(LATIHAN
( KADER MUDA))
Nama : ...................................................
Delegasi :….................................................
Kelompok :....................................................
Selayang Pandang
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, hidayah-Nya, sehingga program pengkaderan LAKMUD II
(Latihan Kader Muda II ) dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh
kelancaran.
LAKMUD II merupakan pelatihan yang menekankan pada
pembentukan watak, motivasi pengembangan diri, rasa memiliki
organisasi dan keterampilan berorganisasi serta upaya pembentukan
standart kader.
LAKMUD II juga mempunyai tujuan menciptakan kader IPNU
IPPNU yang berpegang teguh terhadap ajaran Islam ahlussunnah wal
jama’ah, mempunyai kesadaran sosial yang tinggi, memiliki pengetahuan
yang mendalam dan keterampilan yang memadai dalam berorganisasi.
Dengan Tema “Membentuk Kader Millenial Untuk Duduksampeyan
Mengesankan” Harapan dari Tema tersebut adalah kader IPNU-IPPNU
dapat memahami bagaimana millenial ini untuk berorganisasi yang sesuai
dengan realitas zaman. IPNU IPPNU hari ini harus tanggap, kritis, adaptif,
dan bersikap solutif. Selain itu, kader IPNU IPPNU harus menjadi key
person yang menjawab tantangan zaman.
Selanjutnya, kami mengucapkan jazakumullahu khairan katsir kepada
pihak donatur yang telah membantu kami dalam bentuk pendanaan,
masyarakat yang telah membantu dalam proses kegiatan LAKMUD II
serta tidak lupa kepada bapak ketua MWC NU Duduksampeyan serta
dewan pembina yang telah membimbing kami, serta kepada seluruh
Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Se-kecamatan Duduksampeyan dan rekan
rekanita panitia LAKMUD II sendiri.
Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thoriq
Wassalamu‟alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Panitia
1 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
DAFTAR ISI
Selayang Pandang ................................................................ 1
DAFTAR ISI .......................................................................... 2
Ke ASWAJA An II ................................................................. 3
Ke NU-an II ........................................................................ 11
Ke IPNU an ........................................................................ 23
Ke IPPNU an ...................................................................... 29
KE INDONESIA AN............................................................ 44
NETWORKING DAN LOBBYING ...................................... 47
TEKNIK DISKUSI DAN TATA CARA PERSIDANGAN ..... 61
MANAJEMEN KONFLIK ................................................... 73
LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN) .................................... 81
MANAJEMEN ORGANISASI .............................................. 87
ANALISIS GENDER ........................................................... 93
ANALISIS SOSIAL (ANSOS) ............................................... 98
SPS (Skintific Problem Solving) ........................................ 102
KOMUNIKASI DAN KERJASAMA TIM ........................... 106
REVIEW MATERI ............................................................. 116
2 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Ke ASWAJA An II
A. Mazhab
Secara bahasa berasal dari kata madzhabun yang berarti
tempat berjalan. Menurut istilah ialah metode atau cara yang
dipakai seorang mujtahid (ulama yang memenuhi syarat
berijtihad) dalam menetapkan hukum berdasarkan Al Qur’an
dan Hadits. Maka bermadzhab ialah menjalankan syariat agama
sesuai dengan hasil ijtihad Imam Mujtahid. Bermadzhab
hukumnya wajib bagi yang tidak mampu berijtihad. Adapun
yang mampu berijtihad maka hukumnya boleh sepanjang
memenuhi syarat – syarat sebagai mujtahid. Bermadzhab bukan
berarti tidak mengikuti Al Qur’an dan Hadits, sebab ijtihad para
Imam Mujtahid berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, baru jika
mereka tidak mendapatkan nash di dalam keduanya, mereka
kemudian berijtihad. Adapun ciri- ciri orang Islam yang anti
Madzhab antara lain mempunyai sikap sebagai berikut :
1. Selalu mengatakan bahwa mereka adalah orang Islam,
bukan Islam ini dan islam itu dan hanya berpedoman pada
Al Qur’an dan Hadits. Dan menganggap sesat kalau
bermadzhab.
2. Menganggap semua orang Islam berhak melakukan
Ijtihad, menentukan hukum atau menafsirkan hukum
sendiri dari Al Qur’an dan Hadits tanpa memperhatikan
syarat-syarat Ijtihad dan bantuan ‘Ulama.
3. Tidak mengakui dan menghargai Ulama (Kyai) sebagai
pewaris risalah Nabi.
4. Membenci adanya golongan-golongan atau organisasi-
organisasi Islam selain golongannya.
5. Keras kepala, tidak mau kalah dalam berdebat walaupun
sudah jelas salah, menganggap dirinya yang paling benar,
suci, paling ahli surga dan menganggap muslim yang lain
ahli bid’ah, sesat, kufur, murtad, dan lain-lain.
6. Suka menonjolkan identitas keislaman yang berbau
Arabisme.
3 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Hukum fiqih Aswaja bersumber pada empat pokok :
1. Al Qur’an, merupakan sumber hukum utama yang merupakan
wahyu dari Allah SWT.
2. As Sunnah, sember hukum kedua, berupa Hadits (sabda) dan
Sunnah (Perilaku) Nabi yang merupakan penjelasan dan
tauladan yang sesuai dengan Al Qur’an.
3. Al Ijma’, sumber hukum ketiga, yaitu kesepakatan para
Ulama atas suatu hukum setelah watar Nabi.
4. Al Qiyas, sumber Hukum ke empat, yaitu menyamakan
sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum, karena
adanya ‘illat yang sama antara keduanya.
Ahlussunah wal Jama’ah mempunyai ciri pokok atau
karakteristik dalam hal pengalaman yaitu :
1. Tawazun(seimbang), keseimbangan antara urusan dunia
dan akherat.
2. Tawasuth (jalan tengah), dalam mengambil keputusan
harus menggunakan berbagai pertimbangan dan tidak
memihak sebelah.
3. Tasamuh (toleransi), sikap saling menghormati, tidak
memaksakan kehendak dan menghargai perbedaan.
4. I’tidal (lurus), selalu berjalan lurus dengan berpedoman
pada kaidah-kaidah agama.
5. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, mengajak pada kebenaran
dan mencegah pada keburukan.
B. Ijtihad
1. Pengertian Ijtihad
Ijtihad (dalam bahasa arab berasal dari kata Jahada =
berusaha dengan sungguh-sungguh) dalam bidang fikih, berarti
mengerahkan segala tenaga dan pikiran untuk menyelidiki dan
mengeluarkan (meng-istinbat-kan) hukum-hukum yang
terkandung di dalam Al-Qur’an dengan syarat-syarat tertentu.
Adapun menurut para ahli usul fikih, antara lain Imam asy-
Syaukani dan Imam az-Zarkasy, ijtihad adalah mencurahkan
kemampuan untuk mendapatkan syarak (hukum Islam) yang
bersifat operasional dengan istinbat (mengambil kesimpulan
4 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
hukum). Menurut Imam al-Amidi dalam bukunya al-Ihkam fi
Usul al-Ahkam (Penyempurnaan dalam Dasar-Dasar Hukum),
ijtihad adalah mencurahkan semua kemampuan untuk mencari
syarak yang bersifat zanni (dugaan) sampai merasa dirinya tidak
mampu mencari tambahan kemampuannya itu.
Contoh ijtihad Rasulullah SAW yang mendapat
pembenaran wahyu adalah ijtihadnya tentang pembebasan
tawanan Perang Badr. Ketika itu umat Islam memenangkan
pertempuran dan banyak tentara musuh yang tertawan. Rasulullah
SAW bertanya kepada sahabat-sahabatnya mengenai tawanan
perang tersebut. Umar bin Khattab menjawab: “Tawanan perang
itu hendaknya dibunuh,” sedangkan Abu Bakar as-Siddiq
menyatakan, agar tawanan itu dibebaskan dengan syarat
membayar fidyah (denda). Rasulullah SAW lalu mengambil
keputusan bahwa tawanan perang itu dibebaskan dengan
membayar fidyah. Keputusan ini merupakan ijtihad Rasulullah
SAW meskipun dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan
sahabat-sahabatnya. Lalu turunlah surah al-Anfal ayat 61-69 yang
membenarkan ijtihad Rasulullah SAW.
Pada masa Abu Bakar, jika menghadapi sesuatu persoalan
dan tidak menemukan nasnya di dalam Al-Qur’an dan hadits, ia
mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah dan
menentukan hukum dari masalah-masalah itu. Demikian pula
pada masa Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
Talib. Mereka menggunakan ijtihad terhadap masalah-masalah
yang tidak didapati nasnya di dalam Al-Qur’an dan sunah
Rasulullah SAW. Akan tetapi, di antara keempat sahabat besar
itu, hanya Umar yang diketahui paling banyak memakai ijtihad.
Walaupun demikian, keempat sahabat itu sangat berhati-hati
dalam mengeluarkan suatu pendapat yang merupakan hasil
ijtihad. Misalnya Abu Bakar, apabila berijtihad dengan
pendapatnya, selalu berkata: “Ini adalah pendapatku. Jika benar,
itu dari Allah dan jika salah, itu dari saya. Saya mohon ampun
atas kesalahan itu”. Umar pernah mengatakan: “Ini pendapat
Umar. Jika pendapat itu benar, itu adalah dari Allah dan jika
salah, itu pendapat Umar”. Selain dari keempat sahabat itu, ada
5 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
pula beberapa sahabat yang terkenal dengan ijtihadnya, seperti
Ibnu Mas’ud, Abu Musa al-Asy’ari, Mu’az bin Jabal, Ubay bin
Ka’b, dan Zaid bin Sabit.
Adapun Karakteristik Ijtihad pada masa Sahabat adalah
sebagai berikut:
a. Dengan musyawarah diantara ahlul hal wal aqd, yaitu para
Khalifah (penguasa) dan para fuqaha (ahli fiqih) sahabat
besar.
b. Patuh dan tidak menyelisihi keputusan Amir.
c. Tidak berfatwa untuk sesuatu yang belum terjadi.
Atsar dari Masruq yang bertanya kepada Ubay bin
Ka’ab tentang sesuatu hal, maka Ubay bin Ka’ab
menjawab : “Apakah hal itu telah terjadi ?” Aku menjawab
: “Belum”. Ia mengatakan : “Kita tangguhkan (tunggu)
sampai hal itu terjadi. Apabila hal itu telah terjadi, kami
akan berijtihad untuk kamu dengan pendapat kami”.
d. Toleran
Ath-Thabari meriwayatkan atsar bahwa Umar bin
Khattab bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang
mempunyai kasus, lalu Umar bertanya padanya: “Apa
yang engkau perbuat?” Orang itu menjawab : “Aku
dihukumi demikian, oleh Ali dan Zaid”. Umar berkata :
“Kalau aku, tentu aku akan menghukumi demikian”.
Lelaki itu berkata: “Apa yang menghalangimu, sedangkan
urusan itu ada padamu ?” Umar menjawab: “Kalau aku
mengembalikanmu kepada Kitabullah dan Sunnah, tentu
aku lakukan. Tetapi aku mengembalikanmu pada ra’yu
(ijtihad akal), sedangkan ra’yu itu musytarak (lebih dari
satu pendapat) dan aku tidak tahu pendapat mana yang
benar menurut Allah. Maka tidak kurang nilainya apa yang
dikatakan oleh Ali dan Zaid”.
e. Menjauhi pembahasan ayat-ayat Mutasyabih.
Khalifah Umar bin Khatab pernah mencambuk orang
yang suka membahas ayat-ayat mutasyabih.
9 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
10 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Ke NU-an II
Pengertian KE NU AN
A. Motivasi Kelahiran Nahdlatul Ulama
1. NU lahir tanggal 16 Rajab 1344 H/ 31 januari 1926
2. Pendirian organisasian NU dimotivasi oleh:
a. Faktor faham keagamaan para ulama yg harus
dipertahankan & dikembangkan
b. Rasa kebangsaan ulama dalam menghadapi Belanda
c. Upaya meningkatkan ekonomi umat
d. Meningkatkan SDM
1. Paham keagamaan
a. Awal abad ke-19 M, di Minangkabau, muncul gerakan
pembaruan Islam dipimpin Haji Miskin. Mereka menganut
puritanisme, mirip kaum Wahabi yg menerapkan melalui
jalan kekerasan yg menyebabkan terjadi “Perang Padri”
b. Akhir abad ke-19 M, terjadi gerakan reformasi yaitu
gerakan “Salafiyah” artinya kembali ke jalan pendahulu.
Dipelopori Thahir Jalaluddin gerakan ini memperkenalkan
paham Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim, Muhammad bin
Abdul Wahab & Muhammad Abduh
c. Di Pulau Jawa baru mengalami reformasi pada awal abad
ke-20 dg berdirinya Muhammadiyah (1912), Al-Irsyad
(1915) & Persatuan Islam (1923). Mereka memberi merk
ulama pesatren sebagai golongan tradisional pembela
bid’ah &khufarat. Mereka menetang upacara keagamaan,
seperti ziarah ke wali, tahlilan, & sitem bermadzhab
termasuk madzhab Syafi’i
d. Terjadi ketegangan antara ulama pesantren & golongan
reformis terutama ketika akan diselenggarakan Muktamar
Dunia Islam di Kairo (Mesir) tahun 1925. Kemudian
kelompok reformis membentuk Central Comite Chilafat.
11 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
e. Untuk mempersiapkan Muktamar di Kairo, tanggal 24-26
Desember 1924 diselenggarakan Kongres Al-Islam di
Surabaya
f. Hasil kongres : masalah khilafat dipegang oleh Majelis
Ulama & berpusat di Mekah
g. Utusan yg dikirim ke Kairo : KH. Fahruddin
(Muhammadiyah), Suryopranoto (SI) & KH. Abdul Wahab
Hasbullah (ulama pesantren)
h. Raja Ibnu Mas’ud (Saudi Arabia) akan menyelenggarakan
Muktamar Dunia Islam. Rencana ini menjadi topik dalam
Kongres Al Islam di Bandung pd Februari 1926.
Kemudian diputuskan mengirim Cokroaminoto (SI) & KH.
Mas Mansur (Muhammadiyah)
i. Karena ulama pesantren tidak dilibatkan dalam Kongres
Bandung. KH. Abdul Wahab Hasbullah meminta kepada
delegasi untuk menyalurkan aspirasi kepada penguasa baru
Saudi agar tetap menghormati tradisi keagamaan & ajaran
mazdhab 4 yg dianut masyarakat setempatTetapi usulan
tersebut tidak ditanggapi oleh Central Comitte Chilafat,
bahkan mereka sepakat mendukung pelaksanaan paham
Wahabi di Hijaz
j. Usaha mempertahankan berlakunya paham Ahlussunah
wal Jamaah di Hijaz melalui Central Comitte Chilafat tidak
berhasilCventral, Setelah direstui Hadratus Syekh KH.
Hasyim Asy’ari, dibentuklah Komite Hijaz yg bertugas
menghadap langsung kepada Raja Ibnu Mas’ud , Untuk
memudahkan tugas tersebut, pada 31 Januari 1926,
diputuskan membentuk organisasi yg diberi nama
“Nahdlatul Ulama”
k. Delegasi Komite Hijaz terdiri dari KH. Wahab Hasbullah
& Syekh Ghanaim al-Misri. Diterima oleh Raja Ibnu
Mas’ud pada 13 Juni 1928. Raja Hijaz berjanji akan tetap
menjamin & menghormati ajaran 4 mazdhab & paham
Ahlussunnah wal Jamaah
2. Politik Kebangsaan
12 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
a. Dalam menghadapi Belanda, ulama pesantren memilih
sikap isolatif dg mendirikan ponpes yg jauh dari jangkauan
& pengaruh kolonialisme Belanda
b. Tahun 1914 KH. Abdul Wahab Hasbullah membentuk
forum diskusi “Taswirul Afkar” yg menjadi sarana
mendiskusikan berbagai aspek kehidupan baik keagamaan
maupun politik
c. Langkah konkrit Taswirul Afkar untuk memberdayakan
umat Islam mendirikan kelompok kerja “Nahdlatul
Wathan” (Kebangkitan Tanah Air), programnya di bidang
pendidikan & pelatihan kader muda untuk kegiatan
dakwah
d. Dari Nahdlatul Wathan lahirlah “Jamiyyah Nasihin” &
“Khitabul Wathan” di Pacarkeling Surabaya.
e. Kemudian lahir madrasah “Ahlul Wathan” di Wonokromo,
“Far’ul Wathan” di Gresik & Malang, & “Hidayatul
Wathan” di Jombang & Jagalan Surabaya
f. Tahun 1925, KH. Abdul Wahab Hasbullah membentuk
“Syubbanul Wathan” kegiatannya mengadakan kursus
keagamaan & tujuannya membangkitkan kaum muda
untuk cinta tanah air.
3. Pemberdayaan Ekonomi
Tahun 1918 dibentuk “Syirkah ‘inan murabathah
Nahdlatut Tujjar”. Motivasi membentuk syirkah ini:
a. Banyak pengikut Islam Ahlussunnah wal Jamaah yg
memaksakan bersikap tawakkal total tanpa berikhtiar untuk
memperbaiki kualitas hidupnya
b. Banyak ulama & aghniya’ Ahlussunnah wal Jamaah yg
tidak peduli pd kalangan yg lemah pendidikan &
ekonominya
c. Santri & Kyai hanya bergelut pd aktivitas tafaqquh fiddin
tidak menghiraukan ilmu lain
d. Dalam waktu singkat syirkah ini telah berhasil merekrut
anggota yg cukup banyak & sebagai wujud kesetiaan setiap
anggota dikenai ouran wajib 25 Golden
13 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
e. Prioritas programnya pemberdayaan ekonominya
ditekankan pada sektor pertanian.
4. Peningkatan SDM
a. Ponpes mengadakan kajian kitab kuning sebagai upaya
“tafaqquh fiddin”
b. Ponpes dipercaya masyarakat sebagai institusi yg mampu
membentuk moral & intelaktual muslim
c. Abad ke-19, ponpes bersifat isolatif
d. Abad ke-20, ponpes mulai menerima lembaga pendidikan
formal dalam bentuk madrasah
e. Atas inisiatif KH. Abdul Wahab Hasbullah, pd 1916
didirikan perguruan “Nahdlatul Wathan” di Surabaya &
resmi berbadan hukum
f. Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari membuka “Madrasah
Salafiyah” di Ponpes Tebuireng Jombang tahun 1919.
Kurikulumnya disamping pelajaran agama juga ilmu umum
( geografi, matematika, sejarah & Bahasa Melayu)
g. Posisi KH. Hasyim Asy’ari yg sangat sentral dalam jeringan
ulama pesantren di Jawa & Madura, pembaruan pendidikan
di Tebuireng cepat menyebar ke pesantren lain, terutama
setelah berdirinya NU
14 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
e. Petunjuk kedua tahun 1925, berupa tasbih disertai “Ya
Qahhar Ya Jabbar” tiga kali. Setelah mengambil tasbih tsb,
Kyai Hasyim mengatakan bahwa Allah SWT telah
mengizinkan untuk mendirikan jam’iyah
f. Kemudian Kyai Hasyim memerintahkan Kyai Wahab
mempersiapkan berdirinya organisasi
g. Kyai Wahab menghubungi ulama pesatren dan secara
insentif mengadakan rapat & diskusi, sampai pada
pembentukan Hijaz yg merupakan embrio Jam’iyah NU
h. NU lahir tidak bertumpu pada perangkat formal, namun
berdasar pada petunjuk dari Allah SWT. Fungsi ide tidak
dominan, tetapi faktor penentu adalah konfirmasi kepada
Allah SWT.
C. Proses Kelahiran Nu
a. Menanggapi hasil Kongres Al Islam di Bandung, Kyai
Wahab bersama ulama yg tergabung dalam Taswirul Afkar
& Nahdlatul Wathan dg restu KH. Hasyim Asy’ari
memutuskan mengirim delegasi sendiri ke Muktamar Dunia
Islam pada Juni 1926 & membentuk Komite Hijaz
b. Tanggal 31 Januari 1926, Komite Hijaz rapat di Surabaya
dihadiri KH. Hasyim Asy’ari & KH. Asnawi Kudus. Dan
memutuskan KH. Asnawi sebagai delegasi ke Mekah
c. Komite Khilafat menyadarkan para ulama pesatren betapa
pentingnya sebuah jam’iyah
d. Diadakan rapat yg memutuskan umtuk mendirikan jam’iyah
yg atas usul KH. Mas Alwi Abdul Aziz diberi nama
“Nahdlatul Ulama” (bangkitnya/bergeraknya ulama)
e. Sejak tanggal 16 Rajab 1344H/ 31 Januari 1926 berdirilah
Jam’yah Nahdlatul Ulama di Surabaya
f. Konsep anggaran dasar disetujui, kemudian disusun
kepengurusan lemgkap dari Syuriyah & Tanfidziyah
g. Lambang NU diserahkan kepada KH. Ridwan Abdullah.
Lambang NU yg berupa bola dunia dilingkari tali & 9
bintang diciptakan oleh KH. Ridwan Abdullah berdasarkan
mimpi setelah beliau istikharah, menjelang Muktamar
15 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
pertama. Tulisan NU dg huruf Arab adalah tambahan KH.
Ridwan Abdullah sendiri
h. Program pertama yg dilaksanakan PBNU adalah
menyukseskan misi Komite Hijaz
i. Delegasi Komite Hijaz gagal ke Mekkah karena kesulitan
transportasi
j. Tuntutan NU kepada Raja Hijaz dikirim melalui telegram
k. Karena tidak ada balasan, PBNU mengirim delegasi (KH.
Abdul Wahab Hasbullah & Syekh Ghanaim Al Misri)
langsung menghadap Raja Hijaz tahun 1928 melalui
Singapura
l. Delegasi diterima langsung Raja Ibnu Mas’ud &
permintaan PBNU diterima yaitu agar raja menjamin tetap
diberlakukannya kebebasan bermazdhab di tanah Hijaz.
m. Kesanggupan ini tidak hanya dijawab secara lisan tetapi
juga dengan surat resmi.
16 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
f. Adakalanya kyai belum dapat meleburkan diri sebagai
anggota organisasi NU yg disebut ulama non
struktural
g. Ketika jalur struktural tidak mampu mengatasi
masalah besar, biasanya ulama non struktural yg
mengatasinya
h. Dalam struktur NU para ulama ditempatkan pada
posisi Syuriyah yg berfungsi sebagai penentu
kebijakan, pengendali, dan pengawas organisasi
i. Disamping rapat anggota, konferensi & Muktamar,
NU mempunyai Musyawarah Alim Ulama tingkat
cabang sampai PBNU yg dihadiri ulama struktural &
ulama pesantren
j. Ulama pesantren tidak ada yg menolak kehadiran NU.
Semua organisasi/ perkumpulan yg sudah ada, dilebur
& bergabung dg NU
k. NU adalah pesantren besar, sedangkan pesantren
adalah NU kecil
17 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
3) NU telah memberikan andilnya yg sangat besar terhadap
usaha perawatan & pengembangan nilai nasional &
warisan budaya bangsa
4) Kelahiran NU untuk mempertahankan kelestarian ajaran
madzhab & tradisi keagamaan yg oleh golongan Islam lain
dianggap bid’ah
5) Kelahiran NU tidak berhadapan dg budaya yg ada di
masyarakat, tetapi justru menyatukannya dg aspirasi
keislaman
NU sejak tahun pertama mendapat sambutan luas, Muktamar
NU ke-2 tahun 1927 dihadiri 146 kyai & 238 guru, pedagang &
utusan perhimpunan local, Muktamar NU ke-4 tahun 1929 di
Semarang dihadiri 1450 orang, diantaranya 500 para kyai
pesantren.
a. Tahun 1930, NU sudah memiliki 6 cabang di Jawa Barat,
21 cabang di Jawa Tengah & 18 cabang di Jawa Timur.
Ditambah cabang baru di Banjar Martapura (Kalimantan)
b. Tahun 1936 organisasi lokal di Kalimantan “Hidayatul
Islamiyah” gabung dg NU
c. Pada Muktamar ke-13 tahun 1938 di Banten, NU
mempunyai 99 cabang & 9 majelis konsul
d. Banyak orang yg mendadak bergabung ke dalam NU,
ternyata tidak mampu diurus secara organisatoris-
administratif
e. Yg tertangani secara organisatoris-administratif disebut
NU Jamiyah (struktural), yg tidak tertangani disebut NU
Jamaah (kultural)
f. NU Jamiyah menjadikan kader militan dg tugas yg lebih
berat, yaitu membimbing kelompok yg terdiri dari NU
Jamaah
3. Respon pemerintah Hindia Belanda
Untuk menyusun kebijakan terhadap umat Islam
Indonesia, Hurgronye usul perlakuan terhadap gerakan Islam
dibedakan menjadi 2:
a. Islam religius, hendaknya diperlakukan secara toleran
18 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
b. Islam politik, tidak ada toleransi karena dapat mengancam
kekuasaan Belanda.
1) NU yg bergerak di bidang sosial keagamaan masuk
kategori kelompok Islam religius
2) NU memperoleh pengesahan dari Belanda pada 6
Februari 1930 & sejak itu NU menjadi organisasi yg
legal & diakui pemerintah Hindia Belanda
3) Dari sisi faham keagamaan, NU didirikan untuk
melestarikan & mempertahankan ajaran Ahlussunnah
wal Jamaah
4) Dari sisi nasionalisme, untuk mewujudkan bangsa yg
merdeka & mandiri
5) Dari sisi ekonomi, untuk memberdayakan &
meningkatkan kemaslahatan umat manusia
6) Yg menjadi harapan NU : kesejahteraan &
kemaslahatan umat (maslahatul ‘ammah)
19 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Konsep tersebut sudah ada sejak Umat islam periode
pertama, waktu itu ajaran islam dianggap ‘gharib’(asing) seperti
pada waktu islam dating pertama kali. Orang-orang yang benar-
benar beriman dan perbuatan fasik semakin subur.Dalam
kondisi yang demikian dibutuhkan umat yang berkualitas dan
memiliki kemampuan untuk mengatasi keadaan tersebut.
21 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
22 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Ke IPNU an
23 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
IPNU adalah wadah perjuangan putra dan putri
Nahdlatul Ulama’ untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai
kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran
dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumber daya
anggota, yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi
tegaknya ajaran islam Ahlussunah Wal Jama’ah dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan pancasila
UUD ‘45. Jadi, IPNU beraqidah Islam dengan menganut faham
ahlussunnah wal jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab
4 (Hanafi, Maliki, Syaf’I, Hambali). dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara IPNU berdasarkan kepada Pancasila.
24 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
1. komunikasi pelajar untuk memperkokoh
ukhuwah nahdliyah, islamiyyah, insaniyah dan
wathaniyyah
2. Wadah berhimpun pelajar dan santri NU untuk
melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai
Nahdliyah
3. Wadah komunikasi pelajar dan santri NU untuk
menggalang ukhuwah islamiyah dan nahdliyah.
4. Wadah aktualisasi pelajar dan santri NU dalam
pelaksanaan dan pengembangan syariat islam.
5. Wadah kaderisasi pelajar dan santri NU untuk
memepersiapkan kader bangsa.
26 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
nahdlatul Ulama dan IPPNU singkatan dari Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
b. Ketua terpilih adalah rekan Mujtahidurridlo (IPNU) dan
Rekanita Siti Soraya Devi (IPPNU).
c. Terbentuknya Korp Kepanduan Putri bagi IPPNU
9. Kongres IPNU XV IPPNU XIV tanggal 09-12 Juli 2006 di
Jakarta menghasilkan :
a. Mempertegas MoU antara PP. IPNU dengan LP.
Ma‟arif NU tentang pendirian Pimpinan Komisariat di
sekolah-sekolah secara structural.
b. Merubah nama Citra Diri IPNU menjadi Prinsip
Perjuangan IPNU (P2IPNU)
c. Memilih Ketua Umum PP. IPNU yaitu rekan Idy
Muzayyad dan Ketua Umum PP. IPPNU yaitu rekanita
Wafa Patria Ummah
27 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
28 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Ke IPPNU an
29 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
tinggi nilai, norma, kaidah dan tradisi serta sejarah
keilmuan dan berorientasi ke masa depan.
2. Wawasan Ke-Islaman.
Yaitu wawasan yang menempatkan ajaran Islam sebagai
sumber motivasi dan ispirasi dalam memberikan makna
dan arah pembangunan manusia. Oleh karena itu IPPNU
harus bersikap Tawasuth dan I’tidal, bersikap membangun
dan menghindari sikap ekstrim (tatharruf), Tasamuh,
toleran terhadap perbedaan, seimbang dalam menjalin
hubungan antara manusia dan tuhannya serta manusia
dengan lingkungannya, amar ma’ruf nahi munkar, mandiri,
bebas, terbuka dan bertanggung jawab dalam berfikir,
bersikap dan bertindak.
3. Wawasan Keilmuan.
Wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai
alat untuk mengembangkan kecerdasan anggota dan kader.
Sehingga dengan ilmu pengetahuan anggota bisa
mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia seutuhnya
dan tidak menjadi beban sosial lingkungannya.
4. Wawasan Kekaderan.
Wawasan yang menempatkan organisasi
sebagai wadah untuk membina anggota menjadi kader-
kader yang memiliki komitmen terhadap idiologi, cita-cita,
perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam
membentengi dan mengembangkan organisasi, memiliki
wawasan kebangsaan yang utuh, serta memiliki
kemampuan teknis metodologis untuk mengembangkan
organisasi.
5. Wawasan Kebangsaan.
Yaitu wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, yang mengakui
kebhinekaan sosial, budaya dan peduli terhadap nasib
bangsa dan negara berdasarkan prinsip keadilan,
persamaan dan demokrasi.
30 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
B. Peristiwa & Keputusan penting dari kongres ke kongres
Tempat,
No. Peristiwa Keputusan Penting
Waktu
1. Kongres I Malang, 1.Pertemuan ini disebut sebagai
28 Pebruari-5Maret Konperensi Panca Daerah, karena
1955 dihadiri utusan dari lima cabang
IPNU-Putri.
31 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Nahdlatul Ulama)
2.Pengesahan perubahan
redaksional Anggaran Dasar dalam
AD tercantum tujuan organisasi
IPPNU adalah kembang dan
tegaknya agama Islam,
kesempurnaan nilai pendidikan dan
pengajaran agama Islam,
terjaminnya ukhuwah pelajar putrid
ahlussunnah wal jamaah.
32 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
melambangkan Rasulullah saw. Dua
bulu dan dua buku menuntut
anggota-anggota IPPNU agar
mempelajari pengetahuan agama dan
pengetahuan umum dengan aktif
membaca dan menulis. Sedangkan
dua bunga melambangkan perpaduan
antara putri-putri pondok pesantren
dan putrid-putri pelajar umum.
5.Pembentukan Perwakilan
Pimpinan Pusat (P3) IPPNU di
Jakarta.
33 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
2.Menerbitkan majalah Kartikawati
34 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
1970 dengan prioritas tempat diluar
jawa,
2.Dilakukan penyempurnaan
PD/PRT.
3.Pengembalian eksistensi
organisasi.
35 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Dewi Aziz sebagai sekretaris umum.
17. Konbes V
18. Kongres XII Makassar, 1.Ratu Dian Hatifah terpilih sebagai
21-25 Maret 2000 ketua umum dan S. Maryamah A.
Al-Kadriyah.
19. Kongres XIII Surabaya, 19-23 Juni 1.Siti Soraya Devi Zaeni, SH.
2003 terpilih sebagai ketua umum dan
Suliyanti sebagai sekretaris umum.
36 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
berubah kembali menjadi Ikatan
Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
berubah Ratu Dian Hatifah terpilih
sebagai ketua umum dan S.
Maryamah A. Al-Kadriyah.
37 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
posisi dan peran yang tidak pernah berubah. Sebagai wadah
untuk pelajar putri NU, IPPNU telah menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai organisasi dibawah naungan NU (banom).
Kedepan, IPPNU harus lebih intens menjalin komunikasi dan
berkejasama dengan LP Ma’arif NU (lembaga NU yang
menaungi lembaga pendidikan), memperkuat jaringan internal
dengan pendirian komisariat di sekolah-sekolah di bawah
naungan LP Ma’arif NU akan lebih memudahkan dan
memantapkan langkah bagi IPPNU dalam upaya
memasyarakatkan keberadaannya.
Menghadapi kondisi yang demikian itu menuntut
konsekuensi logis bahwa SDM dalam hal ini jumlah anggota
yang banyak dan berkualitas tidak bisa ditawar-tawar lagi. Yang
perlu kita persiapkan sekarang ini adalah kader-kader yang
berkualitas. Karena jumlah kader/anggota yang banyak belum
menjamin akan kualitas yang optimal. Arah program sudah
saatnya dirubah. Apabila awalnya kita hanya berusaha
memperbanyak anggota/kader, maka sudah saatnya arahnya kita
rubah pada program-program yang mengarah pada peningkatan
kualitas organisasi dan kualitas anggota.
1. Bidang Organisasi
a. Target Program
Perwujudan konsolidasi organisasi IPPNU mencakup
pemantapan struktural dan wawasan anggota serta
mantapnya peran organisasi dalam perkembangan ormas
dan kepemudaan
b. Bentuk Program
1. Meningkatkan dan mengembangkan struktur
organisasi dengan memanfaatkan komisariat diberbagai
lembaga pendidikan dan generasi muda muslim sebagai
lahan pengembangan kader
2. Meningkatkan kualitas menagemen organisasi IPPNU
di semua tingkat structural dan membangun komunikasi
yang intensif baik secara internal maupun eksternal dengan
pemanfaatan media teknologi informasi yang ada.
38 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
3. Menjalin komunikasi dan kerjasama kemitraan yang
baik dengan lembaga badan otonom lain dalam naungan
NU maupun stake holder ekternal organisasi : OKP,
organisasi/lembaga yang peduli terhadap persoalan-
persoalan yang dihadapi organisasi khususnya yang
berkaitan dengan upaya pemberdayaan pelajar putri,
lembaga pemerintah maupun non pemerintah, nasional
maupun internasional.
2. Bidang Kaderisasi
a. Target Program
Tersedianya kader IPPNU militan yang memiliki
kemandirian: intektual,managemen, dan material serta
memiliki kualitas spiritual, kekaryaan dan pengabdian
sebagai proses pengembangan kekuatan organisasi.
b. Bentuk Program
1). Meningkatkan potensi IPPNU melalui jenjang
latihan yang sesuai dengan pedoman pengkaderan
2). Menyiapkan pemimpin yang mempunyai
kemampuan managerial dan konseptual
3). Mengaplikasikan system pengkaderan berjenjang
yang sesuai dengan standar organisasi serta
disesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan
situasi dan kondisi.
4). Pendasaran dan penguatan basis fikir dan
kemampuan intelektual IPPNU melalui
pengembangan dan pembinaan Komisariat
5). Mengembangkan bentuk-bentuk pelatihan yang
mampu menunjang pemantapan ideologi kader
6). Melakukan upaya standarisasi terhadap proses
kaderisasi yang telah dilakukan,agar didapatkan
kualitas kader yang merata pada setiap daerah
7). Meningkatkan kualitas kader melalui pelatihan
formal organisasi melalui kaderisasi berjenjang
dari mulai makesta, LAKMUD II dan lakut
39 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
8). Meningkatkan kualitas kader melalui pelatihan
informal (latpel) yang bertujuan menghasilkan
fasilitator professional dari tingkat nasional,
wilayah dan daerah
9). Mengembangkan potensi kader dengan
penyelenggarakan berbagai pelatihan profesi.
3. Bidang Partisipasi
a. Target Program
Terbentuknya organisasi dan kader sebagai asset
dalam pembangunan berkelanjutan Negara Indonesia yang
mampu berpartisispasi aktif dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
b. Bentuk Program
1). Meningkatkan kesadaran dan kepedulian sebagai
bentuk tanggungjawab warga negara terhadap
persoalan-persoalan bangsa yang menyangkut
pendidikan, agama, sosial, budaya dan pelestarian
lingkungan
2). Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap
masalah kesehatan (HIV/AIDS, NARKOBA) dan
reproduksi pelajar.
3). Membentuk crisis center sebagai wadah partisipasi
dan kepedulian IPPNU terhadap masalah bencana
alam dan musibah lain
42 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
43 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
KE INDONESIA AN
46 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
NETWORKING DAN LOBBYING
A. Pengetian
Networking atau Jaringan dapat dikatakan sebagai sebuah
sistem. Dimana elemen-elemen di dalamnya saling berhubungan satu
sama lain. Kemudian yang dibicarakan disini ialah jaringan yang ada
di dalam sebuah organisasi, maka yang dihubungkan adalah orang-
orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Jaringan dalam
organisasi membicarakan tentang sekumpulan manusia dimana
mereka memiliki ikatan-ikatan yang saling berhubungan atau terikat
satu sama lain. Dalam hubungan tersebut terdapat adanya suatu arus
yang diatur agar tidak saling bertabrakan. Jaringan memiliki beberapa
prinsip dasar, antara lain :
1. Pola. Pola merupakan suatu bentuk yang sudah teratur atau
diatur. Pola ini mengalir dari titik satu ke titik yang lainnya.
Yang apabila ada sesuatu yang menyimpang dari pola
tersebut, maka keteraturan jaringan akan terganggu.
2. Rangkaian. Rangkaian dapat dilihat sebagai suatu
kesempurnaan. Sesuatu yang telah disusun sedemikian
sehingga membentuk suatu rangkaian tersebut tadi. Rangkaian
dalam organisasi satu akan berbeda dengan organisasi lainnya.
3. Rangkaian yang ada relatif stabil. Rangkaian ini merupakan
suatu tata urutan melakukan sesuatu hal seperti misalnya jika
ingin pergi keluar kota kita harus membeli tiket, menyiapkan
baju, pergi ke bandara kemudian menaiki pesawat dan
sebagainya yang menjadi suatu rangkaian. Dan jika rangkaian
ini stabil maka akan digunakan secara terus-menerus.
4. Hukum yang mengatur. Jika orang-orang yang ada di dalam
suatu organisasi tersebut tidak berjalan sesuai rangkaian yang
ada, maka akan mendapatkan sanksi yang berlaku. Hukum
berlaku supaya prinsip-prinsip dasar tersebut dapat berjalan.
Ketika membicarakan suatu organisasi maka kita akan tertuju
pada kumpulan manusia. Dimana kumpulan manusia tersebut saling
berhubungan satu sama lain sehingga membentuk suatu jaringan.
Manusia adalah makhluk yang tidak bisa mencukupi kebutuhannya
47 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
sendiri. Manusia memerlukan orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh karena itu manusia hidup berorganisasi untuk
saling bekerjasama memenuhi kebutuhan hidupnya. Jaringan di dalam
organisasi bertujuan untuk menganalisis perilaku manusia karena
manusia satu akan mempengaruhi yang lainnya. Untuk jaringan sosial
bisa dilihat dalam beberapa kategori, antara lain :
1. Jaringan berdasarkan Interested, dimana dalam jaringan ini
terdapat orang-orang yang memiliki kepentingan yang
sama. Kepentingan-kepentingan apa kita bisa masuk dalam
jaringan tersebut.
2. Jaringan berdasar kepada Sentimen, yaitu jaringan yang
didalamnya terdapat orang-orang yang memiliki ikatan
kesamaan Agama, kepercayaan, primordial.
3. Jaringan berdasarkan kepada Power, yaitu jaringan
yang terdapat dalam kekuasaan. Dimana orang-orang
yang berkuasa akan membuat hal-hal yang dapat
mempertahankan kekuasaannya tersebut.
Jaringan-jaringan tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Akhirnya dalam suatu organisasi sangat mungkin terjadi adanya suatu
konflik. Konflik tersebut muncul ketika kenyataan tidak berjalan
sesuai dengan harapan. Organisasi tidak hanya mementingkan
internalnya saja namun juga melihat organisasi-organisasi yang
lainnya. Jaringan dalam organisasi memiliki dua bentuk, yaitu
jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal.
Adapun yang disebut jaringan dalam organisasi adalah
suatu sistem yang terdiri dari elemen yang di dalamnya saling
berhubungan dengan satu sama lain. nama lain dari jaringan adalah
net working, dalam suatu organisasi sebuah jaringan itu sangat di
butuhkan, di dalam sebuah kampus pun juga terdapat sebuah jaringan
seperti halnya di organisasi HMPS sendiri dan organisasi lainnya,
yang di hubungkan dalam organisasi itu sendiri yaitu orang-orang
yang ada dalam organisasi tersebut, yang mana akan membicarakan
tentang sekumpulan manusia yang memiliki ikatan dan hubungan satu
sama lain.
Sebuah jaringan dalam organisasi itu harus di pertahankan, sebuah
silaturrahmi harus tetap kuat bersama fase yang lain. Jaringan itu
48 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
sendiri juga memiliki prinsip dasar di antaranya yaitu Pola yang sudah
teratur dan diatur, Rangkain yang dapat dilihat sebagai suatu
kesempurnaan, rangkain yang memiliki suatu tata urutan, hukum yang
mengatur supaya prinsip-prinsip dapat berjalan secara lancar.
Jaringan dalam organisasi itu bukan hanya mendatangkan dan
membentuk tapi juga harus di kembangkan dengan semua bidang,
dalam sebuah organisasi contohnya HMPS pasti ada yang namanya
Bidang Keilmuan, Bidang PSDM (perkembangan sumber daya
mahasiswa), Bidang Net working (jaringan) dan sekaligus Bidang
kewirausahaan. Semua bidang itu pasti akan membutuhkan jaringan
dalam sebuah informasi.
C. Pengertian Lobbying
Definisi yang lebih luas adalah suatu upaya informal dan
persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan, kelompok,
Swasta, pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk
menarik dukungan dari pihak pihak yang dianggap memiliki pengaruh
atau wewenang, sehingga target yang diinginkan tercapai.
Pendekatan secara persuasif menurut pendapat ini lebih
dikemukakan pada pihak pelobi dengan demikian dibutuhkan
keaktifan untuk pelobi untuk menunjang kegiatan tersebut
Pola ini lebih menekankan bahwa lobby untuk membangun
koalisi dengan organisasi- organisasi lain dengan berbagai tujuan dan
kepentingan untuk melakukan usaha bersama. Digunakan pula untuk
membangun akses guna mengumpulkan informasi dalam isu-isu
penting dan melakukan kontak dengan individu yang berpengaruh.
Meskipun betuknya berbeda, pada esensinya lobbying dan
negosiasi mempunyai tujuan yang sama yaitu menggunakan tehnik
komunikasi untuk mencapat target tertentu. Dibandingkan dengan
negosiasi yang merupakan suatu proses resmi atau formal, lobbying
merupakan suatu pendekatan informal.
1. Karakteristik Lobbying
a. Bersifat tidak resmi/ Informal dapat dilakukan diluar forum
atau perundingan yang secara resmi disepakati .
53 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
b. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai
dengan tegur sapa, atau dengan surat
c. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas
dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu
yang dipilih atau dipergunakan dapat mendukung dan
menciptakan suasan yang menyenangkan, sehingga orang
dapat bersikap rilek
d. Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat
beragam dan siapa saja yakni pihak yang berkepentingan
dapat pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif,
kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh masyarakat atau ormas,
atau pihak lain yang terkait pada obyek lobby.
e. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk
perantara
f. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi
harus aktif mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan
tidak bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga
terkesan kurang perhatian.
3. Strategi Melobby
Mengingat sifatnya yang informal, tidak ada strategi baku
atau yang sudah terpola dalam kegiatan ini, melainkan sangat
beragam dan tergantung berbagai faktor aktual dan suasana setempat
yang berpengaruh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
lobbying adalah :
a. Sistem Politik.
Kondisi sistem akan berpengaruh pada cara- cara lobi yang
yang dilakukan. Pada sistem Politis yang demokratis dimana
54 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
pendelegasian wewenang dan keterbukaan menjadi salah satu cirinya
maka lobi mudah dilakukan karena sasaran lobi lebih jelas, dalam arti
pejabat atau stakeholder sebagi obyek lobi berada pada posisi yang
telah diketahui mempunyai wewenang, aspek aspek yang perlu
diperhitungkan lebih pasti. Dalam sistim poliitik yang demokratis
selama berada dalam kerangka aturan main yang telah ditentukan,
maka orang tidak perlu takut mendapatkan resiko politik yang tidak
diperhitungkan
b. Norma dan Etika.
Lobbying pada intinya adalah suatu upaya untuk
memaksimalkan penggunaan tehnik komunikasi untuk mempengaruhi
pihak lain yang semula cenderung menolak, agar menjadi setuju atau
untuk memperoleh dukungan. Namun tidak berarti harus
menghalalkan semua cara, norma dan etika harus tetap dihormati dan
menjadi pegangan, karena apabila tidak dilakukan lobi akan menjadi
arena atau media perantara adanya korupsi dan kolusi.
c. Norma Hukum dan peraturan
Hukum yang dibuat untuk mengatur masyarakat agar
diperoleh ketertiban dalam kehidupan bersama harus dihormati dan
dipatuhi oleh semua warga negara. Dalam lobbying batas batas
hukum juga harur tetap dihormati dan ditaati, lobbying tidak boleh
dilakukan dengan mengabaikan batas batas hukum, misalnya dengan
melakukan atau memanipulasikan data dan informasi sedemikian rupa
agar yang dilobby menjadi percaya dan kemudian mendukungnya
demikian juga cara cara lain yang menipu atau menyesatkan pihak
yang dilobby sehingga memperoleh kesan atau kesimpulan yang
salah/keliru yang tentunya dilarang oleh hukum/tidak boleh dilakukan
d. Memperhatikan adat istiadat
Adat dan istiadat yang berkembang dalam masyarakat
perlu juga diperhatikan, lebih lebih bagi pihak yang melakukan
lobbying harus dijaga agar tidak ada tindakan yang dianggap
bertentangan dengan adat istiadat yang dihormati oleh sasaran lobby
karena akan menimbulkan antipati atau paling perasaan kurang
simpati misalnya lobbying dilakukan pada orang yang sedang berduka
cita atau sedang terkena musibah
e. Mengetahui siapa yang akan dilobby
55 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Keberhasilan lobbying juga dipengaruhi oleh siapa yang
akan dilobby, karena sifat dan perilaku orang bermacam macam. Ada
orang yang kompromatis ada yang kaku ada yang suka bercanda dan
terbuka sementara juga ada yang mudah tersinggung. Latar belakang
pendidikan sosial dan ekonomi juga beragam demikian pula
pandangan dan visinya terhadap suatu hal sehingga sikapnya terhadap
lobby juga bisa berbeda beda
f. Siapa yang melobi
Pelaku Lobi adalah mereka yang berada pada pihak yang
paling memerlukan sehingga harus aktif, melakukan pendekatan tidak
sekedar menunggu. Dengan demikian maka peranan atau pihak yang
melobi sangat penting. Sedemikian pentingnya sehingga orang yang
melakukan lobi haruslah orang yang mempunyai kemampuan
tertentu. Kemampuan tersebut bukan saja bersifat intelegensia berupa
kecerdasan, penguasaan terhadap masalah yang dihadapi, keleluasaan
pengetahuan dan wawasan, mempunyai sikap yang baik dan
penampilan yang menarik dalam arti menyenangkan, serta
mempunyai kredibilitas. Orang yang integritasnya diragukan atau
kurang dipercaya, akan mengalami kesulitan apabila melakukan
lobbying .
4. Jenis-jenis lobby
Terdapat 4(empat) macam jenis melobi :
a. Tidak langsung :
1) Lobby bisa dilakukan dengan cara tidak langsung hal ini
mengandung pengertian tidak harus satu pihak atau satu
orang yang berkepentingan menghubungi mendekati sendiri
pihak lain yang mau dilobby.
2) Pendekatan itu bisa dilakukan dengan perantaraan pihak
lain [terutama yang dianggap punya akses atau mempunyai
hubungan yang dekat dengan pihak yang dilobby].
3) Dalam hal seperti ini maka satu hal yang sangat penting
diperhatikan oleh pihak yang melobby adalah kepercayaan
atau kredibilitas pihak ketiga yang dijadikan perantara atau
penghubung tersebut
4) Kendala lain jangan sampai gara gara lobbying yang
dilakukan dengan menggunakan jasa pihak lain [pihak
56 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
ketiga] justru merusak hubungan yang sudah ada, karena
kesalahan atau ulah pihak ketiga tersebut
5) Kendala lain dalam menggunakan cara tidak langsung
adalah pihak ketiga atau perantara tersebut tidak selalu
menguasai atau mengerti permasalahan atau obyek yang
jadi sasaran. Disamping itu apabila obyek yang jadi sasaran
bersifat rahasia maka akan membuka kemungkinan bagi
kebocoran terhadap rahasia tersebut.
b. Langsung
Berbeda dengan cara tidak langsung maka disini pihak yang
berkepentingan [berusaha] harus bisa bertemu atau berkomunikasi
secara langsung dengan pihak yang dilobby dengan kata lain pihak
pihak yang terlibat bertemu atau berkomunikasi secara langsung tidak
menggunakan perantara atau pihak ketiga cara langsung ini jelas lebih
baik dari pada cara tidak langsung tetapi kendalanya adalah bahwa :
1) Pihak pihak yang terlibat tidak selalu saling mengenal
2) Tidak semua orang mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan baik
3) Kesan terhadap pribadi tidak selalu sama dengan dengan
kesan terhadap lembaga.
c. Terbuka
Yang dimaksud dengan cara terbuka adalah lobbying yang
dilakukan tanpa ketakutan untuk diketahui orang lain Lobby yang
dilakukan secara terbuka memang tidak harus berarti dengan sengaja
diekspose atau diberitahukan kepada khalayak, tetapi kalaupun
diketahui masyarakat bukan merupakan masalah.
d. Tertutup
Yang dimaksud lobbying dengan cara tertutup adalah
apabila lobbying dilakukan secara diam diam agar tidak diketahui
oleh pihak lain apalagi masyarakat
Lobbying dengan cara ini biasanya bersifat perorangan
yaitu yang dilakukan secara pribadi atau oleh seseorang pada orang
tertentu Lobbying cara ini dilakukan karena apabila sampai diketahui
oleh pihak lain maka bisa berakibat negatif atau merugikan pihakyang
melakukan lobby tersebut maupun pihak yang dilobby
57 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
5. Cara Lobbying
Agar lobbying yang dilakukan berhasil dengan baik atau
sekurang kurangnya tidak menimbulkan penolakan yang mungkin
keras atau sikap antipati maka perlu kiranya diperhatikan beberapa
petunjuk teknis sebagai berikut:
a. Perlu mengenal/mengindentifikasi target lobby dengan baik.
- Hal ini sangat perlu karena teknik yang akan dipergunakan
tergantung dari siapa yang akan dilobby.Untuk mencapai
keberhasilan yang optimal, maka pelobby harus memahami atau
mengenal dengan baik sifat, sikap dan pandangan
bahkanmungkin perilaku orang (orang-orang) yang akan dilobby.
- Pengenalan ini diperlukan agar bisa ditentukan cara pendekatan
yang akan dilakukan,atau pemilihan teknik komunikasi yang
akan dipergunakan. Mendekati orang yang mudah tersinggung
dan selalu serius dengan mendekati orang yang penyabar dan
suka bercanda, tentu sangat berbeda.Kekeliruan atas hal ini akan
berakibat fatal
59 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
60 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
TEKNIK DISKUSI DAN TATA CARA PERSIDANGAN
65 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Metode menyerang dalam berdiskusi, meskipun dengan
argumentasi yang kuat dan dalil yang nyata, dapat menimbulkan
kebencian bagi orang lain. Hal itu karena mendapatkan simpati
hati, sebenarnya lebih penting daripada mendapatkan perubahan
sikap tetapi tidak berangkat dari hati yang tulus. Adapun jika
engkausiapa ia berbicara, lalu ia dapat menentukan metode yang
dianggap sesuai untuknya.
67 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
4. Mengambil alih pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih “ tok
5. Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit” tok……….tok.
6. Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang
dilanjutkan“ tok…….tok
7. Memberi peringatan kepada peserta sidang
Tok………. “Peserta sidang harap tenang !”
4. Syarat-Syarat Presidium Sidang;
a. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung
jawab
b. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
c. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam
situasi kritis
d. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh
kondisi persidangan
5. Sikap Presidium Sidang;
a. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
b. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
c. Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
68 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan
dalam sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan
untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Macam macam interupsi antara lain.
a. Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan
untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan
yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Mis. saat
pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka
seseorang berhak mengajukan interuption of order agar
persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya
sehingga tidak melebar dan semakin bias.
b. Interruption of information, Bentuk interupsi berupa
informasi yang perlu diperhatikan oleh seluruh peserta
sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal
(mis. informasi atau data tentang topik yang dibahas)
ataupun eksternal (mis. situasi kondisi di luar ruang sidang
yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya
persidangan)
c. Interruption of clarification, Bentuk interupsi dalam
rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan peserta
sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika
seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan
terhadap suatu pernyataan.
d. Interruption of explanation, Bentuk interupsi untuk
menjelaskan suatu pernyataan yang kita sampaikan agar
tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu
pelurusan terhadap pernyataan kita.
e. Interruption of personal, Bentuk interupsi yang
disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh
peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung
menyerang secara pribadi.
Pelaksanaan Interupsi :
a. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih
dahulu, dan berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium
Sidang
69 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
b. Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak
menggangu persidangan
c. Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu
menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka
Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk
mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan
Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang
8. Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh
peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum
organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
9. Sanksi-Sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang
ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi
dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta.
B. Teknik Diskusi
Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi,
pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas,
lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam
diskusi selalu muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi,
adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan
pemikiran/paham seseorang.
Manfaat Diskusi
1. Ditinjau dari aspek kepemimpinan, salah satu cara yang baik
untuk mengadakan komunikasi dan konsultasi
2. Ditinjau dari segi bahan yang dihadapi, dapat memperdalan
wacana/ pengetahuan seseorang mengenai sesuatu.
Pola-Pola Diskusi
1. Prasaran
a. Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang
pembicara dengan prasaran tertulis (makalah, kertas kerja).
b. Tanggapan terhadap bahan pokok oleh pembicara lain
(penyanggah / pembahas).
c. Tanggapan peserta diskusi (forum) terhadap bahan pokok.
70 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
2. Ceramah
a. Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok.
b. Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk
meminta penjelasan yang lebih teliti.
3. Diskusi Panel
a. Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis
meninjau masalah dari segi tertentu.
b. Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk
meminta penjelasan dari panelis.
4. Brainstorming
a. Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta
diskusi oleh pimpinan.
b. Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak
mungkin orang diajak bicara dan setiap ide dicatat.
c. Berbagai ide disimpulkan dan ditarik benang merahnya.
Kesimpulan ini kemudian dijadikan kerangkan pembicaraan
dan pembahasan lebih lanjut.
Persyaratan Diskusi
1. Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan :
a. Tata tertib tidak ketat.
b. Setiap orang diberi kesempatan berbicara.
c. Kesediaan untuk berkompromi.
2. Bagi peserta diskusi :
a. Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan.
b. Sanggup berpikir bebas dan lugas.
c. Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa.
d. Mau menerima pendapat orang lain yang benar.
e. Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.
71 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
72 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
MANAJEMEN KONFLIK
A. Definisi Konflik
Konflik dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal yang
mendasar dan esensial. Konflik mempunyai kekuatan yang
membangun karena adanya variable yang bergerak bersamaan secara
dinamis. Oleh karena itu konflik adalah suatu proses yang wajar
terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Konflik dapat didefinisikan sebagai interaksi antara dua atau lebih
pihak yang satu sama lain saling tergantung namun terpisahkan oleh
perbedaan tujuan dimana setidaknya salah satu dari pihak-pihak
tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan
terhadap tindakan tersebut.
1. Tipe Konflik
a. Tanpa Konflik : Secara umum lebih baik, tapi kalau
berkeinginan untuk maju harus mampu mengelola konflik
secara efektif.
b. Konflik Laten : Sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat
kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif.
c. Konflik Terbuka : adalah yang berakar dalam dan sangat nyata
dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar
penyebab dan berbagai efeknya konflik dipermukaan :
memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul
hanya karena kesalahfahaman mengenai sasaran yang dapat
diatasi dengan meningkatkan komunikasi.
2. Sumber Terjadinya Konflik
Sebuah kebijakan merupakan suatu hal yang harusdikerjakan atau
sebuah larangan dan ini selanjutnya sering menimbulkan persoalan
sampai menjadi sebuah konflik. Konflik timbul dari sebuah kebijakan
disebabkan adanya pihak-pihak dalam penentuan kebijakan tersebut
tidak terakomodasi semua oleh kebijakan tersebut akibat adanya
perbedaan dasar yaitu perbedaan tujuan dari pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik tersebut.
3. Jenis Konflik
a. Konflik Organisasi
73 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar dimana
pembagian kerja terjadi didalamnya sering timbul konflik antara
unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya
konflik ini dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara pihak
satu dengan pihak yang lain yang terlibat dalam konflik.
Organisasi dapat diartikan sebagai sebuah struktur dari
hubungan interaksi, kekuatan, sasaran, aturan, kegiatan,
komunikasi dan faktor lain yang ada pada saat orang-orang
bekerjasama. Tujuan dan struktur organisasi ini tidak berubah
ketika ada perubahan orang-orang yang mengatur organisasi
tersebut.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi antar
struktur dalam organisasi atau antar organisasi sehingga dapat
meminimalkan konflik yang terjadi.
b. Konflik Profesional
Konflik dapat terjadi pada setiap profesi termasuk didalamnya
perencanaan. Setiap profesi memiliki kode keprofesionalan dan
meng-klaim bahwa mereka memperhatikan publik.
Satu hal yang membedakan konflik organisasi dengan
konflik profesional adalah pada kontrol terhadapnya. Organisasi
mempunyai kontrol hirarki yang terstruktur, sedangkan profesi
hanya mengandalkan kontrol diri sendiri.
77 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
1. Apa : sebuah grafik yang kejadiannya digambar dalam skala waktu
tertentu;
2. Tujuan :
- Menunjukkan pandangan-pandangan yang berbeda tentang sejarah
dalam suatu konflik.
- Menjelaskan dan memahami pandangan masing-masing pihak
tentang kejadian;
- Mengindentifikasi kejadian-kejadian mana yang paling penting bagi
masing-masing pihak.
3. Kapan menggunakannya :
a. Diawal proses bersama alat bantu analisis lain, diakhir proses untuk
menyusun strategi.
b. ketika orang berbeda pendapat, atau tidak saling mengetahui
sejarah kejadian.
c. Membantu masyarakat bahwa pandangan mereka hanya sebagaian
dari kebenaran.
E. Pemetaan Konflik
1. Apa artinya: Sebuah teknik visual yang menggambarkan hubungan
diantara berbagai pihak yang konflik.
2. Tujuan :
a. Memahami situasi dan melihat berbagai hubungan diantara pihak
secara lebih jelas. 2. Menjelaskan dimana letak kekuasaan.
b. memeriksa keseimbangan masing-masing kegiatan atau reaksi.
c. Melihat para sekutu dan dimana sekutu potensial berada.
d. Indentifikasi mulainya intervensi atau tindakan mengevaluasi apa
yang telah dilakukan.
3. Kapan menggunakannya : diawal proses, bersama alat bantu
analisis lain dan diakhir proses untuk mengindentivikasi kemungkinan
jalan pembika dalam mengambil tindakan atau untuk membantu
proses membangun strategi.
4. Variasi :
a. peta geografis yang menunjukkan tempat dan pihak yang terlibat.
b. Pemetaan berbagai isu dan kekuasaan.
c. Patung manusia untuk mengungkap berbagai perasaan dan
hubungan.
78 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
SEGITIGA SPK (Sikap, Perilaku dan Konteks)
79 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
80 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)
A. Pendahuluan
Sesuai dengan tujuan, fungsi dan usahanya IPNU dan IPPNU
sebagai organisasi kader yang berbasis pelajar, santri dan mahasisiwa,
harus mampu melahirkan kader-kader muslim dan kader bangsa yang
bertaqwa dan berahlakul karimah, berilmu dan berwawasan Nasional.
Untuk mampu melahirkan kader sebagaimana kepemimpinan tersebut
di atas, diperlukan pemimpin atau leader yang memahami persoalan
kepemimpinan. Sebab, pemimpin merupakan motor penggerak yang
sangat fital. oleh karena itu pemimpin harus mampu mengerakkan
semua organ dalam organisasi, memobilisasi, memberi motivasi,
membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan atau
tingkah laku orang lain.
Untuk memperoleh kemampuan tersebut dibutuhkan
pengalaman pendidikan dan syarat lain yang menunjang
kepemimpinannya.
B. Esensi Kepemimpinan
Pemimpin adalah salah satu sumber bantuan. Mereka
membantu kita menjadi kurang takut, lebih percaya memperoleh sisi
menarik, alternatif yang mungkin dan menemukan sumber daya untuk
dipikirkan, dirasakan dan dikerjakan.
oleh karena itu, kepemimpinan adalah ,
1. kecakapan untuk memmpengaruhi orang lain mengerjakan apa
yang diinginkan
2. kemampuan memotivasi agar sesuatu itu dikerjakan
3. kemampuan memberi makna, tujuan dan misi.
4. fasilitator, menguatkan anggota dapat melakukan apa yang
mereka inginkan.
Menurut pendapat beberapa ahli,
1. Paul Harsey menyatakan bahwa kepemimpinan adalah setiap
usaha untuk mempengaruhi perilaku orang atau kelompok lain.
2. D.D Esenhower, kepemimpinan adalah keahlian memutuskan apa
yang harus dikerjakan dan mengajak pihak lain mengerjakannya.
3. John Kotter, kepemimpinan adalah poses mengerjakan sesuatu
kelompok ke arah tertentu tanpa mengunakan alat pemaksa.
81 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
4. John Gardner menyatakan kepemimpinan adalah proses
pembujukan atau model dengan mana seseorang atau tim
pemimpin dapat mempengaruhi suatu kelompok untukberusaha
mencapai tujuan yang dikendalikan atau digagas oleh pemimpin
atau pengikut.
Ditinjau dari segi manajemen, kepemimpinan harus diartikan
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan mengerakkan orang
lain agar rela, mampu dan dapat mengikuti keinginan manejemen
demi tercapainya tujuan yang diinginkan sebelumnya dengan cara
efisien, efektif dan ekonomis.
Dalam sebuah organisasi ada dua pola kepemimpinan formal
dan pola kepemimpinan informal.
1. Pemimpin formal (Formal leader atau leader is made not
born)
Pemimpin formal adalah seorang yang secara resmi
diangkat dalam jabatan kepemimpinan, teratur dalam organisasi
secara hirarkhi, biasanya tergambar dalam bagan atau struktur
organisasi. kepemimpinan formal tidak secara otomatis merupakan
jaminan bahwa seseorang yang diangkat secara formal menjadi
pemimpin dalam organisasi, akan diterima pula para anggota
organisasi sebagai pemimpin yang sebenarnya.
Penerimaan atas kepemimpinan formal masih harus
diuji dalam praktik yang hasilnya akan terlibat dalam kenyataan
kehidupan organisasi. kepemimpinan formal sering juga disebut
dengan istilah headship.
2. Kepemimpinan Informal (Natual leader (informal leader)
atau leader is born made)
kepemimpinan informal tidak didasarkan pada
pengangkatan. Ia tidak terlihat dalam hirarkhi organisasi juga tidak
dalam bagan organisasi. Efektifitas kepemimpinan informal,
terlihat pada perjalanan nyata dan penerimaan dalam praktek atas
kepemimpinan seseorang. Biasanya kepemimpinan informal
didasarakan pada beberapa kriteria seperti ,
a. kemampuan memiliki hati orang lain
b. Membina hubungan yang serius dengan orang lain
c. Mengusasi oragnisasi dan tujuannya dengan baik
82 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
d. Memiliki teknikuteknik kepemimpinan yang tepat
e. Memiliki kelebihanukelebihan daya fisik psikis dan mental
serta
b. daya pikir atas mereka yang dipimpin.
D. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Ada banyak tipe kepemimpinan yang sering kita ketahui
dan popular, antara lain, tipe otokratis, militeristis, paternalistis,
kharismatis, laisez faire, dan demokratis.
Disamping tipe tersebut, beberapa tipe lainnya adalah ,
1. tipe Deserter, yang memiliki ciri-ciri bermoral rendah, tak
memiliki rasa keterbatasan, rasa pengabdian dan lolalitas
terhadap organisasi.
2. tipe Birokasi, dengan ciri, korek, patuh pada peraturan dan
norma-norma serta tepat dan keras.
3. tipe Missionaris, dengan ciri, terbuka, lembut, penolong dan
ramah tamah.
4. tipe Developer, dengan ciri, kreatif, inovatif, dinamis,
melimpahkan wewenang dengan baik dan menaruh
kepercayaan kepada bawahan atau anggota.
5. tipe Otokrasi, dengan ciri, keras, diktator, mau menang
sendiri, keras kepala, sombong dan bandel.
6. tipe Autokrat, dengan ciri, tertib, ahli dalam mengorganisir
sesuatu, memiliki keterlibatan yang penuh dalam organisasi.
7. tipe Compromiser, dengan ciri, selalu megikuti arah angin
tanpa memiliki pendirian, tak mempunyai keputusan dan
berpandangan sempit.
8. tipe Eksekutif, dengan ciri, bermutu tinggi, dapat memberi
motiFasi yang baik dan berpandangan jauh.
85 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
86 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
MANAJEMEN ORGANISASI
A. Pengertian Organisasi
Secara statis, organisasi merupakan wadah kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan arti
dinamis menunjukkan bahwa organisasi adalah sebuah sistem atau
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila menurut para ahli, Organisasi merupakan sekelompok
orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu
dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu (Giffin, 2002).
Organisasi merupakan sekumpulan orang atau sekelompok yang
memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan
tujuannya tersebut melalui kerjasama (Ernie dan Kurniawan, 2005).
Organisasi dibedakan menjadi 2:
1. Organisasi Profit, Organisasi yang mempunyai tujuan untuk
mendapatkan profit/laba. Biasanya merupakan organisasi besar
seperti organisasi manufaktur, bank, organisasi asuransi,
koperasi, dll., dan
2. Organisasi Nonprofit/Nirlaba Oragnisasi yang mempunyai
tujuan tidak untuk mendapatkan profit/laba. Misalnya:
pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kota, yayasan
sosial, dll.
B. Pengertian Manajemen
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561)
maneggiare yang berarti "mengendalikan," terutamanya
"mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manusmanège
yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini
juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata
ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. yang berati "tangan". Kata ini
mendapat pengaruh dari bahasa Peranci.
87 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
a. Mary Parker Follet, Manajemen sebagai seni untuk melaksanakan
pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting things done
through people),
Definisi di atas dapat diartikan bahwa para manajer mencapai
tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain
untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan,
atau diartikan dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri
b. Robert Kresther, Manajemen adalah proses kerja dengan melalui
orang lain untuk mencapai tujuan
c. James A.F.Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua
sumber daya organisasi unruk mencapai tujuan yang ditetapkan
d. Stoner, Manajemen adalah Proses Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
2. Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemen terdiri atas 4 fungsi yang utama manajemen,
yaitu :
a. Planning ( fungsi perencanaan )
b. Organizing ( fungsi pengorganisasian)
c. Actuating ( Menggerakkan)
d. Directing ( pengarahan )
e. Controlling ( pengendalian )
a. Planning (Fungsi Perencanaan)
Planning merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan organisasi
lalu dilanjutkan dengan menyusun berbagai rencana-rencana
guna mencapai tujuan organisasi yang sudah ditentukan.
Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara
keseluruhan dan merupakan langkah yang terbaik untuk
mencapai tujuannya itu. pihak manajer mengevaluasi berbagaii
rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan kemudian
menelaah rencana yang terpilih apakah sesuai dan bisa
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses
88 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
awal yang paling penting dari seluruh fungsi manajemen, karena
fungsi yang lain tak akan bisa bejalan tanpa planning.
Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan
1) Menetapkan arah tujuan serta target bisnis
2) Menyusun strategi dalam pencapaian tujuan dan target tersebut
3) Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
4) Menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan
dan target bisnis
b. Oganizing (Pengorganisasian)
Organizing dapat membuat manajer mudah dalam melaksanakan
pengawasan serta penentuan personil yang diperlukan untuk
menjalankan tugas yang sudah dibagi bagi. pengorganisasian bisa
dijalankan dengan menetukan tugas apa yg harus dikerjakan,
siapa personil yang menjalankannya, bagaimana tugasnya
dikelompokkan, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap
tugas tersebut. dibawah ini adalah aktivitas aktivitas yang ada
dalam Organizing (fungsi pengorganisasian):
1) Mengalokasikann sumber daya, menyusun dan menetapkan
tugas-tugas serta menetepkan prosedur yang dibutuhkan
2) Menetapkan strukutur organisasi yang menujukan adanya garis
kewenangan serta tanggung-jawab
3) Aktivitas perekrutan, menyeleksi orang, pelatihan serta
pengembangan tenaga kerja
4) Aktivitas penempatan tenaga kerja dalam posisi yang pas dan
paling tepat.
c. Actuating (Fungsi Pelaksanaan)
Pelaksanaan atau tindakan adalah suatu fungsi manajemen untuk
menggerakkan orang-orang agar bekerja sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Banyak orang mengambil kesimpulan
bahwa fungsi manajemen pelaksanaan merupakan fungsi yang
paling penting karena berhubungan dengan sumber daya
manusia. Pimpinan organisasi harus dapat memberi motivasi
sehingga setiap orang mau bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan.
d. Directing (Fungsi Pengarahan)
89 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Directing alias fungsi pengarahan merupakan fungsi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal
dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat
dan yang lainnya. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan pada
fungsi pengarahan:
1) Mengimplementasikan suatu proses kepemimpinan,
penbimbingan, dan memberikan motivasi kepada pekerja suapay
bisa bekerja dengan efektif serta efisien dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan
2) Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
3) Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan
e. Controlling (Fungsi Pengendalian / Pengawasan)
Controling merupakan kegiatan dalam menilai suatu kinerja yang
berdasarkan pada standar yang sudah dibuat perubahan atau suatu
perbaikan apabila dibutuhkan. aktivitas dalam fungsi
pengendalian ini misalnya:
1) Mengevaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan
target mengikuti indikator yang sudah ditetapkan
2) Menempuh langka klarifikasi serta koreksi atas terjadinya
penyimpangan yang ditemukan
3) Memberi alternatif solusi atas masalah yang terjadi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan
Controlling atau fungsi pengawasan bisa berjalan dengan efektif
jika hal hal ini diperhatikan:
1) Routing (jalur), manajer harus bisa menetapkan cara atau jalur
guna bisa mengetahui letak diaman sesuatu sering terjadi suatu
kesalahan
2) Scheduling (Penetapan waktu), dalam penetapan waktu, manajer
harus bisa menetapkan dengan tugas kapan semestinya
pengawasan itu dijalankan. terkadang, pengawasan yang dijadwal
tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan seblaiknya
yang dilakukan secara mendadak terkadang malah lebih berguna.
3) Dispatching (Perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang
berupa suatu perintah pelaksanaan pada pekerjaan yang bertujuan
suatu pekerjaan itu bisa selesai tepat waktu. dengan perintah
90 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
seperti ini pelaksanaan suatu pekerjaan bisa terhindar dari kondisi
yang terkatung katung, jadi pada akhirnya bisa diidentifikasikan
siapa yang telah berbuat kesalahan
4) Follow Up (tindak lanjut) apabila pemimpin menemukan
kesalahan maka seharusnya pemimpin tersebut mancari solusi
atas permasalahan itu. dengan memberi peringatan pada pekerja
yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja berbuat kesalahan dan
memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tak terulang
lagi.
Suatu bentuk pengawasan yang bagus seharusnya susai
dengan kebutuhan dan sifat dari organisasi. jadi faktor faktor
serta tata organisasi dimana sebuah pengawasan dilakukan perlu
diperhatikan. Suatu pengawasan yang baik harus dilakukan
dengan ekonomis jika dilihat dari biaya, bisa menjamin ada
aktivitas perbaikan. Maka dari itu perlu disiapkan suatu langkah
sebelum pengawasan dilaksanakan seperti tata pola dan rencana
organisasi.
91 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
92 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
ANALISIS GENDER
A. Pengertian
Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang dalam masyarakat.
Mengacu pada pendapat Mansour Faqih (2007), Gender adalah
suatu sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang
dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa
perempuan itu lemah lembut, cantik, emosional, dan sebagainya.
Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa, dan tidak
boleh menangis. Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang
dapat dipertukarkan. Perubahan ciri dan sifat tersebut dapat terjadi
dari waktu ke waktu dan dari tempat ketempat yang lain, juga
perubahan tersebut bisa terjadi dari kelas ke kelas masyarakat yang
berbeda. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan
dan laki-laki yang bisa bisa berubah, baik itu waktu maupun kelas.
Istilah gender menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau
jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan.
Sedangkan menurut Caplan (1987) menegaskan bahwa gender
merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain
dari struktur biologis, sebagian besar justru terbentuk melalui proses
social dan cultural.
Dari pengertian gender menurut para ahli di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa gender adalah seperangkat sikap, peran, tanggung
jawab, fungsi, hak, dan perilaku yang melekat pada diri laki-laki dan
perempuan akibat bentukan budaya atau lingkungan masyarakat
tempat manusia itu tumbuh dan dibesarkan.
B. Kesetaraan Gender
Terdapat isitilah-istilah yang berhubungan dengan Gender,
diantaranya adalah:
1. Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan gender adalah strategi yang digunakan untuk
mengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan
perempuan Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan
93 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dan
mengontrol proses pembangunan.
2. Kesenjangan Gender
Dikatakan terjadi kesenjangan gender apabila salah satu jenis
kelamin berada dalam keadaan tertinggal dibandingkan jenis
kelamin lainnya (Laki-laki lebih banyak dari perempuan atau
sebaliknya)
3. Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta kesamaan
dalam menikmati hasil pembangunan. Terwujudnya kesetaraan
gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki
akses, kesempatan berpartisipasi, kontrol atas pembangunan dan
memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
Adapun indikator kesetaraan gender adalah sebagai berikut:
a. Akses, yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau
kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumber
daya tertentu. Mempertimbangkan bagaimana memperoleh
akses yang adil dan setara antara perempuan dan laki-laki, anak
perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya yang akan
dibuat. Sebagai contoh dalam hal pendidikan bagi anak didik
adalah akses memperoleh beasiswa melanjutkan pendidikan
untuk anak didik perempuan dan laki-laki diberikan secara adil
dan setara atau tidak.
b. Partisipasi, Aspek partisipasi merupakan keikutsertaan atau
partisipasi seseorang atau kelompok dalam kegiatan dan atau
dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini perempuan dan
laki-laki apakah memiliki peran yang sama dalam pengambilan
keputusan di tempat yang sama atau tidak.
c. Kontrol, adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan
untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini apakah pemegang
94 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
jabatan tertentu sebagai pengambil keputusan didominasi oleh
gender tertentu atau tidak.
d. Manfaat, adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal.
Keputusan yang diambil oleh sekolah memberikan manfaat
yang adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki atau tidak.
C. Kepemimpinan perempuan
Polemik perempuan menjadi pemimpin meramaikan wacana
publik tanah air. Tampilnya perempuan sebagai pemimpin di berbagai
sektor, seperti birokrasi, industri, dunia pendidikan, perdagangan, dan
lain-lain, menyadarkan para ulama untuk melakukan kajian serius
terhadap status hukum perempuan sebagai seorang pemimpin publik.
Jika selama ini perempuan diasumsikan sebagai makhluk lemah yang
hanya berperan di sektor privat (keluarga), ternyata menyimpan
potensi yang besar untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan bangsa. Mereka tampil dengan penuh percaya diri
dengan modal sumber daya manusia yang berkualitas. Realitas inilah
yang mendorong ulama untuk mengkaji secara serius relasi Islam
dengan emansipasi perempuan dalam konteks kepemimpinan publik.
Akhirnya, pada Munas Alim Ulama NU tentang Masail
Diniyah Maudhu‟iyyah pada tanggal 16-20 Rajab 1418 H./17-20
Nopember 1997 M. di Ponpes Qomarul Huda Bagu, Pringgarata
Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, kepemimpinan perempuan ini
dikaji dan diputuskan. Munas ini sangat strategis karena
pelaksanaannya berdekatan dengan pelaksanaan Sidang Umum (SU)
MPR 1998 dan berlangsung di penghujung abad ke-20 (Wahid, &
Kawan-kawan, 1999:93).Pertanyaan yang diajukan adalah: bagaimana
pandangan Islam terhadap kepemimpinan perempuan?
Jawaban yang diambil adalah: perempuan dalam Islam mendapat
tempat yang mulia, tidak seperti yang dituduhkan. Kedudukan
perempuan yang mulia ditegaskan dalam al-Qur‟an dan hadis.
Keputusan Munas di NTB ini dikuatkan dan dikembangkan
dalam forum Muktamar NU ke 30 di Pondok Pesantren Lirboyo
Kediri Jawa Timur pada tanggal 21-27 Nopember 1999.
Pertanyaan: Bagaimana pandangan Islam tentang kesetaraan gender ?
95 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
Jawaban: Islam adalah agama yang menekankan keadilan dan
keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Relasi gender laki-
laki dan perempuan yang cenderung kurang adil merupakan realitas
menyimpang dari spirit Islam yang menekankan keadilan.
96 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
CATATAN :
97 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
ANALISIS SOSIAL (ANSOS)
A. Pengertian Ansos
Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu
keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan
untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan
menelaah kaitan-kaitan histories, struktural dan konsekuensi
masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami
fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi,
budaya, dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi
perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan
masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat
masalah sosial
B. Ruang Lingkup Ansos
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun
dalam konteks transformasi sosial, maka paling tidak objek analisa
sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang
direncanakan yang sesuai dengan perubahan. Secara umum objek
sosial yang dapat dianalisis antara lain;
1. Masalah-masalah sosial, seperti : kemiskinan, pelacuran,
pengangguran, kriminilitas.
2. Sistem sosial, seperti : tradisi, usaha kecil atau menengah, sistem
pemerintahan, sistem pertanian.
3. Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit,
lembaga pedesaan. Kebijakan publik seperti : dampak kebijakan
BBM, dampak perlakuan sebuah UU.
C. Langkah-Langkah Ansos
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain :
1. Memilih dan menentukan objek analisis
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan
rasional dalam arti realitas yang dianalisis merupakan masalah
yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi
organisasi.
2. Pengumpulan data atau informasi penunjang
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu
didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan
98 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi
maupun investigasi langsung di lapangan. Recek data atau
informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data.
3. Identifikasi dan analisis masalah
Merupakan tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah
dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan
aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama dilakukan pada tahap
ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat
memahami subtansi masalah dan menemukan saling keterkaitan
antara aspek.
4. Mengembangkan presepsi
Setelah diidentifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau
terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas
masalah sesuai cara pandang yang objektif. Pada tahap ini akan
muncul beberapa kemungkinan implikasi konsekuensi dari objek
masalah, serta pengembangan beberapa alternatif sebagai
kerangka tindak lanjut.
5. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang ; akar masalah,
pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan
dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan
ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk
proses perubahan sosial.
A. Pengertian
Scientific Problem Solving adalah pengolahan dari masalah-
masalah berdasarkan bahan-bahan yang ada untuk kemudian
dipecahkan, diatasi dan diselesaikan dengan pendekatan ilmiah.
B. Problem (Masalah)
Masalah adalah kenyataan/realitas yang menunjukkan
adanya jarak antara rencana dan pelaksanaan, antara Das Sollen
dengan Das Sein ( Apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi
kenyataan ).
Jarak antar Das Sein dan Das Sollen biasanya dapat berupa :
Ketimpangan, Kelangkaan, Kekurangan, Staknasi/Berhenti, Ketidak
tahuan dll. Menurut Drs. Taliziduhu M dalam buku Riset Teori
Methodologi Administrasi, masalah bisa terjadi dalam kondisi sebagai
berikut :
1. Dalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan apa dan bagaimana
yang timbul atau terjadi ( fakta yang ada ) dengan target yang telah
ditentukan.
2. Di dalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan bagimana
dahulu dan sekarang.
3. Di dalam keadaan atau kejadian dimana ketentuan-ketentuan yang
seharusnya dilaksanakan, dibandingkan dengan kenyataan.
4. Di dalam keadaan atau kejadian bila rencana dibandingkan dengan
pelaksanaan.
5. Di dalam keadaan atau kejadian bila persediaan (Suplay)
dibandingkan permintaan (Deman).
6. Di dalam keadaan atau kejadian, dimana keinginan ( cita-cita )
dibanding dengan pengejawantahan/hasilnya.
C. Klasifikasi Masalah
Menurut Sondang P Siagian, MPA, PhD, masalah dapat
diklasifikasikan dalam dua ( 2 ) kelompok besar yaitu :
1. Masalah Sederhana dengan kriteria sebagai berikut :
x Masalah Kecil
x Masalahnya besar
x Tidak berdiri sendiri
x Berkaitan dengan masalah lain
x Mengandung konsekuensi yang tinggi
x Pemecahannya perlu pemikiran dan berkelompok.
A. KOMUNIKASI
PENGERTIAN
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya
komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi
para manajer/pimpinan, paling tidak untuk 2 alasan. Pertama :
Komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat
dicapai. Kedua : Komunikasi adalah kegiatan untuk mana para
manajer/pimpinan mencurahkan sebagaian besar proporsi waktu
mereka.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam
bentuk ide-ide atau gagasan atau informasi dari seseorang (
Komunikator ) kepada orang lain ( Komunikan ). Perpindahan
pengertian tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata-
kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah,
intonasi, titikputus vokal dan sebagainya.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
a. Sumber ( Komunikator )
Dalam organisasi komunikator merupakan pihak yang
mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk
mengkomunikasikan sesuatau gagasan, pemikiran, informasi
dan sebagainya kepada pihak lain.
b. Pengiriman Berita ( Media )
Adalah alat untuk pengiriman ide-ide atau gagasan-gagasan
dari seorang komunikator kepada orang lain ( komunikan ) baik
melalui lisan/percakapan maupun tertulis.
c. Penerima Berita ( Komunikan )
Adalah orang-orang atau pihak yang menerima ide-ide atau
gagasan- gagasan dari komunikator baik dengan penglihatan,
pendengaran, pengecap, perabaan, dan penciuman.
106 |LAKMUD II 2022|#Duduksampeyanmengesankan
d. Umpan Balik ( Feed back )
Adalah reaksi akibat adanya komunikasi yang diberikan oleh
komunikan kembali kepada komunikator ataupun orang lain.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
a. Komunikasi Vertikal
Adalah komunikasi ke atas dan ke bawah ( Upward
Comuication- Downward Comunication) sesuai rantai perintah.
Komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan,
informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada anggota
tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi, misalnya berupa
Memo, Buletin, Pertemuan, percakapan dll. Sedang komunikasi
ke atas bertujuan untuk mensuplai informasi kepada tingkatan
manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah,
misalnya laporan periodik, penjelasan, gagasan, permintaan
pengesahn atau keputusan.
b. Komunikasi Lateral/Horisontal
Adalah komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja
yang sama atau antar departemen dalam tingkatan organisasi
yang sama. Bentuk komunikasi ini bersifat koordinatif dan
merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi.
c. Komunikasi Diagonal
Adalah komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal
rantai perintah organisasi sebagai hasil hubungan departemen
bentuk lini dan bentuk staff.
HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
a. Hambatan Organisasional
Hambatan organisasional ini dapat dikelompokkan dalam
beberapa hal yaitu :
B. KERJASAMA
Salah satu syarat yang harus ada dalam kegiatan
pembangunan system pendekatan dari bawah adalah adanya
kerjasama diantara fihak-fihak yang terlibat. Tentu saja keterlibatan
tersebut sesuai dengan kemampuan serta tanggung jawabnya masing-
masing.
Pengertian Kerjasama
Pengertian kerjasama adalah proses untuk melakukan
sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur-unsur tertentu
anatara lain:
1. Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama
atau tujuan sesuai denganperaturan.
2. Adanya pengaturan/pembagian tugas yang jelas.
3. Dalam bekerja saling menolong antara satu fihak
dengan fihak yang lain.
4. Dapat saling memasukkan manfaat.
5. Adanya koordinasi yang baik.
Bukan kerjasama tetapi akan disebut “sama-sama kerja”, jika :
1. Masing-masing fihak mempunyai tujuan sendiri-
sendiri.
2. Tanpa adanya pengaturan/pembagian tugas.
3. Tidak saling memperhatikan dan menolong fihak
lain.
4. Manfa’at tidak dirasakan oleh semua anggota.
Meskipun kegiatannya ada dalam satu wadah atau satu
tempat dan nampaknya apa yang dikerjakan menuju satu tujuan,
tetapi kalau prosesnya mempunyai kondisi seperti disebutkan diatas,
itu namanya “sama-sama kerja”.
2. Pola kebutuhan
Pola kebutuhan seseorang akan menentukan
tingkah lakunya, termasukbagaimana dia menanggapi
kejadian disekelilingnya.
Dalam hal ini dikenal ada dua teori:
- Teori Abraham Maslow, membagi kebutuhan menjadi
empat hal:
a. Kebutuhan dasar. (makan, pakaian, tempat
tinggal).
b. Kubutuhan rasa aman. (pekerjaan, kelanjutan
hidup).
c. Kebutuhan akan status. (ingin
dihargai/dipandang).