Anda di halaman 1dari 9

Ijtihad Sebagai Sumber Pengembangan Hukum Islam

Mata Kuliah : Agama Islam


Dosen Pengampu : Nur Ahmad Soim, M.M.

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Muhammad Naufal Syafrie (2306321129)
2. Raden Muhammad Fajar Visandy (2306321134)

PROGRAM STUDI PENERBITAN (JURNALISTIK)


JURUSAN TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji serta syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah agama tentang Ijtihad
sebagai sumber pengembangan hukum islam.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan sungguh-sungguh, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya, terlepas dari semua itu, kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik serta saran dari rekan-rekan semua agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Kami berharap semoga makalah tentang Ijtihad sebagai sumber pengembangan hukum
islam ini dapat mengubah pengetahuan kita tentang

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................1


1.3 Tujuan Masalah ............................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................2

2.1 Pengertian Ijtihad .........................................................................2

2.2 Fungsi Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam ............................. 2


2.3 Tujuan dan Syarat Ijtihad ............................................................. 3

2.4 Macam-macam Ijtihad..................................................................3


BAB 3 PENUTUP ................................................................................5

3.1 Kesimpula ..................................................................................... 5

3.2 Saran ............................................................................................. 5


DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesungguhnya ijtihad adalah suatu cara untuk mengetahui hukum sesuatu melaluidalil-
dalil agama yaitu Al-Qur’an dan Al-hadits dengan jalan istimbat.Adapun mujtahid ituialah
ahli fiqih yang menghabiskan atau mengerahkan seluruh kesanggupannya untuk
memperoleh persangkaan kuat terhadap sesuatu hukum agama.Oleh Karena itu kita harus
berterimakasih kepada para mujtahid yang telah mengorbankan waktu tenaga!dan pikiran
untuk menggali hukum tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh umat islam baik yang
sudah lama terjadi di zaman Rasullullah maupun yang baru terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini berisi penjelasan tentang ijtihad sebagai sumber pengembangan hukum
islam yang diambil setelah hadist sebagai sumber hukum kedua, adapula beberapa
pertanyaan yang ingin saya sampaikan dalam makalah agama ini :
1. Apa itu ijtihad?

2. Apa peran dan fungsi ijtihad dalam kehidupan sehari-hari?

3. Sebutkan macam-macam ijtihad?

4. Sebutkan contoh-contoh produk ijtihad?

1.3 Tujuan Masalah


1. Agar mengetahui apa itu ijtihad.

2. Agar mengetahui peran dan fungsi ijtihad dalam kehidupan sehari-hari.

3.Agar mengetahui macam-macam ijtihad

3. Agar mengetahui contoh produk ijtihad.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ijtihad


Kata Ijtihad berasal dari bahasa Arab, “Al-Jahdu” yang artinya “daya upaya atau
usaha yang keras.” Dari pemahaman tersebut, dipahami bahwa Ijtihad adalah
pengerahan seluruh kemampuan untuk melakukan sebuah proses penafsiran untuk
memperluas pemahaman hukum Islam.

Dalam Islam, Ijtihad merupakan salah satu sumber penetapan hukum Islam.
Ijtihad dipandang sebagai sumber hukum ketiga setelah Al-Quran dan Hadist.
Seseorang yang melakukan Ijtihad, disebut sebagai Mujtahid bagi laki-laki, dan
Mujtahida bagi perempuan.

2.2 Fungsi Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam


Fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam dipandang sebagai sumber hukum
ketiga setelah Al Quran dan hadits. fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam adalah
untuk mendapatkan sebuah solusi hukum jika ada suatu masalah yang harus di tetapkan
hukumnya, akan tetapi tidak di temukan baik di Al-Quran atau hadits.

Oleh karena itu, dari segi fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam, ijtihad
memiliki kedudukan dan legalitas dalam Islam. Walaupun dengan demikian, ijtihad
tidak dapat di lakukan oleh sembarang orang artinya hanya orang-orang tertentu saja,
yang memenuhi syarat khusus yang boleh berijtihad. Beberapa Syarat tersebut di
antaranya adalah :

- Mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam

- Mempunyai pemahaman yang baik, baik itu bahasa Arab, ilmu tafsir, usul fiqh,
dan tarikh (sejarah)

- Mengetahui cara meng-istinbat-kan (perumusan) hukum dan melakukan qiyas,

- Mempunyai akhlaqul qarimah.

Pada intinya, fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam sangat penting untuk
kehidupan umat Islam di kehidupan yang semakin berkembang. Sebagai sumber hukum
ketiga setelah Alquran dan Hadits tentunya seorang mujathid yang akan berijtihad tidak
bisa sembarangan orang. Karena fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam akan
mempengaruhi semua orang Islam di dunia.
2
2.3 Tujuan dan Syarat Ijtihad
Tujuan Ijtihad adalah untuk memberikan pedoman hidup bagi manusia, ketika
menemukan solusi atas sebuah permasalahan yang belum ada dalilnya dalam Al-
Qur’an dan Hadist. Maka dari itu tidak bisa sembarangan orang menjadi Mujtahid atau
Mujtahida, berikut adalah syarat-syarat melakukan Ijtihad :

1. Memahami ayat dan sunnah yang berhubungan dengan hukum.


2. Mengetahui masalah-masalah yang telah diijma’kan oleh para ahlinya.
3. Memahami Nasikh dan Mansukh.
4. Memahami Bahasa Arab dan ilmu-olmunya dengan sempurna.
5. Memahami Ushul Fiqh
6. Memahami dengan jelas rahasia-rahasia Tasyrie’ (Asrarusyayari’ah).
7. Mengetahui kaidah-kaidah Ushul Fiqh
8. Mengetahui seluk beluk Qiyas

2.4 Macam-macam Ijtihad


Setelah mengetahui fungsi ijtihad sebagai sumber hukum Islam, kamu juga
perlu mengenal berbagai macam bentuk ijtihad. Dengan fungsi ijtihad sebagai sumber
hukum Islam yang sangat penting, pengetahuan tentang ijtihad tentunya juga harus
dimiliki oleh setiap muslim. Berikut jenis atau macam-macam ijtihad:
1. Ijma’
merupakan kesepakatan untuk menetapkan hukum sebuah masalah
sesuai dengan ketentuan agama Islam. Kemudian, kesepakatan tersebut
menghasilkan Fatwa yang artinya keputusan yang sudah diambil bersama
dan harus diikuti oleh semua umat.

2. Qiyas
Qiyas sederhananya adalah sebuah pengibaratan atau analogi terhadap
hukum sesuatu dengan melihat persamaan prinsip. Misalnya, ketika sebuah
perkara yang terjadi di masa kini pernah terjadi di masa sebelumnya dan
memiliki kesamaan sebab, akibat, bahaya, dan aspek lainnya. Hasil
keputusan Qiyas disamakan dengan hasil ketetapan perkara sebelumnya.
3. Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah adalah cara menetapkan hukum Islam berdasarkan
pada pertimbangan manfaat dan kegunaannya. Misalnya adalah penerapan
hukum penjara dan adopsi sistem keuangan Romawi yang dilakukan oleh
Khalifar Umar bin Khattab.

4. Sududz Dzariah
Sududz Dzariah adalah sebuah keputusan hukum atas hal mubah,
makruh, atau haram demi kepentingan umat Islam. Salah satu contohnya
dalah menanam pohon anggur. Dalam islam, diperbolehlan untuk menanam
3
pohon anggur namun haram hukumnya jika anggur tersebut diproduksi
menjadi minuman keras.

5. Istihab
Istihab adalah suatu penetapan hukum atau aturan hingga ada alasan
tepat untuk mengubah ketetapan tersebut. Misalnya ketika
seseorangmelakukan wudhu untuk sholat Subuh, maka wudhu tersebut
masih diperhitungkan pada saat ia melakukan shoalt Dhuha.

6. Urf
Urf adalah penetapan bolehnya suatu adat istiadat dan kebabasan suatu
masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist.
Misalnya bersadarkan Al Urf al-Khash, yaitu urf yang berlaku pada suatu
tempat, contohnya adalah kegiatan halal bihalal yang hanya berlaku di
Indonesia.

7. Istihsan
Istihsan adalah suatu Tindakan meninggalkan satu hukum kepada
hukum yang lainnya, karena adanya dalil syara’ yang mewajibkannya.
Contohnya adalah dalam dunia kesehatan, yakni ketika dokter memeriksa
pasien lawan jenis dan mengharuskan ia melihat auratnya. Menurut Istihsan,
dokter diperbolehkan melihat aurat lawan jenis demi kepentingan kesehatan
pasien

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ijtihad merupakan landasan esensial dalam tradisi intelektual Islam yang


memungkinkan penafsiran dan adaptasi hukum Islam sesuai dengan perubahan
zaman. Proses ijtihad melibatkan penalaran kritis dan refleksi intelektual yang
didasarkan pada pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip Islam, Al-Quran,
dan Hadis. Selain itu, ijtihad memungkinkan agama Islam untuk tetap relevan dan
berdaya guna di tengah dinamika sosial, ekonomi, dan teknologi yang terus
berkembang.

Di era kontemporer yang kompleks, ijtihad menjadi lebih penting daripada


sebelumnya, karena membantu menjawab tantangan-tantangan baru yang tidak
diatur secara khusus dalam teks suci Islam. Proses ijtihad harus diarahkan oleh
ulama yang terlatih dan kompeten, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang
sumber-sumber Islam dan metodologi interpretasi yang benar. Penting untuk
memastikan bahwa ijtihad tetap dalam batas-batas etika dan nilai-nilai Islam yang
mendasar.

Pemahaman yang tepat tentang ijtihad membawa implikasi besar terhadap


pemeliharaan nilai-nilai universal Islam, peningkatan keadilan sosial, dan
pencapaian keseimbangan antara kebutuhan kontemporer dengan prinsip-prinsip
agama. Oleh karena itu, pengembangan wawasan dan apresiasi yang lebih baik
terhadap ijtihad harus terus digalakkan untuk mendorong interpretasi Islam yang
bijak, inklusif, dan sesuai dengan tuntutan zaman.

3.2 Saran

Dalam artian orang yang bisa berijtihad hanya orang-orang tertentu


yang mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam, Mempunyai
pemahaman yang baik, baik itu bahasa Arab, ilmu tafsir, usul fiqh, dan tarikh
(sejarah), Mengetahui cara meng-istinbat-kan (perumusan) hukum dan
melakukan qiyas, dan mempunyai akhlaqul qarimah

5
DAFTAR PUSTAKA

https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GbmBZRxk-ijtihad-pengertian-tujuan-
jenis-dan-fungsi

https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad

https://www.liputan6.com/hot/read/4050903/fungsi-ijtihad-sebagai-sumber-hukum-islam-
beserta-jenis-dan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai