M
DENGAN ULKUS DIABETES MELLITUS DI RUANG KENANGA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WARAS WIRIS BOYOLALI
Oleh :
KELOMPOK 7
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal asuhan keperawatan seminar ini. Dalam
penulisan proposal ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan agar penulisan proposal selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Demikian proposal ini kami buat apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya dan sebelumnya kami mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….ii
Daftar Lampiran…………………………………………………………………..iii
BAB I Asuhan Keperawatan………………………………….…………..1
Pengkajian…………………………………………….…………...1
Analisa Data………………………………………….…………...12
Diagnosa………………………………………………….……….14
Rencana Keperawatan………………………………….…………15
Implementasi……………………………………………………...17
Catatan Keperawatan……………………………………………..20
BAB II Pembahasan ………………………………………………………23
BAB III Penutup……………………………………………………………25
Kesimpulan………………………………………………………..25
Saran………………………………………………………………25
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jurnal…………………………………………………………………………….27
BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. M
Alamat : Tegalsari, Karanggede
Umur : 69 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. T
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tegalsari, Karanggede
Hubungan dengan klien : Anak
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kaki kanan pasien ada luka terkena pegangan ember, pasien
mengatakan
P : Nyeri karena luka
Q : Seperti tertusuk tusuk
R : Kaki sebelah kanan
S : Skala nyeri 8
T : Terus menerus
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
------ : Tinggal satu rumah
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
Kekuatan Otot 3 4
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan Otot 2 4
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 1 x sehari (-)
Konsistensi Lunak (-)
Warna Kecoklatan (-)
Penggunaan Pencahar (-) (-)
(Laktasif)
Keluhan (-) (-)
b. BAK
Mandi
Toileting
Berpakaian
Ambulasi / ROM
Ket :
0 : Mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan
alat, 4 : tergantung total
S : skala nyeri 8
T : Terus menerus
Pasien mengatakan bahwa ia beragama Islam, dan shalat 5 waktu. Saat sakit, ia hanya
bisa berdoa di tempat tidur saja.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hari / Tanggal Jenis Terapi Dosis Golongan & Kandungan Fungsi & Farmakologi
12 Februari Inf. RL 20tpm Cairan elektrolit Untuk memenuhi
2021 kebutuhan cairan dalam
tubuh
Hari /
No. Data Fokus Problem Etiologi Diagnose TTD
Tanggal
1 Nyeri Akut
Jumat DS : Nyeri Akut Agen
berhubungan
Pasien mengatakan pencedera
12-02-2021 dengan agen
P : nyeri akibat luka fisik
pencedera fisik di
Q : seperti di tusuk
buktikan dengan
tusuk
Pasien
R : nyeri di kaki
mengatakan
sebelah kanan
P : nyeri akibat
S : Skala nyeri 8
luka
T : terus menerus
Q : seperti di
Pasien mengatakan
tusuk tusuk
susah tidur, sering
R : nyeri di kaki
terbangun karena
sebelah kanan
nyeri kaki
S : Skala nyeri 8
DO : T : terus menerus
Pasien
- Pasien tampak mengatakan susah
meringis kesakitan tidur, sering
- Pasien tampak terbangun karena
melindungi area nyeri kaki
nyeri Pasien tampak
meringis
- Pasien tampak kesakitan
gelisah Pasien tampak
- Terdapat luka di melindungi area
ekstermitas kanan nyeri
bawah dengan Pasien tampak
panjang 6cm dan gelisah
lebar 3cm Terdapat luka di
ekstermitas kanan
bawah dengan
panjang 6cm dan
lebar 3cm
2 DS : - Gangguan
Jumat Gangguan Neuropati
integritas kulit /
DO : integritas perifer
12-02-2021 jaringan
Terdapat kerusakan kulit/jaringan
berhubungan
jaringan pada luka dengan neuropati
kaki sebelah kanan. perifer dibuktikan
Pasien tampak dengan Terdapat
meringis menahan kerusakan
nyeri. jaringan pada
Jaringan tampak luka kaki sebelah
kemerahan kanan.
Pasien tampak
meringis
menahan nyeri.
Jaringan tampak
kemerahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antibiotik
Objektif :
Klien tampak meringis
dengan mengerutkan dahi
namun tetap kooperatif
Objektif : kooperatif
- Mengkolaborasi pemberian
analgetik S : klien mengatakan nyeri
berkurang setelah diberikan
analgetik
O : rileks
Sabtu,
13-02-2021 2
- Memonitor karakteristik luka
(warna, ukuran, bau) S : klien mengatakan masih
nyeri
O : warna luka kemerahan,
ukuran 6cm, tidak berbau
- Memonitor tanda-tanda infeksi
S : klien mengatakan tidak
merasa panas dan tidak gatal
O : Suhu 36.5°c
- Melepaskan balutan dan plester
secara perlahan
S:-
O : kooperatif
- Membersihkan jaringan nekrotik
S:-
- Mempertahankan teknik steril saat O : lukatampak bersih,
melakukan perawatan luka pasien kooperatif
S:-
O : kooperatif
- Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
S : pasien mengatakan
mengerti dengan apa yang
- Anjurkan meningkatkan asupan dijelaskan
buah dan sayur O : kooperatif
S: -
O : klien tampak rileks
Minggu, 1
14-02-2021
S:-
P : klien mengatakan nyeri akibat luka
Q : klien mengatakan nyeri seperti di tusuk tusuk
R : klien mengatakan nyeri di kaki sebelah kanan
S : klien mengatakan skala nyeri 5
T : klien mengatakan terus menerus
O : - Tampak sedikit meringis
- Pasien masih tampak sesekali melindungi luka
- Pasien tampak rileks
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Minggu, 2
- Pemberian analgetik
14-02-2021
- Pemberian terapi nonfarmakologi (terapi music)
S:-
O : - luka pasien tampak memerah
- Terdapat kerusakan jaringan
- Pasien tampak sesekali meringis
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Medikasi luka
Senin, 1 - Pemberian analgetik dan antibiotic
15-02-2021 - Monitor karakeristik luka
- Perawatan luka
S:
P : klien mengatakan nyeri akibat luka
Q : klien mengatakan nyeri seperti di tusuk tusuk
R : klien mengatakan nyeri di kaki sebelah kanan
S : klien mengatakan skala nyeri 4
T : klien mengatakan terus menerus
O : - Tampak rileks
- Pasien sesekali melindungi luka
- Pasien tampak rileks tidak gelisah
A : Masalah teratasi
Senin, 2 P : Pertahankan intervensi
15-02-2021 - Pemberian analgetik
- Pemberian terapi nonfarmakologi (terapi music dan napas
dalam)
S:-
O : - luka pasien tampak memerah
- Terdapat kerusakan jaringan
- Pasien tampak rileks
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Medikasi luka
- Pemberian analgetik dan antibiotic
- Monitor karakeristik luka
- Perawatan luka
BAB II
PEMBAHASAN
Pengkajian dalam kasus ini berisikan data diri pasien, riwayat kesehatan, pengkajian
fisik, pola Gordon, pemeriksaan penunjang, terapi medis. Dalam praktiknya tidak
dicantumkan balance cairan karena tidak dapat terkaji dengan rinci.
Pada kasus ini ditegakkan dua diagnose berdasarkan analisa data subjektif dan objektif
serta berpatokan pada Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia pada data mayor 80% dan
minor 20%. Maka diagnonsa yang dapat diambil dari kasus ini adalah nyeri akut dan
gangguan integritas kulit/jaringan.
Intervensi diambil dari Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu perawatan
luka dan perawatan integritas kulit.
Implementasi yang dilakukan mengikuti dari SIKI. Salah satu implementasi yang
dilakukan berdasarkan jurnal adalah teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri berupa
teknik napas dalam.
1. Implementasi yang telah dilakukan berdasarkan jurnal
Jurnal yang menjadi referensi dalam pemberian terapi ini berjudul “Efektifitas Teknik
Relaksasi Banson dan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien yang
Dilakukan Perawatan Ulkus Diabetik di RSUD Tugurejo” oleh Novita Wulansari dkk
(2015).
Berdasarkan jurnal, teknik relaksasi napas dalam yaitu usaha menarik nafas dalam
yang merupakan salah satu hal yang terbaik untuk meringankan rasa stress, insomnia,
mengurangi rasa nyeri (Hakim, 2010:19). Teknik relaksasi nafas dalam membantu
mengurangi rasa nyeri, tubuh secara alami akan mengeluarkan hormone endorphin.
Hormone ini dapat memberikan rasa nyaman, rileks dan dapat menurunkan rasa nyeri
(Tambunan, 2009:76).
