Volt c) I
f = 50 Hz d) UR dan UL

e) Beda fasa (φ)


f) Tulis U dan Z dalam bentuk komplek dan polar
g) Lukis segitiga tegangan dan impedansi

Penyelesaian :

a)

b) √

c)

d)

e)

f) Tegangan
Dalam bentuk komplek U = 168,6 – j107,38
Dalam bentuk polar U = 200 ⌈
Impedansi
Dalam bentuk komplek Z = 100 - j63,69
Dalam bentuk polar Z = 118,559 ⌈

g) Segitiga tegangan dan impedansi


Skala 1 cm = 50 Volt dan 1 cm = 25 ohm

UR R

U Z

Uc Xc

2. RANGKAIAN SERI R, L DAN C

2.1 Tegangan Total


R L C Seperti diketahui bahwa diam-diam rangkaian seri
besarnya arus yang mengalir pada masing-masing
UR UL UC komponen adalah sama. Namun tegangan tidaklah
demikian, dimana tegangan total merupakan
I penjumlahan tegangan masing-masing komponen.
Seperti telah dibahas dalam masukan sebelumnya
U
bahwa tegangan pada masing-masing komponen R,
L dan C pada gambar 3.20 tidak sefasa, dimana :

Gambar 3.20

Tegangan pada komponen R (UR) sefasa dengan arus (I)


Tegangan pada komponen L (UL) leading 900 terhadap arus (I)
Tegangan pada komponen C (UC) lagging 900 dari arus (I)

Sehubungan dengan itu penjumlahan ketiga tegangan tersebut diatas untuk


mendapatkan tegangan total haruslah dilakukan secara vektoris. Selanjutnya dengan
menjadikan arus (I) sebagai referensi, maka vektor diagram rangkaian gambar 3.20
dapat dilukiskan seperti gambar 3.21.

UL
Dari vektor diagram gambar 3.21 jelas terlihat
bahwa antara vektor UL dan UC berbeda fasa 1800.
Oleh sebab itu sifat rangkaian akan sangat banyak
ditentukan oleh harga UL dan UC ini. Dengan
UR I mengamati vektor diagram gambar 3.21 ini dapat
diketahui bahwa dalam rangkaian seri R, L dan C ini
akan terdapat tiga kemungkinan sifat rangkaian yaitu
UC :
Gambar 3.21

1. Jika UL>UC , maka tegangan mendahului arus dan rangkaian akan bersifat
induktif
2. Jika UL<UC , maka tegangan tertinggal dari arus dan rangkaian akan bersifat
kapasitif
3. Jika UL=UC , maka tegangan sefasa dengan arus dan rangkaian akan bersifat
resistif

Seperti telah disinggung dimuka bahwa penjumlahan tegangan UR, UL dan UC untuk
mendapatkan tegangan total haruslah secara vektoris. Apabila tegangan U L lebih
besar dari tegangan UC, maka vektor diagramnya adalah seperti ditunjukkan gambar
3.22.

̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅ ̅̅̅̅


UL
Dengan menerapkan dalil phitagoras pada gambar
3.22 maka besarnya tegangan total U secara
matematis dapat dihitung seperti berikut :
U
UC √ .................... (3.49)
|UL-UC|
̅̅̅
𝑈𝐿 ̅̅
𝑈̅̅
𝐶
φ
UR I Sedangkan beda fasa antara arus daan tegangan
yaitu sebesar φ dapat pula dihitung dengan
menggunakan dalil trigonometri seperti berikut :

UC Gambar 3.22 .................................(3.50)

+j
Kemudian apabila vektor diagram pada gambar 3.22
UL
ditempatkan dalam bidang komplek seperti gambar
3.23, maka dapat dipahami bahwa tegangan UR
U
adalah merupakan harga real dari tegangan total U
UC
dan tegangan UL-UC adalah merupakan harga
j(UL-UC) imajiner. Sehingga tegangan total U dapat ditulis
φ dalam bentuk komplek dan polar seperti berikut :
UR r
Dalam bentuk komplek :
UC Gambar 3.23 ................................ (3.51)
-j
Sedangkan dalam bentuk polarnya adalah :
√ ⌊ .................................................... (3.52)

Selanjutnya apabila tegangan UC lebih besar dari tegangan UL, maka persamaan 3.51
dan 3.52 berubah menjadi :

................................................................ (3.53)

dan

√ ⌈ .................................. (3.54)

2.2 Impedansi

Dari persamaan 3.49 diketahui bahwa besarnya tegangan total adalah :

Karena , dan
Maka :

√ ................................................................... (3.55)

Harga √ disebut Impedansi dan dinotasikan dengan Z, sehingga

√ ............................................................................................(3.56)
Akhirnya persamaan 3.54 dapat ditulis menjadi :

.................................................................................................. (3.57)

Dimana :
U = Tegangan total dalam Volt
I = Arus dalam Ampere
Z = Impedansi dalam Ohm
Identik dengan vektor diagram tegangan, maka untuk impedansi dapat pula
dilukiskan vektor diagramnya seperti gambar 3.24.

XL

Selanjutnya jika gambar 3.24 ditempatkan dalam


bidang komplek maka impedansi tersebut dapat
z
pula ditulis dalam bentuk komplek dan polar
xC
(xL-xC) seperti berikut :
φ ............................. (3.58)
R

Sedangkan dalam bentuk polarnya adalah :

Gambar 3.2

√ ⌊ ............... (3.59)

Dan apabila XC lebih besar dari XL maka persamaan 3.58 dan 3.59 berubah menjadi :

..................................................................... (3.60)

dan

√ ⌈ ....................................... (3.61)

Contoh Soal

R L C
Diketahui :
UR UL UC
R = 20 ohm C = 100 μF
I
L = 0,2 H f = 50 Hz
U
U = 220 V

Ditanya :

a) Z
b) I
c) UR, UL dan UC
d) Beda fasa
e) Tulis tegangan dan impedansi dalam bentuk komplek dan polar
Penyelesaian

a) √

ohm


b)

c)

d)

e) Tegangan
Dalam bentuk komplek U = 119,2 + j(374,28 – 189,5)
Dalam bentuk polar U = 220 ⌊
Impedansi
Dalam bentuk komplek Z = 20 + j(62,8 – 31,8)
Dalam bentuk polar Z = 36,9 ⌊

Kerjakan soal di bawah ini!

1. Sebuah resistor 75 dihubungkan seri dengan induktor 318 mH. Jika frekuensi sumber
50Hz dan tegangan pada resistor 150 V. Hitunglah :
a) Arus (I)
b) Tegangan Induktor (UL)
c) Tegangan Sumber
d) Beda fasa (φ)
e) Lukis segitiga tegangan dan impedansi

2. Sebuah resistor 20 ohm dihubungkan seri dengan sebuah kapasitor dan disuplai dengan
tegangan 125 volt. Jika besar arus yang mengalir 2,2 ampere dan frekuensi sumber 60
Hz. Hitunglah :
a) Impedansi (Z)
b) Reaktansi kapasitif (XC)
c) Kapasitansi (C)
d) Beda fasa (φ)
e) UR dan UC
f) Tulis Impedansi dan tegangan dalam bentuk komplek dan polar

Anda mungkin juga menyukai