Anda di halaman 1dari 6

‘Āmil-‘āmil yang Men-jazam-kan Fi‘il Mudhāri‘

‘Āmil-‘āmil yang men-jazam-kan fi‘il mudhāri‘ ada 18 buah.


‘Āmil-‘āmil tersebut terbagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. ‘Āmil-‘āmil yang men-jazam-kan satu fi‘il.


2. ‘Āmil-‘āmil yang men-jazam-kan dua fi‘il.

A.  Bagian pertama jumlahnya ada 6 huruf yaitu: (ْ‫)مَل‬, (‫)لَ َّما‬, (ْ‫)َأمَل‬, (‫)َألَ َّما‬, (‫ُّع ِاء‬
َ ‫اَأْلم ِر َو الد‬
ْ ‫)اَل ُم‬
huruf (‫ )اَل م‬untuk perintah dan doa, ( ‫ُّع ِاء‬ ْ ‫)و اَل يِف الن‬
َ ‫َّه ِي َو الد‬ َ serta ( ‫ )اَل‬untuk larangan dan
doa. Seluruh ‘āmil ini adalah huruf, berdasarkan kesepakatan para ahli nahwu.

1. Adapun (ْ‫ )مَل‬adalah huruf nafi, jazm, dan qalb (10). Contohnya adalah firman


Allah ta‘ālā:

‫“( مَلْ يَ ُك ِن الَّ ِذيْ َن َك َفُر ْوا‬Orang-orang kafir ya‘ni ahli kitab dan orang-orang musyrik
(mengatakan bahwa mereka) tidak akan…..”) (al-Bayyinah: 1).

‫“ – قُ ْل مَلْ ُتْؤ ِمُن ْوا‬Katakanlah kepada mereka: “Kalian belum beriman…..” (al-Ḥujurāt:
14).

2. Adapun huruf (‫ )لَ َّما‬fungsinya seperti huruf (ْ‫ )مَل‬yaitu huruf nafi, jazm, dan qalb.
Contohnya firman Allah ta‘ālā:

ِ ‫“ – )لَ َّما ي ُذو ُقوا َع َذ‬Sebenarnya mereka belum merasakan ‘adzāb-Ku” (Shād: 8).
(‫اب‬ ْ َْ

3. Adapun (ْ‫ )َأمَل‬adalah huruf (ْ‫ )مَل‬yang mendapat tambahan hamzah taqrīr.


Contohnya firman Allah ta‘ālā:

(‫ص ْد َر َك‬ َ َ‫“ – )َأمَلْ نَ ْشَر ْح ل‬Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu” (asy-
َ ‫ك‬
Syarḥ: 1).

4. Adapun (‫ )َألَ َّما‬adalah huruf (‫ )لَ َّما‬yang mendapat tambahan hamzah taqrīr,


seperti:

َ ‫ُأح ِس ْن ِإلَْي‬
(‫ك‬ ْ ‫“ – )َألَ َّما‬Bukankah aku telah berbuat baik kepadamu”
5. Adapun (‫)اَل م‬, huruf (‫ )اَل م‬digunakan untuk menyatakan perintah dan du‘ā’ (doa,
permintaan). sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

(‫ت‬
ْ ‫ص ُم‬
ْ َ‫ َف ْلَي ُق ْل َخْيًرا َْأو ي‬.) – “Hendaknya kamu berkata benar atau diam” (Muttafaqun
‘alaih).

(‫ك‬ ِ ‫“ – )لَِي ْق‬Biarkan Tuhanmu membunuh kami saja” (az-Zukhruf: 77).


َ ُّ‫ض َعلَْينَا َرب‬

6. Adapun ( ‫ )اَل‬telah penulis sebutkan bahwa huruf ini digunakan


untuk nahyi (melarang sesuatu) dan du‘ā’ (doa – memohon sesuatu). Contohnya
adalah firman Allah ta‘ālā:

(‫ف‬
ْ َ‫“ – )اَل خَت‬Janganlah kamu takut” (an-Naml: 10).

ِ ‫“ – )اَل َت ُقولُوا ر‬Janganlah kalian katakan kepada Muḥammad: rā‘inā” (al-


(‫اعنَا‬ َ ْْ
Baqarah: 104).

(‫اَل َت ْغلُ ْوا يِف ْ ِديْنِ ُك ْم‬.) – “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama kalian”
(an-Nisā’: 17).

Adapun contoh du‘ā’ (doa)

ِ ‫“ – )ربَّنَا اَل ُت‬Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami”. (al-Baqarah:
(‫اخ ْذنَا‬ ‫َؤ‬ َ
286).

ِ
ْ ‫)و اَل حَتْم ْل َعلَْينَا ِإ‬
(‫صًرا‬ َ – “Janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang
berat”. (al-Baqarah: 286).

b. Bagian kedua yaitu ‘āmil-‘āmil yang men-jazam-kan dua fi‘il. Fi‘il yang pertama


dinamakan fi‘il syarat dan fi‘il yang kedua dinamakan jawāb syarat dan
balasannya. Bagian ini terdiri dari empat jenis yaitu:

– ‘āmil yang disepakati sebagai ḥurūf.


– ‘āmil yang disepakati sebagai isim.
– ‘āmil yang berdasar pendapat yang lebih kuat sebagai ḥurūf,
– ‘āmil yang berdasar pendapat yang lebih kuat sebagai isim.

1. Jenis pertama adalah ‘āmil yang disepakati sebagai ḥurūf. Jenis ini hanya


terdiri dari satu ḥurūf yaitu (‫)ِإ ْن‬. Contohnya:

(‫“ – )ِإ ْن تُ َذاكِْر َتْن َج ْح‬Apabila anda belajar maka anda akan berhasil”.
(‫ )ِإ ْن‬adalah huruf syarth dan jazm berdasarkan kesepakatan para ahli nahwu. Huruf
ini men-jazam-kan dua fi‘il. Fi‘il yang pertama merupakan fi‘il syarat dan yang
kedua merupakan jawāb syarat/balasan. 

2. Jenis kedua adalah ‘āmil yang disepakati sebagai isim. Jumlahnya ada 9,


yaitu: (‫)م ْن‬,
َ (‫)ما‬, ٌّ ), ( ‫)مَىَت‬, (‫)َأيَّا َن‬, (‫)َأيْ َن‬, ( ‫)َأىَّن‬, (‫)حْيثُ َما‬
َ (‫َأي‬ َ dan (‫) َكْي َف َما‬.

1) Contoh (‫ ) َم ْن‬adalah:

(‫)م ْن يَ ْك ِر ْم َج َارهُ حُيْ َم ْد‬


َ – “Barang siapa yang memuliakan tetangganya maka terpujilah
dia”.

(‫)م ْن يُ َذاكِْر َيْن َج ْح‬


َ – “Barang siapa yang mengulan-ulang pelajaran maka dia akan
berhasil”.

dan firman Allah ta‘ālā:

(ُ‫“ – )فَ َم ْن َي ْع َم ْل ِم ْث َق َال ذَ َّر ٍة َخْيًرا َيَره‬Barang siapa mengerjakan kebaikan sebiji dzarrah
pun niscaya ia akan melihat (balasannya).” (az-Zalzalah: 7).

2) Contoh (‫ ) َما‬adalah ucapanmu:

(‫صنَ ْع جُتَْز بِِه‬


ْ َ‫)ما ت‬
َ – “Apa pun yang anda perbuat maka anda akan dibalas dengannya”

(ُ‫ما َت ْقَرْأ تَ ْستَ ِف ْد ِمْنه‬.)


َ – “Apa pun yang anda baca maka anda dapati manfaat darinya”.

dan firman Allah ta‘ālā:

َّ ‫و َما تُْن ِف ُق ْوا ِم ْن خَرْيٍ يُ َو‬.)


(‫ف ِإلَْي ُك ْم‬ َ – “Apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan
niscaya kamu akan mendapatkan balasan yang cukup” (al-Baqarah: 272).

3) Contoh (‫َأي‬
ٌّ ) adalah ucapanmu:

(ُ‫اب َت ْقَرْأ تَ ْستَ ِف ْد ِمْنه‬


ٍ َ‫َأي كِت‬
َّ ) – “Buku mana pun yang anda baca, anda dapat mengambil
manfaat darinya”.

dan firman Allah ta‘ālā:


( ‫“ – )َأيًّا َما تَ ْدعُ ْوا َفلَهُ اَأْلمْسَاءُ احْلُسْىَن‬Dengan nama yang mana saja kamu menyeru, bagi-
Nyalah nama-nama yang indah.” (Al-Isrā’: 110).

4) Contoh ( ‫“ )مَىَت‬kapan” adalah ucapanmu:

ِ ِ
(‫ك‬
َ َّ‫ضا َرب‬ َ ِ‫ت ِإىَل َواجب‬
َ ‫ك َتنَ ْل ِر‬ ْ ‫مَىَت َت ْلتَف‬.) – “Kapan pun kamu memperhatikan kewajibanmu
maka kamu akan mendapatkan keridhāan dari Rabbmu”.

dan ucapan seorang penyair:

(ْ ‫َأض ِع الْعِ َم َامةَ ُت ْع ِر ُف ْويِن‬


َ ‫َأنَا ابْ ُن َجاَل َو طَاَل عُ الثَّنَايَا مَىَت‬.) – “Aku adalah Ibnu Jalā (orang yang jelas
nasabnya) dan yang senang menentang maut, kapan saja aku menaruh imamah
maka kalian dapat mengenaliku”

5) Contoh (‫ )َأيَّا َن‬adalah ucpanmu:

َ ‫“ – )َأيَّا َن َت ْل َقيِن ْ ُأ ْك ِر ْم‬Di mana pun kamu menemui aku maka aku akan
(‫ك‬
memuliakanmu.”

dan ucapan seorang penyair:

ِّ ‫“ – )فََأيَّا َن َما َت ْع ِد ْل بِِه‬Ke mana pun ia dihembus angin (kencang) maka di situlah
(‫الريْ ُح َتْن ِز ِل‬
dia akan singgah”

6) Contoh (‫ )َأيْ َن‬atau (‫ ) َْأينَ َما‬adalah ucapanmu:

(‫ص ِد ْي ًقا‬
َ ‫)َأينَ َما َتَت َو َّج ْه َت ْل َق‬
ْ – “Ke mana pun anda pergi anda akan mendapatkan kawan”.

dan firman Allah ta‘ālā:

ِ ‫“ – )َأينَما يو ِّجهه اَل يْأ‬Ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya maka dia
( ٍ‫ت خِب َرْي‬ َ ُ ْ َُ َ ْ
tidak bisa mendatangkan suatu kebaikan.” (an-Naḥl: 76).

ُ ‫َأينَ َما تَ ُك ْونُ ْوا يُ ْد ِر ْك ُك ُم الْ َم ْو‬.)


(‫ت‬ ْ – “Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkanmu” (an-Nisā’: 78).
7) Contoh (‫حْيثُ َما‬
َ ) “di mana pun” adalah ucapan penyair:
ِ ‫اَأْلزم‬ ِ ِ
(‫ان‬ َ ْ ‫احا يِف ْ َغاب ِر‬
ً َ‫ك اهللُ جَن‬
َ َ‫حْيثُ َما تَ ْستَق ْم يُ َقد ِّْر ل‬.)
َ – “Di mana pun kamu berbuat lurus maka
Allah akan menentukan keberhasilan bagimu pada masa yang akan datang”.

8) Contoh (‫“ ) َكْي َف َما‬bagaimana pun” adalah ucapanmu:

(ُ‫اُأْلمةُ يَ ُك ِن الْ ُواَل ة‬


َّ ‫“ – ) َكْي َف َما تَ ُك ِن‬Bagaimana pun keadaan umat seperti itulah keadaan para
pemimpinnya”.

(‫ك‬ ِ ‫ك ي ُكن ثَواب‬


َ َ‫اهلل ل‬ ِ
ُ َ ْ َ َ ُ‫“ – ) َكْي َف َما تَ ُك ْن نيَّت‬Bagaimana pun niatanmu maka pahala dari Allah
akan kamu dapatkan”.

9) Contoh ( ‫“ )َأىَّن‬dimana pun” adalah ucapanmu:

‫ َأىَّن َيْن ِز ْل ذُو الْعِْل ِم يُكَْر ْم‬-“Dimana saja orang berilmu turun, maka ia akan dihormati”.

Pada 9 isim di atas ditambahkan (‫“ )ِإ َذا‬apabila” yang digunakan dalam syair
sebagaimana yang penulis katakan. Kata ini diucapkan karena darurat, seperti
ucapan seorang penyair:

( ‫اصةٌ َفتَ َج َّم ِل‬


َ ‫ص‬َ ‫ك َخ‬
ِ ُ‫ك بِالْغَيِن و ِإذَا ت‬
َ ‫صْب‬ َ َ َ‫اَ ْستَعِ ْن َما َأ ْغن‬.) – “Merasa cukuplah dengan kekayaan yang
َ ُّ‫اك َرب‬
telah Allah berikan kepadamu. Ketika kesulitan (kefakiran) menimpamu maka
bersabarlah (dalam menghadapinya).”

c. Jenis ketiga adalah ‘āmil yang diperselisihkan, apakah


merupakan isim atau ḥurūf. Akan tetapi, yang lebih kuat, ‘āmil itu adalah ḥurūf.
‘Āmil ini hanya terdiri dari satu ḥurūf yaitu (‫)ِإ ْذمَا‬. Contohnya adalah ucapan seorang
penyair:

(‫ف َم ْن ِإيَّاهُ تَْأ ُم ُر آتِيًا‬


ِ ‫ت ِآمر بِِه َت ْل‬ ِ ‫و ِإن َ ِإ‬.) – “Bila anda mengerjakan sesuatu yang anda
ٌ َ ْ‫َّك ْذ َما تَْأت َما َأن‬ َ
perintahkan, maka anda akan dapati orang-orang yang anda perintah telah
mengerjakannya pula.”
d. Jenis keempat adalah ‘āmil yang diperselisihkan, apakah merupakan isim atau ḥurūf.
Akan tetapi, yang lebih kuat, ‘āmil tersebut merupakan isim. ‘Āmil jenis ini hanya
terdiri dari satu isim yaitu (‫) َم ْهمَا‬. Contohnya adalah firman Allah ta‘ālā:

ِ
َ َ‫م ْه َما تَْأتِنَا بِِه ِم ْن آيٍَة لتَ ْس َحَرنَا هِبَا فَ َما حَنْ ُن ل‬.)
( َ ‫ك مِب ُْؤ ِمنِنْي‬ َ – “Bagaimana pun kamu mendatangkan
keterangan kepada kami untuk menyihir dengan keterangan itu maka kami
sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.” (al-A‘rāf: 132).

dan ucapan seorang penyair:

َّ ‫ك نَااَل ُمْنَت َهى‬


(‫الذ ِّم َأمْج َ ًعا‬ َ ِ‫َّك َم ْه َما ُت ْع ِط بَطْن‬
َ ‫ك ُسْؤ لَهُ َو َف ْر َج‬ َ ‫و ِإن‬.)
َ – “Sesungguhnya bagaimana pun kamu
memberikan kepada perut dan kemaluanmu apa-apa yang ia minta, maka keduanya
hanyalah akan mendapatkan sejelek-jelek celaan”.

Anda mungkin juga menyukai