Prosedur teknik relaksasi napas dalam :
Atur klien pada posisi yang nyaman
Minta klien untuk menempatkan tangannya kebagian dada dan perut
Minta klien untuk menarik nafas melalui hidung secara pelan, dalam dan
merasakan kembang kempisnya perut
Minta klien untuk menahan nafas selama beberapa detik kemudian keluarkan
nafas secara perlahan melalui mulut
Beritahukan klien pada saat mengeluarkan nafas, mulut pada posisi mecucu
(pursed lip)
Minta klien untuk mengeluarkan napas sampai perut mengempis
Lakukan latihan nafas dalam selama 10-15menit hingga 2-4x
2. Rencana Implementasi yang akan dilakukan berdasarkan jurnal
Jurnal yang dipakai dalam perencanaan implementasi berjudul “Pengaruh Terapi Murrotal
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri dan Kecemasan saat Perawatan Luka Pasien Ulkus DM di
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro, Semarang” pada tahun 2018. Murottal Al-Qur’an surah Al-
fatihah merupakan terapi yang dikatakan efektif untuk menghilangkan rasa takut, gelisah dan
cemas (Kardiatun,2015). Dalam penelitian ini Responden diminta mendengarkan murrottal
melalui earphone yang diputarkan selama 3 kali selama 15 menit. Setelah dilakukan tindakan
selanjutnya peneliti melakukan post test kepada kelompok kontrol maupun kelompok
intervensi dengan mengkaji nyeri dan kecemasan pada responden atau dengan melakukan
pengukuran tingkat nyeri dengan menggunakan instrumen pengukur nyeri Numerical Rating
Scale (NRS) dan kecemasan dengan Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi setelah dilakukan terapi murotal
mengalami penurunan tingkat nyeri, dari tingkat nyeri sedang berjumlah 9 orang menjadi
nyeri ringan berjumlah 8. Selain itu pada kelompok intervensi menunjukkan penurunan
tingkat kecemasan pre intervensi dari tingkat cemas ringan berjumlah 6 menjadi tingkat cemas
ringan berjumlah 16 orang. Teknik distraksi ini dapat mengatasi nyeri, berdasarkan teori gate
control bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri, jika seseorang menerima input
sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri
berkurang atau tidak dirasakan oleh klien). Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat
merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi
berkurang. Endorfin memiliki efek relaksasi pada tubuh. Endorfin juga sebagai ejektor dari
rasa rileks dan ketenagan yang timbul, midbrain mengeluarkan Gama Amino Butiryc Acid
(GABA) yang berfungsi menghambat impuls listrik dari satu neuron ke neuron lainnya oleh
neurotransmitter didalam sinaps.Selain itu juga, midbrain mengeluarkan enkepalin dan beta
endorfin. Zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesia yang akhirnya mengeliminasi
neurotransmitter rasa nyeri pada pusat persepsi dan interpretasi sensorik somatik
diotak.Sehingga efek yang bisa muncul adalah nyeri berkurang. Keefektifan distraksi
tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain
nyeri (Nurhayanti, 2011).
Kelebihan dari teknik distraksi murrotal ini adalah dapat merangsang sekresi endorphin
sehingga nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang, kelebihan lainnya dari teknik ini
adalah mudah dilakukan oleh pasien tanpa harus terus diawasi oleh perawat dan tidak
memerlukan biaya yang besar.
Kelemahan dari teknik ini adalah tidak efektif untuk semua pasien karena tingkat
keberhasilannya tergantung dari tingkat kemampuan pasien untuk menerima dan
membangkitkan input sensori.
Teknik ini bisa diterapkan pada pasien Ny.M karena pasien beragama muslim,
pendengaran pasien baik, tingkat kesadaran compos mentis dan pasien kooperatif namun
tindakan ini belum dapat diterapkan dikarenakan kendala waktu. Tindakan ini akan dilakukan
jika mendapat pasien yang memiliki diagnose yang sama dengan Ny.M.
Pathway :
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada pasien dengan ulkus DM,
perkembangan pasien dengan diagnonsa nyeri akut dan kerusakan integritas kulit / jaringan
menjadi pasien mengatakan skala nyeri 8 menurun menjadi skala 4, pasien masih merasakan
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus, pasien sudah tampak rileks, tidak lagi gelisah,
luka tampak kemerahan dengan ukuran panjang 6cm dan lebar 3cm.
2. Saran
Saran berdasarkan kasus Ulkus DM ini diharapkan tenaga kesehatan maupun institusi dapat
meningkatkan atau menerapkan teknik nonfarmakologis dalam pemberian terapi sesuai
Standar Operasional Prosedur sehingga tidak hanya berpatokan pada pemberian terapi
farmakologis.
DAFTAR PUSTAKA
Dyah, Restuning dkk. (2018). Pengaruh Terapi Murrotal Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri dan
Kecemasan saat Perawatan Luka Pasien Ulkus DM di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro, Semarang.
Vol I (02) : 10-16.
Kardiatun, Tutur. (2015). Pengaruh Terapi Murottal Surah Al-fatihah Terhadap Kecemasan Pasien
Pre Operasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak kalimantan Barat. Jurnal Keperawatan &
Kesehatan Vol. 6 No. 3
Nurhayanti, Herniyatun, Safrudin (2011). Pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Jurnal ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol
7 No.1. hal. 35-2.
PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI